• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

4.2 HasilPenelitian

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Target Audience Reach

(X1), Message Capacity (X2), Enhance Corporate Image (X3) dan variabel terikat

yaitu Brand Awareness (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui

pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 3,453 1,983 1,741 ,085

Target_Audience_Reach ,780 ,259 ,263 3,007 ,003

Message_Capacity 1,324 ,229 ,427 5,784 ,000

Enhance_Corporate_Imag

e ,853 ,253 ,287 3,371 ,001

a Dependent Variable: Brand_Awareness

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.9 kolom (unstandardized

coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y= 3,453 + 0,780 X1 + 1,324 X2 + 0,853 X3

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Regresi X1 (Target Audience Reach) = 0,780 menunjukkan

bahwa variabel Target Audience Reach berpengaruh positif terhadap

Brand Awareness (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Target

Audience Reach maka Brand Awareness akan meningkat.

b. Koefisien Regresi X2 (Message Capacity) = 1,324 menunjukkan bahwa

variabel Message Capacity berpengaruh positif terhadap Brand Awareness

(Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Message Capacity maka Brand

c. Koefisien Regresi X3 (Enhance Corporate Image) = 0,853 menunjukkan

bahwa variabel Enhance Corporate Image berpengaruh positif terhadap

Brand Awareness (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Enhance

Corporate Image maka Brand Awareness akan meningkat.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam uji normalitas dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:

1. Pendekatan Histogram

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2015 (data diolah) Gambar 4.1 : Histogram

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kanan maupun menceng ke kiri.

2. Pendekatan Grafik

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2015 (data diolah) Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas P-Plot

Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwagrafik plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan tidak ada data yang menjolok jauh sehingga data ini memiliki distribusi normal. Dan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorv- Smirnov.

3. Uji Kolmogrov-Smirnov

Tabel 4.10

Uji Kolmogorv-Smirnov

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 93

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 2,56273680 Most Extreme Differences Absolute ,077 Positive ,053 Negative -,077 Kolmogorov-Smirnov Z ,742

Asymp. Sig. (2-tailed) ,640

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,640 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,81 > 0,05 dan nilai kolmogrov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97 yang artinya tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah) Gambar 4.3 : Scatterplot

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 sedangkan

Variance Inflation Factor (VIF) < 5.

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.11 di atas diketahui bahwa:

a. Variabel Target Audience Reach tidak terjadi multikolinieritas karena nilai

tolerance = 0,583 > 0,1 dan nilai VIF = 1,714 < 5.

b. Variabel Message Capacity tidak terjadi multikolinieritas karena nilai

tolerance = 0,820 > 0,1 dan nilai VIF = 1,219 < 5.

c. Variabel Enhance Corporate Image tidak terjadi multikolinieritas karena

nilai tolerance = 0,615 > 0,1 dan nilai VIF = 1,626 < 5.

Coefficientsa 3,453 1,983 1,741 ,085 ,780 ,259 ,263 3,007 ,003 ,583 1,714 1,324 ,229 ,427 5,784 ,000 ,820 1,219 ,853 ,253 ,287 3,371 ,001 ,615 1,626 (Constant) Target_Audience_Reach Message_Capacity Enhance_Corporate_ Image Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Brand_Awarenes s a.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara

bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah

sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Target Audience Reach (X1), Message

Capacity (X2), Enhance Corporate Image (X3) terhadap variabel dependent yaitu

Brand Awareness.

H0 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Target Audience Reach (X1), Message

Capacity (X2), Enhance Corporate Image (X3) terhadap variabel dependent yaitu

Brand Awareness.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima apabila Fhitung< Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 93 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:

a. Df (Pembilang) = k – 1 4 – 1 = 3 b. Df (Penyebut) = n – k 93 – 4 = 89

Diperoleh nilai Ftabelpada tingkat α = 5% (3:89) = 2,7069. Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.12:

Tabel 4.12 Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 914,897 3 304,966 44,921 ,000(a)

Residual 604,221 89 6,789

Total 1519,118 92

a Predictors: (Constant), Enhance_Corporate_Image, Message_Capacity, Target_Audience_Reach

b Dependent Variable: Brand_Awareness

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 44,921 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 2,7069. Dari hasil tersebut Fhitung (44,921) > Ftabel (2,7069) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel Target Audience Reach (X1), Message

Capacity (X2), Enhance Corporate Image (X3), secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Brand Awareness.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk mengetaui signifikansi dari pengaruh variabel

independent yaitu Target Audience Reach (X1), Message Capacity (X2), Enhance

Corporate Image (X3) terhadap variabel dependentyaituBrand Awareness.

H0 diterima apabila thitung< ttabelpada α = 5%

H0 ditolak apabila thitung> ttabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 93 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:

Derajat bebas (Df) = n – k = 93 – 4 = 89

Diperoleh nilai t tabelpada tingkat α = 5% (97) = 1.986

Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.11, yaitu: Tabel 4.13

Uji Parsial (Uji-T) Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 3,453 1,983 1,741 ,085

Target_Audience_Reach ,780 ,259 ,263 3,007 ,003

Message_Capacity 1,324 ,229 ,427 5,784 ,000

Enhance_Corporate_Imag

e ,853 ,253 ,287 3,371 ,001

a Dependent Variable: Minat Beli

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Target Audience Reach (X1) memiliki t hitung sebesar 3,007

dengan tingkat signifikansi 0,003. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (3,007) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,003 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Target

Audience Reach secara individual atau secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Brand Awareness.

b. Variabel Message Capacity (X2) memiliki t hitung sebesar 5,784 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (5,784) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Message Capacity

secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Awareness.

c. Variabel Enhance Corporate Image (X3) memiliki t hitung sebesar 3,371

dengan tingkat signifikansi 0,001. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (3,371) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,001 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Enhance

Corporate Image secara individual atau secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Brand Awareness.

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,776(a) ,602 ,589 2,60557

a Predictors: (Constant), Enhance_Corporate_Image, Message_Capacity, Target_Audience_Reach

b Dependent Variable: Brand_Awareness

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah) Tabel 4.14 menunjukkan bahwa:

a. Nilai R adalah 0,776 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

Target Audience Reach (X1), Message Capacity (X2), Enhance Corporate

(X3) dengan Brand Awareness (Y) sebesar 77,6 %, artinya hubungannya

erat. Sedangkan sisanya sebesar 22,4 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Nilai Adjusted R Square adalah 0,589 angka ini menunjukkan bahwa

sebesar 58,9 % Brand Awareness(Y) dapat dipengaruhi olehTarget

Audience Reach(X1), Message Capacity (X2), dan Enhance Corporate

Image (X3) sedangkan sisanya sebesar 41.1 % dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dokumen terkait