• Tidak ada hasil yang ditemukan

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Kebijakan WTO terhadap Perdagangan CPO Indonesia dan Empat Mitra Dagang Utama

5.2.3. Model Dugaan Aliran Perdagangan CPO

Analisis aliran perdagangan CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama berdasarkan Gravity Model menggunakan variabel volume ekspor CPO Indonesia ke masing-masing negara tujuan (Yij) sebagai variabel dependen, Gross Domestik Product negara Indonesia (GDPi), Gross Domestik Product empat negara mitra dagang (GDPj), jarak antara negara Indonesia dengan empat negara mitra dagang (Dij), nilai tukar mata uang Indonesia terhadap mata uang empat negara mitra dagang (ER), dan harga CPO dunia (P) sebagai variabel independen.

Estimasi terhadap aliran perdagangan CPO ke empat negara tujuan utama ekspor tersebut pada Gravity Model ini dilakukan dengan mengolah data panel menggunakan software Eviews 6 sebagaimana telah dijelaskan pada bab metode penelitian. Proses estimasi data panel pada penelitian ini dimulai dengan melakukan pemilihan model Pooled Least Square dan Fixed Effect Model berdasarkan uji chow (uji F) yang menyimpulkan bahwa model PLS adalah model

61 yang paling tepat. Adapun pengujian terhadap kesesuaian model dilakukan dengan beberapa uji statistik yaitu koefisien determinasi atau R2, Uji F dan Uji-t untuk masing-masing parameter.

Tabel 12. Hasil Pengolahan Gravity Model Aliran Perdagangan CPO Metode Panel Data dengan Model Pooled Least Square (FE)

Variabel Koefisien Std.

Error t-Statistic Prob.

GDPi 0.809593 0.24146 3.352916 0.0018** GDPj 0.420016 0.20364 2.062559 0.0460** Dij 0.042483 0.13915 0.305299 0.7618 ER 0.248359 0.04771 5.205989 0.0000*** P -0.149175 0.26641 -0.559941 0.5788 C 6.077377 3.40067 1.78711 0.0819* Weighted Statistics

R-squared 0.938529 Mean dependent var 31.9583 Adjusted R-squared 0.930441 S.D. dependent var 14.17589 S.E. of regression 0.413129 Sum squared resid 6.485684 F-statistic 116.0352 Durbin-Watson stat 1.407963

Prob(F-statistic) 0.000000***

Unweighted Statistics

R-squared 0.914444 Mean dependent var Sum squared resid 9.026824 Durbin-Watson stat Catatan : *) signifikan pada α = 10%

**) signifikan pada α = 5% ***) signifikan pada α = 1%

Berdasarkan hasil estimasi aliran perdagangan CPO pada Tabel 12, diperoleh nilai R2 sebesar 0,9385 atau 93,85 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa keragaman nilai ekspor Indonesia ke empat negara mitra dagang utama CPO dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya, sedangkan sisanya sebesar 6,15 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Nilai Probabilitas Fstat diperoleh sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf nyata lima persen atau 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen dalam model berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, variabel independen dapat menjelaskan keragaman volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama.

62 Berdasarkan uji-t, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata satu persen terhadap aliran volume ekspor CPO Indonesia, yaitu nilai tukar (ER). Sedangkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen adalah GDP negara Indonesia (GDPi) dan GDP empat negara mitra dagang utama (GDPj). Variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah jarak antara Indonesia dengan empat negara mitra dagang utama (Dij), dan harga CPO dunia (P). Penjelasan masing-masing variabel independen secara terperinci adalah sebagai berikut.

1. & ; negara Indonesia (GDPi)

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 12, dapat dilihat GDP negara Indonesia (GDPi) berpengaruh nyata terhadap volume aliran perdagangan CPO ke empat negara mitra dagang utama pada taraf nyata lima persen dengan parameter dugaan bertanda positif bernilai 0,81, artinya bila terjadi peningkatan GDPi sebesar satu persen maka akan meningkatkan ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 0,81 persen.

Hasil estimasi pada variabel ini sesuai sesuai hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa, variabel GDPi adalah variabel yang berkorelasi positif terhadap nilai ekspor CPO, karena semakin tinggi GDP suatu negara pengekspor akan memperbesar kapasitas produksi bagi negara pengekspor tersebut. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam perbandingan antara rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dan rata-rata pertumbuhan GDP Indonesia seperti pada Tabel 13.

63

Tabel 13. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan GDP Empat Negara Mitra Dagang Utama dalam (%) Tahun 2000-2010 Tahun Volume Ekspor

(Kg) GDPi (Milyar US $) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. GDPi (%) 2000 1,546,080,901 662,084 - - 2001 1,461,543,685 642,628 -5.78 -3.03 2002 2,372,277,635 782,372 38.39 17.86 2003 2,364,666,688 939,336 -0.32 16.71 2004 3,056,733,835 1,028,020 22.64 8.63 2005 3,380,698,395 1,143,424 9.58 10.09 2006 3,686,545,177 1,457,400 8.30 21.54 2007 4,068,483,164 1,728,928 9.39 15.70 2008 5,918,739,210 2,044,852 31.26 15.45 2009 7,119,823,195 2,153,828 16.87 5.06 2010 7,289,541,254 2,826,940 2.33 23.81 Rata-rata pertumbuhan 2000-2010 (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan 2000-2010 (%) - 13.18%

Sumber : Lampiran 1 (diolah)

Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa rata-rata pertumbuhan GDP negara Indonesia (GDPj) sebesar 13,18 persen berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rata-rata ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama dengan nilai sebesar 13,27 persen. Pada Tabel 13 juga diketahui nilai rata- rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan GDP negara Indonesia (GDPj). Hal tersebut menggambarkan bahwa setiap peningkatan GDPj akan mempengaruhi peningkatan ekspor CPO yang lebih tinggi.

2. & ; Empat Negara Mitra Dagang Utama (GDPj)

Variabel GDP empat negara mitra dagang utama (GDPj) berpengaruh nyata terhadap volume ekspor CPO pada taraf nyata lima persen dan berkorelasi positif berdasarkan hasil estimasi. Adapun nilai koefisiennya adalah 0,42, yang berarti bila terjadi peningkatan GDPj sebesar satu persen maka akan meningkatkan ekspor CPO Indonesia ke empat negara mitra dagang utama sebesar 0,42 persen.

Dalam hipotesis sebelumnya, variabel GDPj adalah variabel yang berkorelasi positif terhadap volume ekspor CPO, karena semakin tinggi GDP

64 suatu negara pengimpor, maka akan memperbesar tingkat absorsi negara importir tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Hal tersebut juga dapat ditelusuri dari data pada Tabel 14.

Tabel 14. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan Volume Ekspor CPO dan GDP Empat Negara Mitra Dagang Utama dalam (%) Tahun 2000-2010 Tahun Volume Ekspor

(Kg) GDPj (Milyar US $) Pert. Volume Ekspor (%) Pert. GDPi (%) 2000 1,546,080,901 1,054,172 - - 2001 1,461,543,685 1,072,919 -5.78 1.75 2002 2,372,277,635 1,144,519 38.39 6.26 2003 2,364,666,688 1,340,939 -0.32 14.65 2004 3,056,733,835 1,538,458 22.64 12.84 2005 3,380,698,395 1,712,753 9.58 10.18 2006 3,686,545,177 1,747,394 8.30 1.98 2007 4,068,483,164 2,299,582 9.39 24.01 2008 5,918,739,210 2,548,090 31.26 9.75 2009 7,119,823,195 2,441,816 16.87 -4.35 2010 7,289,541,254 2,781,917 2.33 12.23 Rata-rata pertumbuhan 2000-2010 (%) 13.27% - Rata-rata pertumbuhan 2000-2010 (%) - 8.93%

Sumber : Lampiran 1 (diolah)

Tabel 14 menunjukkan komparasi rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan GDP keempat negara mitra dagang utama pada tahun 2000-2010. Berdasarkan Tabel 22, diperoleh informasi bahwa rata-rata pertumbuhan volume ekspor CPO lebih tinggi (13,27%) daripada rata- rata pertumbuhan GDP keempat negara mitra dagang utama (8,93%) pada rentang tahun tersebut, yang berarti peningkatan GDP keempat negara tersebut akan diikuti oleh peningkatan yang lebih tinggi impor mereka terhadap ekspor CPO dari Indonesia.

65

3. Nilai Tukar Mata Uang Indonesia dengan Mata Uang Empat Negara

Dokumen terkait