• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

8.1 Kebijakan Pengelolaan Air Tanah

8.1.1 Analisis Perizinan

Pengendalian perizinan diarahkan untuk menata penerapan hak guna pemanfaatan air tanah. Hak guna pemanfaatan air tanah dapat diperoleh tanpa izin sepanjang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan atau bagi pertanian rakyat berdasarkan persyaratan tertentu. Adapun hak guna pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan cara mengebor, menggali tanah atau penggunaannya mengubah kondisi dan lingkungan air tanah dan dalam jumlah besar harus disertai dengan izin.

Pengeboran atau pemanfaatan air tanah dapat dilakukan setelah memperoleh Surat Izin Pengeboran (SIP) dan Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA). Izin tersebut selain sebagai perwujudan aspek legalitas juga dimaksudkan untuk membatasi pengambilan dan pemanfaatan air tanah. Tujuan pembatasan adalah agar pengambilan dan pemanfaatan air tanah sesuai dengan daya dukung ketersediannya secara alami. Pemberian izin pemanfaatan air tanah berada pada wewenang BPMPT Kabupaten Sukabumi. Menurut Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 24 Ayat 1 menjelaskan izin pemakaian dan pengusahaan air tanah yang diberikan oleh Bupati merupakan izin yang mencakup kegiatan pengadaan sarana, prasarana dan/atau pengambilan air tanah.

Perencanaan penggunaan air tanah dalam rangka persyaratan perizinan melalui pengeboran dilakukan dengan ketentuan sebagi berikut :

1. Peruntukan pemanfaatan air tanah untuk keperluan air minum dan rumah tangga adalah merupakan prioritas utama diatas segala keperluan lain.

2. Pemanfaatan air tanah pada akuifer tidak tertekan, diprioritaskan untuk keperluan air minum dan rumah tangga.

3. Pemanfaatan air tanah untuk keperluan lain tidak mengganggu keperluan untuk rumah tangga.

4. Pengaturan pemanfaatan didasarkan atas urutan prioritas peruntukan serta memperhatikan kepentingan umum dan kondisi setempat.

Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 25 Ayat 1 menyatakan bahwa untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati. Selanjutnya dalam ayat 3 dikatakan bahwa permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan informasi:

1. Peruntukan dan kebutuhan air tanah

2. Rencana pengeboran yang dilengkapi dengan laporan hasil pendugaan geofisika atau rencana penggalian air tanah

3. Upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan

lingkungan (UPL) atau analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

Perda Kab. Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 27 menyatakan bahwa Bupati menerbitkan izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah pada lokasi yang berada di luar cekungan air tanah lintas kabupaten/kota setelah memperoleh rekomendasi teknis yang berisi persetujuan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi air tanah. OPD yang berwenang dalam memberikan rekomendasi teknis pemanfaatan air tanah di kecamatan cidahu adalah DPESDM Kabupaten Sukabumi. Aspek penting pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang terdapat dalam dokumen perizinan diantaranya adalah pengaturan lokasi titik pengambilan, kedalaman penyadapan, dan pembatasan debit air tanah. Berikut adalah serangkaian proses administrasi perizinan yang harus dipenuhi oleh pemohon pemanfaat air tanah:

1. Surat Izin Pengeboran Ekploitasi Air Tanah (SIP), persyaratannya meliputi: a) Peta situasi berskala 1:10.000 atau lebih besar, dan peta topografi skala

1:50.000 yang memperlihatkan titik lokasi rencana pengeboran air tanah b) Informasi mengenai rencana pengeboran air tanah

c) Fotocopy Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) di Bidang pengeboran air tanah, serta Sertifikat Juru Bor Air Tanah yang masih berlaku

d) Dokumen UKL dan UPL untuk pemanfaatan air tanah kurang dari 50 l/detik, dan dokumen AMDAL untuk pemanfaatan sama atau lebih dari 50 l/detik.

Apabila persyaratan telah lengkap, Bupati melalui BPMPT Kabupaten Sukabumi memberikan SIP kepada pemohon atau menolak peemohonan pengeboran disertai alasannya dan disampaikan tembusan kepada Direktur Jenderal, Gubernur dan pelaksana pengeboran. Dokumen SIP memuat informasi ketentuan teknis pegeboran air tanah dan ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh pemegang izin, yaitu meliputi:

a) Nomor registrasi sumur b) Lokasi titik pengeboran c) Pelaksana pengeboran

d) Kedalaman akuifer yang disadap

e) Rencana bangun konstruksi sumur produksi

f) Rencana pelaksanaan produksi dan uji pemompaan

g) Mengirimkan laporan hasil kegiatan pengeboran kepada Bupati 2. Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA)

Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA) dapat diperoleh setelah memenuhi persyaratan laporan penyelesaian pengeboran sumur produksi. Apabila persyaratan lengkap, Bupati melalui BPMPT Kabupaten Sukabumi memberikan SIPA kepada pemohon atau menolak permohonan disertai alasannya dan disampaikan tembusan kepada Direktur Jenderal, Gubernur dan pelaksana pengeboran. Dokumen SIPA memuat informasi ketentuan teknis pegeboran air tanah dan ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh pemegang izin, yaitu meliputi:

a) Nomor registrasi sumur produksi 1) Lokasi titik sumur bor

2) Jumlah maksimum pengambilan air tanah yang diperbolehkan 3) Kapasitas dan kedudukan pompa

b) Apabila pemanfaaatan air tanah melebihi ketentuan jumlah maksimum yang dizinkan, maka jumlah kelebihan (over debit) dikalikan sepuluh.

c) Kewajiban pemegang izin: 1) Memasang meter air

2) Melaporkan jumlah pemanfaatan air tanah setia bulan kepada DPESDM 3) Melaporkan hasil UKL dan UPL atau AMDAL

4) Menyediakan air tanah kepada masyarakat apabila diperlukan minimal 10% dihitung dari jumlah maksimum air tanah yang diizinkan

5) Mendaftar ulang SIPA sebelum masa berlaku SIPA berakhir

d) Masa berlaku SIPA sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Sukabumi adalah 3 tahun, setelah itu wajib melakukan perpanjangan izin.

Pelaksanaan mekanisme perizinan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu dapat dijelaskan sebagi berikut:

1. Perusahaan mengajukan permohonan izin pendirian perusahaan kepada Kepala Desa setempat. Kepala Desa memberikan fasilitas mediasi antara perusahaan dengan masyarakat terkait permohonan izin lingkungan perusahaan. Persetujuan izin lingkungan dilakukan melalui penandatanganan surat persetujuan oleh ketua RT/RW, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat setempat. Adapun jumlah minimum persetujuan yang harus dipenuhi adalah seluruh ketua RT/RW setempat dan sekurang-kurangnya 70 orang masyarakat desa. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup (Permen LH) Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, pemrakarsa mengikutsertakan masyarakat dalam penyusunan dokumen AMDAL yang mencakup: masyarakat terkena dampak; masyarakat pemerhati lingkungan; dan masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

2. Setelah mendapatkan izin lingkungan dari masyarakat dan desa, perusahaan harus mengajukan permohonan izin kepada tingkat kecamatan dengan melampirkan persetujuan dari tingkat desa.

3. Perusahaan mengajukan izin pengeboran dan eksploitasi air tanah kepada BPMPT Kabupaten Sukabumi. Dengan melampirkan rekomendasi teknis dari DPESDM, dokumen UKL, UPL atau AMDAL dari BLH serta persetujuan dari tingkat desa dan kecamatan.

4. Jika seluruh persyaratan perizinan telah dipenuhi, perusahaan akan mendapatkan SIPA dan SIPA. Persyaratan, ketentuan pemegang SIP dan SIPA telah diatur dan ditetapkan dalam Perda dan Perbup melalui BPMPT dan DPESDM. Izin pemanfaatan air tanah kemudian ditandatangani oleh Bupati.

Sumber: Data primer diolah 2013 Keterangan:

: alur langsung searah : alur langsung dua arah : rekomendasi teknis

Gambar 5 Prosedur perizinan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu Izin Lingkungan dari Masyarakat Pemerintah Desa Pemerintah Kecamatan Perusahaan BPMPT DPESDM Bupati BLH

Izin Pemanfaatan Air Tanah Menyampaikan Permohonan Diizinkan Tidak diizinkan

Terbit Izin SIPA Rekomendasi

Teknis Analisis AMDAL

atau UKL dan UPL

Gambar 5 menunjukkan proses perizinan selain dilakukan oleh BPMPT, juga melibatkan beberapa isntansi lain. Instansi tingkat desa dan kecamatan bereperan dalam memberikan izin lingkungan, sedangkan instansi tingkat kabupaten (BLH dan DPESDM) berperan dalam memberikan rekomendasi teknis. Seluruh perusahaan pemanfaat air tanah yang beroperasi di Kecamatan Cidahu secara administratif telah mendapatkan izin pemanfaatan air tanah (BPMPT Kabupaten Sukabumi). Pelaksanaan prosedur administrasi perizinan tidak dikenakan biaya apapun.

Faktanya, instrumen perizinan masih belum berjalan efektif terhadap upaya pengendalian pemanfaatan air tanah. Terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan peran perizinan belum efektif, salah satunya adalah kurangnya pemahaman pihak perusahaan pengguna air tanah terhadap sifat air tanah dan tingginya permintaan perusahaan terhadap air tanah. Hal itu menyebabkan pemanfaatan air tanah sering over debit tanpa memerhatikan pentingnya konservasi air tanah.

Masalah lain timbul terkait kepatuhan perusahaan terhadap kewajiban-kewajiban yang telah disepakati dalam SIPA. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pejabat di instansi pemerintah, saat ini masih terdapat banyak perusahaan pemanfaat air tanah yang membuat dokumen perizinan hanya untuk mendapatkan SIPA tanpa mematuhi kesepakatan yang terdapat dalam dokumen SIPA tersebut. Sementara itu, perusahaan beralasan bahwa belum terpenuhinya kewajiban pemegang SIPA dikarenakan kurang jelasnya penjabaran kebijakan. Salah satu contohnya adalah kebijakan peraturan yang mengharuskan perusahaan memenuhi kewajiban memberikan 10% produksi air tanah untuk kebutuhan warga sekitar. Perusahaan menganggap penjabaran teknis dari angka 10% persen kurang jelas, seperti pemberian air dalam bentuk apa dan batasan cakupan wilayah. Hasil analisis menunjukkan bahwa tujuan utama dari kebijakan perizinan yaitu tercipta pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berkeadilan dan berkelanjutan di Kecamatan Cidahu belum berjalan optimal.

Dokumen terkait