• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII ANALISIS STAKEHOLDER PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

7.2 Fungsi dan Peran Masing-Masing Stakeholder

7.2.1 Kelompok Pemerintah

Pemerintah berperan membuat dan melaksanakan kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder serta kajian dokumen Perbup Kabupaten Sukabumi tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) OPD, stakeholder

pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah Bupati, DDPRD, DPPKAD, DPESDM, BPMPT, DPESDM, BLH, Bappeda, Setda Bagian Hukum, Dinas Tarkimsih, Satpol PP, Pemerintah Kecamatan dan Desa.

PP No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, menyatakan bahwa Bupati/Walikota menyusun dan menetapkan kebijakan teknis pengelolaan air tanah kabupaten/kota dengan mengacu pada kebijakan teknis pengelolaan air tanah provinsi dan berpedoman pada kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat kabupaten/kota. Peran Bupati pada pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu adalah sebagai stakholder pemerintah yang berwenang memberikan persetujuan segala aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan air tanah. Bupati melalui OPD terkait berperan memberikan izin pemanfaatan air tanah, penentuan zona konservasi, pengawasan serta upaya pengendalian dalam pengelolaan dan pemanfaaatan air tanah.

A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

DPRD berperan sebagai mitra kerja Bupati. DPRD memiliki fungsi : pembentukan peraturan daerah (fungsi legislasi), kewenangan dalam penyusunan APBD (fungsi anggaran), dan kewenangan mengontrol pelaksanaan perda serta peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah (fungsi pengawasan). Fungsi legislasi DPRD mencakup pembahasan dan persetujuan rancangan perda serta bentuk kebijakan lain yang akan diberlakukan di tingkat daerah. Selain itu, DPRD juga melakukan pembahasan dan persetujuan APBD yang diajukan oleh Bupati. Fungsi pengawasan DPRD dilakukan terhadap pelaksanaan perda dan APBD.

Tingkat kepentingan DPRD terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air tanah rendah, namun memiliki pengaruh yang tinggi. Peran DPRD Kab. Sukabumi dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah selama ini berada pada level pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu alokasi APBD yang disetujui DPRD untuk OPD yang membidangi air tanah. Tingkat kepentingan yang rendah memberikan implikasi bahwa DPRD tidak memiliki fokus khusus terhadap implementasi kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pejabat di Sekretariat DPRD diperoleh informasi bahwa sampai saat ini belum pernah ada kajian khusus DPRD mengenai pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Adapun pembahasan yang pernah dilakukan hanya sebagai alur pelaporan dari OPD yang membidangi air tanah dalam rapat undangan. Jika terjadi laporan pengaduan permasalahan terkait

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, DPRD akan melakukan kajian melalui rapat paripurna setelah sebelumnya dikaji oleh bagian persidangan.

B. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

DPPKAD memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Adapun fungsi DPPKAD diantaranya adalah sebagai pengawas dan pengelola pendapatan dan aset daerah. DPPKAD berwenang dalam pengelolaan pendataan, penetapan, penagihan, pemungutan dan pengendalian sumber-sumber pendapatan daerah.

Tingkat kepentingan dan pengaruh DPPKAD dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat tinggi. Peran DPPKAD adalah sebagai pihak yang berwenang dalam kebijakan pemungutan pajak air tanah yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang memanfaatkan air tanah. DPPKAD menentukan besar nominal pajak air tanah yang harus dibayarkan oleh perusahaan pengguna air tanah berdasarkan NPA. Tingkat kepentingan DPPKAD terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tinggi karena dapat memengaruhi fungsi kinerja DPPKAD sebagai pengelola keuangan dan aset daerah. Selain itu, DPPKAD juga memiliki pengaruh yang tinggi dalam memberikan arahan kebijakan besar pajak yang dikenakan kepada perusahaan.

C. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT)

BPMPT mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan kebijakan di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan. Pelaksanaan pelayanan perizinan adalah menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian. Tingkat kepentingan dan pengaruh BPMPT dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat tinggi, yaitu sebagai instansi yang diberikan wewenang oleh Bupati untuk menerbitkan izin SIPA. BPMPT memiliki tingkat pengaruh yang tinggi sebagai penentu arah kebijakan perizinan. yang akan dikenakan kepada perusahaan yang mengajukan permohonan pemanfaatan air tanah.

Adapaun fungsi BPMPT dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja dibidang penyelenggaraan pelayanan perizinan

2. Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan pelayanan perizinan

3. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan

4. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama proses pelayanan perizinan 5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan pemanfaat air

tanah

D. Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPESDM)

Pengelolaan air tanah dilakukan oleh pejabat DPESDM bidang air tanah dan geologi lingkungan. Fungsi DPESDM dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja bidang air tanah

2. Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pembinaan dan evaluasi di bidang air tanah

3. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang konservasi, dan pendayagunaan air tanah

4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis operasional di bidang air tanah seperti uji geolistrik untuk menentukan potensi air tanah sebagai dasar penentuan batas jumlah debit air yang boleh dimanfaatkan

5. Penyelenggaraan pengelolaan air tanah

6. Pelaksanaan pengembangan konservasi air tanah

7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah 8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan air tanah

Tingkat kepentingan dan pengaruh DPESDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat tinggi. Fungsi DPESDM adalah sebagai penentu perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pengawasan, pembinaan dan evaluasi di bidang air tanah. DPESDM juga berperan dalam pengawasan pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan, pengawasan konservasi serta perhitungan NPA. Apabila terjadi pelanggaran, DPESDM berwenang memberikan peringatan tertulis

dan penghentian sementara seluruh kegiatan pengambilan air tanah. Sementara itu tingkat pengaruh DPESDM yang tinggi memungkinkan DPESDM untuk merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

E. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

BLH mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup. Bidang yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah sub bidang analisis dampak lingkungan serta sub bidang lahan, hutan, dan tata air. Sub bidang analisis dampak lingkungan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja sub bidang analisis dampak lingkungan

2. Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi analisis dampak lingkungan

3. Pelaksanaan penilaian analisis dampak lingkungan dan penilaian bahan penerbitan rekomendasi/pengesahan analisis dampak lingkungan

4. Pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL

5. Pelaksanaan penerbitan rekomendasi/pengesahan UKL-UPL, dan SPPL 6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi analisis dampak lingkungan

7. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi UKL/UPL dan SPPL 8. Penyusunan bahan kajian analisis resiko lingkungan

9. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah

Sub bidang pengendalian kerusakan lahan, hutan, dan tata air dalam menjalankan tugas pokoknya memiliki fungsi:

1. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan teknis pengendalian kerusakan tata air

2. Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang pengendalian kerusakan tata air

3. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan fasilitasi mitigasi bencana 4. pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pencegahan kerusakan tata air

5. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan atas pengendalian dan

pencegahan kerusakan tata air

7. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca pengambilan air tanah

8. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama 9. pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Tingkat kepentingan dan penggaruh BLH dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. BLH memiliki kepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah berbagai bentuk potensi kerusakan lingkungan. Peran BLH dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah dilibatkan dalam proses perizinan dan pengawasan. Adapun peran BLH dalam proses perizinan adalah sebagai salah satu instansi yang memberikan rekomendasi dalam pembuatan SIPA. Rekomendasi diberikan oleh BLH setelah pengkajian dokumen UKL-UPL dan AMDAL yang diajukan oleh perusahaan pemohon izin. BLH akan menerbitkan surat rekomendasi apabila dokumen UKL-UPL dan AMDAL yang diajukan perusahaan telah memenuhi persyaratan.

Tingkat pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air tanah memungkinkan BLH untuk merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berbasis kelestarian lingkungan. Dalam waktu dekat ini BLH sedang menggodok rancangan kebijakan Imbal Jasa Lingkungan (IJL). IJL merupakan konsep yang dikembangkan untuk mewajibkan perusahaan melakukan konservasi berbasis hulu-hilir. Pengelolaan IJL melibatkan peran masyarakat lokal, yaitu melalui gabungan kelompok tani yang berada di wilayah hulu-hilir perusahaan pemanfaat air tanah di Kecamatan Cidahu.

F. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Satpol PP mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan peraturan pelaksanaanya, peraturan perundang-undangan lain serta perlindungan masyarakat. Peran Satpol PP dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah upaya penegakkan Perda Kab. Sukabumi No. 14 Tahun 2010 tentang Air Tanah.

Tingkat kepentingan Satpol PP dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong rendah. Satpol PP tidak memiliki fokus khusus terhadap

pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Satpol PP hanya berfungsi sebagai pelaksana tugas penertiban pelanggaran undang-undang. Sementara itu tingkat pengaruh Satpol PP cukup tinggi. Satpol PP bekerjasama dengan DPESDM melaksanakan kebijakan penertiban perusahaan yang melakukan pelanggaran. Salah satu contoh peran Satpol PP adalah melakukan penyegelan perusahaan yang tetap melakukan pelanggaran setelah diberikan peringatan tertulis sebanyak tiga kali.

G. Badan Pengelolaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda)

Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Tingkat kepentingan dan pengaruh Bappeda dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. Hal itu terkait dengan fungsi Bappeda dalam perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Bappeda berperan dalam penentuan kebijakan teknis tata letak bangunan perusahaan, apakah telah sesuai RTRW atau tidak. RTRW penting dilakukan untuk mengetahui daerah tutupan dan bukaan lahan, sehingga pada wilayah tersebut tetap terjaga lahan terbuka guna meresapnya air. Bagian organiasasi Bappeda yang memiliki tugas dalam perencanaan fisik wilayah adalah Bappeda bidang fisik.

H. Dinas Tata Ruang, Pemukiman, dan Kebersihan (Dinas Tarkimsih)

Dinas Tarkimsih mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan tata ruang, perumahan, pemukiman, bangunan, kebersihan, pertamanan dan pemakaman. Adapun fungsi Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah terkait perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Dinas Tarkimsih berkoordinasi dengan Bappeda bidang fisik mengawasi pembangunan tata ruang yang dilakukan di suatu wilayah.

Tingkat kepentingan dan pengaruh Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. Peran Dinas Tarkimsih adalah sebagai penerbit persetujuan siteplan posisi sumur bor perusahaan pengguna air tanah.

Siteplan yang diajukan oleh perusahaan dikaji oleh Dinas Tarkimsih bidang tata ruang. Apabila siteplan yang diajukan telah sesuai dengan RTRW maka akan

terbit surat izin rekomendasi pembangunan perusahaan sebagai salah satu syarat kelengkapan dalam SIPA. Pengkajian yang dilakukan mempertimbangkan aspek lingkungan dan segala dampak yang berpotensi timbul akibat penggunaan tata ruang yang dilakukan. Dinas Tarkimsih memiliki tingkat pengaruh yang cukup tinggi terhadap penentuan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, yaitu terkait kajian teknis tata ruang.

I. Sekretariat Daerah Bagian Hukum (Setda Bagian Hukum)

Setda bagian hukum memiki tugas pokok sebagai pelaksana sebagian fungsi Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan di bidang hukum. Tingkat kepentingan bagian hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong rendah, namun memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat bagian hukum Kab. Sukabumi, bagian hukum tidak memiliki fokus khusus terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Selama ini peran bagian hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah hanya sebagai penerbit peraturan SOTK OPD yang membidangi air tanah dan penyusunan peraturan daerah serta kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

J. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa

Tingkat kepentingan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong rendah, namun memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap jalannya tugas Pemerintah Kecamatan maupun Pemerintah Desa. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, namun berperan dalam memberikan persetujuan izin lingkungan. Tingkat pengaruh yang cukup tinggi memungkinkan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa terlibat dan mengajukan arah rancangan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Dokumen terkait