• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN AIR TANAH

6.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat .1 Pola Penggunaan Air Bersih Masyarakat Kecamatan Cidahu

6.2.2 Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat

Biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan sumber air berish relatif beragam berdasarkan klasifikasi sumber air yang mereka gunakan. Komponen biaya pengganti yang dikeluarkan responden setiap bulan diantaranya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar iuran pipanisasi, biaya pendalaman sumur, biaya pembuatan sumur baru, dan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau.

Adapun biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mendapatkan air bersih diperoleh dari penjumlahan masing-masing komponen biaya pengganti. Jenis dan besarnya biaya pengganti yang dikeluarkan oleh responden untuk mendapatkan air bersih dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Jenis dan besarnya biaya pengganti yang dikeluarkan oleh responden

Klasifikasi penggunaan sumber air:

Jenis replacement cost yang dikeluarkan masyarakat per tahun (Rp)

Pembuatan sumur baru

Pendalaman sumur

Jasa

pengambilan air Pipanisasi

Total biaya replacement cost Kelompok 1 8.300.000 5.400.000 4.140.000 0 17.840.000 Kelompok 2 0 0 1.050.000 612.000 1.662.000 Kelompok 3 0 1.000.000 0 204.000 1.204.000 Jumlah 8.300.000 6.400.000 5.190.000 816.000 20.706.000

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 24 memperlihatkan biaya pengganti rata-rata yang paling besar dikeluarkan oleh responden per tahun adalah biaya pembuatan sumur baru. Hal ini terjadi karena komponen biaya untuk membuat sumur baru lebih banyak dan beragam, serta dipengaruhi oleh tempat tinggal responden yang berada di dekat aliran sungai. Biaya pembuatan sumur baru berkisar antara Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 per pembuatan sumur baru dan Rp.200.000 - Rp.600.000 untuk biaya pendalaman sumur. Pengeluaran biaya pembuatan sumur baru maupun pendalaman sumur sifatnya adalah pengeluaran tahunan dan tidak setiap tahun responden melakukan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil survey terhadap responden kelompok-1, total biaya pengganti yang dikeluarkan oleh reponden untuk mendapatkan air bersih adalah Rp.17.840.000 per tahun. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya pembuatan sumur baru, biaya pendalaman sumur, dan biaya jasa pengambilan air

ketika musim kemarau. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh responden kelompok-1 per KK adalah Rp.414.884 per tahun atau setara Rp.34.575 per bulan.

Hasil survey terhadap responden kelompok-2 menunjukkan bahwa total biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.662.000 per tahun. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau, dan biaya iuran pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden kelompok-2 per KK adalah Rp.127.846 per tahun atau setara Rp.10.654 per bulan.

Adapun hasil survey terhadap responden kelompok-3 menunjukkan bahwa total biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.204.000 per tahun. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya pendalaman sumur, dan biaya iuran pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden kelompok-3 per KK adalah Rp.301.000 per tahun atau setara Rp.25.083 per bulan. Jumlah kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25 Jumlah kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih

Klsifikasi penggunaan sumber air

Biaya total per tahun (Rp)

Biaya rata-rata per tahun (Rp/KK)

Biaya rata-rata per bulan (Rp/KK) Kelompok 1 17.840.000 414.884 34.574 Kelompok 2 1.662.000 127.846 10.654 Kelompok 3 Jumlah 1.204.000 20.706.000 301.000 345.100 25.083 28.758

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 25 memperlihatkan potensi kerugian ekonomi paling besar dialami oleh responden kelompok-1, yaitu responden yang hanya menggunakan air sumur dangkal untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Hal itu bisa terjadi karena biaya yang harus dikeluarkan oleh responden kelompok-1 lebih beragam dan relatif lebih mahal. Kelompok-1 sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih pada sumur, sehingga mereka akan berupaya agar sumur tetap dapat menyediakan sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kelompok yang mengeluakan biaya pengganti terbesar kedua adalah kelompok-3, yaitu responden yang mengkombinasikan sumber air sumur dangkal dan pipanisasi. Biaya rata-rata yang mereka keluarkan relatif lebih rendah jika

dibandingkan dengan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan responden kelompok-1. Berdasarkan hasil survey, biaya yang relatif rendah disebabkan oleh persentase responden melakukan pendalaman air sumur relatif sedikit, responden tidak mengeluarkan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau dan tidak melakukan pembuatan sumur baru. Air sumur dangkal hanya digunakan ketika aliran air pipanisasi bermasalah atau ketika musim kemarau tiba. Keuntungan responden kelompok-3 adalah kebutuhan air bersih ralatif tetap terpenuhi meskipun pada musim kemarau.

Kelompok-2 merupakan kelompok yang paling sedikit mengeluarkan biaya pengganti untuk mendapatkan air bersih. Kelompok ini hanya menggunakan pipanisasi sebagai sumber air utamanya. Rata-rata biaya pengganti yang dikeluarkan kelompok-2 relatif rendah jika dibandingkan dengan kelompok lainnya karena responden tidak mengeluarkan biaya untuk melakukan pendalaman sumur ataupun pembuatan sumur baru.

Biaya iuran pipanisasi yang harus dikeluarkan oleh responden relatif murah, yaitu berkisar antara Rp.3.000 – Rp.5.000 per bulan. Bahkan untuk pipanisasi yang berasal dari PT. X responden tidak dipungut iuran (gratis). Berdasarkan keuntungan yang dirasakan oleh responden terhadap program pipanisasi, dapat diusulukan program pipanisasi untuk seluruh Kecamatan Cidahu. Pemerintah bersama pihak perusahaan pengguna air tanah diharapkan dapat mewujudkan program pipanisasi terutama di wilayah hulu yang merupakan daerah recharge air tanah yang digunakan oleh perusahaan.

Total rata-rata biaya pengganti yang di keluarkan per KK masyarakat Kecamatan Cidahu adalah Rp.345.100 per tahun, atau setara Rp.28.758 per bulan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari PNPM Mandiri dan LSM, jumlah masyarakat di ke-empat desa Kecamatan Cidahu yang berpotensi terkena dampak dan mengalami kerugian ekonomi adalah ± 2019 KK. Total kerugian ekonomi masyarakat dapat dihitung dari rata-rata biaya pengganti yang dikeluarkan per KK dikalikan dengan jumlah KK yang berpotensi terkena dampak. Hasil perhitungan menunjukkan total kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat Kecamatan Cidahu adalah Rp.696.756.900 per tahun. Biaya pengganti yang

dikeluarkan masyarkat menunjukkan estimasi nilai kerugian minimum dari hilangnya jasa air tanah dangkal akibat kerusakan lingkungan.

Melihat kerugian ekonomi yang berpotensi dialami oleh masyarakat yang cukup besar, kebijakan yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu sangat penting dianalisis kesesuaiannya terhadap kebutuhan masyarakat. Kebijakan yang ada diharapkan dapat memperbaiki dan mempertahankan kondisi lingkungan agar ketersediaan air tanah tetap dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan namun juga tetap memenuhi kebutuhan masyarakat.

VII ANALISIS STAKEHOLDER PENGELOLAAN DAN

Dokumen terkait