• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Corry Alvernia

DAFTAR LAMPIRAN

2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia

2.2.3 Jenis-jenis Kompensas

Menurut Rivai dan Sagala (2009), kompensasi terdiri dari kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung.

a. Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi finansial langsung terdiri dari 3 bentuk bayaran , yaitu: (1) Pembayaran pokok yang terdiri dari upah dan gaji.

(2) Pembayaran insentif yang terdiri dari bonus , komisi, bagian keuntungan dan opsi saham.

(3) Pembayaran tertangguh yang terdiri dari tabungan hari tua dan saham kumulatif.

Pembayaran pokok terdiri dari : 1) Upah

Panggabean (2002) mengatakan upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. 2) Gaji

Dessler dalam Samsudin (2005) mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai atau karyawan, dimana sistem pembayaran dapat dibedakan berdasarkan waktu kinerja, yaitu pembayaran yang dilakukan atas dasar lamanya bekerja, misalnya perjam , hari, minggu, bulan dan sebagainya, dan pembayaran berdasarkan hasil kinerja, yaitu pembayaran upah/gaji didasarkan pada hasil akhir dari proses kinerja, misalnya jumlah produksi. Simamora (2004) menekankan bahwa gaji umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan, atau tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja), sedangkan upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya).

13

Pembayaran insentif terdiri dari: 1) Insentif

Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali diberikan kepada pekerja secara baik atau yang berprestasi (Nawawi, 1996). Sujak yang dikutip dari Mangkunegera (2002) mengatakan bahwa penghargaan berupa insentif atas dasar prestasi kerja yang tinggi merupakan pengakuan dari pihak organisasi terhadap prestasi karyawan dan kontribusi kepada organisasi.

Menurut Rivai dan Sagala (2009), Insentif digolongkan menjadi dua , yaitu :

1. Insentif Individu

Program insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per output (misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang dihasilkan.

2. Insentif Kelompok

Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerjasama, atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Oleh sebab itu, insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi

standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat dibayarkan dengan tiga cara, yaitu (1) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya, (2) semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, dan (3) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok.

2) Bonus

Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa bonus adalah pembayaran secara satu kali yang tidak menjadi bagian dari gaji pokok karyawan. Bonus juga digunakan untuk memberikan imbalan kepada karyawan untuk memberikan kontribusi ide-ide baru, mengembangkan keterampilan mereka, atau mendapatkan sertifikasi professional. Menurut Simamora (2004) Bonus merupakan pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus boleh didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus dapat dikatakan sebagai pembayaran sekali waktu yang dapat berupa uang tunai atau bentuk lainnya, seperti hadiah bonus dan perjalanan wisata.

3) Komisi

Komisi merupakan insentif yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. Sistem ini biasanya digunakan untuk tenaga penjual atau wiraniaga. Sistem ini bersifat individual, standarnya adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas (Rivai dan Sagala, 2009). Rencana kompensasi karyawan penjualan sangat bergantung pada insentif atau komisi penjualan (Dessler, 2007), sehingga dikatakan bahwa komisi adalah bagian dari insentif.

15

b. Kompensasi Finansial Tidak Langsung

Menurut Simamora (2004) Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercangkup dalam kompensasi finansial langsung, sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009), Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga Fringe Benefit yang merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, sedangkan

Kompensasi Finansial Tidak Langsung terdiri dari 3 bagian, yaitu: (1) Tunjangan proteksi

Proteksi adalah kompensasi tambahan yang diberikan perusahaan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan seperti, asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun.

(2) Komisi Luar Jam Kerja

Komisi luar kerja adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan atas tambahan kerja diluar seperti biasanya, berupa lembur, hari besar, cuti sakit dan cuti hamil.

(3) Fasilitas

Fasilitas adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk rumah, biaya pindah dan kendaraan. Simamora (2004) menambahkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan seperti keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.

Pengertian Fasilitas secara umum yaitu didapat dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah sarana dan prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan

dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Fasilitas). [2012]

Samsudin (2005) mengklasifikasikan tunjangan dalam 4 bentuk, yaitu: 1. Tunjangan Upah Supplemental

Tunjangan ini mencangkup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit, uang pesangon dan tunjangan pengangguran supplemental (yang menjamin pemasukan jika pabrik ditutup).

2. Tunjangan Asuransi

Tunjangan kompensasi karyawan ini dapat berupa moneter atau medis. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan, orang-orang yang bergantung pada karyawan itu dibayar tunjangan tunai berdasarkan perolehan pendapatan sebelumnya (biasanya setengah sampai dua pertiga upah mingguan rata-rata karyawan). Tunjangan ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa kelompok dan asuransi perawatan rumah sakit dan asuransi cacat berkelompok. 3. Tunjangan Pensiun

Tunjangan pensiun yang dimaksud adalah jaminan sosial dan pensiun. Jaminan sosial tidak hanya meliputi tunjangan pensiun, melainkan juga tunjangan bertahan hidup dan cacat. Ada tiga tipe dasar rencana pensiun, yaitu rencana kelompok, pembagian laba tertunda, dan tabungan. Hal yang terpenting dalam rencana pensiun adalah vesting uang yang telah ditempatkan majikan dan karyawan dalam dana pensiun karyawan, yang tidak dapat ditebus dengan alasan apapun.

4. Tunjangan Jasa

Tunjangan jasa biasanya diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling, dan kredit union. Kredit union (koperasi kredit) merupakan bisnis terpisah yang dibangun dengan bantuan majikan. Karyawan biasanya menjadi

17

anggota dengan membeli satu saham dari persediaan kredit union tersebut kemudian mendepositkannya.

Beberapa tunjangan lainnya yaitu seperti:

1. Tunjangan kemahalan yang diberikan untuk kompensasi laju inflasi atau tingkat biaya hidup yang relatif tinggi di daerah tertentu.

2. Tunjangan jabatan yang mempunyai kaitan langsung dengan pekerjaan atau produk, baik tunjangan jabatan struktural maupun fungsional.

3. Tunjangan transport 4. Tunjangan perumahan

5. Tunjangan istri atau tunjangan suami 6. Tunjangan anak

7. Tunjangan pemeliharaan atau asuransi kesehatan 8. Tunjangan cuti

9. Tunjangan hari keagamaan (Tunjangan Hari Raya) c. Kompensasi Non Finansial

Kompensasi non finansial terdiri dari atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang itu bekerja (Simamora, 2004). Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi non finansial seperti pujian, menghargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, produktivitas dan kepuasan. Kompensasi non finansial terdiri dari dua macam:

1. Karena karir

Kompensasi ini berupa aman pada jabatan yang didudukinya, mendapatkan peluang yang terbuka untuk promosi, adanya pengakuan atas karya dan temuan baru serta penghargaan atas prestasi yang istimewa.

2. Lingkungan pekerjaan

Kompensasi ini dirasakan karyawan akan mempengaruhi motivasi kerja, seperti mendapatkan pujian, karyawan yang bersahabat, kondisi yang nyaman, untuk bertugas, menyenangkan dan kondusif.

Dokumen terkait