• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Organisasi

9

Organisasi tidak sekedar berarti wadah kelompok yang bekerja sama untuk untuk mencapai suatu tujuan, akan tetap juga merupakan mekanisme yang berlangsung dalam proses kerja sama itu.

Jadi, peran organisasi yang dimaksud di sini adalah peran organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga dalam membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter.

1. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI)

Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) biasa dikenal dengan istilah Kerohanian Islam (Rohis).

Kerohanian berasal dari kata dasar (rohani) yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an yang berarti hal-hal tentang rohani (Depdikbud, 1985: 752). Sedangkan Islam adalah pengikraran dengan lidah dan membenarkan dengan hati serta mengerjakan dengan sempurna oleh anggota tubuh dan menyerahkan diri pada Allah Swt.

dalam segala qadha dan qadar-Nya (Al-Shiddieqy, 1977: 34).

Kata “kerohanian Islam” ini disebut juga dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Koesmarwanti, 2000:124).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) adalah kegiatan tambahan yang mendorong siswa untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatan beragama Islam.

10

Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) yang dimaksud di sini adalah suatu unit kerja bidang keagamaan, khususnya agama Islam dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Salatiga. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) adalah salah satu organisasi keagamaaan di bawah naungan OSIS SMA N 1 Salatiga yang memiliki tujuan untuk pembinaan diri dan pengembangan potensi diri yang berkenaan dengan kerohanian Islam.

2. Membentuk Karakter

Asal karakter berasal dari bahas Latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris: character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang meliputi hal-hal seperti perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran (Majid, 2013: 11).

Hermawan Kertajaya mendefinisikan karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar kepada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan „mesin‟ pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu (Majid, 2013: 11).

11

Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku (Salahudin, 2013: 42).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang menjadi kepribadian khusus sebagai pendorong dan penggerak serta membedakannya dengan yang lain.

Dalam membentuk peserta didik berkarakter dapat

dilaksanakan melalui pendidikan akhlak. Tujuan puncak pendidikan akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku peserta didik.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6).

Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan

12

di lapangan. Lapangan dalam hal ini diartikan sebagai lokasi penelitian, yaitu di SMA N 1 Salatiga.

Penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap

sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah atau „in situ‟ (Moleong, 2011: 26).

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada awalnya adalah sebagai mahasiswa PPP (Praktikum Pengembangan Profesi). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Dan dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengamat partisipan dan kehadiran peneliti diketahui statusnya oleh informan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi SMA N 1 Salatiga, Jalan Kemiri No. 1, Kota Salatiga.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut S. Nasution, data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan

13

menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan (Moleong, 2011: 157).

Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang

bersifat up to date. Untuk mendapatkannya, peneliti harus

mengumpulkannya secara langsung. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data primer ini untuk mendapatkan berbagai informasi langsung mengenai peran organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga yaitu dengan cara wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pembina SKI Ar-Royyan, pengurus SKI Ar-Royyan dan yang berterkaitan dengan penelitian tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen SKI. Selain itu, data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi historis, dan sebagainya (Setiawan, 2014: 10).

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan.

14

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan penelitian, oleh karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data untuk mendapatkan data yang valid.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002:110)

a. Metode Observasi Partisipasi (participant observation)

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi,

1995: 136). Objek observasi dalam penelitian kualitatif terdapat tiga

komponen, yakni place (tempat), actor (pelaku), dan activities

(aktivitas) (Sugiyono, 2010: 314).

Tempat penelitian ini berlokasikan di SMA N 1 Salatiga, Jalan Kemiri No. 1, Kota Salatiga. Sedangkan pelaku dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. Adapun aktivitas yang diobservasi adalah kegiatan dalam organisasi SKI Ar-Royyan tersebut.

15

b. Metode Wawancara Mendalam (indepth interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186).

Metode wawancara merupakan salah satu metode

pengumpulan data yang terpenting sehingga tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informan yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data yang

semacam itu adalah tulang punggung suatu penelitian

(Singarimbun, 1983: 145).

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam (indepth interview) dengan subjek yang

terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili lembaga tempat penelitian dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian (Iskandar, 2008: 253). Wawancara mendalam merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan subjek yang dapat dilakukan secara formal maupun informal, di tempat resmi maupun di tempat umum. Teknik ini peneliti gunakan untuk mendapatan data dan informasi yang akurat tentang peran SKI Ar-Royyan dalam membangun karakter siswa di

16

SMA N 1 Salatiga dengan segala bentuk kegiatan yang dilakukan. Adapun subjek yang diwawancarai adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pembina SKI Royyan, pengurus SKI Ar-Royyan serta anggota SKI Ar-Ar-Royyan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi

dilaksanakan untuk memperoleh data tambahan. Metode

dokumentasi digunakan untuk memperoleh data seperti profil sekolah terutama kegiatan organisasi SKI, arsip-arsip, gambar, serta dokumen yang relevan untuk membantu menganalisis data.

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

17

kesimpulan atau verifikasi.

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 336-337):

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian data (data display)

Setelah data reduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

a. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.

Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian.

18

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data diperlukan teknik triangulasi agar data yang didapatkan dalam penelitian valid dan reliabel.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011: 330). Jenis teknik triangulasi yang digunakan antara lain:

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pembina, siswa, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Dalam penelitian ini di mana peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi pada seorang sumber dengan data permasalahan yang sama.

c. Triangulasi waktu

19

melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini memuat 5 (lima) bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya memiliki keterkaitan yang saling mengisi terhadap substansi yang ada. Adapun rincian sistematis penulisan ini sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan, yaitu uraian umum latar belakang penelitan, fokus penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, berisi tentang landasan teori dari penelitian, pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang telah diuji kebenarannya yang berkaitan dengan objek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembahasan pada bab ini berisi: definisi organisasi, definisi kerohanian Islam, dan definisi karakter.

Bab III, berisi penyajian hasil penelitian tentang temuan penelitian, yaitu gambaran umum SMA N 1 Salatiga, Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan dan penyajian data.

Bab IV, peneliti akan memaparkan analisis data dan pengecekan keabsahan data dari Peran Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

20

Bab V, berisi penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari peneliti sendiri.

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, istilah peran menurut bahasa adalah fungsi, kedudukan, sebagai kedudukan. Sedangkan menurut istilah diartikan dengan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat (Salim, 1995:1132).

Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “Organon” yang berarti alat atau instrumen. Karena memang sebenarnya organisasi digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan. Berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dapat diselesaikan dengan ikut menjadi anggota organisasi (Siswanto, 2008: 54).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) di perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu, kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (Depdiknas, 2007: 803).

Organisasi menjadi sarana/alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gibson dkk dalam Siswanto (2008:54) berpendapat bahwa organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat

22

mencapai hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai individu-individu secara sendiri.

Sedangkan menurut Boone dan Kurtz dalam Herlambang (2014: 111), organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mecapai tujuan. Dalam pengertian tersebut ada tiga elemen pokok sebuah organisasi, yaitu:

a. Adanya interaksi manusia

b. Kegiatan yang mengarah kepada tujuan

c. Adanya struktur yang jelas.

2. Hakikat Organisasi

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa sebuah organisasi merupakan:

a. Kumpulan individu-individu

Organisasi merupakan kumpulan orang yang berserikat dan bekerja sama.

b. Memiliki tujuan

Kriteria kedua terbentunya organisasi adalah memiliki tujuan. Walaupun terdapat sekumpulan orang, namun mereka tidak memiliki tujuan yang sama, maka tidak dapat dikatakan sebagai organisasi.

c. Koordinasi

Setelah terdapat dua kriteria di atas, agar mempermudah dalam pencapaian tujuan, maka perlu ada pengkoordinasian.

23

Pengkoordinasian ini merupakan kegiatan penting agar organisasi tersebut dapat terarah (Siswanto, 2008: 56).

3. Tujuan Organisasi

Afzalurahman berpendapat bahwa tujuan organisasi berupa efektivitas organisasi dengan tercapai tujuan yang bersifat meterial dan spiritual. Pengertian ini memiliki konsekuensi bahwa pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan material dan non-materi yang membutuhkan pemenuhan (Siswanto, 2008: 59).

4. Fungsi/peran organisasi

Organisasi memiliki beberapa fungsi/peran, di antaranya:

a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi memiliki kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi cenderung memerlukan gedung sebagai tempat beroperasinya organisasi, biaya, fasilitas, tenaga kerja yang rajin dan terampil, dan yang lainnya.

b. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab

Organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat di mana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi.

24

c. Memproduksi barang atau orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi memiliki produk masing-masing. Misalnya organisasi pendidikan guru produksinya adalah calon-calon guru.

d. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang

membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan

pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru, dan arah yang baru.

Bentuk dari pengaruh organisasi misalnya organisasi surat kabar mempengaruhi kita terhadap apa yang kita baca, perusahaan mobil mempengaruhi kita terhadap apa kendaraan yang kita kendarai. Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktifitas organisasi.

Dokumen terkait