• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004

Selisih laba kotor tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2004 sebesar Rp.7.646.116.100,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2004 sebesar (Rp.1.426.896.245,00) (tidak menguntungkan) lebih kecil dan laba kotor sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00 (menguntungkan). Hal ini menunjukkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 122,94 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003. Dengan menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas penjualan bersih.

a. Selisih penjualan

Selisih penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan sebesar Rp. 4.373.627.960,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 43.806.455.540,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal ini berarti penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 11,09 % dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2003.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih harga jual

Selisih harga jual tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2004 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2004 sebesar Rp. 542.801.360,00 (tidak menguntungkan). Harga jual

sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. Rp43.806.455.540,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp44.349.256.900,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1,22 % dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003.

2) Selisih kuantitas penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 44.349.256.900,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 12,47 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003.

b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari

hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan sebesar Rp.12.019.744.060,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 33.213.607.590,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 36,19 % dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.

1) Selisih harga HPP

Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2004 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2003 dikalikan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 7.834.039.270,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahhun 2003 sebesar Rp. 37.399.312.380,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2004 mengalami

penurunan sebesar 20,95 % dibandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2003.

2) Selisih kuantitas HPP

Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 dikalikan harga HPP sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 4.185.704.790,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 37.399.312.380,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 33.213.607.590,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 12,60 % dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2003.

c. Selisih Kuantitas Penjualan Bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dengan selisih kuantitas HPP tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp. 730.534.530,00 (menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 (menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 4.185.704.790,00 (tidak

menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 17,46 % dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2004.

Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.

1) Selisih komposisi penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 361.272.787,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 6.949.953.519,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 4,94 % dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003.

2) Selisih kuantitas penjualan final

Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final sebesar Rp. 1.091.816.310,00 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 17,56 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003.

Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2004 dapat dilihat pada bagan analisis selisih laba kotor tahun 2004 (gambar 1. Halaman 77).

Gambar 5.1

Analisis Selisih Laba kotor tahun 2004

Selisih kuantitas penjualan final Rp. 1.091.816.310,00 (F) Selisih komposisi penjualan Rp. 361.272.787,00 (UF) Selisih kuantitas bersih Rp. 730.534.530 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 4.185.704.790,00 (UF) Selisih harga HPP Rp. 7.834.039.270,00 (UF) Selisih kuantitas penjualan Rp. 4.916.239.320,00 (F) Selisih harga jual Rp. 542.801.360,00 (UF) Selisih HPP Rp. 12.019.744.060,00 (UF) Selisih penjualan Rp. 4.373.627.960,00 (F)

Selisih laba kotor Rp.

7.646.116.100,00 (UF)

Laba kotor tahun 2004 (Rp. 4.426.706.110,00)

Laba kotor tahun 2003 Rp. 6.219.409.990,00