• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN

FAKULTA

INSTI

S POTENSI EKSPOR

KE EMPAT NEGARA MITRA DAGAN

ENGAN PENDEKATAN

SKRIPSI

FRAULEIN LUDYVICA MARTHA H34096035

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

KULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011 i

(CPO)

GANG UTAMA

EMEN

ii

RINGKASAN

FRAULEIN LUDYVICA MARTHA. Analisis Potensi Ekspor

(CPO) Indonesia ke Empat Negara Mitra Dagang Utama dengan Pendekatan

. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARMINI).

Sebagai salah satu sektor yang ambil bagian dalam perdagangan internasional, sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tengah berada pada posisi yang strategis dengan trend volume neraca perdagangan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adapun volume neraca perdagangan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 9.921.738 ton. Peningkatan volume neraca perdagangan sektor pertanian tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh performa surplus yang ditunjukkan oleh sub sektor perkebunan. Sebagai salah satu komoditas perkebunan, CPO (Crude Palm Oil) dijadikan sebagai komoditas unggulan ekspor bagi perdagangan komoditas perkebunan di Indonesia karena kontribusi CPO dalam kinerja perdagangan komoditas perkebunan sangat tinggi dibandingkan komoditas sub sektor perkebunan lainnya.

Perdagangan CPO (Crude Palm Oil) memiliki prospek yang sangat tinggi yang tumbuh sejalan dengan peningkatan kosumsi produk-produk berbahan baku CPO diberbagai negara. Penyerapan CPO dunia pada perdagangan internasional umumnya didominasi oleh empat negara importir diantaranya India, Belanda, Malaysia, dan Singapura dengan daya serap masing-masing 47 persen, 14 persen, 10 persen, dan 6,61 persen dari keseluruhan total konsumsi CPO dunia sebesar 9.444.170.400 kg pada tahun 2010.

Sebagai anggota-anggota dari WTO, Indonesia dalam hal ini sebagai negara pengekspor dan empat negara mitra dagang sebagai negara pengimpor telah melakukan kerja sama perdagangan komoditas CPO dibawah naungan WTO, sehingga akan dilakukan analisis bagaimana pengaruh kebijakan WTO terhadap aliran perdagangan komoditas CPO dan faktor-faktor lain penarik aliran perdagangan CPO lainnya antara lain GDP negara Indonesia (GDPi), dan GDP ke empat negara mitra dagang utama (GDPj), jarak antara Indonesia dengan ke empat negara mitra dagang utama (Dij), nilai tukar diantara keduanya (ER), dan harga CPO (P) Indonesia ke empat negara pengimpor berdasarkan Gravity Model. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam mempertahankan eksistensi ekspor CPO untuk tetap menjaga kepastian pasar atau kembali mencari pasar potensial jika pasar yang telah ada sudah tidak berpotensi.

Tujuan penelitian berdasarkan permasalahan tersebut adalah (1) menganalisis pengaruh kebijakan WTO terhadap aliran perdagangan CPO antara Indonesia dengan empat mitra dagang, (2) menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume ekspor Crude palm Oil (CPO) ke empat negara mitra dagang utama berdasarkan Gravity Model (model gravitasi), dan (3) menganalisis potensi ekspor Crude palm Oil (CPO) Indonesia ke empat negara mitra dagang utama.

Data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder. Data penelitian ini terdiri dari data time series dan cross section (panel data) dari tahun 2000-2010 untuk empat negara mitra dagang utama yaitu India, Belanda,

iii Malaysia dan Singapura. Data diperoleh dari berbagai sumber dan instansi seperti UN Comtrade, FAOSTAT, IMF, World Bank dan sumber lainnya. Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode deskriptif untuk menjelaskan pengaruh kebijakan WTO terhadap perdagangan CPO antara Indonesia dengan empat negara mitra dagang utama, dan metode kuantitatif dengan analisis panel data berdasarkan Gravity Model untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama melalui program Eviews 6.0 dan dilanjutkan dengan metode rasio potensi perdagangan berdasarkan rumus potensi perdagangan menurut (Kalbasi, 2001 diacu dalam Yuniarti, 2008).

Pemilihan model panel data dilakukan untuk memilih model Fixed Effect Model dan Pooled Least Square sebagai model terbaik. Berdasarkan uji chow (uji F) model yang dipilih adalah Pooled Least Square. Adapun Random Effect Model tidak dipilih karena jumlah data cross section dalam penelitian ini lebih sedikit daripada jumlah variabel independen.

Terbentuknya WTO dalam mengatur perdagangan internasional termasuk perdagangan CPO dengan pengurangan tarif impor sebagai salah satu instrumen kebijakannya mempunyai andil penting terutama dalam memberikan peningkatan kesejahteraan bagi negara Indonesia sebagai negara eksportir yang selama ini mengalami penurunan kesejahteraan akibat adanya penetapan tarif impor oleh keempat negara importir CPO.

Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh nilai R2 sebesar 0,9385 atau 93,85 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebesar 93,85 persen keragaman nilai ekspor Indonesia ke empat negara mitra dagang utama CPO dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya, sedangkan sisanya sebesar 6,15 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Nilai Probabilitas Fstat diperoleh sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen dalam model berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Adapun berkaitan dengan parameter dugaan, berdasarkan uji T, diperoleh hasil bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen terhadap aliran volume ekspor CPO Indonesia, adalah GDP negara Indonesia (GDPi), dan GDP keempat negara mitra dagang utama (GDPj). Sedangkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata satu persen adalah nilai tukar Indonesia dan empat negara mitra dagnag utama (ER). Variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah jarak antara Indonesia dan keempat negara mitra dagang utama (Dij), dan harga CPO dunia (P).

Hasil pengukuran potensi perdagangan berdasarkan rasio perdagangan P/A menyimpulkan bahwa negara India dan Malaysia adalah negara-negara dari keempat mitra dagang utama mempunyai potensi tinggi terhadap penyerapan CPO Indonesia dibandingkan negara Belanda dan Singapura.

Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa potensi ekspor CPO Indonesia ke India dan Belanda lebih besar daripada potensi ekspor ke Belanda dan Singapura berdasarkan Gravity Model sehingga disarankan untuk dilakukannya tinjauan ulang potensi pasar CPO berdasarkan variabel-variabel lain di luar Gravity Model.

iv

ANALISIS POTENSI EKSPOR

(CPO)

INDONESIA KE EMPAT NEGARA MITRA DAGANG UTAMA

Dokumen terkait