TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Pemakaman Sebagai Taman
Taman selalu identik dengan segala keindahan dan kesenangan. Pemakaman
haruslah dijadikan seperti sebuah taman dengan segala keindahannya, yang
menimbulkan perasaan senang bagi yang berada di dalamnya maupun yang hanya
sekedar melihatnya, bukannya tempat yang kumuh dan menakutkan seperti yang
selama ini sering diidentikkan terhadapnya.
Menjaga permukaan agar tidak lembab penting untuk mempercepat proses
pembusukan jenazah. Itulah sebabnya pemilihan tanah dan pengaturan drainase
menjadi faktor yang penting.
Akses ke dalam ataupun di dalam pemakaman tentu perlu diperhatikan. Tidak
boleh ada makam yang terisolasi, sulit dijangkau, dan tidak terlihat, yang akan
mempersulit perawatan, dan pengunjungan oleh para peziarah.
Pengelolaan tempat pemakaman umum sebagai sebagai taman dapat
dilakukan dengan menata tata letak petak makam dan penanaman rumput.
Petak-petak makam yang semula dibeton dengan letak yang tidak beraturan diganti dengan
petak-petak makam berupa gundukan tanah yang ditanami rumput dengan
membentuk kesamaan besaran dan jarak antar makam. Pola seperti ini terlihat di
TPU Tanah Kusir (Gambar 2.2) , sehingga fungsi ruang terbuka hijau di pemakaman
umum terlihat baik dan indah di TPU Tanah Kusir. TPU Tanah Kusir merupakan
salah satu pemakaman umum terbesar di Jakarta dengan luas tapak secara
Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI
Jakarta.
Gambar 2.2 TPU Tanah Kusir Jakarta
Sumber: https://www.google.com
2.5 Memorial Park
Konsep Taman mulai dimunculkan dalam bentuk memorial park. Memorial
park merupakan perwujudan bentuk ruang sebagai peringatan dan penyimpanan
memori kolektif terhadap kematian massal yang dianggap ‘kehilangan’. Memorial park pertama didirikan tahun 1906 dengan nama Forest Lawn di San Fransisco (Gambar 2.3). Pada tahun 1917, Dr. Hubert Eaton sebagai pengelola baru dari area
pemakaman ini mengubah kuburan berbatu nisan yang berkesan gelap dan
menyeramkan menjadi kuburan tanpa nisan tegak, hanya plakat yang diletakkan di
tanah. Banyak pemakaman pada masa itu yang sekelilingnya dibatasi oleh dinding,
menghormati mereka yang telah meninggal. Saat hari peringatan kematian, para
kerabat dapat menggunakan summer-houses dan area makan yang disediakan di sana.
Air mancur, kolam,patung-patung dan jalan yang teduh, memperindah taman
pemakaman tersebut dan dianggap sebagai simbol keindahan taman di dunia lain.
Gambar 2.3 Forest Lawn di San Fransisco Sumber : www.forestlawn.com
Maka banyak contoh memorial park yang akhirnya melengkapi kawasan
pemakaman dan/atau kawasan memorial ini dengan fasilitas-fasilitas yang meriah,
antara lain:
a. Memorial Park Houston (Gambar 2.4) yang memiliki lapangan golf
dan convention hall, tanpa pemakaman ataupun monumen peringatan
di dalamnya sekalipun perancangannya konon sebagai sebuah
‘pengingat’ akan para prajurit Amerika yang tewas dalam Perang
Gambar 2.4 Memorial Park Houston Sumber : www.wow.com/Memorial+Park+Houston
b. Kawasan Berlin Holocaust Memorial (Gambar 2.5) ini terbuka di
keempat sisinya, memungkinkan pengunjung untuk mengakses desain
Eisenmann dari titik manapun. Konfigurasi stelae dalam tapak yang
berkontur dan dengan ketinggian balok beton yang berbeda-beda bagi
pengunjung justru dapat menimbulkan perasaan playful.
Gambar 2.5 Berlin Holocaust Memorial
Tertutupinya pandangan akibat komposisi balok yang tinggi dan besar
membangun perasaan tersesat di sebagian tempat. Perasaan ini
tersembuhkan ketika pengunjung keluar dari kurungan balok beton
berwarna abu-abu kehitaman menuju lokasi tempat balok stelae
berubah menjadi lebih rendah dan menjadi satu lokasi yang nyaman
untuk memandang keseluruhan kawasan.
c. Awaji Yumebutai (Gambar 2.6) dirancang sebagai salah satu cara
mengembalikan kehidupan di pulau Awaji setelah luluh lantak
digoyang gempa berkekuatan 6,8 MMS (berdasarkan USGS) dan
kedalaman episentrum hanya 16 km. Untuk mengenang mereka yang
meninggal sebagai korban dalam gempa besar saat itu, Ando
merancang sebuah taman bunga. Hyakudanen Garden dalam
masterplan Awaji Yumebutai seakan-akan menjadi semata taman
belakang bagi Westin Hotel dan Oval Forum yang sangat dominan
sebagai paket wisata.
Sumber : http://archinect.com/blog/article/awaji-yumebutai-tadao-ando Dalam kawasan yang didominasi warna abu-abu khas Tadao
Ando, taman ini justru menjadi pemanis yang meringankan kesan
‘kering’ dari komposisi beton sebagai material utama. Hal ini juga memberi perasaan positif bagi yang berkunjung ke sana terhadap yang
telah meninggal. Keuntungan yang didapat dari hasil produksi
perkebunannya digunakan untuk membantu biaya perawatan taman
dan pemakaman.
d. Komplek pemakaman Ma`la (Gambar 2.7) terletak di sebelah timur
Masjidilharam, berjarak sekitar setengah kilometer dan bisa ditempuh
dengan berjalan kaki selama 15 menit. Sejak zaman dahulu Ma’la
memang sudah menjadi tempat pemakaman nenek moyang Nabi
Muhammad dari Bani Hasyim.
Di samping itu banyak pula jamaah haji dari Indonesia dan
negara lainnya yang meninggal di Mekah dimakamkan di tempat ini.
Keberadaan komplek pemakaman Ma`la tidak seperti pemakaman
umum yang terdapat di Indonesia. Karena setiap kuburan di
pemakaman ini tanpa nisan dan gundukan. Hanya sebuah batu sebesar
kepalan tangan orang dewasa saja yang diletakkan sebagai penanda di
atas kuburan yang rata dengan tanah itu. Di sini semua bentuk dan
ukuran makam sama. Hanya tanah rata yang ditandai dengan sebuah
Siti Khadijah. Begitu juga keberadaan orang lain yang dikebumikan di
Ma`la.
Gambar 2.7 Komplek pemakaman Ma`la di Mekkah Sumber : http://blog/kisuta.wordpress.com
Dalam ajaran agama Islam bahwa pemakaman/kuburan
merupakan alam baru bagi manusia yang telah dicabut nyawanya
adalah oleh malaikat maut. Alam ini disebut dengan alam barzah, yaitu
pemisahan antara alam dunia dan alam akhirat. Karena itu dalam
pemahaman Islam bahwa diatas makam tidak dibolehkan mendirikan
bangunan. Makam hendaknya diratakan dengan tanah atau kalaupun
ditinggikan hanya sejengkal dari permukaan tanah.
e. San Diego Hills (Gambar 2.8), merupakan kuburan mewah di
Indonesia, Memorial Park and Funeral Homes, nama sebuah lokasi
pemakaman atau tempat peristirahatan terakhir yang jauh dari suasana
ini terlihat megah, bersih, representatif, dan menyenangkan. Kuburan
mewah ini bukan diluar negeri, tapi ada di Karawang Barat, Jawa
Barat. PT Lippo Karawaci Tbk membangun kawasan pemakaman
mewah tersebut seluas 500 hektar di Karawang, Jawa Barat. Kuburan
yang dinamakan San Diego Hills Memorial Park and Funeral Homes
itu dilengkapi dengan taman yang asri, pepohonan yang rimbun,
padang rumput yang hijau, air mancur, bunga-bunga, patung-patung
artistik yang indah, arsitektur dan interior elegan.
Gambar 2.8 Pemakaman “San Diego Hills” di Karawang, Indonesia
Sumber : http://www.sandiegohills.co.id
San Diego Hills menyediakan tiga kategori areal memorial park
yaitu Earth (wilayah kuburan yang dirancang dengan posisi kiblat yang
sempurna ke Mekkah), Physical Homes (area kuburan yang
sesuai dengan keharmonisan lingkungan), dan Universal (area kuburan
modern yang banyak dilakukan di negara-negara maju dengan sistem
rapi, efisien dan mementingkan kualitas lingkungan yang tinggi). Di
San Diego Hills terdapat Family Center yang bernama Chapel Square.
Di tengahnya terbentang taman berbentuk lingkaran, sebagai fasilitas
keluarga modern. Chapel Square merupakan area tersendiri yang
‘menyambut’ setiap kunjungan ke kompleks San Diego Hills
Memorial Park milik PT Lippo Karawaci Tbk. Beragam fasilitas yang
tidak pernah dijumpai di taman pemakaman mana pun di dunia bisa
ditemukan disini. Di dalamnya terdiri dari bangunan dengan model
arsitektur bergaya Mediteranian pada gedung yang diberi nama Forest
Chapel. Selain ada bangunan bernuansa Turki kuno yang diberi nama
Heavenly Dome. Kedua gedung ini berfungsi sebagai gedung
serbaguna. Masih di Chapel Square, berdiri restoran Italia, La Colina
dengan kapasitas 200 kursi. Masih di Chapel Square, berdiri bangunan
untuk florist dan toko cinderamata. Letaknya bersebelahan dengan
gedung perkantoran San Diego Hills. Taman rerumputan yang indah
pun terbentang untuk melangsungkan acara atau kegiatan luar ruang,
fasilitas berolahraga seperti kolam renang, lapangan basket, lapangan
bola, jogging track dan olahraga bersepeda. Dua kultur besar seolah
bersatu dalam arsitektur kompleks pemakanan di lahan berbukit
angker, tapi justru bersih, aman, dan berkonsep taman. Orang dewasa
bisa menikmati pemandangan, sementara anak-anak dapat bermain
leluasa di areal yang luas. Dari kultur Timur, pergi ke pemakaman
biasanya dalam rombongan keluarga besar. Nah, kehadiran mereka
perlu difasilitasi agar tidak merasa bosan. Salah satu obat pengusir rasa
bosan adalah Lake Angeles seluas delapan hektare lengkap dengan
fasilitas permainan air.
Dengan mempertahankan kontur asli yang berbukit dan
berlembah, San Diego Hills Memorial Park dirancang jauh dari kesan
tempat pemakaman karena didesain sebagai kawasan yang penuh
berbagai fasilitas modern melebihi kebutuhan sebuah taman
pemakaman pada umumnya yang dibangun di Indonesia. San Diego
Hills Memorial Park dilengkapi National Heroes Garden, area
pemakaman yang dipersembahkan untuk menghormati jasa-jasa tokoh
nasional dalam bidang seni, budaya, dan kesusasteraan, pendidikan,
pemerintahan dan olahraga. San Diego Hills akan menjadi tempat di
mana pasangan muda merencanakan kehidupan mereka ke depan atau
mengenang memori yang pernah mereka lakukan bersama, tempat di
mana orang mendapat inspirasi untuk melukis, tempat di mana guru
membimbing murid untuk belajar membaca, tempat di mana orang
bisa mengenang yang telah meninggal di atas batu marbel yang indah
BAB III