• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sifat Kimia Rumput Laut hasil perendaman dan Tepung Rumput Laut

DAFTAR TABEL

III. Metode Penelitian

3.6. Analisis Sifat Kimia Rumput Laut hasil perendaman dan Tepung Rumput Laut

Kadar Air (SNI-01-2356-1991)

Pengukuran kadar air menggunakan wadah crusible kosong yang sudah dipanaskan dalam oven 105 oC sedikitnya 2 jam dan didinginkan dalam desikator, selanjutnya ditimbang sampai berat konstan (A). Kemudian homogenate contoh seberat kurang lebih 2 gram (B) dimasukkan ke dalam crucible kosong tersebut dan diletakkan dalam oven vakum pada suhu 95 – 100 oC dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mmHg selama 5 jam atau dapat juga menggunakan oven tidak vakum pada suhu 105 oC selama 16 – 24 jam. Setelah itu, crucible didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang sampai berat konstan (C ).

Perhitungan :

% Air = (A + B) – C x 100 % B

Kadar Abu Total (SNI-01-2354-1991)

Homogenate contoh seberat kurang lebih 2 gram (B) dimasukkan ke dalam crucible kosong yang sebelumnya sudah dipijarkan pada suhu 550 oC selama 8 jam dan ditimbang (A). Kemudian homogenate contoh dipijarkan di dalam furnace pada suhu 550 oC selama 8 jam atau sampai diperoleh abu berwarna putih. Selanjutnya crucible dan abu ditimbang dengan neraca analitis (C) sampai berat konstan.

Perhitungan :

% Abu = (C – A ) x 100 % B

Kadar Protein (AOAC,2000)

Pengukuran kadar protein dilakukan melalui tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahap destruksi, contoh sekitar 2 gram dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan 2 butir tablet katalis atau 7 g K2SO4 dan 0,5 g CuSO4 (0,83 g CuSO4. 5 H2O) serta beberapa butir batu didih. Selanjutnya ditambahan 15 ml H2SO4 pekat (95 – 97 %) dan 3 ml H2O2 dan diamkan 10 menit dalam ruang asam. Destruksi dilakukan dengan suhu 410 oC selama + 2 jam atau sampai mendapatkan hasil destruksi yang jernih, kemudian didiamkan hingga suhu kamar dan ditambahkan 50 ml aquadest. Pada tahap destilasi, alat destilasi dicuci dengan cara melakukan distilasi aquadest. Apabila destilat yang tertampung mengubah warna garam borat (merah Æ kuning) maka dilakukan pencucian/destilasi ulang sampai hasil distilat yang tertampung tidak berubah warna. Selanjutnya labu yang berisi hasil destruksi dipasang pada rangkaian alat destilasi uap dan ditambahkan 50 ml NaOH 50 % yang mengandung N2S2O3 2,5 %. Hasil destilasi ditampung dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml H3BO3 4 % hingga volume mencapai minimal 150 ml (hasil destilat akan berubah menjadi kuning). Selanjutnya dititrasi dengan HCl 0,2 N yang sudah terstandardisasi sampai berwarna merah jambu. Untuk mengontrol hasil pengukuran dilakukan pengerjaan titrasi blanko seperti tahapan contoh.

Perhitungan :

% Protein = (ml contoh – ml blanko) HCL x N HCl x 14,007 x 6,25 x 100 % Berat contoh (g) x 1000

Keterangan :

N = Normalitas HCl standar yang digunakan 14,007 = Berat atom Nitrogen

6,25 = Faktor konversi protein untuk ikan.

Kadar Karbohidrat (by difference)

Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan rumus :

34

Kadar Serat Pangan (Asp et.al., 1983)

Contoh kering homogen diekstraksi lemaknya dengan petroleum eter selama 15 menit pada suhu kamar. Kemudian diambil 1 gram dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambahkan 25 ml 0,1 M buffer Natrium fosfat pH 6.0 serta dicampur secara menyeluruh. Setelah itu ditambahkan 0,1 ml alfa amylase (Termamyl 120 L) dan labu ditutup dengan aluminium foil, kemudian diinkubasi selama 15 menit dalam penangas air panas bergoyang pada suhu 80 oC. Selanjutnya didinginkan lalu ditambahkan 20 ml air destilata, pH diatur menjadi 1.5 dengan HCl 0,1 N dan elektroda dibersihkan dengan beberapa ml air. Kemudian ditambahkan pepsin 0,1 gram, ditutup dengan aluminium foil dan diinkubasikan dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 oC selama 1 jam. Lalu ditambahkan 20 ml air destilata dan diatur pH nya menjadi 6.8 dengan NaOH, elektroda dibersihkan dengan 5 ml air. Selanjutnya ditambahkan 0,1 gram pankreatin, kemudian labu ditutup dengan aluminium foil dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 oC selama 1 jam, pH diatur menjadi 4.5 dengan HCl 0,1 N. Kemudian disaring dengan crucible, dicuci dengan 2 x 10 ml air destilata.

Serat Pangan Tidak Larut (Residu / IDF) :

Residu dalam crucible dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 90 % dan 2 x 10 ml aseton. Crucible dikeringkan pada suhu 105 oC sampai bobot tetap dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikator ( D1 ). Kemudian diabukan pada suhu 550 oC selama kurang lebih 5 jam serta ditimbang setelah pendinginan dalam desikator ( I 1)

Serat Pangan Larut (Filtrat/SDF) :

Volume filtrate diatur dan dicuci dengan air sampai 100 ml kemudian ditambahkan 400 ml etanol 95 % hangat (60 oC) dan dibiarkan presipitasi selama 60 menit (waktu dapat diperpendek). Lalu disaring dengan crucible yang kering (porositas 2) yang mengandung 0,5 gram celite, selanjutnya dicuci berturut-turut dengan 2 x 10 ml etanol 78 %, 2 x 10 ml etanol 95 % dan 2 x 10 ml aseton. Setelah itu filter gelas dikeringkan dalam oven suhu 105 oC sampai berat tetap dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikaotor (D 2), dan terakhir

diabukan pada suhu 550 oC selama kurang lebih 5 jam serta ditimbang setelah pendinginan dalam desikator (I 2).

Dilakukan juga perhitungan serat blanko dengan menggunakan prosedur seperti di atas tetapi tanpa menggunakan sample. Nilai blanko ini harus diperiksa secara berkala dan bila enzim yang digunakan berasal dari batch baru.

Perhitungan : IDF (%) = D1 – I 1 – B 1 x 100 % W SDF (%) = D2 – I 2 – B 2 x 100 % W TDF (%) = IDF + SDF Keterangan :

W = berat sample (gram)

D = berat setelah pengeringan (gram) I = berat setelah pengabuan (gram) B = berat blanko bebas serat (gram)

Kadar Iodium

Salah satu cara penetapan kuantitatif untuk menetapkan kadar iodium dalam bahan makanan adalah berdasarkan reduksi katalis ion Ce4+ (kuning) menjadi Ce3+ (tidak berwarna). Metode ini terdiri dari 4 bagian yaitu pembuatan larutan pereaksi, pembuatan kurva standar, persiapan contoh dan perhitungan kadar iodium.

a. Pembuatan larutan pereaksi

1. Asam arsenit 0,02 N : sebanyak 0,986 gram arsen trioksida (As2O3) dilarutkan dalam 10 ml NaOH 0,5 N dalam sebuah gelas piala dan dipanaskan. Selanjutnya dimasukkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 1 liter, diencerkan dengan 850 ml air suling dan ditambahkan 20 ml asam klorida pekat dan 20,6 ml asam sulfat pekat, kemudian ditepatkan dengan air suling sehingga 1 liter.

2. Seri ammonium sulfat 0,03 N : 48,6 ml asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam air suling dalam labu takar 1 liter. Kemudian tambahkan 20 gram seri ammonium sulfat dan dilarutkan, ditepatkan hingga 1 liter.

36 3. Larutan pengabuan : sebanyak 212 gram natrium karbonat anhydrous dan

20 gram kalium hipoklorida dilarutkan di dalam 1 liter air suling.

4. Larutan standar indul iodium 4 ug/ml dibuat dengan melarutkan standar kalium iodide di dalam air suling.

5. Standar kerja iodium : Larutan standar iodium dipipet ke dalam tabung takar 100 ml masing-masing 1,2,3 dan 4 ml dan ditepatkan hingga tanda garis. Larutkan ini sekarang mengandung 0,04; 0,08; 0,12 dan 0,16 ug iodium/ml.

b. Pembuatan kurva standar

Sebanyak 5 ml masing-masing larutan standar kerja iodium 0; 0,04; 0,08; 0,12 dan 0,16 ug iodium/ml dipipet ke dalam tabung reaksi atau kuvet dan direndam dalam penangas air bersuhu 37 oC. Setelah suhu 37 oC tercapai, ditambahkan dengan 0,1 ml larutan seri ammonium sulfat ke dalam tabung. Setelah 20 menit, reduksi seri kepada sero diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm. Dilakukan juga blanko tanpa sample atau standar. Selanjutnya dibuat kurva hubungan konsentrasi (ug iodium/ml) versus serapan masing-masing larutan standar.

c. Persiapan contoh

Sebanyak 5 gram contoh (mengandung 0,04 – 0,08 ug iodium) ditimbang ke dalam tabung pyrex 22 x 200 mm (atau 15 x 125 mm) dan ditambahkan larutan pembantu pengabuan 0,5 ml. Kemudian campuran tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 105 – 110 oC selama + 2 jam. Selanjutnya tabung dipindahkan ke dalam tanur lalu suhu dinaikkan perlahan-lahan dan contoh diabukan pada suhu 500 oC selama 4 – 6 jam. Tabung didinginkan, kemudian abu diekstrak dengan menambahkan 10 ml larutan asam arsenit dan didiamkan selama + 15 menit. Campuran diputarkan pada 200 rpm selama 20 menit dan sebanyak 5 ml supernatan dipipet ke dalam tabung reaksi atau kuvet dan direndam dalam penangas air bersuhu 37 oC. Setelah suhu 37 oC tercapai, ditambahkan dengan pipet 1,0 ml larutan seri ammonium sulfat ke dalam tabung tepat setelah 20 menit, reduksi seri kepada sero diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.

Perhitungan :

Iodium (ug/100 gram) = C x V x 100 B Keterangan :

C = konsentrasi larutan sample yang terbaca dari kurva standar dalam ug iodium/ml

V = volume ekstrak sample dalam ml (10 ml) B = berat sample dalam gram

Dokumen terkait