BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.
a. Kegiatan Organisasi SKI Ar-Royyan
Kegiatan organisasi SKI Ar-Royyan, penulis merujuk pada
keterangan key informant yaitu pembina dan pengurus organisasi SKI
Ar-Royyan SMA N 1 Salatiga.
b. Bentuk Peran Organisasi SKI Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter
Peran SKI dalam membentuk karakter, penulis merujuk pada
keterangan yang penulis dapat dari key informant yaitu pembina SKI
Ar-Royyan dan pengurus SKI Ar-Royyan melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan SKI Ar-Royyan. Sebagai sebuah organisasi keislaman sekolah, peran SKI sudah sesuai dengan yang seharusnya bahwa sebuah organisasi kerohanian Islam berperan sebagai lembaga keagamaan, lembaga dakwah, lembaga perjuangan, dan lembaga kemasyarakatan. Melalui semua kegiatannya, karakter siswa dapat dibentuk.
105
Untuk hasil pembentukan karakter, penulis merujuk pada keterangan yang penulis dapat dari beberapa anggota SKI Ar-Royyan secara umum dengan tetap berpedoman pada indikator pembentukan karakter menurut Kemendiknas.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan
Faktor pendukung dan penghambat ini pada awalnya penulis mengumpulkan data melalui wawancara yang penulis lakukan
terhadap key informant yaitu, wakil kepala bidang kesiswaan,
pembina, dan pengurus SKI Ar-Royyan.
2. Display Data
Setelah data direduksi, maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.
a. Kegiatan Organisasi SKI Ar-Royyan
Kegiatan yang menjadi program kerja organisasi SKI Ar-Royyan SMA N 1 Salatiga terbagi menjadi empat macam, yaitu pertama, program kerja harian berisi pembacaan Asma‟ul Husna. Kedua, program kerja mingguan, terdiri dari pengadaan infaq, rebana, shalat jum‟at berjamaah, dan kajian. Ketiga, program kerja bulanan, terdiri dari khotmil Qur‟an, Gerakan Sayang Masjid (GSM), buletin, dan mading. Keempat, yaitu program kerja monumental, terdiri dari perayan idul adha, ziarah, pawai ta‟aruf, idul yatama, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), maulid Nabi, evaluasi tengah tahun, isra‟
106
mi‟raj, mujahadah, Festival Lomba Islami (FLI), Gelar Aktifitas Ramadhan (Gatra), Re-Organisasi, Forum Silaturahmi SKI (FS SKI). Bentuk kegiatannya di atas merujuk pada teori dari Koesmarwanti dan Buku Panduan Dakwah Sekolah dari Nugroho Widiyanto
b. Peran Kegiatan SKI Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa
Peran SKI Ar-Royyan dalam membentuk karakter siswa tertuang dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi program kerja SKI itu sendiri. Semua kegiatan SKI berperan dalam membangun delapan belas karakter. Indikator pencapaian karakter diambil dan disesuaikan dengan indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diterbitkan oleh Kemendiknas tahun 2010. Kemudian, untuk pencapaian pembentukan karakter penulis sajikan berdasarkan hasil wawancara
dengan key informant yang kemudian penulis analisis lebih mendalam
mengenai keterangan yang key informant berikan ketika wawancara
berlangsung.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan SKI
Ar-Royyan
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan SKI
Ar-Royyan, penulis sajikan berdasarkan hasil wawancara dengan key
107
3. Penarikan Kesimpulan
Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang tersusun pada penyajian data.
a. Kegiatan Organisasi SKI Ar-Royyan
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh organisasi SKI Ar-Royyan SMA N 1 Salatiga dibagi menjadi empat macam. Yaitu pertama, program kerja harian. Kedua, program kerja mingguan. Ketiga, program kerja bulanan. Keempat, yaitu program kerja monumental. Kegiatan tersebut dibagi sesuai dengan departemennya masing-masing.
b. Peran Kegiatan SKI Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa
Peran SKI Ar-Royyan dalam membentuk karakter siswa terwujud melalui kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan. Masing-masing kegiatan SKI Ar-Royyan dapat membentuk karakter yang berbeda. Kegiatan asmaul husna membentuk karakter religius, disiplin, dan cinta damai. Kegiatan infaq membentuk karakter religius dan jujur. Kegiatan rebana membentuk karakter religius,kerja keras, dan kreatif. Shalat jum‟at berjamaah membentuk karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab. Kajian rutin membentuk karakter religius, rasa ingin tahu, dan bersahabat/komunikatif. Khotmil qur‟an membentuk karakter religius dan gemar membaca. GSM membentuk karakter peduli lingkungan dan tanggung jawab. Buletin membentuk karakter rasa ingin tahu dan gemar membaca. Mading membentuk
108
karakter rasa ingin tahu dan gemar membaca. Perayaan idul adha membentuk karakter kerja keras, mandiri, peduli sosial, dan tanggung jawab. Ziarah membentuk karakter religius dan menghargai prestasi. Pawai ta‟aruf membentuk karakter kreatif, semangat kebangsaan, dan
bersahabat/komunikatif. Idul yatama membentuk karakter
bersahabat/komunikatif dan peduli sosial. LDK membentuk karakter jujur, disiplin, mandiri, bersahabat, cinta damai, dan tanggung jawab. Maulid nabi membentuk karakter religius dan toleransi. Evaluasi Tengah Tahun membentuk karakter jujur, kerja keras, dan tanggung
jawab. Kegiatan isra‟ mi‟raj membentuk karakter religius dan toleransi.
Kegiatan mujahadah membentuk karakter religius,
bersahabat/komunikatif, dan cinta damai. FLI membentuk karakter disiplin, bekerja keras, kreatif, dan bertanggung jawab. Gelar aktivitas ramadhan membentuk karakter religius. Re-organisasi membentuk karakter jujur, disiplin, kerja keras, demokrasi, dan tanggung jawab.
Dan forum silaturahmi SKI kota membentuk karakter
bersahabat/komunikatif.
Berdasarkan analisis penulis terhadap hasil wawancara dengan anggota SKI Ar-Royyan mengenai pembentukan karakter peserta didik yang telah bergabung dan mengikuti berbagai kegiatan SKI Ar-Royyan, penulis sampaikan bahwa karakter anggotanya
rata-rata sudah terbentuk. Hanya saja, masih ada beberapa key informant
109
Berdasarkan alasan-alasan yang mereka berikan, rata-rata alasannya karena malas dan kurang tertarik untuk beberapa hal. Pembentukan karakter yang paling terlihat adalah karakter religius.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan SKI
Ar-Royyan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus SKI Ar-Royyan dan dengan pembina SKI Ar-Ar-Royyan, didapatkan bahwa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan SKI adalah:
1. Faktor Faktor Pendukung
Yang pertama, SKI Ar-Royyan menjadi bagian dari OSIS SMA N 1 Salatiga, yang menjadikan pergerakan SKI menjadi lebih leluasa. Kedua, dukungan dari guru dalam setiap kegiatan menjadi salah satu hal penting yang dibutuhkan SKI. Ketiga, eksistensi pengurus SKI diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah. Pengurus yang rata-rata berkelakuan baik menjadikan siswa yang lain merasa simpatik dan mengikutinya. Keempat, adanya alumni yang memberikan kontribusi cukup tinggi. Banyak di antara alumni-alumni SMA N 1 Salatiga yang juga merupakan alumni-alumni SKI Ar-Royyan masih sering ikut telibat dalam berbagai kegiatan SKI dan memberikan kontribusi baik berupa pikiran maupun yang lain. Kelima, fasilitas tercukupi. Dengan tercukupinya fasilitas yang dibutuhkan SKI, kegiatan-kegiatan SKI akan berjalan semakin
110
baik. Keenam, adanya masjid sekolah. masjid selain difungsikan sebagai tempat ibadah juga difungsikan menjadi tempat terselenggaranya beberapa aktivitas keaagamaan oleh SKI.
2. Faktor Faktor Penghambat
Pertama, kurangnya koordinasi antara pengurus dan anggota SKI Ar-Royyan, hal ini menyebabkan beberapa kegiatan menjadi kurang lancar. Kedua, hanya siswa tertentu yang berperan aktif dalam setiap kegiatan. Banyaknya siswa yang menjadi pengurus maupun anggota SKI yang memiliki aktivitas lain atau kegiatan lain menjadikan beberapa penyelenggaraan kegiatan SKI menjadi kurang berjalan dengan efektif karena hanya sebagian siswa yang benar-benar berperan aktif. Ketiga, terjadinya ketidak sesuaian jadwal kegiatan SKI dengan jadwal kegiatan sekolah. Jadwal kegiatan SKI pernah hampir bertabrakan dengan agenda sekolah yang menjadikan SKI harus menunda kegiatan terlebih dahulu.