• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

3. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006

Selisih laba kotor tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2006 sebesar Rp. 2.663.119.125,00 (menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 28,14 % dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dengan menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas penjualan bersih.

a. Selisih penjualan

Selisih penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkam penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 18.319.086.210,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00. Hal ini berarti penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan

sebesar 25,49 % dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2005.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih harga jual

Selisih harga jual tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2005 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual sebesar Rp. 14.451.252.390,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 75.739.677.600,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 19,08 % dibandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2005.

2) Selisih kuantitas penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih

kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 3.867.833.820,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 75.739.677.600,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,38 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005.

b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan tahhun 2006 sebesar Rp. 15.655.967.090,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00 lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 25,09 % dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.

1) Selisih harga HPP

Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan antara harga HPP sesungguhnya tahun 2006 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2005 dikalikan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP tahun 2006 sebesar Rp. 12.173.352.770,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.540.780,00 lebih besar dari harga HPP tahun 2005 sebesar Rp. 65.892.189.010,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 18,48 % dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2005.

2) Selisih kuantitas HPP

Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dikalikan HPP sesungguhnya tahun 2005. Dari hasi analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.3.482.614.320,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun

2006 sebesar Rp. 65.892.189.010,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00. Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 5,58 % dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005.

c. Selisih kuantitas penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari membandingkan antara selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas HPP. Dari hasl analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 385.219.500,00 (menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan sebesar Rp. 3.867.833.820 (menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 3.482.614.320,00 (tidak menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 11,06 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan HPP tahun 2006.

Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.

1) Selisih komposisi penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi

sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 1.175.384.851,00 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih kecil dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 9.847.488.590,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 13,56 % dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005.

2) Selisih kuantitas penjualan final

Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final sebesar Rp. 790.165.346,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih kecil dari laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 8,35 % dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005.

Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2006 dapat dilihat pada bagan analisis selisih laba kotor tahun 2006 (gambar 3. Halaman 92).

Gambar 5.3

Analisis Selisih Laba kotor tahun 2006

Selisih kuantitas penjualan final Rp. 790.165.346,00 (UF) Selisih komposisi penjualan Rp. 1.175.384.851,00 (F) Selisih kuantitas bersih Rp. 385.219.500,00 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 3.482.614.320,00 (UF) Selisih harga HPP Rp. 12.173.352.770,00 (UF) Selisih kuantitas penjualan Rp. 3.867.833.820,00 (F) Selisih harga jual

Rp. 14.451.252.390,00 (F) Selisih HPP Rp. 15.655.967.090,00 (UF) Selisih penjualan Rp. 18.319.086.210,00 (F)

Selisih laba kotor Rp.

2.663.119.125,00 (F)

Laba kotor tahun 2006 Rp. 12.125.388.210,00

Laba kotor tahun 2005Rp. 9.462.269.085,00