AKUNTABILITAS KINERJA
B. Capaian Kinerja Organisasi Indikator Kinerja Utama :
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Dalam rangka pencapaian pernyataan kinerja, terdapat beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan, yang meliputi :
Menyelenggarakan Dialog Nasional "Meraih e-Nawacita Dengan Pelayanan
Publik Elektronik Yang Inovatif dan Bermutu Untuk Sistem Pemerintahan dan Demokrasi" dan Pameran di Jakarta.
Melakukan koordinasi fungsional, advokasi dan audiensi kepada mitra
pengguna dalam hal ini pemerintah daerah dan KPU serta mitra industri yang akan memproduksi perangkat, serta mitra perguruan tinggi lokal yang mendukung pemerintah daerah dalam implementasi e-Pilkades dan layanan publik elektronik.
e-Identifikasi berbasis KTP-el
Mengkaji Model Framework / Ekosistem e-Services berbasis e-ID (studi
kasus sistem pelayanan kesehatan)
Mendesain awal integrasi sistem e-ID dengan sistem layanan kesehatan
Pengembangan Prototipe Model Aplikasi (Middleware) untuk integrasi sistem
e-ID dengan sistem layanan kesehatan dan kiosk layanan publik
Ujicoba integrasi sistem E-ID berbasis KTP-el di layanan Puskesmas dan Kiosk pelayanan publik di Pemkot Pekalongan
e-Pemilu
Membantu PT INTI dalam Pengembangan Model Desain Industri Perangkat
e-Voting dan Perangkat Pembaca KTP-el.
Menyiapkan aplikasi dan prosedur penggunaan KTP-el untuk otentikasi
pemilih pada pemilihan Kepala Desa dengan menggunakan e-Voting.
Menyiapkan Draft Standar teknis nasional peralatan elektronik untuk pemilu
(SNI)
Melaksanakan layanan advokasi e-Pemilu dan Pendampingan teknis Pilkades
dengan e-Voting di Kabupaten Empat Lawang, Bantaeng, Banyuasin dan Boalemo.
e-Pemerintahan
Mengembangkan model BI (Bisnis Inteligent) untuk mendukung
perencanaan pembangunan daerah (untuk bidang keuangan dan pendidikan pemerintah daerah)
Mengembangkan model Indeks TIK di Pemerintahan Daerah
Mengembangkan model framework aplikasi e-pemerintahan berbasis cloud
Mengembangkan model difusi dan sertifikasi aplikasi e-Pemerintahan
berbasis cloud
Mengembangkan model tanda tangan elektronik berbasis KTP-el di aplikasi e-Pemerintahan (Implementasi di Aplikasi SIMRAL Kota Tangsel) - Identity Based Encryption
a. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja
Adanya kerjasama yang saling mendukung antara BPPT, Pemerintah Daerah
dan Perguruan Tinggi Lokal serta Industri Nasional.
Adanya sinergi antara KPU, Balitbang Kemendagri dan Kementerian
Keuangan yang secara bersamaan melakukan kajian implementasi e- Pemilu.
Dukungan penuh dari pimpinan mulai dari Ka BPPT, Deputi dan Direktur.
b. Program/kegiatan yang menyebabkan kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Proses administrasi keuangan yang terkadang terlambat.
Kepentingan proses kerja sesuai tata kerja Kerekayassan antar SDM
pelaksana teknis yang targetnya tidak tersinkronisasi karena perbedaan pengetahuan dan kemampuan teknis.
c. Realisasi Anggaran
Pagu Anggaran Awal : 2.456.534.000 Pagu Anggaran akhir : 2.456.534.000
3.2.3. Program Layanan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program ditetapkan dalam mewujudkan tujuan dan visi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan BPPT dalam pencapaian tujuan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Pasal 1 butir 2, Permen PAN No. 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah).
Tipe dan Jenis Indikator Kinerja
Berdasarkan tipenya, Indikator Kinerja (IK) dapat dibagi menjadi:
Kualitatif, menggunakan skala (misal, sangat kurang, kurang, baik, sangat baik) .
Kuantitatif absolut, menggunakan angka absolut (misal 30 orang, 80 unit).
Prosentase, menggunakan Pembadingan angka absolut dari yang diukur
dengan populasinya (misal 50%, 100%).
Rasio, membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait
(misal rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid).
Rata-rata, angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal rata-
rata biaya pelatihan per peserta dalam suatu diklat).
(Sumber: Permen PAN No. PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan IKU).
Dalam pemilihan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/ Satuan Kerja, BPPT selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu :
1. Specific : Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
2. Measurable : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;
3. Achievable : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber
daya yang ada;
4. Relevant : Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam
Rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target Impactyang ditetapkan; dan
5.Time Bond : Waktu/periode pencapaian Kinerja ditetapkan.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai IPTEKnet Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis : Inovasi dan layanan teknologi jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
Indikator Kinerja Utama (IKU) :
1. Jumlah peningkatan layanan ubiquitious e-govermment berbasis internet
pada instansi/lembaga
2. Jumlah peningkatan layanan yang inovatif,dalam mendukung reformasi
birokrasi, e-govermment berbasis internet dan jaringan sistem inovasi nasional instansi/lembaga (data Center
3. Jumlah Layanan Jasa Teknologi jaringan informasi IPTEK (PNBP)
Indikator ini memiliki arti yang jelas dan dan tidak multi tafsir (spesifik). Indikator ini jelas bagaimana mengukurnya yaitu dengan melakukan survai (melalui kuesioner) dan menganalisisnya. Dapat dicapai dengan kapasitas dan sumber daya
yang ada, menggambarkan hubungan sebab akibat antar indikator kinerja, serta berguna bagi Pimpinan BPPT untuk mengambil langkah-langkah penyempurnaan pelayanan administrasi umum dan layanan teknologi yang akuntabel oleh BPPT di tahun berikutnya. Adapun metode yang digunakan untuk pengukuran capaian
kinerja ini adalah dengan melakukan survai kepuasan
pelanggan/pengguna/masyarakat atas pelayanan yang diberikan BPPT.
Pengukuran Kinerja Balai IPTEKnet dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja atas peningkatan jumlah layanan teknologi yang
diaplikasikan di Industri dan masyarakat, dilakukan dengan cara menghitung jumlah pelayanan teknologi atas 10 jenis layanan yaitu berupa Rekomendasi, Alih Teknologi, Survei, Pengujian, Konsultansi, Jasa Operasi, Advokasi, Pilot Project, Prototype dan Pilot Plant.
2. Pengukuran kinerja atas peningkatan Rasio Resource Sharing Kemitraan
Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi, dilakukan dengan cara membandingkan jumlah dana yang diperoleh Balai IPTEKnet dalam memberikan layanan teknologi yaitu berupa Penerimaan Pemerintah Bukan Pajak (PNBP), pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan kontribusi berupa lahan dan/atau fasilitas dari mitra Balai IPTEKnet dalam pelaksanaan suatu kegiatan melalui Badan Layanan Umum (BLU), dengan pagu total Balai IPTEKnet pada tahun bersangkutan.
Pengukuran kinerja yang dilakukan BPPT adalah pengukuran pencapaian sasaran, dimana tingkat rencana target merupakan tingkat pencapaian target dari masing- masing indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam penetapan kinerja. Sedangkan cara pengukuran kinerja sasaran dilakukan dengan
menghitung nilai prosentase pencapaian tingkat rencana target dari masing-masing indikator sasaran (Lampiran Surat Keputusan Kepala LAN No. 239 Tahun 2003).
Penghitungan nilai prosentase pencapaian tingkat rencana target dilakukan dengan memperhatikan kondisi, yakni :
Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus:
sebaliknya semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin jelek, maka digunakan rumus:
3.3. Pengukuran capaian Kinerja