• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Situasi

Dalam dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit (Halaman 36-54)

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.2. Analisis Situasi

Analisis situasi dilakukan terhadap aspek eksternal sebagai peluang ataupun ancaman serta aspek internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan, sehingga dapat diketahui kecenderungan yang harus dilakukan dalam pembangunan rumah sakit.

1) Aspek Eksternal a. Kebijakan

Salah satu penjabaran isu pokok pembangunan kesehatan nasional yang tertuang dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2005 adalah terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti  penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan terdepan. Untuk mengatasi isu pokok tersebut, maka ditetapkan visi, misi, dan tujuan berupa terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan di atas kemudian didukung dengan Prioritas Nasional Bidang Kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian Kesehatan 2010-2014, yaitu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan  berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan pengutamaan pada upaya promotif  –  preventif.

Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembangunan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan adalah menyediakan Rumah Sakit berdasarkan

kebutuhan masyarakat serta menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit  bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Secara lokal, Pemerintah Provinsi Bali menempatkan bidang kesehatan sebagai program  prioritas pembangunan. Bahkan dalam RPJMD Provinsi Bali, urusan kesehatan dikelompokkan ke dalam urusan wajib program prioritas pembangunan, di samping urusan wajib lainnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Beberapa kebijakan bidang kesehatan yang telah ditetapkan antara lain :

1) RPJPD Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2025; agenda peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan: meningkatkan kuantitas dan kualitas personil paramedis; meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; meningkatkan  pelayanan gizi; meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan; mencegah dan memberantas penyakit menular; meningkatkan kesehatan ibu dan anak; meningkatkan pembangunan kesehatan dan pembangunan manajemen kesehatan. 2) RPJM Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017 :

Tujuan; meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sasaran; meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

Agenda Prioritas; peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan.

Jika dikaji berdasarkan kebijakan pembangunan bidang kesehatan di atas, baik secara nasional maupun di lingkup daerah (Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng) kiranya sangat dibutuhkan pembangunan fasilitas kesehatan (rumah sakit) non kelas agar dapat melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, pembangunan sebuah RS Kelas D Pratama di Kabupaten Buleleng menjadi hal yang sangat mendesak.

Dalam operasionalnya, RS Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga). Tujuan  pembangunannya diarahkan untuk memberikan pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap serta pelayanan penunjang lainnya untuk peningkatan akses  bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan.

b. Demografi

Lokasi rencana pembangunan RS Kelas D Pratama termasuk ke dalam wilayah Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt. Analisis pertumbuhan demografi sebagai segmen  pasar dari layanan rumah sakit yang direncanakan tentunya juga harus melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk di kecamatan sekitar (tetangga) yaitu Kecamatan Gerokgak di sebelah barat, Kecamatan Banjar di sebelah timur, dan Kecamatan Busungbiu di sebelah selatan.

Dalam RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, disebutkan bahwa rata-rata  pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Buleleng adalah 1,77% per t ahun, sedangkan  pertumbuhan penduduk per tahun untuk masing-masing kecamatan berkisar antara 0  – 

3%. Rata-rata pertumbuhan penduduk di wilayah empat kecamatan di atas secara  berturut-turut dari yang paling tinggi adalah Kecamatan Gerokgak 2,36%, Kecamatan

Seririt 1,82%, Kecamatan Busungbiu 1,29% dan Kecamatan Banjar 0,07%.

Berdasarkan angka rata-rata pertumbuhan tersebut, maka proyeksi penduduk empat kecamatan hingga Tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5 : Proyeksi Penduduk Empat Kecamatan di Kabupaten Buleleng

Tahun 2011

 2031

Sumber : RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033 (diolah)

N o. Tah un G er okg ak S er ir it B us un gb iu B an jar S ukas ad a B ulelen g S a 1 2007 77.524 74.091 45.014 67.650 69.415 119.446 R ata-rata 0,02355 0,01815 0,01292 0 ,000740 0,022180 0,01322 0, e 2,718282 2,718282 2,718282 2,718282 2,718282 2,718282 2,7 2 2008 79.371 75.448 45.599 67.700 70.972 121.036 3 2009 81.263 76.830 46.192 67.750 72.564 122.646 4 2010 83.199 78.237 46.793 67.800 74.191 124.278 5 2011 85.182 79.670 47.401 67.851 75.855 125.932 6 2012 87.212 81.129 48.018 67.901 77.556 127.608 7 2013 89.290 82.615 48.642 67.951 79.296 129.306 8 2014 91.418 84.128 49.275 68.001 81.074 131.027 9 2015 93.596 85.669 49.916 68.052 82.892 132.771 10 2016 95.826 87.238 50.565 68.102 84.751 134.538 11 2017 98.110 88.836 51.222 68.152 86.652 136.328 12 2018 100.448 90.463 51.888 68.203 88.596 138.142 13 2019 102.841 92.120 52.563 68.253 90.583 139.981 14 2020 105.292 93.807 53.247 68.304 92.614 141.844 15 2021 107.801 95.526 53.939 68.354 94.691 143.731 16 2022 110.370 97.275 54.640 68.405 96.815 145.644 17 2023 113.000 99.057 55.351 68.456 98.986 147.582 18 2024 115.693 100.871 56.071 68.506 101.207 149.546 19 2025 118.450 102.719 56.800 68.557 103.476 151.536 20 2026 121.272 104.600 57.538 68.608 105.797 153.553 21 2027 124.162 106.516 58.287 68.659 108.170 155.596 1 22 2028 127.121 108.467 59.045 68.709 110.596 157.667 1 23 2029 130.150 110.453 59.812 68.760 113.076 159.765 1 24 2030 133.251 112.476 60.590 68.811 115.612 161.891 1 25 2031 136.427 114.537 61.378 68.862 118.205 164.046 1

Di samping pertambahan penduduk akibat faktor kelahiran dan kematian, analisis demografi juga mempertimbangkan faktor migrasi yaitu jumlah penduduk yang datang dan pindah dari wilayah perencanaan. Secara umum, migrasi penduduk di Kabupaten Buleleng berfluktuasi dengan penduduk yang datang lebih banyak dibandingkan  penduduk yang pergi.

c. Geografi

Letak secara geografis akan sangat berpengaruh tehadap posisioning rumah sakit yang direncanakan. Karena posisi lahan rumah sakit terhadap kondisi lingkungan sekitar  beserta kondisi sarana, prasarana, dan aksesibilitas akan sangat menentukan posisioning rumah sakit yang akan dibangun maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.

Jika dikaji dari dari aspek di atas, maka lokasi lahan rencana RS Kelas D Pratama secara geografis sangat menguntungkan dan akan sangat mendukung dalam pengembangan layanan kesehatan. Dengan kontur lahan yang relatif datar dan aksesibilitas yang mudah dari jalan utama, memberi keleluasaan dalam penataan areal rumah sakit. Demikian  juga dengan kondisi lingkungan sekitar serta sarana dan prasarana yang ada akan sangat

mendukung operasional rumah sakit. d. Sosial Ekonomi

Kajian sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi perekonomian  penduduk dan perekonomian daerah pada lokasi rencana RS Pratama, karena akan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan kelayakan pembangunan secara ekonomis. Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan  perkembangan ekonomi pada suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dikatakan semakin baik jika dari waktu ke waktu nilai PDRB daerah yang bersangkutan semakin bertambah. Agar kesejahteraan ekonomi penduduk semakin meningkat, dalam periode yang sama tingkat pertumbuhan PDRB harus lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduknya. Secara lebih nyata  peningkatan taraf ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pendapatan perkapitanya.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pendapatan perkapita  penduduk Kabupaten Buleleng juga semakin tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, diketahui bahwa pendapatan

 perkapita penduduk atas dasar harga konstan pada tahun 2006 sebesar Rp 4.505.719,76 dan meningkat sebanyak Rp 194.600,99 menjadi Rp 4.700.320,75 di tahun 2007.

Merujuk pada kenyataan di atas, maka secara umum pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan  pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Buleleng dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan ini kiranya akan sangat mendukung rencana pembangunan RS Kelas D Pratama dan memberi peluang dalam pengembangan pelayanan kesehatan rumah sakit.

e. Sosial Budaya

Kajian sosal budaya akan melihat kondisi dan kecenderungan jumlah penduduk Kabupaten Buleleng secara umum dan khususnya wilayah pelayanan RS Kelas D Pratama yang direncanakan berdasarkan agama, serta pengaruhnya terhadap kebiasaan,  budaya, dan pola hidup masyarakat sekitar.

Materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, menyebutkan bahwa di Kabupaten Buleleng jumlah pemeluk agama terbesar/mayoritas adalah pemeluk agama Hindu yaitu sebanyak 586.920 jiwa atau 91,24% pada Tahun 2007, sedangkan agama-agama lain seperti Islam sebanyak 49.702 jiwa (7,73%), Budha 3.258 jiwa (0,51%), Protestan sebanyak 2.208 jiwa (0,34%) dan Katholik 1186 jiwa (0,18%).

Untuk wilayah empat kecamatan (Gerokgak, Seririt, Busungbiu, dan Banjar) yang diprediksi akan terdampak langsung dari rencana pembangunan RS Kelas D Pratama, komposisi penduduk menurut agama disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 : Penduduk Empat Kecamatan di Kabupaten Buleleng Menurut Agama Tahun 2007

No Kecamatan Islam Katholik Protestan Hindu Budha

1 Gerokgak 17.474 71 185 59.738 56

2 Seririt 4.443 33 147 69.307 161

3 Busungbiu 150 - 28 44.836

-4 Banjar 1.497 9 125 65.769 250

Jumlah 23.564 113 485 239.650 467

Sumber : RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033 (diolah)

Jika dilihat dari data di atas, mayoritas penduduk di wilayah empat kecamatan ini adalah  pemeluk agama Hindu. Seperti halnya di Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng, maka  pengaruh agama Hindu dalam kehidupan masyarakat sangat besar . Ajaran pokok agama Hindu yang terkandung dalam tiga kerangka dasar, yaitu Tatwa  (filsafat keagamaan),

Susila (moral keagamaan), dan Upacara (upacara keagamaan), menjadi landasan utama dan memberikan corak khas bagi identitas masyarakat.

Dalam keseharian, implementasi ajaran agama ini akan tercermin dalam kehidupan sosial budaya masyarakat dan berpengaruh penting terhadap integrasi dan pengendalian masyarakat. Kehidupan sosial budaya masyarakat yang bersifat komunal dan  guyub sangat mendukung khususnya penyebaran informasi tentang budaya bersih, kebiasaan hidup sehat, dan akan berimplikasi positif terhadap rencana pembangunan RS Kelas D Pratama.

f. SDM Kesehatan

Kajian ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)/Ketenagakerjaan di bidang kesehatan sangat dibutuhkan sebagai pertimbangan dalam menentukan jenis layanan kesehatan RS Kelas D Pratama terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Karena keberadaan SDM yang padat karya dan berkualitas tinggi, disertai kesadaran akan  pengabdian kepada kepentingan masyarakat merupakan salah satu unsur utama  pendukung terciptanya iklim kesehatan yang baik.

Untuk maksud tersebut, di bawah ini ditampilkan review terhadap hasil analisis sumber daya kesehatan dalam Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2013 yang secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja

Tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng tersebar pada beberapa unit kerja. Dari 180 tenaga medis, sebagian besar bertugas di Rumah Sakit yaitu 96 (53%). Dari 969  perawat/bidan sebagian besar bertugas pada Rumah Sakit Umum yaitu 548 orang (56,55%). Dari 46 tenaga farmasi sebagian besar bertugas di RSU yaitu 32 orang (69,57%). Dari 62 tenaga Gizi, sebagian besar bert ugas di RSU yaitu 28 orang (45,16 %), Dari 50 tenaga teknisi medis sebagian besar bertugas di RSU yaitu 40 orang (80%). Dari 67 tenaga sanitasi sebagian besar bertugas di Puskesmas yaitu 43 orang (64,18%).

2) Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk

Jumlah dokter spesialis di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 berjumlah 41 orang yang terdiri dari dokter spesialis laki-laki berjumlah 37 dan dokter spesialis  perempuan sebanyak 4 orang. Rasio dokter spesialis di Kabupaten Buleleng pada

tahun 2012 adalah 6,2 per 100.000 penduduk, masih di bawah target tahun 2014 tahun 2012 adalah 6,2 per 100.000 penduduk, masih di bawah target tahun 2014 yaitu 12 per-100.000 penduduk.

yaitu 12 per-100.000 penduduk. 3)

3) Rasio Dokter umum per 100.000 pendudukRasio Dokter umum per 100.000 penduduk

Jumlah dokter umum di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 yang tersebar di Jumlah dokter umum di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 yang tersebar di  puskesmas, RSU Pemerintah

 puskesmas, RSU Pemerintah dan RSU Swasta berjumlah 102 orang yang terdiri daridan RSU Swasta berjumlah 102 orang yang terdiri dari dokter laki-laki sebanyak 60 dan dokter perempuan 42 orang. Sehingga rasio dokter dokter laki-laki sebanyak 60 dan dokter perempuan 42 orang. Sehingga rasio dokter umum di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah

umum di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 15,4 per 100.000 penduduk.15,4 per 100.000 penduduk. Rasio dokter umum di Kabupaten Buleleng masih dibawah rata-rata rasio dokter Rasio dokter umum di Kabupaten Buleleng masih dibawah rata-rata rasio dokter umum provinsi Bali sebesar 24,2 per 100.000. Rasio dokter umum ini juga masih di umum provinsi Bali sebesar 24,2 per 100.000. Rasio dokter umum ini juga masih di  bawah standar yang

 bawah standar yang ditetapkan SPM yaitu sebesar 30 per 100.000.ditetapkan SPM yaitu sebesar 30 per 100.000. 4)

4) Rasio Dokter Gigi per 100.000 PendudukRasio Dokter Gigi per 100.000 Penduduk Jumlah dokter gigi di Kabupaten

Jumlah dokter gigi di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 berjumlah 33 orang yangBuleleng pada tahun 2012 berjumlah 33 orang yang tersebar di puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dan Rumah Sakit swasta. Dari 33 tersebar di puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dan Rumah Sakit swasta. Dari 33 orang dokter gigi diketahui dokter gigi laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan orang dokter gigi diketahui dokter gigi laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan 18 orang. Rasio dokter laki-laki terhadap penduduk sebesar Sehingga rasio dokter 18 orang. Rasio dokter laki-laki terhadap penduduk sebesar Sehingga rasio dokter gigi di Kabupaten Buleleng pada tahun 201

gigi di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 2 adalah 5 per 100.000 pendud5 per 100.000 penduduk. Angkauk. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata provinsi Bali dimana 7 per 100.000 penduduk dan ini masih jauh di bawah rata-rata provinsi Bali dimana 7 per 100.000 penduduk dan di bawah standar

di bawah standar SPM yaitu 20 per 100.000 penduduk.SPM yaitu 20 per 100.000 penduduk. 5)

5) Rasio Tenaga Kefarmasian Rasio Tenaga Kefarmasian per 100.000 Pendudukper 100.000 Penduduk

Tenaga kefarmasian yang ada di Kab. Buleleng terdiri dari tenaga apoteker, sarjana Tenaga kefarmasian yang ada di Kab. Buleleng terdiri dari tenaga apoteker, sarjana farmasi, D3 farmasi dan asisten apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten farmasi, D3 farmasi dan asisten apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 berjumlah 46 orang yang tersebar di puskesmas 11 orang, Buleleng pada tahun 2011 berjumlah 46 orang yang tersebar di puskesmas 11 orang, rumah sakit 32 orang, dan dinas kesehatan 3 orang. Sehingga rasio tenaga rumah sakit 32 orang, dan dinas kesehatan 3 orang. Sehingga rasio tenaga kefarmasian

kefarmasian di Kdi Kabupaten Buleleng abupaten Buleleng pada tahun pada tahun 2012 ad2012 adalah 6,49 alah 6,49 per 100.0per 100.00000  penduduk.

 penduduk. Dari Dari 46 46 orang orang tenaga tenaga kefarmasian kefarmasian yang yang ada ada dapat dapat diketahui diketahui bahwabahwa sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 38 orang dan sisanya 8 sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 38 orang dan sisanya 8 orang laki-laki. Juga masih di bawah target tahun 2014 yaitu untuk apoteker 12 orang laki-laki. Juga masih di bawah target tahun 2014 yaitu untuk apoteker 12 per-100.000 penduduk dan asisten apoteker

100.000 penduduk dan asisten apoteker 24 per-100.000 penduduk.24 per-100.000 penduduk. 6)

6) Rasio Ahli Gizi per Rasio Ahli Gizi per 100.000 Penduiduk100.000 Penduiduk

Jumlah tenaga Gizi di Kabupaten Buleleng tahun 2012 berjumlah 62 orang yang Jumlah tenaga Gizi di Kabupaten Buleleng tahun 2012 berjumlah 62 orang yang tersebar di Puskesmas dan Rumah sakit masing-masing sebanyak 28 orang, dan di tersebar di Puskesmas dan Rumah sakit masing-masing sebanyak 28 orang, dan di dinas kesehatan

dinas kesehatan sebanyak sebanyak 6 orang6 orang. Sehingga . Sehingga rasio Tenaga rasio Tenaga Gizi Gizi di Kabupdi Kabupatenaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 8,45 per 100.000 penduduk, di bawah target tahun Buleleng pada tahun 2012 adalah 8,45 per 100.000 penduduk, di bawah target tahun

7)

7) Rasio Perawat per Rasio Perawat per 100.000 Penduduk100.000 Penduduk

Jumlah perawat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 berjumlah 675 orang yang Jumlah perawat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 berjumlah 675 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 256 orang dan perempuan sebanyak 419 orang. terdiri dari laki-laki sebanyak 256 orang dan perempuan sebanyak 419 orang. Sehingga rasio Perawat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 101,82 per Sehingga rasio Perawat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 101,82 per 100.000 penduduk.

100.000 penduduk.

Rasio perawat di kabupaten Buleleng merupakan yang terendah dari seluruh Rasio perawat di kabupaten Buleleng merupakan yang terendah dari seluruh Kabupaten yang terdapat di wilayah Provinsi Bali. Hal ini menja

Kabupaten yang terdapat di wilayah Provinsi Bali. Hal ini menja di salah satu indikasidi salah satu indikasi  bahwa belum cukup adany

 bahwa belum cukup adanya SDM perawat di kabupaten Buleleng.a SDM perawat di kabupaten Buleleng. 8)

8) Rasio Bidan per 100.000 PendudukRasio Bidan per 100.000 Penduduk

Jumlah Bidan di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 yang tersebar di Puskesmas Jumlah Bidan di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 yang tersebar di Puskesmas dan Rumah Sakit berjumlah 386 orang. Sehingga rasio Bidan di Kabupaten Buleleng dan Rumah Sakit berjumlah 386 orang. Sehingga rasio Bidan di Kabupaten Buleleng  pada tahun 2011 adalah 58,

 pada tahun 2011 adalah 58,23 per 100.000 23 per 100.000 penduduk.penduduk.

Rasio bidan di Kabupaten Buleleng juga belum menunjukkan angka yang signifikan. Rasio bidan di Kabupaten Buleleng juga belum menunjukkan angka yang signifikan. Rasio bidan di kabupaten Buleleng masih di bawah standar rata-rata provinsi Bali Rasio bidan di kabupaten Buleleng masih di bawah standar rata-rata provinsi Bali sebesar 61.3 per

sebesar 61.3 per 100.000 penduduk.100.000 penduduk. 9)

9) Rasio Ahli Kesehatan MasRasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 Pendudukyarakat per 100.000 Penduduk Jumlah Ahli

Jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat di KKesehatan Masyarakat di Kabupaten Buleleng abupaten Buleleng di Kabupaten Bdi Kabupaten Bulelenguleleng tahun 2011 berjumlah 16 orang yang terdiri dari ahli kesmas laki-laki sebanyak 5 tahun 2011 berjumlah 16 orang yang terdiri dari ahli kesmas laki-laki sebanyak 5 orang dan ahli kesmas perempuan sebanyak 11 orang. Sehingga rasio Ahli Kesehatan orang dan ahli kesmas perempuan sebanyak 11 orang. Sehingga rasio Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 2,41 per 100.000 Masyarakat di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 adalah 2,41 per 100.000  penduduk.

 penduduk. 10)

10) Rasio Ahli Sanitasi Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 Pendudukper 100.000 Penduduk

Jumlah tenaga Sanitasi di Kabupaten Buleleng tahun 2012 berjumlah 54 orang yang Jumlah tenaga Sanitasi di Kabupaten Buleleng tahun 2012 berjumlah 54 orang yang tersebar di puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan. Sehingga rasio tenaga tersebar di puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan. Sehingga rasio tenaga sanitasi di Kabupaten Buleleng

sanitasi di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 pada tahun 2011 adalah 8,15 adalah 8,15 per 100.000 pendper 100.000 penduduk.uduk. Dari 54 orang tenaga sanitasi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang dan Dari 54 orang tenaga sanitasi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang dan  perempuan 28 orang.

 perempuan 28 orang. 11)

11) Rasio Tenaga Teknis Medis Rasio Tenaga Teknis Medis per 100.000 Pendudukper 100.000 Penduduk

Jumlah Teknisi Medis di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 berjumlah 50 orang Jumlah Teknisi Medis di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 berjumlah 50 orang yang tersebar Puskesmas dan RSU. Rasio tenaga teknis medis terhadap jumlah yang tersebar Puskesmas dan RSU. Rasio tenaga teknis medis terhadap jumlah  penduduk

 penduduk tahun tahun 2012 2012 adalah adalah 7,54 7,54 per per 100.000 100.000 penduduk. penduduk. Dari Dari 50 50 orang orang tenagatenaga teknisi medis yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang dan perempuan 20 teknisi medis yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang dan perempuan 20 orang.

Menyimak review terhadap hasil analisis di atas, maka keberadaan Menyimak review terhadap hasil analisis di atas, maka keberadaan SDM/ketenagakerjaan di bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng secara umum masih SDM/ketenagakerjaan di bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng secara umum masih kurang, baik dilihat dari target yang dicanangkan tahun 2014, rata-rata Provinsi Bali kurang, baik dilihat dari target yang dicanangkan tahun 2014, rata-rata Provinsi Bali maupun Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kondisi ini menjadi tantangan dalam maupun Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kondisi ini menjadi tantangan dalam  pembangunan

 pembangunan RS RS Kelas Kelas D D Pratama Pratama khususnykhususnya a penyediaan penyediaan SDM SDM bidang bidang kesehatankesehatan sesuai standar yang ditetapkan. Tidak hanya untuk menunjang operasional RS Kelas D sesuai standar yang ditetapkan. Tidak hanya untuk menunjang operasional RS Kelas D Pratama, penyediaan SDM bidang kesehatan secara kualitas dan kuantitas juga akan Pratama, penyediaan SDM bidang kesehatan secara kualitas dan kuantitas juga akan membantu kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng seca

membantu kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng seca ra umum.ra umum. g.

g. Derajat KesehatanDerajat Kesehatan

Dalam penyusunan Studi Kelayakan (FS) RS Kelas D Pratama, kajian ini sangat Dalam penyusunan Studi Kelayakan (FS) RS Kelas D Pratama, kajian ini sangat dibutuhkan untuk melihat kecenderungan derajat kesehatan masyarakat pada kawasan dibutuhkan untuk melihat kecenderungan derajat kesehatan masyarakat pada kawasan  perencanaan,

 perencanaan, sehingga sehingga dalam dalam menyiapkan menyiapkan fasilitas fasilitas kesehatan kesehatan sesuai sesuai dengandengan kecenderungan yang terjadi. Derajat kesehatan optimal akan dilihat dari unsur kualitas kecenderungan yang terjadi. Derajat kesehatan optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup yang digunakan sebagai indikator adalah angka status gizi. Untuk kualitas hidup yang digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas yakni angka kematian bayi per-1.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas yakni angka kematian bayi per-1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per-1.000 kelahiran hidup dan angka kematian kelahiran hidup, angka kematian balita per-1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu per-100.000 kelahiran hidup.

ibu per-100.000 kelahiran hidup.

Data dan analisis status kesehatan dalam Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Data dan analisis status kesehatan dalam Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2013 menunjukkan perkembangan sebagai berikut :

Kabupaten Buleleng Tahun 2013 menunjukkan perkembangan sebagai berikut : 1)

1) Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 adalahAngka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 adalah 5,6/1.000 Kelahiran Hidup (KH), lebih rendah dari

5,6/1.000 Kelahiran Hidup (KH), lebih rendah dari target Standar Pelayanan Minimaltarget Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 17/1.000 KH maupun target MDGs yaitu

(SPM) yaitu 17/1.000 KH maupun target MDGs yaitu 23/1.000 KH.23/1.000 KH. 2)

2) Angka kematian balita (AKABA) pada tahun 2011 adalah 7,2/ 1.000 KH, sudahAngka kematian balita (AKABA) pada tahun 2011 adalah 7,2/ 1.000 KH, sudah lebih rendah dari target MDGs 32/1.000 KH. Angka kematian Balita yang rendah lebih rendah dari target MDGs 32/1.000 KH. Angka kematian Balita yang rendah menggambarkan kondisi perinatal yang sudah sehat oleh para ibu dan atau menggambarkan kondisi perinatal yang sudah sehat oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita merupakan akibat dari lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit menular.

seperti gizi, sanitasi dan penyakit menular.

Dalam dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit (Halaman 36-54)

Dokumen terkait