• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

4. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2007

Selisih laba kotor tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2007 sebesar Rp. 5.165.377.626,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 6.960.010.584,00 lebih kecil dari laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 42,59 % dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dengan menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas penjualan bersih.

a. Selisih penjualan

Selisih penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2007 dengan penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2007 sebesar Rp. 4.285.326.210,00 (tidak menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal ini

berarti penjualan sesungguhnya tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 4,75 % dibandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2006.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih harga jual

Selisih harga jual tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2007 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas penjualan sesunggguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2007 sebesar Rp. 1.337.253.310,00 (tidak menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahhun 2006 sebesar Rp. 95.813.509.510,00. Hal ini berarti harga jual sesunggguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,39 % dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2006.

2) Selisih kuantitas penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun

2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 95.813.509.510,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 6,23 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006.

b. Selisih harga pokok penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan HPP sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih HPP tahun 2007 sebesar Rp. 9.450.703.840,00 (tidak menguntungkan). HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00. Hal ini menunjukan HPP sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 12,11 % dibandingkan HPP sesungguhnya tahun 2006.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.

1) Selisih harga HPP

Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP tahun 2007 sebesar Rp. 4.420.746.008,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 83.095.499.610,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 5,30 % dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2006.

2) Selisih kuantitas HPP

Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya 2007 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dikalikan HPP sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 83.095.499.610,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00. Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007

mengalami penurunan sebesar 6,44 % dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006.

c. Selisih kuantitas penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2007 dengan selisih kuantitas HPP tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 592.621.690,00 (menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 (menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00 (tidak menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 11,78 % dibandingkan kuantitas HPP tahun 2007.

Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.

1) Selisih komposisi penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor pada posisi sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan

adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 1.657.191.080,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 19.198.469.560,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 14.375.200.980,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 11,53 % dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006.

2) Selisih kuantitas penjualan final

Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final sebesar Rp. 2.249.212.770,00 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 14.375.200.980,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 18,55 % dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006.

Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2007 dapat dilihat pada bagan analisis selisih laba kotor tahun 2007 (gambar 4. Halaman 99).

Gambar 5.4

Analisis Selisih Laba kotor tahun 2007

Selisih kuantitas penjualan final Rp. 2.249.212.770,00 (F) Selisih komposisi penjualan Rp. 1.657.191.080,00 (UF) Selisih kuantitas bersih Rp. 592.621.690,00 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 5.029.957.830,00 (UF) Selisih harga HPP Rp. 4.420.746.008,00 (UF) Selisih kuantitas penjualan Rp. 5.622.579.520,00 (F) Selisih harga jual

Rp. 1.337.253.310,00 (UF) Selisih HPP Rp. 9.450.703.840,00 (UF) Selisih penjualan Rp. 4.285.326.210,00 (F)

Selisih laba kotor Rp.

5.165.377.626,00 (UF)

Laba kotor tahun 2007 Rp. 6.960.010.584,00 Laba kotor tahun

2006 Rp. 12.125.388.210,00