• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

6) Analisis Relevansi nilai-nilai adat dan tradisi dibalik daur hidup (life cycles) sebagai sumber pembelajaran IPS

Simbol-simbol yang terbentuk dalam ritus upacara daur hidup (life cycles) pada masyarakat suku Nuaulu tentunya berdasarkan atas nilai-nilai dan pandangan hidup berlaku dalam kehidupan masyarakat. Adanya nilai-nilai dan pandangan hidup itu mencerminkan corak kebudayaan masyarakat bersangkutan. Melalui simbol-simbol itu pesan nilai-nilai dan pandangan hidup dapat disampaikan kepada seluruh warga masyarakat sehingga pelaksanaan ritus upacara daur hidup (life cycles) merupakan sarana sosialisasi terutama bagi warga peserta didik yang berada dalam taraf penyesuaian diri terhadap tata pergaulan masyarakat. Pesan nilai-nilai dan pandangan hidup itu mengandung keinginan dan harapan agar warga masyarakat memelihara ketertiban, kerukunan, ketentraman, saling menghormati, bekerja keras, tolong-menolong, tanggung jawab, disiplin, juga nilai persatuan karena keunikan budaya yang dimiliki.

Ritus upacara itu diselenggarakan untuk mencapai integritas kebudayaan dalam rangka menjaga keseimbangan hidup masyarakat. Suatu keadaan kehidupan

yang senantiasa didambakan oleh suku Nuaulu dalam kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, penghormatan terhadap arwah para leluhur, dalam bentuk upacara daur kehidupan mengandung bermacam-macam harapan serta tujuan diselenggarakan di dalam upacara tersebut sebagaimana diajarkan oleh para orang tua. Transmisi pola-pola budaya ini terus berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan beberapa perkembangan yang mengikutinya sebagai konsekuensi perkembangan pola pikir manusia, maka dalam perjalanan waktu nilai-nilai tradisional ini ada yang berubah, bergeser, disebabkan masuknya perkembangan ilmu dan teknologi. Nilai-nilai yang berharga dan positif oleh generasi muda Nuaulu dipertahankan, akan tetapi nilai-nilai yang sudah tidak sesuai atau merugikan masyarakat akan ditinggalkan.

Dalam kehidupan manusia, sejak dulu hingga sekarang nilai mempunyai peranan yang amat penting. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada dasarnya seluruh kehidupan manusia berkisar pada usaha-usaha menciptakan, memperjuangkan dan mempertahankan macam-macam nilai, dari nilai yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Seseorang bekerja keras untuk memperoleh uang atau harta benda bagi kesejahteraan hidupnya, dan pada dasarnya usaha itu memperjuangkan suatu nilai yang tergolong sebagai nilai ekonomi; sekelompok orang bersatu mendirikan sebuah perkumpulan dan mengatur sendiri kehidupan politiknya, maka upaya itu mengarah kepada memperjuangkan suatu nilai yang bercorak politik; dan seseorang atau kelompok masyarakat secara khidmat berdoa, sholat dan berpuasa atau berbagai kegiatan ritual lainnya, yang sesungguhnya perbuatan itu adalah upaya mengembangkan atau mempertahankan nilai yang termasuk nilai religius.

Atas dasar gambaran pemahaman ini, bahwa nilai mempunyai berbagai perwujudan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk ide tentang ritual. Setiap individu sejak kecil telah diresapi dengan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat sehingga konsepsi atau ide yang terkandung di dalamnya sejak lama telah berakar dalam alam jiwa mereka. Hal itulah yang menyebabkan nilai-nilai budaya itu sulit berubah atau diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam waktu singkat.

Peralihan nilai pada peserta didik tentunya dilakukan melalui wahana (kendaraan) pengetahuan, yang memberikan pemahaman kepada siswa mengenai ritual daur hidup dari masyarakat suku Nuaulu. Dimulai dari kelahiran sampai kematian;

1) Upacara masa kehamilan 9 bulan.

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, untuk ritual masa kehamilan Sembilan bulan ini adalah nilai dasar moral, rasa penghargaan akan arti sebuah kehidupan agar tidak menyia-nyiakan dengan hal yang negatif/merugikan. Di dalamnya juga terdapat nilai kerja keras yang merupakan ciri-ciri seorang pelopor, dimana nantinya siswa sebagai tenaga muda penerus generasai cita-cita bangsa diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada.

2) Upacara masa kelahiran

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, untuk ritual masa kelahiran yaitu nilai dasar akan kepedulain terhadap sesama, akan adanya empati dan kebaikan sosial lainnya yang dimiliki siswa. Dimana siswa harus peka dan

peduli terhadap konsep isu hak asasi manusia (HAM), yang secara eksplisit ada di dalam Pancasila dan UUD 1945. Sehingga siswa merasa bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat dunia dan secara pribadi menolak pengabaian atas hak asasi manusia.

3) Upacara masa dewasa

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, untuk ritual masa dewasa yaitu nilai dasar akan penghargaan/rasa saling menghoramati akan perbedaan yang ada, baik agama, suku, budaya, bahasa dan adat istiadat (Multikultural). Tentunya dengan landasan tersebut dapat mengatasi masalah konflik. Boleh dikatakan bahwa hampir semua nilai dalam upacara ritual kedewasaan sesuai dengan nilai dalam pendidikan IPS antara lain ada nilai kerja keras, keuletan, keberanian, disiplin serta bertanggung jawab.

4) Upacara masa perkawinan

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, untuk ritual masa dewasa yaitu nilai etika, dalam pengambilan sebuah keputuasan. Tentunya dengan tidak adanya pelatihan ketrampilan degan sebuah pembinaan di sekolah, siswa tidak akan mampu dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan benar. Oleh Karena itu dalam pembelajaran IPS terdapat proses pembelajaran menyangkut pembelajaran pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1) mengidentifikasi persoalan dasar, 2) mengemukakan jawaban-jawaban alternatif, 3) menggambarkan bukti yang mendukng setiap alternatif, 4)

mengidentifikasi nilai-nilai yang dinyatakan dalam setiap alternatif, 5) menggambarkan kemungkinan akibat dari pilihan alternatif, 6) membuat pilihan dari berbagai alternatif, 7) menggambarkan bukti dan nilai yang dipertimbangkan dalam pembuatan pilihan.

5) Upacara masa kematian

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, untuk ritual kematian yaitu nilai saling tolong menolong, siswa diberikan pemahaman bahwa manusia tidak akan pernah mampu hidup sendiri (individulaistis), karena ia akan menjadi orang yang sombong dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ketika dihadapi dengan suatu masalah terkadang ia mengambil jalan pintas karena tidak mampu memecahkan masalahnya akibatnya bisa sampai ke tingkat stress dan bunuh diri, oleh karena kita membutuhkan orang lain (bersosialisasi) dan saling tolong menolong.

Selain itu sumbangan lain kepada pengetahuan tentang ritual daur hidup yaitu; tentang pentingnya hidup sehat/higenis agar terhindaar dari penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Siswa juga mengetahui tentang budaya-budaya lokal yang terdapat dalam ritus-ritus kehidupan, bahwa inisiasi adalah merupakan bagian dari kehidupan manusia, serta adanya lembaga perkawinan yang mengatur akan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang dilembagakan oleh masyarakat dan agama di

dalam budaya lokal, dan bahwa yang namanya kematian adalah rahasia ilahi, dokter atau seorang professor sekalipun tidak akan pernah tahu hari kematian itu.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan satu bidang kajian ilmu yang potensial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya akan nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan banyak membahas tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, lingkungan dan Tuhan, membuat bidang kajian ini sangat kaya dengan sikap, nilai, moral, etika, perilaku dan tentu saja pengetahuan.

Jika dirangkum dalam unsur besar pendidikan IPS maka tergambar adanya nilai-nilai IPS yakni sebagai berikut :

1. Nilai Sejarah

Adapun nilai sejarah yang terkandung dalam upacara ini adalah bahwa peristiwa dimasa lampau yang selama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat Maluku pada khususnya. Mengenai adanya suatu kelompok masyarakat yang sering disebut dengan istilah suku Nuaulu yang tinggal di pulau Seram adalah merupakan keturunan dari suku besar di Maluku yaitu Alune dan Wemale.

Nilai sejarah ini memberikan sebuah integritas dan jati diri yang kuat dan kokoh pada masyarakat suku Nuaulu, dengan budaya adat masyarakat setempat yang masih mempertahankan nilai-nilai luhur moyang mereka dengan pelaksanaan ritual

upacara daur hidup, yakni pataheri dan pinamou yang menunjukan suatu kehormatan bagi mereka sebagai sebuah pengenalan jati diri orang Naualu.

2. Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi yang ada yaitu bahwa hendaknya upacara ritual daur hidup ini harus dilestarikan sebagai sebuah kearifan lokal yang memiliki potensi untuk membangun. Bila hal ini dikemas secara baik maka bisa dijadikan sebagai aset daerah dalam membangun sector pariwisata budaya, yang justru akan bisa menumbuh kembangkan bidang ekonomi, dan juga akan memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini akan berbentuk pelestarian budaya, dan pengembangan sumber pendapatan asli daerah (PAD) Maluku Tengah ke depan.

3. Nilai Antropologi

Dengan pengenalan akan adanya etnisitas masyarakat suku Nuaulu diharapkan adanya sikap saling menghargai setiap perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang tercermin dalam motto “Bhineka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dalam lingkaran kesatuan Republik Indonesia. Sehingga perasaan termarginalnya mereka dari NKRI dapat dipatahkan. Bahkan ada sikap rasa saling menghargai antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.

Nilai Geografi yaitu dengan adanya pengenalan akan suku ini, kita belajar untuk mengenal Indonesia bukan hanya tentang pulau Jawa saja tapi juga mengenai wilayah-wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, kita akan jelajahi dan mengetahui akan adat istiadat dan tradisi mereka. Karena kenyataannya, bukan hanya siswa SD tapi mahasiswapun tidak tahu di mana letak Pulau Seram yang ada di Maluku, yang didalamnya terdapat suku Nuaulu.

5. Nilai Muatan Lokal

Pengenalan akan budaya lokal, merupakan sesuatu yang penting untuk diketahui dan dipelajari agar jangan sampai budaya kita/adat istiadat dan tradisi kita hanya dihargai oleh negera lain. Oleh karena itu nilai muatan lokal dalam hal pembelajaran di sekolah benar-benar harus diperhatikan, sehingga adat-istiadat yang merupakan kekayaan daerah harus dipekenalkan kepada siswa. Seperti juga mengenai suku Naualu dengan adat istiadatnya.

6. Nilai Keagamaan (magis religius)

Tidak terkecuali mengenai nilai yang satu ini, yang benar-benar sangat penting dalam kehidupan manusia. Dari upacara daur hidup masyarakat suku Nuaulu kita bisa mengetahui bahwa dalam kehidupan manusia dalam setiap simbol yang digunakan ada makna-makna tersembunyi yang secara simbolik mereka gunakan. Juga ternyata masih ada masyarakat kita yang memegang teguh kepercayaan mereka

(belum memeluk 5 agama resmi yang ada di Indonesia), dan itupun harus kita hargai sebagai suatu bentuk penghormatan kepada mereka.

7. Nilai identitas diri

Keberadaan nilai identitas diri, di lingkungan masyarakat suku Nuaulu dalam sejarahnya telah menunujukkan bentuk dan sosoknya yang unik dan sampai sekarang menjadi ciri khas masyarakat daerah itu. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang tampil sederhana, apa adanya, jujur, suka berterus terang, sopan, serta saling tolong menolong. Hal ini dapat diamati dari perilaku budaya lokal terutama yang berkaitan dengan upacara daur hidup (life cycles) masyarakat suku Nuaulu. Kearifan lokal (local genius) yang berkembang dalam masyarakat Nuaulu ini pada dasarnya adalah merupakan perjuangan kolektif agar mereka tetap survive dari dominasi pengaruh asing.

Kesimpulan :

Bangsa yang disegani dan dihormati bangsa lain, adalah yang mampu menjaga dan menghargai hasil-hasil budaya bukan bangsa yang menciptakan budaya. Menjaga eksistensi budaya bangsa dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Ritual upacara daur hidup (life cycles) yang masih diselenggarakan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat suku Nuaulu pada khusunya, merupakan bentuk eksistensi. Hal tersebut sebagai indikasi bahwa kebudayaan tidak

akan punah dan hilang. Permasalahan terletak pada peran serta masyarakat untuk menampilkannya secara nyata.

Budaya lisan pada masyarakat suku Nuaulu ini menyebabkan beberapa produk budaya bersifat semu, bermakna relatif, sulit diterjemahkan, dan penuh misteri. Oleh karena itu upacara adat suku Nuaulu yang dimulai dengan upacara kehamilan sembilan bulan sampai kematian yang diintepreatsikan dalam simbol religi, etika dan filosofi yang mengandung nilai-nilai kearifan adat yang luhur. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat memuat pesan moral yang harus dikembangkan menjadi kearifan lokal. Hal ini dapat dicontohkan bahwa dalam setiap upacara adat terdapat pantangan, larangan dan ajaran. Larangan dan ajaran tersebut dapat dijadikan sebagai kearifan lokal yang jika dikaji mengandung pesan moral dalam setiap upacaranya. Setiap upacara menjelaskan bagaimana masyarakat menghadapi hidupnya dan mengatasi masalah hidupnya. Dengan demikian kearifan lokal yang dari dulu sudah ada dalam masyarakat harus dikembangkan dalam menghadapi arus globalisasi dewasa ini. Kearifan lokal yang dikaji dari pesan moral dalam setiap upacara dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS.

Pada setiap cabang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) nilai memiliki tekanan yang berbeda-beda. Sejarah menekankan kepada nilai suatu kisah atau peristiwa, Geografi menempatakan nilai kesadaran wawasan dari satu kesatuan wilayah. Ekonomi menempatkan nilai manfaat dan keuntungan suatu barang/jasa.

Sosiologi menempatkan nilai pada kualitas hubungan interpersonal seseorang sebagai anggota masyarakat, dan Antropologi menempatkan nilai budaya suatu bangsa.

Pengembangan pendidikan Nilai yang terintegrasi dengan pendidikan IPS memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas pendidikan. Secara operasional pengembangan nilai pendidikan IPS melibatkan tiga tahapan yang berbeda. Tahap pertama berkisar pada pengenalan fakta-fakta di lingkungan, tahap kedua merupakan tahap pembentukan konsep-konsep dan tahap ketiga tahapan tentang pertimbangan tentang nilai yang terintegrasi. Atas dasar tahapan inilah, maka tidak cukup bagi peserta didik untuk belajar IPS dengan hanya berkisar pada konsep yang verbalistik atau hanya mengenal sejumlah fenomena, melainkan diperlukan ketajaman analisis terhadap nilai dalam sejumlah isu sosial/fenomena sosial yang ada di seputaran lingkungan siswa.

Nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran IPS, dapat berupa nilai intrinsik seperti nilai dasar moral seperti kepedulian terhadap orang lain, empati dan kebaikan sosial lainnya, dan semua nilai ini penting dalam merancang priorotas penelaan IPS. Untuk itu nilai-nilai dasar moral tersebut harus terintegrasi dalam kurikulum IPS. Nilai dasar moral esensial dapat dikembangkan dari prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, kebaikan, kepedulian dan keindahan yang terdapat dalam ajaran agama. Selain dalam bahasan tentang nilai kepada peserta didik tentunya pengetahuan yang didapat merupakan suatu bekal bagi siswa untuk lebih mengetahui dan memahami akan pentingnya kesehatan, penghargaan akan suatu kehidupan yang tertuang di

dalam hak asasi manusia, bentuk-bentuk budaya lokal dan tata cara pekawinan yang benar dalam jalur lembaga perkawinan.

Melalui pembelajaran IPS yang terintegrasikan dalam nilai, etika dan moral, peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip ilmu-ilmu tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Diyakini bahwa pengembangan pendidikan IPS yang benar dan bermakna akan mampu menghasilkan pribadi-pribadi sehat dan tangguh. Disinlah peranan pendidikan IPS dalam mewariskan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat tercipta karena tumbuh dan berkembangnya sistem nilai sosial. Hancurnya suatu masyarakat disebabkan karena melemahnya sistem nilai atau akan kacau apabila sistem nilai itu tidak memiliki kekuatan lagi. Peranan nilai-nilai luhur bangsa diperlukan untuk memberikan kekokohan suatu bangsa.

Nilai-nilai luhur dari upacara ritual daur hidup (life cycles) masyarakat suku Nuaulu pada dasarnya relevan dengan pandangan mengenai hakekat studi sosial (IPS) untuk membentuk pribadi peserta didik sebagai warga masyarakat yang baik, menghargai perbedaan budaya dalam masyarakat demokratis. Nilai-nilai tersebut merupakan perisai yang melindungi generasi penerus atau peserta didik dari modernisasi sehingga nilai-nilai itu dijadikan sebagai modal dalam mengambangkan hidupnya.

Daftar Pustaka

Abdulkadir, muhhamad (2008) Ilmu Sosial Budaya Dasar : Bandung ; PT. Citra Aditya Bakti

Adimiardja, Kusnaka (2008) Dinamika Budaya Lokal ; Bandung ; Pusat Kajian LBPB

Al Muchtar, Suwarma (2004 ) Pengambanagan Berfikir dan Nilai Dalam Pendidikan IPS; Bandung ; Gelar Pustaka Mandiri.

Al Muchtar, Suwarma (2005) strategi pembelajaran IPS; Bandung ; Universitas Pendidikan Indonesia

Alwasilah, A Chaedar (2009) Pokoknya Kualitatif ; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif ; Jakarta : Pustaka Jaya

Arikunto, Suharsimi (1998) Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta

Bakker J W M (1998) Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar ; Jogjakarta ; Kanisius Bogdan, B.C dan Biklen S. K (1982) Qualitative Research for Education an

introduction to theory and methods. Boston ; Allyn and Bacon

Budiyono (2007) Nilai-nilai kepribadian Dan Kejuangan Bangsa Indonesia ; Bandung ; ALfabeta

Coleman, Simon & Watson Helen (1992) An Introduction to Anthropology ; London; tiger book International

Creswell, John W (1998) qualitative inquiri and research design ; chosin among five tradisions : London ; united kingdom ; sage publucation

Depsos (1989) Informasi Bina Masyarakat Terpencil : Direktorat Bina Masyarakat Terasing Depsos RI

Dyk, Van (1962) Pengantar Hukum Adat Indonesia ; Bandung ; Sumur Bandung Estenberg, Kristin G (2002) Qualitative Methods In Social Research ; MC Grow Hill;

New York

Fraenkel J.R (1977) How to Teach About Values; An Analytic Approach. New Jersey; Prentice-Hall, Inc.

Garna, Yuditira (1996) Sistem Budaya Indonesia : Bandung : Program Pascasarjana Padjajaran

Guba G.E dan Lincoln S (1985) Naturalistic Inquiry ; London; Sega Publication Beverly

Hadiwijono, Harun (2003) Religi Suku Murba di Indonesia ; Jakarta ; Gunung Mulia Harsojo (1998) Pengantar Antropologi : Bandung ; Bina Cipta

Horton, Paul dan Hunt, Chester (2004) sociology, Sixth edition ; Inggris : McGraw-Hill, Inc

Ihromi, T.O (2006) Pokok-pokok antropologi Budaya ; Jakarta ;Yayasan Obor Indonesia

Jarolimek, John (1982) Social Studies in Elemntary Education; London ; Mav Millan Jorgensen, Danny (1989) Observation Participation ; A Methodology For Human

Studies ; Sage Publications ; Newbury Park,London,New Delhi.

(2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat ; Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama

Koentjaraningrat (1993) Masyarakat Terasing Di Indonesia ; Jakarta : Gramedia (2002) Pengantar Ilmu Antropologi ; Jakarta ; PT Rineka Cipta (2004) Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia ; Jakarta ; Djambatan

(2005) Pengantar Antropologi I, jilid 1 jetakan kedua : Jakarta Rineka Cipta

(2005) Pengantar Antropologi II ; Pokok-pokok Etnografi ; Jakarta ; Rineka Cipta

Kluchkohn, Clyde K. Maben (1953) Universal Categories Of Culture ; Chicago ; University Press

Kuhn, Thomas. S (2005) The Structure Of Scientific Revolutions : Bandung ; Rosdakarya

Kusumaadmajda (1993) The Human Dimension Of Sustainable Development : Makalah Seminar Dimensi Manusia dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan : Jakarta ; Walhi

Kusumohamidjojo, Budiono (2009) Filsafat Kebudayaan ; Proses Realisasi Manusia ; Jogjakarta ; Jalasutra

Linton, Ralph (1964) The Study Of Man, An Introduction ; Appleton Century ; Crofts Marshall, Catherine Gretchen B Ross (1995) Designing Qualitative Research ;

Second Edition ; Sage Publication International Education and professional Publisher : London

Masyuri dan Zainuddin (2009) Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif : Bandung ; Rafika Aditama

Miles, Matthew dan Huberman, Michael (1990) Analisa Data Kualitatif. Jakarta ; Universitas Indonesia Press

Mulyana (2004) Mengartikulasikan Pendidikan Nilai

Mutakin, Awan (2005) Nilai-nilai Kearifan Adat dan Tradisi Di Balik Simbol (Totem) Kuda Kuningan ; Kuningan : Universitas Pendidan Indonesia (2006) Individu, Masyarakat dan Perubahan Sosial ; Bandung ; Universotas Pendidikan Indonesia.

Nasution (2003) Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (cetakan ulang ketiga). Bandung ; TArsit

Ranjabar, Jacobus (2006) Sistem Sosial Budaya Indonesia suatu pengantar ; Bandung ; Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Sapriya (2009) Pendidikan IPS ; Konsep dn Pembelajaran ; Bandung ; Alfabeta Saputra, Yahya Andi (2009) Upacara Daur Hidup Adat Betawi ; Jakarta ; Wedatama

Widya Sastra

Sabafiah, Faisal (1990) Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi : YA 3 Malang

Sedyawati, Edi (2007) Budaya Indonesia ; Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah : Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Soekamto, Soerjono (1983) Hukum adat Indonesia ; Jakarta ; PT Raja Grafindo Persada

(2003) Sosiologi Suatu Pengantar : Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Soemantri, Muhammad (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS ; bandung :

renaja Rosdakarya

Soetomo, Sugiono (2009) Urbanisasi dan Morfologi ; Proses Perkembangan peradaban & wadah ruang fisiknya ; menuju ruang kehidupan manusiawi ; Jogjakarta ; Graha Ilmu

Soewardi, Herman (2004) Sosiologi, Membangkitkan Karsa Umat Tumpuan Utama Bagi Pembangunan : Bandung ; Bakti Mandiri

Sugiono (2008) Memahami Penelitian Kualitatif; Bandung ; Alfabeta Supartono (2001) Ilmu Budaya Dasar : Jakarta : Ghalia

Sutrasno (1975) sejarah dan ilmu pengetahuan : jakarta : prasnya paramita

Sutrisno, Mudji dan Putranto Hendar (2009) Teori-teori Kebudayaan : Jogjakarta ; Kanusius

Syafa’at, Rachmad Dkk (2008) Negara, Masyarakat dan Kearifan Lokal ; Malang ; In-TRANS Publishing

Syam, Nur (2009) Madzhab-Madzhab Antropologi : Jogjakarta ; LKIS

Syaodih Nana (2007) Metode Penelitian Pendidikan : Bandung ; Program pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya

Syarbaini & Rusdianta (2009) Dasar-dasar Sosiologi : Jogjakarta ; Graha Ilmu Tamburaka, Rustam (2007) Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah

Filsafat & IPTEK ; Jakarta ; Rineka Cipta

Tilaar H.A.R (2002) Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia : Bandung ; PT Remaja Rosdakaya

(2004) Paradigma Baru Pendidikan Nasional : Jakarta ; Rineka Cipta Undang-Undang Sisdiknas (2009) : bandung : Citra Umbara

Tutik, Titik Triwulan dan Trianto (2008) Dimensi Transendental dan Transformasi Sosial Budaya ; Jakarta ; Lintas Pustaka Publisher

Uneputty Dkk (1984) Upacara Ttradisional Daerah Maluku. Proyek Invebtarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Maluku ; Depdikbud

Van, Hoeve (1991) Ensiklopedi Indonesia ; Jakarta ; Ichtiar Baru

Wiriaatmadja, Rochiaty (2002) Pendidikan Sejarah di Indonesia Perspektif Lokal, Nasional dan Global ; Bandung ; Historia Utama Press Universitas Pendidikan Indonesia

(2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kinerja guru dan dosen ; Bandung ; Remaja Rosdakarya

Data Makalah/jurnal

Borhan M dan Sayuti S (2007) Ritus dan Ritual di dalam dunia melayu.

Hasan Hamid, (2007) naskah akademik kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) departemen pendidikan nasional badan penelitian dan pengembangan kurikulum pusat.

Nurjana I Nyoman (2004) Memahami posisi dan Kapasitas Hukum adat dalam Politik pembangunan Hukum di Indonesia ; Perspektif Antropologi Hukum ; Malang ; pusat pengembangan hokum lingkungan dan sumber daya alam Sutarto Ayu (2006) Kearifan Lokal dan Perubahan Lingkungan Kasus Kampung

Naga,Badui, Damin dan Tengger; Kumpulan Makalah

Daftar Internet

Rusdi Effendi (2009) Daur Hidup orang Bukit alamat : http://www