• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

2. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005

Selisih laba kotor tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2005 sebesar Rp. 10.888.975.200,00 (menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00 lebih besar dari rugi kotor tahun 2004 sebesar Rp. 1.426.706.110,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 763,22 % dibandingkan dengan rugi kotor tahun 2004. Dengan menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas penjualan bersih.

a. Selisih penjualan

Selisih penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan penjualan sesungguhnya 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 28.065.388.240,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 43.806.455.540,00. Hal ini berarti penjualan

sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 64,07 % dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2004.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih harga jual

Selisih harga jual tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2005 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2005 sebesar Rp. 14.250.782.400,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 57.621.061.380,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 24,73 % dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004.

2) Selisih kuantitas penjualan

Selisih kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih

kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 13.814.605.840,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 57.621.061.380 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 43.806.455.540,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 31,53 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004.

b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan sebesar Rp. 17.176.223.040,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00 lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 37,98 % dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.

1) Selisih harga HPP

Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan antara harga HPP sesungguhnya tahun 2005 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2004 dikalikan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 3.559.717.256,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 58.849.857.430,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 6,05 % dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2004.

2) Selisih kuantitas HPP

Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan antara kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dikalikan harga HPP sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 13.616.505.780,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 58.849.857.430,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00. Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya

tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 30,11 % dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004. c. Selisih kuantitas penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan membandingkan antara selisih kuantitas penjualan tahun 2005 dengan selisih kuantitas HPP tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 198.100.060,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 13.814.605.840,00 (menguntungkan) lebih besar dari kuantitas HPP tahun 2005 sebesar Rp. 13.616.505.780,00 (tidak menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,46 % dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2005.

Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.

1) Selisih komposisi penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan

adanya selisih komposisi penjualan sebesar (Rp. 1.047.110.245,00) (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar (Rp. 2.275.906.301,00) lebih besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar (Rp. 1.228.796.056,00). Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 46 % dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004.

2) Selisih kuantitas penjualan final

Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final sebesar Rp. 849.200.191,00 (tidak menguntungkan). Rugi kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 2.275.906.301,00 lebih besar dari rugi kotor tahun 2004 sebesar Rp. 1.426.706.110,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 59,52 % dibandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004.

Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2005 dapat dilihat pada bagan analisis selisih laba kotor tahun 2005 (gambar 2. Halaman 84).

Gambar 5.2

Analisis Selisih Laba kotor tahun 2005

Selisih kuantitas penjualan final Rp. 849.200.191,00 (UF) Selisih komposisi penjualan Rp. (Rp. 1.047.110.245,00) (F) Selisih kuantitas bersih Rp. 197.100.060,00 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 13.616.505.780 (UF) Selisih harga HPP Rp. 3.559.717.256,00 (UF) Selisih kuantitas penjualan Rp. 13.814.605.840,00 (F) Selisih harga jual

Rp. 14.250.782.400,00 (F) Selisih HPP Rp. 17.176.223.040,00 (UF) Selisih penjualan Rp. 28.065.388.240,00 (F)

Selisih laba kotor Rp.

10.888.975.200,00 (F)

Laba kotor tahun 2005 Rp. 9.462.269.085,00 Laba kotor tahun

2004 Rp. (1.426.706.110,00)