• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.8. Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan

4.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Besarnya pengaruh sistem kompensasi finansial yang terdiri dari gaji, bonus, insentif, THR, asuransi dan fasilitas kantor terhadap kinerja karyawan dapat diukur dengan analisis regresi linear berganda. Dengan menggunakan program SPSS versi 15 (Lampiran 5). Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 10. Hasil analisis regresi linear berganda pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan

Variabel Koefisien Regresi Probability

Constant 1,352 0,900 Gaji 0,718 0,021 Bonus 1,365 0,022 Insentif 1,561 0,004 THR 0,540 0,403 Asuransi 1,472 0,000 Fasilitas Kantor 0,659 0,049

Berdasarkan model hasil perhitungan pada Tabel 10 diperoleh persamaan regresi :

Y = 1,352 + 0,718X1 + 1,365X2 + 1,561X3 + 0,540X4 +1,472X5 +

Dimana: Y = Kinerja Karyawan XI = Gaji X2 = Bonus X3 = Insentif X4 = THR X5 = Asuransi X6 = Fasilitas Kantor

Pada persamaan regresi tersebut terlihat bahwa koefisien kompensasi finansial berupa gaji sebesar 0,718, artinya bahwa setiap kenaikan gaji sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 0,718. Koefisien kompensasi finansial berupa bonus sebesar 1,365 berarti bahwa setiap kenaikan bonus sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 1,365. Koefisien kompensasi finansial berupa insentif sebesar 1,561 berarti bahwa setiap kenaikan insentif sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 1,561. Koefisien kompensasi finansial berupa THR sebesar 0,540 berarti bahwa setiap kenaikan THR sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 0,504. Koefisien kompensasi finansial berupa asuransi sebesar 1,472 berarti bahwa setiap kenaikan atau penambahan jaminan asuransi sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 1,472. Koefisien kompensasi finansial berupa fasilitas kantor sebesar 0,659 berarti bahwa kenaikan atau penambahan fasilitas kantor sebesar satu-satuan akan meningkatkan kinerja sebesar 0,659. Jika segala sesuatu yang berada pada variabel-variabel independen dianggap konstan, maka nilai koefisien kinerja karyawan adalah sebesar 1, 352.

Perhitungan regresi linear berganda menghasilkan nilai Adjusted R square sebesar 0,813 atau 81,3% (Lampiran 6) yang berarti bahwa 81,3% variabel terikat yaitu kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas dari sistem kompensasi finansial dan sisanya 18,7%

81

djelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang digunakan dalam model.

Nilai Fhitung dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F atau ANOVA terbaca nilai F hitung sebesar 27,886 dengan tingkat signifikansi 0,000 (Lampiran 7). Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikan atau �= 5%) dan F hitung > F tabel, maka model regresi tersebut dianggap signifikan dan bisa dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh sistem kompensasi finansial seperti gaji, bonus, insentif, THR, Asuransi dan fasilitas kantor bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan. Tabel 11. Hasil untuk t hitung

Variabel t hitung Probabilitas Keterangan Gaji 2,430 0,021 Tolak Ho Bonus 2,403 0,022 Tolak Ho Insentif 3,064 0,004 Tolak Ho THR 0,848 0,403 Terima Ho Asuransi 4,612 0,000 Tolak Ho Fasilitas Kantor 2,051 0,049 Tolak Ho

Nilai thitung digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 11, Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi dengan �= 0,05 dan diperoleh nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa gaji sebesar 0,021 (lebih kecil dari 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa gaji berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja karyawan. Nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa bonus sebesar 0,022 (lebih kecil dari 0,05) berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa bonus berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa insentif sebesar 0,004 (lebih kecil dari 0,05) berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa insentif berpengaruh secara parsial. Nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa THR sebesar 0,403 (lebih besar dari 0,05) yang menunjukkan bahwa Ho diterima dan berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa THR tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa asuransi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa asuransi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Nilai signifikansi untuk sistem kompensasi finansial berupa fasilitas kantor sebesar 0,049 (lebih kecil dari 0,05) berarti bahwa sistem kompensasi finansial berupa fasilitas kantor berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Hal ini didukung oleh teori dan beberapa jurnal manajemen. Nawawi (2006) menyatakan bahwa kompensasi atau sistem upah sangat besar pengaruhnya pada kinerja karyawan/pekerja, karena upah yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja yang secara langsung berpengaruh pada peningkatan dan pemaksimalan kinerja pekerja/karyawan dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.

Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi dan kinerja pegawai. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai perlu mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen instansi agar motivasi para pegawai dapat dipertahankan dan kinerja pegawai diharapkan akan terus meningkat.(http://sdm- teori.blogspot.com/2007/05/kompensasi.html). [15 Januari 2012]

83

Masalah kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama seseorang menjadi karyawan, tapi juga besar pengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja para karyawan. Dengan demikian maka setiap badan usaha harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga dapat menopang mencapai tujuan badan usaha secara lebih efektif dan lebih efisien. Seberapa besar kompensasi diberikan harus sedemikian rupa sehingga mampu mengikat para karyawan. Hal ini adalah sangat penting sebab bila komponen yang diberikan kepada para karyawan terlalu kecil bila dibandingkan badan usaha lain, maka hal ini dapat menyebabkan karyawan pindah ke badan usaha yang lain.(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/teori- kompensasi.html). [15 Januari 2012]

Chuzaimah dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 12, No. 1, Juni 2008 menyatakan hasil penelitiannya yaitu bahwa menunjukkan kemampuan kerja, hubungan kerja, dan kepuasan terhadap kompensasi memiliki pengaruh pada kinerja karyawan. Uji pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa kemampuan kerja, hubungan kerja, dan kepuasan kompensasi memiliki pengaruh signifikan pada kinerja karyawan.

Penelitian sejalan dilakukan oleh Adinata (2011) yang menyimpulkan bahwa Kompensasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan kompensasi akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendapatan Kota Bogor.

Berdasarkan hasil uji t diatas dapat disimpulkan bahwa dari enam jenis sistem kompensasi finansial yang dirasakan karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor hanya sistem kompensasi finansial berupa tunjangan keagamaan/hari raya (THR) yang tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan, sedangkan kelima sistem kompensasi finansial lainnya memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Secara bersama-sama (simultan) dengan

variabel lainnya seperti gaji, bonus, insentif, asuransi dan fasilitas kantor, THR memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Dilihat dari nilai koefisien dalam persamaan regresi dinyatakan bahwa urutan faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh sampai yang paling sedikit berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu insentif (variabel 3) dengan nilai koefisien terbesar yaitu sebesar 1,561, asuransi (variabel 5) dengan nilai koefisien sebesar 1,472, bonus (variabel 2) dengan nilai koefisien sebesar 1,365, gaji (variabel 1) dengan nilai koefisien sebesar 0,718, fasilitas kantor (variabel 6) dengan nilai koefisien sebesar 0,659, serta THR (variabel 4) dengan nilai koefisien terkecil sebesar 0,540.

Dokumen terkait