• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sponsorship Program TV X Factor Indonesia Season 2 Terhadap Brand Awareness OPPO Smartphone Pada Pengunjung Plaza Medan Fair Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sponsorship Program TV X Factor Indonesia Season 2 Terhadap Brand Awareness OPPO Smartphone Pada Pengunjung Plaza Medan Fair Medan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SPONSORSHIP PROGRAM TV X FACTOR INDONESIA SEASON 2 TERHADAP BRAND AWARENESS OPPO SMARTPHONE

PADA PENGUNJUNG PLAZA MEDAN FAIR MEDAN

OLEH

LIDYA ADRIANY BR. HUTAJULU 110502179

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SPONSORSHIP PROGRAM TV X FACTOR INDONESIA SEASON 2 TERHADAP BRAND AWARENESS OPPO

SMARTPHONEPADA PENGUNJUNG PLAZA MEDAN FAIR MEDAN

Perkembangan zaman yang semakin modern dan semakin ketatnya persaingan merupakan beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di dunia bisnis. Pentingnya strategi pemasaran yang efektif dalam menjangkau pasar sasarannya adalah salah satu kunci sukses suatu perusahaan dalam memasarkan produknya.Promosi merupakan salah satu komponen penting dalam bauran pemasaran. Dari promosi pula suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat.ini, kompetisi merek di dunia bisnis terus meningkat. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan bisnis yang semakin cepat.OPPO Electronics adalah sebuah perusahaan produsen elektronik yang berasal dari Tiongkok.Bagi perusahaan yang baru memasuki pasar seperti OPPO, sangat penting untuk membentuk kesadaran merek (brand awareness) sehingga akan memiliki ekuitas merek (brand equity) yang kuat untuk mereknya tersebut.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sponsorship program TV X Factor Indonesia Season 2 terhadap brand awareness OPPO Smartphone. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Plaza Medan Fair, sampel diambil dengan teknik purposive sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Secara simultan target audience reach, message capacity, dan enhance corporate image berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness OPPO Smartphone. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa target audience reach, message capacity, dan enhance corporate imagemasing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness OPPO Smartphone.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TV PROGRAM SPONSORSHIP X FACTOR INDONESIA SEASON 2 ON OPPO SMARTPHONE BRAND

AWARENESS TO PLAZA MEDAN FAIR VISITORS

The development of the modern era and increasing competition are some of the problems faced by companies in the business world. The importance of effective marketing strategies in reaching target markets is one of the keys for companies to be successful in marketing their products. Promotion is an important component in the marketing mix. Promotion is an important component in the marketing mix. Through the promotion, the product can be introduced to the public. Brand competition in the business world is increasing. It is due to the rapid business growth.OPPO Electronics is an electronics manufacturer from China. For those companies that enter new markets such as OPPO, it is important to establish brand awareness, so that the brand will have a high brand equity. The purpose of this research is to determine and analyze the influence of tv program sponsorship X Factor Indonesia Season 2 on OPPO Smartphone brand awareness. This research is quantitative research. The population in this research are Plaza Medan Fair visitors, the samples were taken by using purposive sampling method with total of 93 respondents.Primary data was collected using a questionnaire and secondary data gathered using literature. This research uses multiple linear regression analysis. Simultaneously target audience reach, message capacity, and enhance corporate image had positive and significant influence on OPPO Smartphone brand awareness.The results show that partial or individualindicates that the target audience reach, message capacity, and enhance the corporate image each had positive and significant impact on the OPPO Smartphone brand awareness.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Sponsorship Program TV X Factor Indonesia Season 2 Terhadap Brand Awareness OPPO Smartphone Pada Pengunjung Plaza Medan Fair Medan”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti

persembahkan untuk ayahanda tercinta Ir. Jonni Hutajuludan ibundaEklesia Gekapita Pangaribuan yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi

dalam proses pembuatan skripsi ini. Kepada adik saya Jeremia P. Ricardo Hutajuluyang selalu memberi dukungan. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi., ME., selaku sekretaris Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi

(5)

Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, S.E, M.M, selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan

bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, S.E, M.S, selaku Dosen Pembanding 1

yang turut meluangkan waktu dalam member kritik, arahan, saran, dan

masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan

7. Kepada Gifani Dwi Puteri, Tiza Rahmadina, Grace Manda, Adzka

Ginting, Caroline, Regina, Umaira W., Putri Sausan, Elsa C., Farah Izaty,

Agnes Gracia, dan Sonia yang selalu membantu dan mendukung penulis.

8. Kepada Iqbal, Azmi,Gian, Rio, Wahyu,dan seluruh teman di S1

Manajemen 2011 khususnya Grup C yang selalu membantu dan

mendukung.

Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga segala kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis dibalas oleh Tuhan.

Medan, Oktober 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ………

1.1 Latar Belakang... 1.2 Perumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 2.1 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi ...

2.1.1 Defenisi Komunikasi Pemasaran Terintegrasi ... 2.1.2 Ciri-ciri Utama Komunikasi Pemasaran Terintegrasi 2.1.3 Pandangan Proses Komunikasi ... 2.2 Sponsorship ...

2.2.1 Defenisi Sponsorship ... 2.2.2 Manfaat dan Alasan Penyelenggaraan Sponsorship ... 2.2.3 Tujuan Sponsorship ... 2.2.4 Jenis Sponsorship ... 2.2.5 Perencanaan Sponsorship ... 2.3 Brand ... 2.4 Brand Awareness ... 2.4.1 Defenisi Brand Awareness .... 2.4.2 Tingkatan Brand Awareness ... 2.4.3 Peranan Brand Awareness ... 2.4.4 Strategi Meningkatkan Brand Awareness ... 2.5 Hubungan Sponsorship terhadap Brand Awareness .... 2.6 Penelitian Terdahulu ... 2.7 Kerangka Konseptual ... 2.8 Hipotesis ...

BAB III METODE PENELITIAN………... 3.1 Jenis Penelitian ... 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 3.3 Batasan Operasional ... 3.4 Defenisi Operasional ...

(7)

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 3.6 Populasi dan Sampel ... 3.6.1 Populasi ... 3.6.2 Sampel ... 3.7 Jenis Data ... 3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 3.9.1 Uji Validitas ... 3.9.2 Uji Reliabilitas ... 3.10 Uji Asumsi Klasik ... 3.11 Teknik Analisis Data ... 3.11.1 Analisis Deskriptif ... 3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 3.12 Pengujian Hipotesis ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …...….. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...

4.1.1 Program TV X Factor Indonesia ... 4.1.2 Plaza Medan Fair Medan ... 4.2 HasilPenelitian ...

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 4.2.1.1 Statistik Deskriptif Responden ... 4.2.1.2 Statistik Deskriptif Variabel ... 4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 4.2.3 Uji Asumsi Klasik ...

4.2.3.1 Uji Normalitas ... 4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 4.2.3.3 Uji Multikolinieritas ... 4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji–F) ... 4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji–T) ... 4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...

4.3.1 Pengaruh Target Audience Reach terhadap Brand Awareness ...

4.3.2 Pengaruh Message Capacityterhadap Brand Awareness ...

(8)

DAFTAR TABEL

Negara dengan Pasar Smartphone Terbesar di Dunia ...

Market Share Smartphone di Indonesia pada Kuartal ke-4 Tahun 2014 ... Penelitian Terdahulu ... Operasionalisasi Variabel ... Instrumen Skala Likert ... Uji Validitas ………... Uji Reliabilitas ………... Uji Reliabilitas ………... Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..…. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...…. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...……. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi

Menonton X Factor ...………... Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Target

Audience Reach ...………...

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Message Capacity ...………...

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Enhance Corporate Image ...………... Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Awareness ...………... Analisis Linier Berganda ...

Uji Kolmogorv – Smirnov ………..

Uji Multikolinieritas ...……….. Uji Simultan (Uji-f) ……… Uji Parsial (Uji-t) ………

Uji Koefisien Determinasi (R2) ………..

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman

2.1

2.2 2.3 2.4 2.5 4.1 4.2 4.3

Komunikasi Pemasaran Terintegrasi, Bauran Sarana Promosi (Promotion Mix) ... Sembilan Elemen Komunikasi ... Piramida Kesadaran ... Hubungan Kesadaran Merek...………. Kerangka Konseptual ………. Histogram ... Pengujian Normalitas P-Plot ...

Scatterplot ………..

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 2 3 4 5 6

Kuesioner Penelitian ... Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas …….. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ……… Analisis Regresi Linier Berganda ...………. Hasil Uji Asumsi Klasik .……… Hasil Uji Hipotesis...……….

(11)

ABSTRAK

PENGARUH SPONSORSHIP PROGRAM TV X FACTOR INDONESIA SEASON 2 TERHADAP BRAND AWARENESS OPPO

SMARTPHONEPADA PENGUNJUNG PLAZA MEDAN FAIR MEDAN

Perkembangan zaman yang semakin modern dan semakin ketatnya persaingan merupakan beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di dunia bisnis. Pentingnya strategi pemasaran yang efektif dalam menjangkau pasar sasarannya adalah salah satu kunci sukses suatu perusahaan dalam memasarkan produknya.Promosi merupakan salah satu komponen penting dalam bauran pemasaran. Dari promosi pula suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat.ini, kompetisi merek di dunia bisnis terus meningkat. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan bisnis yang semakin cepat.OPPO Electronics adalah sebuah perusahaan produsen elektronik yang berasal dari Tiongkok.Bagi perusahaan yang baru memasuki pasar seperti OPPO, sangat penting untuk membentuk kesadaran merek (brand awareness) sehingga akan memiliki ekuitas merek (brand equity) yang kuat untuk mereknya tersebut.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sponsorship program TV X Factor Indonesia Season 2 terhadap brand awareness OPPO Smartphone. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Plaza Medan Fair, sampel diambil dengan teknik purposive sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Secara simultan target audience reach, message capacity, dan enhance corporate image berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness OPPO Smartphone. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa target audience reach, message capacity, dan enhance corporate imagemasing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness OPPO Smartphone.

(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TV PROGRAM SPONSORSHIP X FACTOR INDONESIA SEASON 2 ON OPPO SMARTPHONE BRAND

AWARENESS TO PLAZA MEDAN FAIR VISITORS

The development of the modern era and increasing competition are some of the problems faced by companies in the business world. The importance of effective marketing strategies in reaching target markets is one of the keys for companies to be successful in marketing their products. Promotion is an important component in the marketing mix. Promotion is an important component in the marketing mix. Through the promotion, the product can be introduced to the public. Brand competition in the business world is increasing. It is due to the rapid business growth.OPPO Electronics is an electronics manufacturer from China. For those companies that enter new markets such as OPPO, it is important to establish brand awareness, so that the brand will have a high brand equity. The purpose of this research is to determine and analyze the influence of tv program sponsorship X Factor Indonesia Season 2 on OPPO Smartphone brand awareness. This research is quantitative research. The population in this research are Plaza Medan Fair visitors, the samples were taken by using purposive sampling method with total of 93 respondents.Primary data was collected using a questionnaire and secondary data gathered using literature. This research uses multiple linear regression analysis. Simultaneously target audience reach, message capacity, and enhance corporate image had positive and significant influence on OPPO Smartphone brand awareness.The results show that partial or individualindicates that the target audience reach, message capacity, and enhance the corporate image each had positive and significant impact on the OPPO Smartphone brand awareness.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin modern dan semakin ketatnya

persaingan merupakan beberapa masalah yang dihadapi oleh

perusahaan-perusahaan di dunia bisnis. Pentingnya strategi pemasaran yang efektif dalam

menjangkau pasar sasarannya adalah salah satu kunci sukses suatu perusahaan

dalam memasarkan produknya. Setiap strategi pasti akan dilengkapi dengan

alat-alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi perusahaan. Alat-alat-alat tersebut

biasa disebut sebagai bauran pemasaran. Mc Charty (Kotler 2002:18)

mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi lebih luas yang lebih dikenal dengan

empat P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat (place)

dan promosi (promotion).

Promosi merupakan salah satu komponen penting dalam bauran

pemasaran. Dari promosi pula suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat. Istilah

promosi secara umum digunakan dalam mendeskripsikan komunikasi dengan

pelanggan maupun calon pelanggan, namun terminologi “komunikasi pemasaran

terintegrasi (Integrated Marketing Communication/IMC)” sekarang ini lebih

disukai oleh para praktisi dan akademisi pemasaran. Komunikasi pemasaran

terintegrasi adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu

suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran terintegrasi merepresentasikan

(14)

terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada

pelanggan atau kliennya. Komunikator pemasaran dalam kapasitasnya

mengembangkan dan menyampaikan pesan dari obyek yang berbeda seperti:

produk, jasa, toko, kegiatan bahkan orang. Namun, istilah yang dapat dipakai

sebagai ringkasan dari seluruh bentuk objek pemasaran itu disebut merek (brand).

Menurut Aaker (1991:9), merek (brand) adalah nama dan/atau simbol

yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap dan kemasan) dengan

maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah

kelompok tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa

yang dihasilkan para kompetitor. Merek yang sukses dapat menjadi penghambat

bagi pesaing yang ingin memperkenalkan merek dengan jenis produknya sama.

Selain itu merek adalah sebuah janji kepada konsumen terhadap harapan akan

kualitas yang terbaik dan jaminan terhadap konsistensi kinerja suatu produk.

Sekarang ini, kompetisi merek di dunia bisnis terus meningkat. Hal ini

terjadi karena adanya pertumbuhan bisnis yang semakin cepat (Latham, 2007). Di

indonesia, pertumbuhan dunia bisnis dan industri terbukti dengan terus

meningkatnya jumlah perusahaan dari berbagai sektor. Berdasarkan hasil

pendataan yang dilakukan oleh GfK Forecast pada kuartal pertama tahun 2014,

Indonesia memiliki pertumbuhan pasar smartphone dari tahun ke tahun sebesar

68%. Indonesia menjadi pasar penjualan smartphone terbesar dan menjadi pasar

dengan pertumbuhan paling pesat di wilayah Asia Tenggara (KOMPAS.com).

Total smartphone yang terjual di tanah air mencapai 7,3juta unit atau dua per tiga

(15)

2015, Indonesia berada di urutan ketiga negara dengan pasar smartphone terbesar

di dunia.

Tabel 1.1

Negara dengan Pasar Smartphone Terbesar di Dunia

Sumber:GfK Forecast, techno.okezone.com (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, pada tahun 2014 Indonesia belum memasuki

daftar 10 negara dengan pasar smartphone terbesar di dunia. Namun, pada tahun

2015, Indonesia berada di urutan ke-3. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan

yang sangat pesat pada pasar smartphone di Indonesia selama tahun tersebut.

Peningkatan jumlah pasar smartphone yang tinggi di Indonesia mengakibatkan

banyaknya perusahaan produsen smartphone yang masuk ke pasar smartphone

Indonesia, salah satu vendor yang ikut meramaikan pasar smartphone Indonesia

adalah OPPO Smartphone.

OPPO Electronics adalah sebuah perusahaan produsen elektronik yang

berasal dari Tiongkok. Didirikan pada tahun 2004. Produk utamanya adalah MP3

player, pemutar media portabel, LCD-TV, eBook, pemutar DVD/cakram Blu-ray,

dan telepon genggam. OPPO mulai memasuki pasar ponsel di tahun 2008 dan

Peringkat 2014 2015

1 Cina India

2 Amerika Serikat Cina

3 Jepang Indonesia

4 Brazil Afrika Selatan

5 Inggris Brazil

6 Jerman Pakistan

7 India Nigeria

8 Korea Selatan Mesir

9 Rusia Vietnam

(16)

telah tersebar di lebih dari 20 negara, seperti Amerika Serikat, Australia, beberapa

negara di Eropa, Afrika, Asia Selatan dan Asia Tengah. OPPO masuk ke

Indonesia pada Mei 2013. Sejak kehadirannya di Indonesia, OPPO menguasai

sebagian besar pasar smartphone android. Menurut penelitian yang digelar

Counterpoint Research soal pengapalan ponsel, OPPO berhasil menempati posisi

keempat pasar smartphone Indonesia dalam periode kuartal IV 2014. Market

share OPPO mencapai 8,8%. Pengapalan smartphone OPPO melonjak sampai

60%.

Tabel 1.2

Market Share Smartphone di Indonesia pada Kuartal Ke-4 Tahun 2014

Sumber: Counterpoint Research (2015)

Menurut Tabel 1.2, OPPO berada di peringkat ke-4 dengan market share

sebesar 8,8% dan berada diatas Advan yang lebih dulu memasuki pasar

smartphone Indonesia. Hal tersebut membuat OPPO harus mempunyai strategi

pemasaran yang baik sebagai vendor smartphone yang baru masuk di Indonesia

untuk dapat menduduki urutan ke-4 dalam kompetisi market sharesmartphone di

Indonesia.

Indonesia Smartphone Shipments Share (%) Q4 2014

Samsung 26,4 %

Smartfren 15,4 %

Evercoss 13,4 %

OPPO 8,8 %

Advan 7,7 %

Others 28,3 %

(17)

Bagi perusahaan yang baru memasuki pasar seperti OPPO, sangat penting

untuk membentuk kesadaran merek (brand awareness) sehingga akan memiliki

ekuitas merek (brand equity) yang kuat untuk mereknya tersebut. Menurut Kotler

dan Amstrong (2004:281), ekuitas merek (brand equity) adalah efek diferensiasi

yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.

Ada lima kategori aset yang meningkatkan brand equity, yaitu kesadaran merek

(brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (quality

perception), kesetiaan merek (brand loyalty), dan aset merek (brand asset) yang

meliputi simbol/lambang. Kelima aset tersebut masuk ke dalam proses brand

communication (komunikasi merek), yaitu strategi pemberian pesan mengenai

manfaat produk dan jasa tertentu dengan tujuan membuat awareness dan

emotional experience yang membawa ke preferensi merek tertentu kepada

konsumen. Kesadaran konsumen mempengaruhi persepsi dan tingkah laku,

sehingga kesadaran merek dapat dikatakan sebagai key ofbrand asset atau kunci

pembuka untuk dapat masuk ke elemen lainnya (Aaker dan McLoughlin, 2010).

Dengan kata lain, seperti apa yang dikatakan Simamora (2003), kesadaran merek

merupakan komponen penyusun ekuitas merek yang penting. Selain itu, dapat

dikatakan pula bahwa pembentukan awarenessmerupakan tahap awal dalam

mengkomunikasikan brand suatu produk. Seiring dengan itu, Levidge dan Steiner

(1961) menegaskan bahwa kesadaran merupakan tahapan paling awal hirarki

peringkat pengaruh stimuli. Jadi sangat beralasan apabila konsumen cenderung

membeli merek yang telah mereka kenal atau familiar, karena mereka merasa

(18)

Menurut East (1997:29) brand awareness is the recognition and recall of a

brand and its differentiation from other brands in the field yang artinya kesadaran

merek (brand awareness) adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek

dan pembedaan dari merek lain yang ada di lapangan. Sedangkan menurut Keller

(2003), brand awareness berkaitan dengan kekuatan sebuah merek membentuk

simpul dan meninggalkan kesan di benak seseorang yang kemudian direfleksikan

dengan kemampuannya untuk mengidentifikasi merek tersebut di berbagai

kondisi. Brand awareness perlu dibentuk dan ditingkatkan apabila sebuah

perusahaan menginginkan merek atau produknya menduduki posisi paling atas di

pikiran atau benak konsumen untuk kategori tertentu yang sering disebut dengan

top of mind (Keller, 2003). Proses pembentukan brand awareness melibatkan dua

kegiatan, yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya

dengan kategori produk tersebut (Aaker, 1996).

Membentuk dan meningkatkan brand awareness dapat dilakukan

perusahaan dengan cara promosi, salah satunya adalah promosi melalui media

televisi. Menurut Shimp (2000:535) televisi mempunyai sejumlah kekuatan dalam

penggunaannya sebagai media penyampaian pesan atau periklanan yaitu;

mendemonstrasikan penggunaan produk, kemampuan untuk muncul tanpa

diharapkan (intrusion value), kemampuan untuk memberikan hiburan dan

menghasilkan kesenangan, dapat menjagkau konsumen satu persatu, dapat

menggunakan humor sebagai strategi periklanan yang efektif, dan efektif dengan

(19)

Dewasa ini, iklan di media televisi sudah berkembang menjadi sistem

komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi

juga bagi konsumen. Berbagai bentuk usaha mengandalkan iklan sebagai salah

satu media promosi untuk membantu perusahaan dalam memasarkan barang dan

jasa. Namun banyak konsumen atau audience yang tidak menyukai iklan atau

menghindarinya. Berdasarkan survei yang dilakukan LOWE Indonesia, sebanyak

53,7% penonton televisi akan menggunakan jeda iklan untuk melakukan aktivitas

lain dan 53% penonton akan mengganti saluran televisi begitu memasuki

tayangan iklan (Tempo, 2005). Angka tersebut menunjukkan bahwa penonton di

Indonesia berusaha menghindari iklan dengan cara zapping, yaitu penonton

mengganti saluran televisi untuk menghindari iklan (Graw & Hill, 2007:284). Hal

ini tentu sangat tidak diinginkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah

mengandalkan iklan televisi dan berinvestasi sejumlah uang untuk

mempromosikan produknya. Hal ini mengakibatkan kurangnya minat dan

kesadaran konsumen atas suatu produk atau merek. Oleh karena itu, perusahaan

mulai mencari cara lain untuk menyampaikan informasi tentang produknya, salah

satunya adalah dengan pemasaran sponsorship (sponsorship marketing).

Pemasaran sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam

mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan

perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu. Sponsorship ini

dilakukan dengan tujuan mendapatkan minat dan akses potensi komersial yang

terkait dengan kegiatan ini. Sponsorship merupakan aspek komunikasi pemasaran

(20)

event atau causes yang bertujuan mencapai berbagai tujuan perusahaan, terutama

dalam meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek, dan

memperbesar volume penjualan. Keuntungan-keuntungan inilah yang

memberikan motivasi perusahaan-perusahaan untuk ikut mensponsori berbagai

kegiatan atau acara (event). Salah satu perusahaan yang melakukan pemasaran

sponsorship adalah OPPO Smartphone yang mensponsori program TV ajang

pencarian bakat X Factor IndonesiaSeason 2.

Sejak memasuki pasar Indonesia, OPPO sebelumnya telah mensponsori

beberapa program TV seperti Opera Van Java, PAS Mantap, Mario Teguh Golden

Ways dan Hitam Putih yang ditayangkan di TRANS7 dan Yuk Keep Smile (YKS)

yang ditayangkan di TRANS TV. Beberapa diantara program TV tersebut masih

disponsori oleh OPPO sampai sekarang ini. OPPO bekerjasama dengan

Hollywood untuk memporomosikan film Fast and Furious 7, sebelumnya OPPO

juga melakukan kerja sama yang serupa dengan film Transformer: Age of

Extinction (http://www.tekno.kompas.com). Namun program TV yang sedang

disponsori oleh OPPO adalah program TV X Factor Indonesia Season 2 yang

ditayangkan di RCTI. X Factor Indonesia adalah suatu ajang pencarian bakat yang

diadopsi dari tayangan asli The X Factor di Inggris. Ajang ini merupakan

pencarian bakat menyanyi yang dipandu oleh Robby Putra sebagai pembawa

acara. Berisi acara yang berhubungan dengan musik dan mengudara selama 200

menit. Acara pencarian bakat ini digelar 2 tahun sekali. Pemenang X Factor

Indonesia akan mendapatkan uang tunai sebesar 1 miliar rupiah dan kontrak

(21)

penyanyi dan produser musik ternama di Indonesia seperti Ahmad Dhani, Anggun

C. Sasmi, Bebi Romeo, dan Rossa. Namun pada season 2, posisi Anggun C.

Sasmi digantikan oleh Afgansyah Reza. Selain itu, setiap minggunya akan ada juri

tamu yang juga penyanyi dan produser musik dan tak kalah terkenalnya dengan

juri utama.

Acara X Factor Indonesia ini hampir sama dengan acara Suara Indonesia

yang ditayangkan di Trans TV pada tahun 2010 dan The Voice Indonesia yang

ditayangkan di Indosiar karena format acaranya tidak hanya bernyanyi secara

solo, namun dapat dilakukan secara duo, trio, grup atau paduan suara.

OPPO Smartphone berusaha membentuk citra perusahaan (corporate

image) melalui popularitas suatu acara. Seperti yang diketahui, X Factor

Indonesia memenangkan Panasonic Gobel Awards untuk kategori Pencarian

Bakat &Reality Show Terbaik pada tahun 2014. X Factor Indonesia Season 2

tayang perdana pada tanggal 3 April 2015 dan mendapatkan rating 3,7% dan

share 19,1% dan berada di urutan nomor 2 acara dengan rating tertinggi. Prestasi

ini menggambarkan kesuksesan dan popularitas X Factor Indonesia sebagai acara

ajang pencarian bakat di bidang menyanyi. Dengan popularitas acara X Factor

Indonesia Season 2 ini, diharapkan dapat memberi kepercayaan pemirsanya

terhadap merek OPPO serta promosi yang dilakukan OPPO dapat menarik

pemirsanya untuk mengenal produk OPPO.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

(22)

Season 2 Terhadap Brand Awareness OPPO Smartphone Pada Pengunjung Plaza

Medan Fair Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penilitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh sponsorship

Program TV X Factor Indonesia Season 2 terhadap brand awareness OPPO

Smartphone pada pengunjung Plaza Medan Fair Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh sponsorship program TV X Factor Indonesia Season 2 terhadap brand

awareness OPPO Smartphone.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi OPPO dalam memilih

acara (event) yang disponsori,

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam

bidang ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai promosi

melalui event sponsorship.

3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi

2.1.1 Defenisi Komunikasi Pemasaran Terintegrasi

Komunikasi pemasaran terintegrasiadalah sarana di mana perusahaan

berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara

langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.

Komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya

serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan

membangun hubungan dengan konsumen.

Menurut Shimp (2000:24) Integrated Marketing Communication (IMC)

adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program

komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:120) komunikasi pemasaran

terintegrasi (integrated marketing communication/IMC) menjalankan strategi

komunikasi pemasaran total yang bertujuan membangun hubungan pelanggan

yang kuat. IMC mengintegrasikan berbagai saluran komunikasinya untuk

menghantarkan pesan yang jelas, konsisten dan menarik tentang organisasi dan

(24)

Sumber: Kotler dan Amstrong (2006:121)

Gambar 2.1 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi, Bauran Sarana Promosi (Promotion Mix)

a. Pengiklanan (Advertising). Semua bentuk penyajian dan promosi non

personal atas ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor

tertentu.

b. Promosi penjualan (Sales promotion). Berbagai intensif jangka pendek

untuk mendorong keinginan mencoba dan membeli suatu produk atau jasa.

c. Acara dan pengalaman (Event and experience). Kegiatan pemberian

sponsor dari perusahaan dan program yang dibuat untuk menciptakan

merek yang biasa saja atau merek yang spesial.

d. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public relations and publicity).

Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan

atau masing-masing produknya. Penjualan

personal

Hubungan masyarakat

Pemasaran langsung Promosi

penjualan

Periklanan Pesan

(25)

e. Pemasaran langsung (Direct marketing). Penggunaan surat, telepon,

faximile, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk

berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan dari

pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

f. Penjualan personal (Personal selling). Interaksi langsung dengan satu

pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, guna melakukan perentasi,

menjawab pertanyaan dan menerima pesanan.

2.1.2 Ciri-ciri Utama Komunikasi Pemasaran Terintegerasi

Ciri-ciri utama komunikasi pemasaran terintegerasi menurut Shimp

(2000):

1. Mempengaruhi Perilaku. Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi

perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus

melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran mereka atau

“memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya

kesuksesan IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan

kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku konsumen.

Sebelum membeli sebuah merek baru, konsumen pertama-tama harus

disadarkan dulu akan keberadaan merek tersebut serta manfaatnya,

kemudian dipengaruhi agar timbul sikap yang mendukung terhadap merek.

2. Berawal dari Pelanggan dan Calon Pelanggan. Prosesnya diawali dari

(26)

merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam

mengembangkan program komunikasi persuasif.

3. Menggunakan Seluruh Bentuk “Kontak”. Menggunakan seluruh bentuk

komunikasi dan seluruh “kontak” yang menghubungkan merek atau

perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampaian yang

potensial. Istilah “kontak” dipakai untuk menerangkan segala jenis media

penyampai pesan yang dapat meraih pelanggan dan menyampaikan merek

yang dikomunikasikan melalui cara yang mendukung.

4. Menciptakan Sinergi. Dalam defenisi IMC terkandung kebutuhan akan

sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat

pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara

dengan suatu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk

menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat membuat

konsumen melakukan aksi. Kegagalan dalam mengkoordinasi semua

elemen komunikasi dapat meghasilkan pengulangan upaya yang sia-sia—

lebih buruk lagi—pesan yang kontradiktif, mengenai merek.

5. Menjalin Hubungan. Kepercayaan bahwa komuikasi pemasaran yang

sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan

pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah kunci

dari pemasaran modern dan bahwa IMC adalah kunci dari terjalinnya

hubungan tersebut. Suatu hubungan merupakan “pengait” yang tahan lama

antara merek dengan konsumen; ia membangkitkan pembelian yang

(27)

menyadari bahwa lebih menguntungkan untuk menjalin dan

mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang sudah ada

dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.

2.1.3 Pandangan Proses Komunikasi

Komunikasi pemasaran terintegrasi melibatkan pengidentifikasian pemirsa

sasaran dan membentuk program promosi yang dikoordinasikan dengan baik

untuk memperoleh respons pemirsa yang diinginkan. Sering kali, komunikasi

pemasaran memfokuskan pada kesadaran segera, citra, atau tujuan preferensi

dalam pasar sasaran. Tetapi pendekatan terhadap komunikasi ini bersifat jangka

pendek. Saat ini, pemasar cenderung memandang komunikasi sebagai pengelolaan

hubungan pelanggan sepanjang waktu. Proses komunikasi harus dimulai dengan

memeriksa seluruh penghubung potensial dengan perusahaan dan mereknya.

Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami cara kerja

komunikasi. Komunikasi melibatkan sembilan elemen yang diperlihatkan dalam

Gambar 2.2. Dua dari elemen ini adalah elemen utama dalam komunikasi—

pengirim dan penerima. Dua sarana komunikasi utama lainnnya—pesan dan

media. Empat elemen lainnya adalah fungsi komunikasi utama—penyandian,

pemahaman, respons dan umpan-balik. Elemen terakhir adalah gangguan dalam

(28)

Sumber: Tjiptono (2002:219)

Gambar 2.2 Sembilan elemen komunikasi

2.2 Sponsorship

2.2.1 Defenisi Sponsorship

Menurut Ternece A. Shimp (2000:263) kegiatan sponsorship mencakup

investasi dalam event atau causes yang bertujuan mencapai berbagai tujuan

perusahaan, terutama meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek,

dan memperbesar volume penjualan.

Menurut Pope (2003) Sponsorship adalah penyediaan sumberdaya (uang,

manusia, peralatan) secara langsung oleh sebuah organisasi (sponsor) kepada

seorang individu, suatu badan yang berwenang agar dapat mengikuti suatu

kegiatan yang akan dilakukan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang

dimaksud dalam strategi promosi pihak sponsor dan dimana dapat pula dinyatakan

(29)

Pengertian sponsorship menurut Gilbert (2003) “the material or financial

support of a specific activity, normally but not exclusively sport or arts, which

does not from the part of the sponsor company’s normal business.”

Menurut bds sponsorship is a business

relationship between a provider of funds, resources or service an individual, event

or organization which offers in return some rights and association that maybe

used”.

Dari beberapa definisi tentang sponsorship di atas dapat disimpulkan

bahwa pengertian sponsorship secara umum adalah penyediaan sumber daya baik

itu berupa dana, sumber daya manusia, peralatan maupun sumber daya lainnya

dari seseorang atau suatu organisasi terhadap suatu eventdengan maksud untuk

mendapatkan suatu manfaat.

2.2.2 Manfaat dan Alasan Penyelenggaraan Sponsorship

Menurut Frank Jefkins (1997: 230) manfaat penyelenggaraan/penyediaan

sponsorship adalah bahwa dana sponsor yang telah dikeluarkan dengan sendirinya

kembali ke perusahaan dalam jumlah yang berlipat ganda baik secara langsung

maupun secara tidak langsung. Dari penyediaan sponsor memang cukup besar

sehingga begitu banyak perusahaan yang bahkan bersedia mengalokasikan dana

yang khusus untuk penyelenggaraan sponsorship

Menurut Ternece A. Shimp (2000:589) manfaat penyelenggaraan

sponsorship adalah untuk membangun hubungan antara perusahaan dengan

konsumen untuk menambah brand equity dan untuk memperkuat ikatan dalam

(30)

Adapun alasan-alasan penyediaan sponsor menurut Frank Jefkins

(1997:231) adalah :

1. Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan melalui publikasi nama

serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media massa

yang meliputi event yang disponsorinya itu.

2. Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran.

3. Untuk memperlihatkan niat baik perusahaan guna melaksanakan tanggung

jawab sosialnya.

2.2.3 Tujuan Sponsorship

Tujuan sponsorship menurut Jefkins (1996:176) terdiri dari tiga bagian,

yaitu :

A. Tujuan-tujuan periklanan

1. Mengiklankan produk yang tidak boleh diiklankan dimedia tertentu.

2. Memasang iklan dilokasi kegiatan atau liputan yang dapat menjangkau

orang banyak.

3. Mempromosikan produk secara spesifik.

4. Memperkenalkan produk baru.

5. Menggali berbagai peluang lain di bidang periklanan.

B. Tujuan-tujuan humas

1. Menciptakan atau memperhatikan citra perusahaan.

2. Membangun citra perusahaan.

3. Memperkenalkan identitas perusahaan.

(31)

5. Menonjolkan keramah tamahan.

6. Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput.

C. Tujuan-tujuan pemasaran

1. Memposisikan sebuah produk.

2. Mendukung operasi para agen penyalur.

3. Melancarkan suatu perubahan di dalam kebijakan pemasaran

perusahaan.

4. Melancarkan suatu produk.

5. Membuka cabang-cabang baru.

6. Pemasaran internasional.

7. Merangsang para konsumen untuk menggunakan suatu produk.

2.2.4 Jenis Sponsorship

Jenis sponsorhip acara berdasarkan tipe kesamaan menurut Gwinner

(1999):

1. Image based yaitu event berdasarkan kesamaan image dengan merek atau

produk bersangkutan, contoh: US Open Golf Champ dengan Acura

Automobile, Kentucky Derby dengan American Express.

2. Functional based, yaitu event berdasarkan kesamaan fungsi produk atau

penggunaan produk yang terkait dengan event bersangkutan, seperti: balap

Formula 1 dengan oli Shell, Moto Grand Prix dengan ban Bridgestone,

(32)

3. Tanpa kesamaan, yaitu jenis event yang tidak memiliki kesamaan dengan

produk atau image merek bersangkutan, contohnya: Dell Computer

dengan World Cup, Levi’s jeans dengan Rose Bowl, dan lainnya.

Ada berbagai jenis sponsor yang dikelompokkan dalam aturan dasar

pelaksanaan event (Cams, 2007) dan dibagi berdasarkan kewajiban atau kontribusi

dan haknya, yaitu:

a. Sponsor Tunggal

Adalah sponsor yang mensponsori sebuah kegiatan secara penuh dari

segi pembiayaan. Sponsor ini berhak mencantumkan mereknya dalam

judul kegiatan serta memonopoli pencantuman merek di lokasi dan seluruh

item kegiatan.

b. Sponsor Utama

Adalah sponsor yang mensponsori dengankontribusi dana terbesar.

Sponsor utama juga dibantu oleh sponsor-sponsor lain dengan kontribusi

biaya yang lebih kecil. Sponsor ini berhak atas pencantuman merek di

lokasi dan seluruh item kegiatan dengan lebih menonjol dibanding sponsor

lainnya. Selain itu sponsor jenis ini juga masih membuka kesempatan

untuk hadirnya sponsor pendamping.

c. Sponsor Pendamping

Adalah sponsor yang memberikan kontribusi dana lebih kecil

dibandingkan sponsor utama. Sponsor ini memiliki berbagai keterbatasan

(33)

2.2.5 Perencanaan Sponsorship

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, maka harus dilakukan

suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship.

Menurut Rossiiter dan Percy (1998:346), perencanaan sponsorship

mencakup :

1. Target Audiens Reach

Perusahaan perlu memperhatkan segmen mana yang ingin diraih dari

jenis sponsorship yang akan digunakan, sebab kegiatan yang ingin

disponsori harus sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Seperti OPPO

Smartphone mensponsori Program TV X Factor Indonesia Season 2 yang

memiliki pemirsa dari segala usia dan kalangan serta jangkauan yang luas

karena disiarkan di channel TV nasional.

2. Compability with the Company’s or Brand Positioning

Beberapa jenis sponsorship secara langsung berkaitan atau

menggunakan produk dari perusahaan, Seperti Pocari Sweat yang

mensponsori event olahraga DBL (Development Basketball League).

Tetapi beberapa jenis sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara

tidak langsung dengan produk tersebut, misalnya rokok Sampoerna A-mild

yang mensponsori acara musik International Java Jazz.

3. Message Capacity

Perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan biasanya mendapatkan

fasilitas untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Misalnya pada

(34)

Smartphonemendapatkan fasilitas untuk menempatkan atribut merek di

beberapa properti seperti layar mini, balon, banner, dan lainnya. Selain itu

OPPO juga mendapatkan fasilitas lain, seperti pemasangan iklan sebelum

dan setelah acara berlangsung, mengadakan kuis interaktif, menyediakan

jalur fast track bagi peserta pengguna smartphone OPPO yang mengikuti

audisi, dan sebagainya.

2.3 Brand

Kotler dan Keller (2006:288) mendefenisikan pengertian brand sebagai

nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok

penjual untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

Menurut Nilson (1998), sebuah nama dapat dikatakan sebagai merek jika

nama tersebut membawa nilai-nilai yang jelas, dapat dibedakan dengan yang

lainnya, menarik dan memberikan pengalaman positif, serta memiliki identitas

yang jelas. Merek harus bisa dikenali konsumen dengan mudah, dan untuk diingat

sehingga dapat diidentifikasi oleh konsumen.

Aaker (1991) mendefenisikan merek dengan lebih sederhana; brand is

signal. Artinya, sebuah merek memberi tanda pada konsumen mengenai sumber

produk dan melindungi konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang

berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik.

Knapp (2001) mengartikan merek sebagai internalisasi sejumlah kesan

yang diterima oleh pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu

(35)

yang dirasakan. Selain itu, merek tidak hanya meliputi janji, tapi juga nilai-nilai

intangible lainnya, seperti kepercayaan, ritual, aspirasi, kepirbadian, serta

reputasi.

Berdasarkan pengertian merek (brand) diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa merek adalah nama, istilah, simbol, rancangan atau penggabungan dari

beberapa atau keseluruhan dari hal tersebut yang digunakan sebagai alat pembeda

dengan produk lainnya.Disamping itu, merek merupakan janji penjualan untuk

secara konsisten memberikan tampilan yang istimewa dan manfaat tertentu

kepada konsumen sesuai dengan apa yang dipresentasikan mereknya tersebut.

Merek yang baik akan menunjukkan suatu jaminan kualitas tetapi lebih dari

sekedar itu merek merupakan suatu simbol yang komplek.

Merek memiliki peran yang penting bagi perusahaan dalam persaingan

bisnis, semakin kuat suatu merek dalam bagian atau bidang tertentu maka akan

semakin sulit untuk pesaing lain dalam bagian atau bidang yang sama untuk

masuk dan berkompetisi. Pentingnya merek ini tidak lepas dari manfaat yang

diberikan merek untuk perusahaan. Merek dapat membuat pelanggan tidak sensitif

harga komunikasi pemasaran menjadi lancar, dan menjadi magnet bagi

stakeholders. Merek membuat pelanggan tidak sensitif pada harga karena jika

para pelanggan telah sangat menyukai suatu merek, maka mereka tidak akan

peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk

dengan merek tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dan pengertian merek, maka sudah seharusnya

(36)

produk-produknya. Setiap perusahaan harus mempersiapkan sungguh-sungguh mereknya,

termasuk di dalamnya adalah elemen-elemen merek (brand elements) yang terdiri

dari nama, istilah, tanda, simbol, dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut harus

dirancang sebaik-baiknya dan sesuai dengan ciri-ciri umum dari produk tersebut

karena elemen-elemen merek tersebut merupakan landasan bagi upaya

komunikasi dan menurut Knapp (2001), juga merupakan ekspresi pertama yang

unik yang terus ada di pikiran dan hati konsumen.

2.4 Brand Awareness

2.4.1 Defenisi Brand Awareness

Menurut Aaker (2004:253)brand awareness adalah kesanggupan seorang

calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau mengingat

kembali (recall) bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori tertentu.

Menurut East (1997:29) brand awareness is the recognition and recall of

a brand and its differentiation from other brands in the field yang artinya

kesadaran merek (brand awareness) adalah pengakuan dan pengingatan dari

sebuah merek dan pembedaan dari merek lain yang ada di lapangan.

Dapat disimpulkan bahwa brand awarenessadalah kemampuan konsumen

untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian

dari suatu kategori produk tertentu. Brand awareness penting adanya untuk

meningkatkan penjualan dengan cara membuat konsumen mengingat merek

produk bahkan menyebutkan merek tersebut diantara banyaknya merek-merek

(37)

2.4.2 Tingkat Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Menurut David A. Aaker (1997:92) peran brand awareness dalam

keseluruhan ekuitas merek bergantung pada sejauh mana tingkatan dalam brand

awareness adalah sebagai berikut:

Sumber: Aaker (1997:92)

Gambar 2.3Piramida Kesadaran

a) Puncak pikiran (Top of mind)

Top of Mind adalah merek yang pertama kali diingat responden atau

pertama kali disebut ketika responden ditanya tentang suatu produk

tertentu. Puncak pikiran menggunakan single respond question yang

artinya responden hanya diperbolehkan memberikan satu jawaban untuk

pertanyaan mengenai hal ini

b) Pengingatan kembali merek (Brand recall)

Brand recall adalah pengingat kembali brand yang dicerminkan

dengan merek lain yang diingat oleh responden setelah menyebutkan Puncak

pikiran

Pengingatan kembali merek Pengenalan merek

(38)

merek yang pertama. Pengingatan kembali merek menggunakan multi

respond question yang artinya memberikan jawaban tanpa dibantu.

c) Pengenalan Merek (Brand recognition)

Brand recognition adalah mengenal merek yaitu tingkat kesadaran

responden terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan seperti

ciri-ciri produk.

d) Tidak Menyadari Merek (Unware brand)

Merupakan tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek,

dimana konsumen tidak menyadari atau mengetahui keberadaan suatu

merek

Menurut Simamora (2003), pengukuran kesadaran merek dimaksudkan

untuk mengetahui apakah suatu merek dikenal atau tidak. Jika dikenal bagaimana

tingkat pengenalan konsumen terhadap merek tersebut. Untuk mengelompokkan

responden berdasarkan tingkat pengenalan mereka, perlu diketahui terlebih dahulu

(39)

Sumber: Simamora (2003)

Gambar 2.4 Hubungan kesadaran merek

Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk megetahui seberapa jauh

konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain (Aaker,2004:260) :

1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya

merek apa saja yang diingat

2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek

tersebut termasuk dalam kategori tertentu.

3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek

ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.

4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek

ketika sedang menggunakan produk/ layanan pesaing. Merek

Tidak Diingat (Brand Unware)

Diingat (Brand Awareness)

Dengan alat bantu (Brand Recognition)

Tanpa alat bantu (Brand Recall)

Diingat bukan pertama kali (Familiar Brand)

(40)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tingkat kesadaran merek

para pengunjung event terhadap sponsor. Apakah mereka ada ditahap top of mind,

brand recall, brand recognition, atau unaware of brand terhadap sponsor

2.4.3 Peranan Brand Awareness

Peran kesadaran merek membantu agar merek mudah di pahami dengan

mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan nilai. Ada 4 cara yang dapat

dilakukan yaitu : (Durianto et al, 2004:8-9)

1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain

Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu

asosiasi-asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut

mejadi sangat tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, maka asosiasi

yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut

2. Familier atau rasa suka

Jika kesadaran merek kita sangat tinggi. Maka konsumen akan sangat

akrab dengan merek kita dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang

sangat tinggi terhadap merek yang kita pasarkan.

3. Subtansi atau komitmen

Kesadaran merek dapat menandakan keberasaan, komitmen, dan inti

yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran akan

merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah

merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh

(41)

a) Diiklankan secara luas

b) Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu

c) Jangkauan distribusi yang luas dan

d) Merek tersebut dikelola degan baik

4. Mempertimbangkan merek

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi

merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan

dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek dengan Top of Mind

yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek

tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan

dalam benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalan

ingatan konsumen adalah yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah

yang disukai atau dibenci.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa 4 cara diatas dapat digunakan

umtuk memaksimalkan peranan kesadaran merek. OPPO dapat memaksimalkan

kesadaran merek mereka dengan mengkaji dan menerapkan 4 cara di atas.

2.4.4 Strategi meningkatkan kesadaran merek

Menurut Durianto dan Sugiarto (2004:20) mengatakan bahwa “a brand is

a complex symbol that can convey up to six level of meaning” yaitu meliputi :

1. Atribut

Merek mengingatkan pada atribut-atibut tertentu yang menempel pada

(42)

2. Manfaat

Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen

tidak membeli atribut, merek membeli manfaat yang diterjemahkan dalam

fungsional dan emosional

3. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek

yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek

yang terbaik, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek

tersebut.

4. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu.

5. Kepribadian

Merek juga dapat memiliki kepribadian, yaitu kepribadian kepada

penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si

pengguna akan tercemin bersama dengan merek yang ia gunakan.

6. Pemakaian

Merek juga menunjukan jenis konsumen pemakai merek tersebut.

Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang

terkenal untuk menggunakan mereknya

Pencapaian kesadaran merek (brand awareness) dapat ditempuh dengan

(43)

1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda.

Memakai slogan/jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat

lebih mudah mengingatnya.

2. Melakukan pengulangan untuk pengingatan karena membentuk ingatan

lebih sulit dibandingkan dengan membentuk pengenalan.

3. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak

diingat pelanggan.

4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik.

5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.

Pada point ke 5 cara pencapaian kesadaran merek, dikatakan bahwa

menjadi sponsor merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Hal ini

mendukung penelitian yang ingin meneliti pengaruh sponsorship terhadap brand

awarenes.

2.5 Hubungan Sponsorship terhadap Brand Awareness

Sponsorship memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand

awareness. Setiap perusahaan pasti menginginkan setiap produknya memiliki

merek yang kuat di benak konsumen. Dalam meraih kekuatan merek tersebut,

sebelumnya merek harus meraih kesadaran terlebih dahulu dari para

konsumennya. Inilah yang disebut sebagai kesadaran merek sebagai awal mula

terbentuknya merek yang kuat. Perusahaan harus mencari cara untuk

mempublikasikan mereknya agar dikenal oleh calon konsumen, serta dapat

menanamkan merek dan produknya di benak konsumen, yaitu dengan promosi.

(44)

tidak ada pemborosan biaya. Promosi yang berisi informasi harus sampai ke calon

konsumen yang dituju. Salah satu promosi yang dapat dilakukan perusahaan

adalah sponsorship.

Sponsorship yang dilakukan pada event tertentu merupakan suatu kesatuan

dari aktivitas komunikasi pemasaran dimana perusahaan membangun hubungan

sponsorship melalui event tertentu dan dengan menyediakan bantuan keuangan

agar mendapat hak untuk menampilkan nama merek, logo, pesan iklan dan segala

bentuk hal yang mengidentifikasikan bahwa suatu perusahaan telah membatu

berjalannya sebuah event tersebut. Sponsorship adalah satu alat promosi atau

komunikasi pemasaran yang apabila digunakan secara tepat dapat membantu

perusahaan dalam menginformasikan merek untuk produk perusahaan kepada

konsumennya. Dengan ditampilkannya nama merek, logo, pesan iklan dan lainnya

diharapkan memberikan pengetahuan kepada pengunjung suatu event atau

pemirsa yang menyaksikan sebuah tayangan program TV.

Ada delapan cara untuk membentuk dan mempertahankan kesadaran

merek (Aaker, 1991), salah satu diantaranya adalah melalui program sponsorship.

Program sponsorship menjadi cara untuk meningkatkan kesadaran merek suatu

produk. Dalam suatu proses sponsorship yang berkesinambungan, akan

mempererat asosiasi suatu event terhadap suatu yang mensposnsori event tersebut.

Selain itu, Cornwell et al (2001) juga mengungkapkan bahwa sponsorship yang

dilakukan pada suatu event memberi dampak positif terhadap aset merek (brand

assets) dan salah satu yang paling menonjol adalah brand awareness yang

(45)

mengaitkan merek ke kategori produknya (link to it’s product category). Dapat

disimpulkan bahwa kegiatan sponsorship dapat dinilai efektif untuk meningkatkan

kesadaran merek, terutama apabila melihat pada implementasi eksploitatif

atribut-atribut promosi lain, diantaranya advertising dan direct selling, pada saat

pelaksanaan event yang melakukan eksposur besar-besaran pada brand elements

pemberi sponsor.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

terhadap Brand Awareness

Djarum Super Mild: Studi Pada

Event Jakarta International Java

Kuantitatif Terdapat pengaruh

sponsorship pada

event terhadap kesadaran merek

produk

Mellyna (2012)

Pengaruh Event Sponsorship

(46)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Lanjutan

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Acara Televisi Dan Citra Perusahaan(StudiKorelasio

nal Pengaruh Implementasi Event Sponsorship Program Acara Trans TV “Suara

Indonesia Bersama Yamaha” Terhadap Citra

PT. Yamaha Pada Mahasiswa Universitas

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Haryoko dalam Iskandar (2008:54) adalah

“penjelasan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang

bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel

peneitian yang ingin diteliti”. Dalam kaitannya dengan brand awareness, dalam

meraih kekuatan merek, suatu merek harus meraih kesadaran terlebih dahulu dari

para konsumennya. Inilah yang disebut sebagai brand awareness sebagai awal

(47)

ditingkatkan apabila suatu produk menginginkan mereknya menduduki posisi

paling atas di pikiran atau benak konsumen untuk kategori produk tertentu atau

sering disebut sebagai top of mind (Keller, 2003). Salah satu alasan utama yang

dapat timbul atas tingginya kesadaran (awareness) adalah aktivitas promosi yang

dilakukan terus menerus oleh perusahaan.

Sponsorship dinilai sebagai cara paling berharga dalam

mengkomunikasikan merek pada tahap awal pengembangan awareness. Erdogan

dan Kitchen (1998) menyampaikan bahwa peningkatan kesadaran merek (brand

awareness) menduduki posisi pertama dalam pengukuran manfaat sponsorship.

Selain itu, Speed dan Thompson (2000) memaparkan, atribut yang ada pada

sponsorship memiliki pengaruh pada sikap konsumen dalam interest atau

ketertarikan terhadap sponsor. Interest juga dapat mengacu pada atensi untuk

sponsor yang akan meningkatkan kesadaran merek sponsor.

Cornwell et al (2001) mengungkapkan, bahwa sponsorship memberi

dampak positif terhadap aset merek (brand assets) dimana yang paling menonjol

adalah brand awareness. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan sponsorship dapat

dinilai efektif untuk meningkatkan kesadaran merek, terutama apabila melihat

pada implementasi eksploitatif atribut-atribut promosi lain, diantaranya

advertising dan direct selling, pada saat pelaksanaan event yang melakukan

eksposur besar-besaran pada brand elements pemberi sponsor.

Berdasarkan kepada teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di

atas maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah

(48)

Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2015)

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2011:64) adalah “jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penilitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah

sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Sponsorship program TV

X Factor Indonesia Seaason 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

awareness OPPO Smartphone pada pengunjung Plaza Medan Fair Medan”. Target Audience Reach

(X1)

Brand Awareness

(Y)

Message Capacity

(X2)

Enhance Corporate Image

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan mengenai “Analisis Pengaruh

Sponsorship Program TV X Factor Indonesia Season 2 terhadap Brand Awareness

dan Minat Beli OPPO SmartphonePada Pengunjung Plaza Medan Fair Medan,

maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut E.G Carmines, dan R.A Zeller dikutip

oleh E.M. Sangadji dan Sopiah (2010:26) adalah “penelitian yang datanya

dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik”. Adapun variabel

yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu Target

Audience Reach (X1), Message Capacity (X2) dan Enhance Corporate Image (X3)

dan variabel terikatnya adalah brand awareness (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Plaza Medan Fair di Jalan Jendral Gatot

Subroto No.30 Medan. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan September 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka

batasan operasional penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent)

yaituTarget Audience Reach (X1), Message Capacity (X2) dan Enhance Corporate

(50)

3.4 Definisi Operasional

Penentuan variabel pada dasarnya adalah operasionalisasi terhadap

konstrak, yaitu upaya mengurangi abstraksi konstrak sehingga dapat diukur.

Definisi operasional adalah penentuan konstrak sehingga menjadi variabel yang

dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh

peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi

peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama

atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik (Irdriantoro dan

Supomo, 1999:69). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur

Sponsorship

(X)

Sponsorship adalah kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan OPPO dengan

menyediakan sumber daya terhadap Program TV X Factor Indonesia

Season 2 yang diharapkan akan mendapatkan manfaat berupa promosi yang dapat membentuk brand awareness di kalangan pemirsanya. tertentu atau kelompok demofrafis yang akan dicapai OPPO

Smartphone dalam Program TV X Factor Indonesia Season 2

1. Kemampuan menjangkau target audience.

(51)

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lanjutan

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur

Message Capacity

(X2)

Pesan yang disampaikan berupa promosi OPPO

Smartphone melalui Program TV X Factor Indonesia Season 2 kepada pemirsanya.

1. Mempomosikan merek. 2. Memperkenalkan produk baru.

Membangun citra OPPO

Smartphone melalui kegiatan sponsorship

terhadap X Factor Indonesia dan

mengharapkan terjadinya

image transfer sehingga menciptakan kesan di benak pemirsanya.

1. Memperkenalkan perusahaan.

2. Membangun citra perusahaan.

Brand Awareness

(Y)

Brand awareness adalah kemampuan pemirsa X Factor Indonesia Season

2 untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa OPPO

Smartphone merupakan bagian dari kategori

smartphone.

1. Recall

2. Recognition

3. Purchase

4. Consumption.

Likert

Seperti penjelasan sebelumnya, dan terlihat pada Tabel 3.1. Adapun

variabel pada penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel lain

(52)

1. Target Audience Reach (X)

Kelompok/khalayak tertentu atau kelompok demofrafis

yang akan dicapai OPPO Smartphone dalam Program TV X

Factor Indonesia Season 2

2. Message Capacity (X2)

Pesan yang disampaikan berupa promosi OPPO

Smartphone melalui Program TV X Factor Indonesia Season 2

kepada pemirsanya.

3. Enhance Corporate Image (X3)

Membangun citra OPPO Smartphone melalui kegiatan

sponsorship terhadap X Factor Indonesia dan mengharapkan

terjadinya image transfer sehingga menciptakan kesan di benak

pemirsanya.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel respons atau output yang muncul sebagai akibat

manipulasi suatu variabel yang dimanipulasikan dalam penelitian

(variabel bebas)

1. Brand Awareness (Y)

Brand awareness adalah kemampuan pemirsa X Factor

Indonesia Season 2 untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa OPPO Smartphone merupakan bagian dari kategori

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi, Bauran Sarana Promosi
Gambar 2.2 Sembilan elemen komunikasi
Gambar 2.3Piramida Kesadaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

g -Aminobutyric acid agonists have been shown to block methylphenidate injection [13,29] prevented the induction the augmented locomotor activity and stereotyped behavior of

[r]

Unexpectedly, we did not observed any effect of death in glutamate-induced neurotoxicity, we further de- L -NNA, a NOS inhibitor, on ERK1 / ERK2 activation in termined the role

[r]

Pada hari ini rabu tanggal delapan bulan agustus tahun dua ribu dua belas, berdasarkan berita acara evaluasi dokumen penawaran dan berita acara pembuktian kualifikasi, kami

Proses berpikir semikonseptual merupakan cara berpikir siswa yang cenderung dalam menyelesaikan masalah menggunakan konsep tetapi kurang memahami konsep tersebut

[r]