• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa menguasai teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standard yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan di dalam “natural setting” (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam (in depth interviuw) dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution (2003:67) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui obeservasi. Sedangkan Menurut Marshall (1995:75) “ Through observation, the research learn about behavior and

the meaning attached to those behavior”, yakni melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Alwasilah (2009:154-155) menambahkan bahwa dengan menggunakan teknik observasi ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang informan, kejadian, peristiwa atau proses yang diamati. Dengan adanya observasi, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit undertanding) juga sudut pandang informan yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara.

Terkait dengan penelitian ini, peneliti datang ke lokasi atau tempat tinggal masyarakat suku Nuaulu di Pulau Seram untuk mengamati situasi (pada waktu siang dan malam) dalam aktivitas masyarakat setempat (berkebun, meramu sagu, mengolah tepung sagu menjadi sagu dan papeda, mencuci, nelayan, membelah kayu untuk dijadikan kayu kabar, dll). Dengan obervasi, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jorgensen (1989:23) bahwa :

Methodology observation is appropriate for a wide range of scholarly problems pertinent to human exictence. It focuses on human interaction and meaning viewed from the insiders viewpoint in everyday life situation and setting. Its aims to generate practical and theoretical truths formulated as interpretative theories

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data, terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Secara praktik di lapangan peneliti selalu menyimak apa yang

dilakukan oleh masyarakat suku Nuaulu setiap harinya, dengan pengamatan peneliti mampu melihat hal-hal yang tidak mampu diungapkan oleh masyarakat suku Nuaulu, misalnya ketika malam itu laki-laki suku Nuaulu yang ingin melaut biasanya akan menentukan pergi tidaknya mereka dengan tanda bulan, atau ketika anak dari bapak ma’atoke yang sakit dibungkus dengan daun jarak, ketika besoknya bangun pagi ia sudah tidak demam lagi. Hal ini tidak peneliti peroleh ketika berwawancara, (karena keterbatasan pengetahuan mereka akan bahasa Indonesia) itulah mengapa observasi dangat penting dalam penelitian kualitatif ini.

2. Wawancara

Estenberg (2002:98) mendefinisikan interview sebagai berikut. “A meeting of two person to exchange information and idea through questions and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada didalamnya. Terkait dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini, peneliti di samping melakukan observasi terhadap masyarakat asli Pulau Seram, juga di selingi dengan memberikan pertanyaan (wawancara) yang berhubungan dengan masalah-masalah adat/budaya atau tradisi.

Dalam wawancara dengan informan, peneiliti memberikan keleluasaan kepada mereka untuk menjawab segala pertanyaan, sehingga memperkuat data-data melalui pengamatan. Wawancara dilakukan secara tidak berstruktur dan memakai

pedoman wawancara. Nasution (2003:69) mengemukakan bahwa “observasi saja tanpa wawancara tak memadai dalam melakukan penelitian, itu sebabnya observasi harus dilengkapi dengan wawancara”.

Wawancara sangat penting dalam penelitian ini, karena keterbatsan bahasa maka wawancara yang dilakukan menggunakan ahasa Melayu Ambon dengan tujuan mempermudah para informan untuk mengerti/mencerna maksud dan tujuan dari pertanyaan yang ada (pedoman wawancara). Informan memberikan keseluruhan informasi yang mereka punya, tentang proses ritual yang biasanya mereka laksanakan. Pada awalnya data yang diambil dimulai dari bapak ma’atoke kemudian menuju kepala suku dari kepala suku ke kapitan solaweno, kapitan weleuru, tuan tanah, ke pendeta adat. Akan tetapi menyangkut ritual kelahiran dan pinamou peneliti merasa agak membingungkan, dan merasa keterangan yang diberikan kurang jelas akhirnya peneliti menanyakan kepada bapak ma’atoke adakah orang yang bertugas untuk melaksankan ritual tersebut. Akhirnya didapatilah seorang nara sumber (mama biang) yang memang mempunyai andil penting dalam ritual tersebut, sehingga data yang diperoleh sangat melengkapi penelitian ini. Selanjutnya dari mama biang peneliti menuju ke mama ma’atoke, si gadis yang juga baru selesai dengan upacara Pinamou dan meminta kesediaannya untuk diambil foto/gambar.

3. Studi Dokumenter

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian di Pulau Seram ini dokumen yang penulis butuhkan adalah berupa tulisan-tulisan

tentang suku Seram, gambar-gambar aktifitas masyarakat asli pulau Seram, catatan sejarah tentang pulau Seram dan masyarakat aslinya. Namun karena masyarakat suku Nuaulu sendiri baru mengenal dunia pendidikan sekarang sekarang ini, maka dokumen-dokumen yang diperlukan tidak peneliti peroleh., yang peneliti peroleh di suku ini hanyalah dokumen yang berbentuk gambar yaitu tiga buah foto yang menggambarkan tentang: 1) pelaksanaan ritual daur hidup masa dewasa (pinamou) ketika melakukan proses pengusapan minyak di dada bapak ma’atoke, 2) ritual daur hidup masa dewasa bagi laki-laki (pataheri) pada saat tiba di depan baeleo dan setelah pemakaian cawat dan kain berang.

Studi dokumen ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga tingkat validitas data yang nantinya akan dikumpulkan oleh peneliti.

4. Triangulasi Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek validitas dan kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data sebagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Sugiono (2007:85) mengatakan bahwa “Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten dan kontradiksi. Karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpuan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti”. Lebih lanjut Sugiono menggambarkan proses triangulasi sebagai berikut :

Gambar 02

Proses Teknik Triangulasi

Sumber Data; bapak ma’atoke,

kepala suku, kapitan solaweno,

kapitan weleuru, mama biang, tuan

tanah, pendeta adat, mama biang, mama

ma’atoke

Observasi (situasi; pada waktu siang maupun malam serta aktivitas apa

saja yang biasanya dilakukan oleh masyarakat suku Nuaulu)

Wawancara mendalam mengenai ritual daur hidup (mengandung 9 bulan,kelahiran,dewasa; pinamou

dan pataheri, perkawinan, kematian )

Dokumentasi ; berupa 3 foto; 2 foto ritual pataheri, 1 foto

Gambar 03

Proses Triangulasi sumber

(sumber : Sugiono 2008:84)

Proses triangulasi data seperti yang telah digambarkan pada bagan di atas adalah, merupakan salah satu bentuk pengecekan terhadap sumber-sumber hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti, agar tetap menjunjung tinggi tingkat keakuratan data yang diperoleh peneliti.