• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan TPU sebagai RTH

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan TPU sebagai RTH

Tempat pemakaman umum (TPU) sebagai suatu lahan kawasan yang

mengandung unsur dan struktur alami yang dapat menjalankan proses-proses

ekologis nuntuk keseimbangan ekosistem. Selain makam, kawasan ini dapat diisi

dengan tanaman, tumbuhan dan vegetasi yang dapat memberikan manfaat secara

langsung atau tidak langsung bagi masyarakat. Tempat pemakaman umum

merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi-fungsi ekologis,

fungsi sosial, fungsi estetis dan fungsi ekonomi. Dengan demikian keberadaan TPU

di perkotaan akan dapat menambah luasan ruang terbuka hijau khususnya di kota

Medan.

5.2.1 Persepsi masyarakat terhadap fungsi ekologis

Fungsi ekologis dari ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan di tempat

pemakaman umum adalah sebagai pelindung terhadap panas, filter dari partikel padat

yang mencemari udara kota, menghasilkan oksigen, menyerap gas-gas rumah kaca

atau hujan asam, meredam kebisingan, penahan angin, areal resapan air, untuk

membangun jejaring habitat hidupan liar dan lainnya.

TPU Kayu Besar yang terletak di Jalan MH. Thamrin merupakan ruang

terbuka yang terletak dikawasan perkotaan, dekat dengan kawasan pendidikan dan

kawasan bisnis Kota Medan. Dengan luasan yang mencapai 25000 m2, baru

separuh dari pemakaman ini yang diisi dengan petak-petak makam. Sementara

bagian barat area pemakaman adalah area potensial untuk penanaman tumbuhan

yang dapat mendukung ruang terbuka hijau Sebagai ruang terbuka yang dikelilingi

oeh kawasan bisnis, tempat pemakaman ini selayaknya dikembangkan dengan

memperbanyak penanaman pohon yang dapat menyerap udara kotor,

pohon yang berdaun rindang dan berakar kuat. Secara kuantitatif penanaman

pohon-pohon di TPU ini sudah memadai dan ditanam diarea yang belum ada makam, seperti

akasia (Acacia auriculiformis), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia

mahagoni), nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), manggis

(Garcinia mangostana), kelapa (Coccos nucifera), palem dan lamtoro (Leucaena

glauca) (Gambar 5.5).

Gambar 5.5 Tumbuhan di TPU Kayu Besar Sumber: Penulis

Pohon palem yang ditanami disela-sela petak makam dan sepanjang

pedestrian yang membelah kawasan pemakaman. Tanaman tersebut akan

memanfaatkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk

mengubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian

proses ini sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menyerap gas yang bila

konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan

mengakibatkan efek rumah kaca.

Dilain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen yang sangat

diperlukan oleh manusia dan hewan. Pohon-pohon yang ditanam tersebut akan

meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan

ranting. Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai

penahan angin pada musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi

sampai dengan 50 persen energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada

pemakaian sebuah rumah (Forest Service Publications. Trees save energy, 2003).

Tanaman-tanaman tersebut belum belum menghasilkan daun yang rindang

sehingga keteduhan yang diharapkan belum terasa secara maksimal dikarenakan

pohon-pohon sebagai pelindung belum tumbuh sesuai harapan. Pada bagian lain

terdapat sebuah pohon berdahan banyak yang ditumbuhi semak belukar dan tidak

terawat serta area terbuka yang ditumbuhi ilalang dan rerumputan. Susunan petak

makam yang masih berjarak dan lahan pemakaman yang belum terpakai cukup

merupakan area resapan air hujan yang sangat baik. Pohon-pohon yang belum

habitat hidupan liar didalamnya. Hamparan rerumputan yang masih terdapat di TPU

Kayu Besar merupakan area resapan air hujan ke lapisan tanah yang lebih dalam

menjadi air infiltrasi dan air tanah (Urban Forest Research, 2002). Dengan demikian

TPU Kayu Besar dapat menjadi RTH pada perkotaan sebagai daerah resapan air

sehingga dapat membantu mengatasi masalah genangan air hujan pada kawasan

sekitarnya (Gambar 5.6).

Gambar 5.6 Hamparan rumput TPU Kayu Besar Sumber: Penulis

Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan

liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Ruang terbuka hijau

terutama burung, mamalia kecil dan serangga (Forest Service Publications,

2003. Trees Reduce Noise Pollution and Create Wildlife and Plant Diversity, 2003).

Tanaman pepohonan yang terdapat di TPU Kayu Besar dapat menjadi berfungsi

sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang

cukup tinggi. TPU yang dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau merupakan tempat

perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung,

mamalia kecil dan serangga dan dapat menciptakan lingkungan alami dan

keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal. Dikarenakan

pohon-pohon yang ada belum memberikan efek keteduhan dan kerindangan di TPU

mengakibatkan belum mengundang kehadiran satwa-satwa, khususnya

burung-burung di area TPU Kayu Besar.

TPU Sutomo Ujung yang terletak perkotaan yang dilintasi oleh lalu lalang

kendaraan yang padat sepanjang hari. TPU ini berada di Jalan Sutomo Ujung

berdekatan dengan kawasan pendidikan. Dengan luasan yang mencapai 33000 m2.

Dua pertiga dari luasan TPU sudah diisi dengan bangunan petak-petak makam,

sementara sepertiganya lagi di bagian tengah sebelah barat masih merupakan lahan

kosong yang potensial untuk di tanami tumbuhan yang berakar kuat. Sebagai ruang

terbuka yang dikelilingi kawasan perumahan dan pemukiman padat penduduk,

tempat pemakaman ini selayaknya di kembangkan dengan memperbanyak

penanaman pohon-pohon yang dapat menyerap udara kotor, pohon-pohon yang

berdaun rindang dan berakar kuat. Beberapa jenis pohon-pohon yang terdapat di

trembesi (Fragraea fragrans), sengon (Paraserianthes falcataria), lamtoro (Leucaena

glauca) dan kelapa sawit (Elaeis).

Dengan demikian RTH yang dibangun pada daerah resapan air dari kota yang

bersangkutan akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik.

Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan

keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Ruang terbuka hijau merupakan tempat

perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung,

mamalia kecil dan serangga. Sebagai ruang terbuka hijau, pepohonan yang terdapat

di TPU Sutomo Ujung dapat menjadi berfungsi sebagai habitat berbagai jenis

hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. TPU yang

dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau merupakan tempat perlindungan dan

penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia kecil dan

serangga dan dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan

dapat menciptakan ekosistem lokal. Dengan keterbatasan jenis dan kerindangan

pohon yang terdapat di TPU Sutomo Ujung, belum mampu secara maksimal

mengundang kehadiran satwa-satwa, khususnya burung-burung.

Sebagian besar dari tanaman-tanaman tersebut sudah berdaun rindang, tetapi

perletakannya terbatas pada pinggir kawasan pemakaman. Ditengah pemakaman

pohon-pohon rindang yang menghasilkan keteduhan masih dirasakan kurang,

sehingga keteduhan yang diharapkan belum terasa secara maksimal. Pada bagian

luar sebelah barat TPU merupakan area terbuka yang banyak yang ditumbuhi

berfungsi sebagai area resapan air hujan ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi

air infiltrasi dan air tanah dan tumbuhan pelindung lainnya (Gambar 5.7).

Gambar 5.7 Tumbuhan Rerumputan dan Pepohonan Sutomo Ujung Sumber: Penulis

Susunan petak makam yang masih berjarak dan lahan pemakaman yang belum

terpakai cukup merupakan area resapan air hujan yang sangat baik. Pohon-pohon

yang rindang dengan jumlah terbatas, belum mengundang banyak kehadiran

penataan komposisi dan letk tanaman yang baik sehingga dapat merasakan manfaat

kualitas ekologis di area pemakaman.

TPU Abdullah Lubis yang terletak di Jalan Abdullah Lubis merupakan ruang

terbuka yang terletak dikawasan perkotaan, dekat dengan kawasan perumahan kelas

menengah Kota Medan. Dengan luasan yang mencapai 15000 m2, TPU sudah

dipadati dengan petak-petak makam yang tidak beraturan dan berhimpitan. Sulit

menemukan area terbuka yang belum ada petak makamnya. Dipinggir jalan depan

pemakaman terdapat deretan pohon akasia yang berdaun rindang dan menutupi

pelataran gerbang menuju pemakaman. Terasa nuanasa keteduhan di area ini. Tetapi

ketika memasuki area pemakaman, tidak ada pohon rindang yang dapat dijadikan

tepat berteduh. Di sela-sela petak makam tumbuh secara liar beberapa pohon seri

(Kersen). Adapun pohon nangka (Artocmbharpus integra), mangga (Mangifera

indica), dan jambu biji (psidium guajava) tumbuh dengan jumlah yang terbatas

dengan jarak tanam yang tidak diatur sedemikian rupa.

Tanaman yang diharapkan untuk memanfaatkan cahaya matahari dalam

proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas CO2 dan air menjadi

karbohidrat dan oksigen tidak ditemukan secara baik di TPU ini. Dengan demikian,

sangat kecil manfaat yang diharapkan bagi manusia untuk dapat menyerap gas

beracun efek rumah kaca dan meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang

suara oleh daun, cabang dan ranting akan sangat minimal akibat keterbatasan pohon

Gambar 5.8 Tumbuhan di TPU Abdullah Lubis Sumber: Penulis

Keterbatasan tanaman pepohonan yang terdapat di TPU Abdullah Lubis,

mengakibatkan tidak adanya kehadiran habitat berbagai jenis hidupan liar dan jenis

satwa terutama burung, mamalia kecil. Hamparan rumput yang diharapkan sebagai

resapan air, hanya terbatas pada bagian pinggiran pagar pembatas TPU dengan

luasan yang terbatas (Gambar 5.9).

Gambar 5.9 Tumbuhan semak dan petak makam di TPU Abdullah Lubis Sumber: Penulis

Tidak ditemukan pedestrian di area pemakaman, untuk mencapai petak

makam pengunjung harus melangkahi makam-makam ada. Susunan petak makam

Tidak ditemukan pedestrian di area pemakaman, untuk mencapai petak

makam pengunjung harus melangkahi makam-makam ada. Susunan petak makam

yang sangat rapat dan tidak berjarak mengakibatkan minimnya area resapan air.

Jenis pohon pelindung yang terdapat dalam area pemakaman sangat terbatas.

Pohon-pohon yang terdapat dalam area makam tidak terlihat menonjol dan tidak

menimbulkan suasana teduh di tengah pemakaman. Tanaman semak seperti teh-teh

an , bunga, tanaman penutup tanah adalah rumput dan tanaman rambat yang tumbuh

secara liar dan terkesan kumuh. Kondisi ini lah yang menimbulkan kesan angker,

seram dan menakutkan pada area pemakaman. Sebagai resapan air hujan manfaatnya

dapat dirasakan, tetapi sebagai penarik kehadiran satwa-satwa liar dan burung-burung

masih sangat rendah. Kondisi ekologis yang terbatas di ketiga TPU menyebabkan

tingkat kepuasan responden hanya 33, 3% (Tabel 5.1) sehingga kondisi ekologis

perlu ditingkatkan agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Tabel 5.1 Persepsi tingkat kepuasan responden terhadap fungsi ekologis

Tingkat Kepuasan

Nama TPU Jumlah Persentase

Kayu Besar Sutomo Ujung Abdullah Lubis

Sangat Tidak Puas 0 2 8 10 11,11 %

Tidak Puas 2 5 13 20 22,22 %

Kurang Puas 11 11 8 30 33,33 %

Puas 10 9 1 20 22,22 %

Keberadaan TPU di tengah kota metropolitan, seperti Kota Medan adalah

sebuah keberuntungan bagi masyarakat kota. Sebagai ruang terbuka, TPU dapat

memberikan manfaat untuk menimbulkan keteduhan, kenyamanan dan kesegaran

bagi kehidupan masyarakat kota. TPU yang dipenuhi dengan berbagai jenis

tumbuhan dan pohon dapat meningkatkan kualitas fungsi ekologis ruang terbuka

hijau. Selain itu dengan menghirup udara segar ditengah kota akan meningkatkan

kesehatan dan kualitas hidup masyarakat kota. Dengan manfaat ekologis yang tinggi

kehadiran TPU ditengah kota bukan sebuah beban bagi masyarakat. Menyadari

pentingnya keberadaan fungsi ekologis ruang terbuka yang terdapat di TPU,

masyarakat responden memberikan persepsi yang tinggi terhadap pentingnya

kehadiran ruang terbuka dengan tampilan fungsi dan manfaat ekologis yang baik

sangatlah tinggi yaitu, 73,3 % (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Persepsi tingkat kepentingan responden terhadap fungsi ekologis

Tingkat Kepentingan

Nama TPU Jumlah Persentase

Kayu Besar Sutomo Ujung Abdullah Lubis

Sangat Tidak Penting 0 0 0 0 0,00 %

Tidak Penting 0 4 2 6 6,67 %

Kurang Penting 5 5 8 18 20,00 %

Penting 10 13 16 39 43,33 %

Sangat Penting 15 8 4 27 30,00 %

Menyadari akan pentingnya fungsi dan manfaat ekologis di perkotaan, maka

kehadiran TPU ditengah kota haruslah dimanfaatkan dengan baik. Dengan penataan

yang baik, ksan kumuh angker dan menakutkan bagi kawasan pemakaman yang

aktivitas bisnis dan perdagangan, bukanlah sesuatu yang mudah untuk mencari

ruang terbuka dengan luasan memadai. Beberapa pohon besar layak ditambah guna

meningkatkan keteduhan mengurangi kebisingan dan penyaring udara kotor akibat

asap kendaraan yang lalu lalang. Tanaman berdaun lebat dan berakar kuat dapat

melindungi kawasan makam dari terik dan panas sehingga penziarah ke makam

dapat merasakan keteduhan dan kenyamanan disiang hari serta meningkatkan

kualitas keteduhan dan meningkatkan kehadiran satwa liar dan burung-burung di

pemakaman ini. Pemahaman terhadap peningnya peningkatan kualitas fungsi

ekologis di perkotaan, maka TPU sebagai ruang terbuka hijau akan dapat

menyaring partikel-partikel udara kotor dari asap-asap kendaraan. Masyarakat

responden memberikan persetujuan yang tinggi, yakni 85,55% (Tabel 5.3) untuk

peningkatan kualitas ekologis diarea TPU.

Tabel 5.3. Persepsi tingkat persetujuan responden terhadap fungsi ekologis

Tingkat Persetujuan

Nama TPU Jumlah Persentase

Kayu Besar Sutomo Ujung Abdullah Lubis

Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0,00 %

Tidak Setuju 0 1 2 3 3,33 %

Kurang Setuju 3 3 4 10 11,11 %

Setuju 14 11 12 37 41,11 %

Sangat Setuju 13 15 12 40 44,44 %

Meningkatkan kualitas fungsi ekologis dipemakaman dapat dilakukan

sebagaimana yang dilakukan pada kawasan terbuka lainnya. Dari pandangan tokoh

agama islam, menanam pohon untuk penghijauan merupakan perbuatan mulia

dan makhluk lainnya sesuai dengan hadist Rasulullah SAW berikut: "Tak ada

seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung

memakannya atau dimakan manusia atau hewan, kecuali menjadi shodaqoh baginya

(penanam)”(HR. Al-Bukhoriy).

Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak

manfaat, seperti pohon apalagi yang berbentuk kanopi (payung) bisa menjadi

naungan bagi manusia dan hewan, buah dan daunnya ada yang bisa dimakan,

batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah

terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang

melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari angin, membantu sanitasi

lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat

tanaman/pepohonan.

Pohon yang rindang dan teduh akan mengurangi kebisingan diarea

pemakaman sehingga peziarah yang datang dapat khidmat dalam merenungi tujuan

utamanya ke pemakaman yaitu mengingatkannya untuk sebuah kematian. Aktivitas

utama mereka mengunjungi pemakaman terasa lebih menyenangkan dengan suasana

hijau, teduh dan nyaman serta dapat menghilangkan kejemuan, mengurangi

kekakuan dan monotonitas.

Dalam pandangan agama kristen bahwa keteduhan di pemakaman

dibutuhkan untuk memberikan ketenganan dan keteduhan bagi pengunjung

makam. Sehingga tidak ada larangan bahkan sangat dianjurkan karena banyak sekali

Dengan adanya penghijauan dan pepohohonan yang rindang di pemakaman

yang terletak diperkotaan akan dapat mengundang kehadiran satwa burung-burung

dan lainnya. Hal ini tetu menambah susana baru, kita tidak hanya mendengarkan

suara mesin-mesin pabrik dan kendaraan tetapi ada kemerduan dari kicau burung

setiap paginya. Suasana ini dapat mengurangi kesan pemakaman yang angker,

kumuh dan menyeramkan.

Fungsi Ekologis di ketiga pemakaman ini masih jauh dari harapan karena

belum ditemukan banyak tumbuhan berakar kuat dan berdaun rindang. Tumbuhan

masih kecil dan berjarak sehingga belum menghasilkan kerindangan di areal

pemakaman (Gambar 5.10).

Pohon diantara petak makam TPU Abdullah Lubis

Pohon rindang di TPU Sutomo Ujung

Gambar 5.10 Kondisi fungsi ekologis di TPU Sumber: Penulis

Pemakaman sebagai ruang terbuka dapat dikelola dan ditata fungsi

pemakaman seperti pepohonan rindang dan hamparan rumput yang tertata, hijau dan

menyenangkan bagi kawanan burung-burung (Gambar 5.11)

Pepohonan di sela-sela petak makam

Tanaman semak dan perdu di pemakaman

Pepohonan rindang pemakaman

Gambar 5.11 Fungsi Ekologis di TPU Sumber: Penulis.

5.2.2 Persepsi masyarakat terhadap fungsi sosial

Ruang terbuka hijau dalam fungsinya secara sosial dapat menurunkan tingkat

stress masyarakat, konservasi situs alami sejarah, menurunkan konflik sosial,

meningkatkan keamanan kota, menambah pengetahuan, meningkatkan produktivitas

masyarakat, dan sebagainya (Marcella, 2004).

Pemakaman sebagai tempat akhir dari perjalanan hidup manusia. Setiap yang

bernyawa akan mengalami kematian. Sebagai umat yang beragama, manusia yang

sudah mati tubuhnya akan dikuburkan. Prosesi penguburan ini akan menimbulkan

interaksi sosial antar keluarga, sahabat dan masyarakat lainnya. Berbeda dengan

pada saat saat memakamkan jenazah di pemakaman. Kualitas interaksi sosial yang

terjadi di pemakaman sangat ditentukan oleh fasilitas pendukung yang terdapat di

pemakaman seperti pedestrian, bangunan-bangunan lainnya seperti MCK, rumah

ibadah, rumah duka.

Pedestrian yang baik akan meningkatkan kenyamanan pejalan kaki dengan

tenang dan tidak berisik di pemakaman. Bagi pengunjung yang berteduh, selain

dibawah pohon juga dapat berteduh dibawah bangunan yang berfungsi sebagai sarana

ibadah atau fungsi lainnya yang berhubungan dengan pemakaman.

Keberagaman tanaman di TPU merupakan salah satu sarana yang baik bagi

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan akan pengenalan terhadap jenis-jenis

tumbuhan hayati yang sudah sulit ditemui di tengah perkotaan.

TPU yang memiliki ribuan petak makam akan menjadi magnit bagi

kehadiran anggota keluarga baik secara individu atau rombongan untuk mengunjungi

pemakaman. Kehadiran di pemakaman dengan berziarah adalah sebuah perenungan

besar dalam kehidupan kehidupan ini, bahwa kita akan menuju kematian seperti

mereka yang sudah dikuburkan ini. Aktivitas ini akan semakin lengkap apabila

sekaligus dapat menikmati hijau dan teduhnya pepohonan akan dapat mengurangi

stress (tekanan psikologis) akibat tekanan hidup di perkotaan. Kesejukan dan

kesegaran yang diberikannya akan menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Selain

kicauan dan tarian burung, lantunan do’a dari ayat-ayat suci tentunya akan menyentuh relung hati pengunjung pemakaman untuk dapat menghilangkan

Memasuki TPU Kayu Besar, suasana pengaturan tanaman dan kerapian petak

makam sedikit menimbulkan estetika yang baik. Beberapa pohon palem yang

ditanam sepanjang pedestrian dan disela-sela petak makam sudah tumbuh dengan

baik. Berbagai sarana yang dibutuhkan dalam mendukung interaksi sosial di

pemakaman masih dirasakan kurang memadai seperti pedestrian yang terbatas.

Dengan kondisi tersebut untuk mencapai petak makam uang jauh ketengah, peziarah

harus rela melangkahi petak-petak makam dalam suasana panas terik matahari.

Padahal dalam ajaran agama Islam bahwa peziarah dilarang menggunakan alas kaki

dan melangkahi kuburan ketika berziarah. Seharusnya disediakan pedestrian yang

cukup sehingga peziarah di pemakaman muslim seperti TPU Kayu Besar agar tidak

melanggar aturan agama.

Interaksi sosial yang yang diharapkan di pemakaman akan terlihat lebih baik

di TPU Sutomo Ujung dengan melihat banyaknya variasi pedestrian di pemakaman.

Selain dari arah timur ke barat ada juga dari utara ke selatan bahkan terdapat juga

pedestrian di sepenjang pinggiran kawasan TPU. Pedestrian ini sangat membantu

aktivitas pengunjung untuk sampai di petak makam yang di tuju. Sudah terlihat

beberapa jenis pohon berbunga dan bertajuk indah, namun belum ditemukan

komposisi tanaman yang baik. Untuk mencapai petak makam yang jauh ketengah,

peziarah harus rela melangkahi petak-petak makam dalam suasana panas terik

matahari. Di pinggiran kawasan pemakaman ditemukan beberapa jenis pohon

Tumbuhan bertajuk Pedestrian

Gambar 5.12 Fungsi sosial di TPU Sutomo Ujung Sumber: Penulis

Dengan lahan yang kosong yang masih tersedia, pemakaman ini masih

memungkinkan untuk melakukan penataan komposisi tanaman agar terlihat asri dan

menyejukkan. Sarana lainnya sebagai penambah kualitas interaksi sosial yang sudah

terdapat di TPU Sutomo Ujung adalah bangunan Mesjid dan Rumah duka dalam area

pemakaman (Gambar 5.13).

Mesjid di area TPU Sutomo Ujung Bangunan Pelayanan Jenazah

Gambar 5.13 Fasilitas sosial di TPU Sutomo Ujung Sumber: Penulis

Kondisi di TPU Abdullah Lubis dalam lahan terbatas dan terlihat petak

makam yang tumpang tindih dan tidak beraturan serta tidak adanya pedestrian akan

sangat menyulitkan pengunjung untuk melihat makam keluarganya di

pemakaman ini. Tanaman meneduhkan hanya terdapat di depan pintu gerbang

tepatnya sepanjang pinggiran jalan Abdullah Lubis. Pohon yang tumbuh di sela-sela

petak makam, adalah pohon liar yang terkesan tumbuh sendiri. Minim sekali

sentuhan penataan yang dapat menimbulkan kesarian di pemakaman ini. Berbagai

sarana yang dibutuhkan dalam mendukung interaksi sosial di pemakaman sangat

kurang. Pengunjung ke pemakaman enggan untuk berlama-lama dengan kondisi

tersebut. Menyiapkan pedestrian di pemakaman ini sesuatu yang sulit diwujudkan

diakibatkan lahan terbatas dan petak makam yang sudah berhimpitan.

Kondisi tersebut diatas memberikan penilaian yang kurang baik terhadap

funsi sosial di TPU dengan menunjukkan tingkat kepuasan rendah dari responden

(20%) (Tabel 5.4).

Tabel 5.4 Persepsi tingkat kepuasan responden terhadap fungsi sosial

Tingkat Kepuasan

Nama TPU Jumlah Persentase

Kayu Besar Sutomo Ujung Abdullah Lubis

Sangat Tidak Puas 3 5 6 13 14,44 %

Tidak Puas 10 8 12 30 33,33 %

Kurang Puas 10 8 11 29 32,22 %

Puas 8 6 1 15 16,67 %

Sangat Puas 0 3 0 0 3,33 %

Fungsi sosial pemakaman sebagai tempat mengingat kematian akan sering

Dokumen terkait