• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Kelayakan Rumah Sakit"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015

HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015

Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama

Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama

di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng

di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng

Tim Pengusul : Tim Pengusul :

1.

1. Ir. Ir. Ida Ida Bagus Bagus Ngurah Ngurah Bupala, Bupala, MT. MT. NIP. NIP. 195312311195312311986021004986021004 2.

2. I I Ketut Ketut Mudra, Mudra, ST., ST., MT. MT. NIP. NIP. 196811201196811201995031001995031001

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

SEPTEMBER 2015 SEPTEMBER 2015  No. SPK : 22

 No. SPK : 2230.1/UN1430.1/UN14.1.31/PN/201.1.31/PN/2015 Tanggal 5 Tanggal 8 Juni 20158 Juni 2015  No. SP.DIPA

(2)
(3)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015 HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015

Judul Penelitian

Judul Penelitian : Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi : Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi Rencana PembangunanRencana Pembangunan

Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng

..

Ketua Tim Peneliti Ketua Tim Peneliti :: a.

a. Nama Nama Lengkap Lengkap : : Ir. Ir. Ida Ida Bagus Bagus Ngurah Ngurah Bupala, Bupala, MT.MT.  b.

 b. NIDN / NIP NIDN / NIP : : 0031125330 0031125330 / 195312311986021004/ 195312311986021004 c. Jaba

c. Jabatan tan Fungsional Fungsional : : LektorLektor d.

d. Nomor Nomor HP HP / / e-mail e-mail : : (+62) (+62) 89601304858 89601304858 // bagus.bupala@gmail bagus.bupala@gmail.com.com

Anggota Peneliti Anggota Peneliti :: a.

a. Nama Nama Lengkap Lengkap : : I I Ketut Ketut Mudra, Mudra, ST., ST., MT.MT.  b.

 b. NIDN / NIP NIDN / NIP : : 0020116801 / 1968112019950310010020116801 / 196811201995031001 c. Jabatan

c. Jabatan Fungsional Fungsional : : LektorLektor d.

d. Nomor Nomor HP HP / / e-mail e-mail : : (+62) (+62) 818558516 818558516 // ikmudra@yahoo.comikmudra@yahoo.com

Biaya Penelitian

Biaya Penelitian : : - - diusulkan diusulkan ke ke Jurusan Jurusan Rp. Rp. 10.000.0010.000.000,- 0,--

- dana dana institusi institusi lain lain Rp. Rp. 00 -- inkindinkindsebutkan sebutkan -

-Bukit Jimbaran, 03 September 2015 Bukit Jimbaran, 03 September 2015 Menyetujui,

Menyetujui, Ketua

Ketua Jurusan Jurusan Arsitektur Arsitektur FT-UNUD FT-UNUD Ketua Ketua Tim Tim PenelitiPeneliti

Ir. I

Ir. I Made SuaryMade Suarya, a, MT.MT.  NIP. 19561015198601100  NIP. 1956101519860110011

Ir.

Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT.Ida Bagus Ngurah Bupala, MT.  NIP. 19531231198602100

(4)

Ringkasan

Ringkasan

Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai bagian integral dari pembangunan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, nasional, maka pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya akan Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya akan meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan menjangkau seluruh meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana pelayanan lapisan masyarakat. Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan rumah sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan tetapi juga ditemui juga pada daerah perkotaan di mana daya tampung rawatan rumah sakit tetapi juga ditemui juga pada daerah perkotaan di mana daya tampung rawatan rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah penduduk di sekitarnya. Kondisi ini sering membuat tidak sebanding dengan jumlah penduduk di sekitarnya. Kondisi ini sering membuat  persaingan tidak sehat penggu

 persaingan tidak sehat pengguna jasa rumah sakit dalam mendapatkan kesempatan prioritasna jasa rumah sakit dalam mendapatkan kesempatan prioritas  pelayaann yang

 pelayaann yang akhirnya maakhirnya masyarakat syarakat tidak mampu tidak mampu menjadi pihak menjadi pihak yang sulit yang sulit memendapatkanndapatkan  pelayanan kesehatan dengan seg

 pelayanan kesehatan dengan segala keterbatasannya.ala keterbatasannya.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayanan Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat  peningkatan derajat

 peningkatan derajat kesehatan masyarakat. kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Rumah Sakit Tipe D Tipe D Pratama merupakan Pratama merupakan salahsalah satu upaya Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk satu upaya Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di daerah tersebut.

meningkatkan akses pelayanan kesehatan di daerah tersebut.

Sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai Sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ketentuan, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng merencanakan pembangunan dengan ketentuan, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng merencanakan pembangunan sebuah Rumah

sebuah Rumah Sakit Tipe Sakit Tipe D PD Pratama di ratama di Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt. Oleh karena Oleh karena itu, usulanitu, usulan  penelitian

 penelitian ini ini akan akan mencoba mencoba melakukan melakukan studi studi kelayakan kelayakan teknis teknis dan dan ekonomi ekonomi terhadapterhadap rencana pembangunan rumah sakit di atas, sehingga dapat menyediakan pelayanan rencana pembangunan rumah sakit di atas, sehingga dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh la

kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.pisan masyarakat.

Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi ke lokasi rencana rumah sakit Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi ke lokasi rencana rumah sakit dengan pengukuran dan dokumentasi (foto). Data-data sekunder diperoleh melalui dengan pengukuran dan dokumentasi (foto). Data-data sekunder diperoleh melalui literatur/buku-buku kepustakaan, dokumen tata ruang terkait, dan internet. Kegiatan literatur/buku-buku kepustakaan, dokumen tata ruang terkait, dan internet. Kegiatan klasifikasi dan kompilasi data dilakukan untuk memudahkan dalam menyusun hasil klasifikasi dan kompilasi data dilakukan untuk memudahkan dalam menyusun hasil  penelitian.

 penelitian. Keluaran Keluaran penelitian penelitian ini ini adalah adalah berupa berupa kelayakan teknis kelayakan teknis dan edan ekonomi terhadapkonomi terhadap rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan dan pedoman bagi pemerintah dalam Buleleng, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan dan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun gambar/dokumen perencanaan.

(5)

Prakata

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat karunia- Nyalah Laporan Akhir Penelitian yang berjudul “Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan penelitian ini secara umum adalah melakukan studi kelayakan terhadap rencana  pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari rencana  pembangunan rumah sakit tersebut di atas dari aspek teknis dan ekonomi, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan dan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun gambar/dokumen  perencanaan. Kegiatan penelitian ini dibiayai dari dana PNBP Universitas Udayana Tahun

2015.

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan informasi dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini.

Sangat disadari, bahwa Laporan Akhir Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala bentuk saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi kesempurnaannya. Semoga Laporan Penelitian ini dapat memenuhi tujuan yang diharapkan dan bermanfaat  bagi para pembaca.

Bukit Jimbaran, 03 September 2015 Ketua Tim Peneliti

Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT.  NIP. 195312311986021004

(6)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i Lembar Pengesahan ... ii Ringkasan... iii Prakata... iv Daftar Isi ... v Daftar Gambar... vi

Daftar Tabel... vii

BAB 1 Pendahuluan... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 2

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Target dan Luaran ... 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka... 6

2.1. Pengertian Kesehatan dan Sarana Kesehatan... 6

2.2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan... 7

2.3. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)... 9

2.4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit... 10

2.5. Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas D Pratama... 14

2.6. Agenda Prioritas Bidang Kesehatan dalam RPJP Kabupaten Buleleng... 20

BAB 3 Metode Penelitian... 22

3.1. Pendekatan Penelitian... 22

3.2. Metode Kegiatan Penelitian... 22

3.3. Teknik Kegiatan Penelitian... 23

3.4. Tahapan Kegiatan Penelitian... 23

3.5. Kerangka Pikir Penelitian... 24

BAB 4 Hasil dan Pembahasan... 26

4.1. Kondisi Kesehatan di Kabupaten Buleleng... 26

4.2. Analisis Situasi... 28

4.3. Analisis Permintaan... 46

4.4. Analisis Kebutuhan... 50

4.5. Kelayakan Teknis... 62

4.6. Kelayakan Ekonomi... 69

BAB 5 Kesimpulan dan Saran... 82

5.1. Kesimpulan... 82

5.2. Saran... 83

Daftar Pustaka... 84

(7)

Daftar Gambar

Gambar 1 : Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di

Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ... 3

Gambar 2 : Kerangka Pikir Penelitian... 25

Gambar 3 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas D... 44

Gambar 4 : Kelayakan Lokasi Rencana RS Kelas D Pratama... 63

Gambar 5 : Rancangan Block Plan RS Kelas D Pratama... 64

Gambar 6 : Rancangan Lay Out Plan RS Kelas D Pratama... 69

Gambar 7 : Matrik Perhitungan Proyeksi Pendapatan dan Biaya RS Kelas D Pratama... 78

(8)

Daftar Tabel

Tabel 1 : Persyaratan Minimal Ketenagaan Rumah Sakit Kelas D Pratama... 16

Tabel 2 : Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Buleleng... 26

Tabel 3 : Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Buleleng... 27

Tabel 4 : Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2007-2011... 27

Tabel 5 : Proyeksi Penduduk Empat Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 - 2031... 30

Tabel 6 : Penduduk Empat Kecamatan di Kabupaten Buleleng Menurut Agama Tahun 2007... 32

Tabel 7 : Proyeksi Jumlah Kebutuhan Sarana Kesehatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2023... 39

Tabel 8 : Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2011... 40

Tabel 9 : Jumlah Penderita Penyakit Menular di Kabupaten Buleleng Tahun 2011... 40

Tabel 10 : 10 Besar Penyakit di Kabupaten Buleleng Tahun 2011... 41

Tabel 11 : Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Buleleng Tahun 2011... 41

Tabel 12 : Kebutuhan Jenis dan Luasan Ruang RS Kelas D Pratama... 51

Tabel 13 : Kebutuhan Peralatan Ruang Rawat Inap... 54

Tabel 14 : Kebutuhan Peralatan Unit Gawat Darurat (UGD)... 54

Tabel 15 : Kebutuhan Peralatan Poliklinik Vaksinasi... 55

Tabel 16 : Kebutuhan Peralatan Ruang Tindakan... 55

Tabel 17 : Kebutuhan Peralatan Poliklinik Penyakit Dalam... 56

Tabel 18 : Kebutuhan Peralatan Ruang Obgyn... 56

Tabel 19 : Kebutuhan Peralatan Poliklinik Anak... 57

Tabel 20 : Perhitungan Biaya Struktur dan Arsitektur... 71

(9)

Bab 1. Pendahuluan

Bab 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai bagian integral dari pembangunan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, nasional, maka pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah selama ini, telah berhasil Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah selama ini, telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan secara bermakna, meskipun belum dapat dinikmati secara meningkatkan derajat kesehatan secara bermakna, meskipun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk di Indonesia, khususnya masyarakat yang bermukim di merata oleh seluruh penduduk di Indonesia, khususnya masyarakat yang bermukim di lokasi-lokasi terpencil, termasuk di daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan daerah lokasi-lokasi terpencil, termasuk di daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan daerah  pemekaran.

 pemekaran. Padahal di Padahal di dalam dalam Undang-Undang Nomor 36 Undang-Undang Nomor 36 Tahun Tahun 2009 tentang 2009 tentang Kesehatan,Kesehatan, secara tegas mengamanatkan kepada pemerintah untuk bertanggung jawab merencanakan, secara tegas mengamanatkan kepada pemerintah untuk bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehat mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehat anan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehataan saat ini yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehataan saat ini lebih mengedepankan pemerataan dan keterjangkauan masyarakat mengakses pelayanan lebih mengedepankan pemerataan dan keterjangkauan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rujukan.

kesehatan khususnya pelayanan rujukan.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayanan Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat  peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

 peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya akan Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya akan meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan menjangkau seluruh meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana pelayanan lapisan masyarakat. Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan rumah sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan tetapi juga ditemui juga pada daerah perkotaan di mana daya tampung rawatan rumah sakit tetapi juga ditemui juga pada daerah perkotaan di mana daya tampung rawatan rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah penduduk di sekitarnya. Kondisi ini sering membuat tidak sebanding dengan jumlah penduduk di sekitarnya. Kondisi ini sering membuat  persaingan tidak sehat penggu

 persaingan tidak sehat pengguna jasa rumah sakit dalam mendapatkan kesempatan prioritasna jasa rumah sakit dalam mendapatkan kesempatan prioritas  pelayaann yang

 pelayaann yang akhirnya maakhirnya masyarakat syarakat tidak mampu tidak mampu menjadi pihak menjadi pihak yang sulit yang sulit mendapatkanmendapatkan  pelayanan kesehatan dengan seg

(10)

Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, daerah bermasalah kesehatan, daerah di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, daerah bermasalah kesehatan, daerah  pemekaran

 pemekaran baru baru dan dan daerah daerah dengan dengan tingkat tingkat kepadatan kepadatan penduduk penduduk yang yang cukup cukup tinggi, tinggi, didi mana belum tersedianya fasilitas kesehatan tersebut atau sarana pelayanan yang ada masih mana belum tersedianya fasilitas kesehatan tersebut atau sarana pelayanan yang ada masih  belum

 belum dapat dapat memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan daerah daerah tersebut, tersebut, maka maka dilakukan dilakukan kerjasama kerjasama antaraantara  pemerintah

 pemerintah dengan dengan pemerintah pemerintah daerah daerah untuk untuk menyediakan menyediakan sarana sarana pelayanan pelayanan kesehatankesehatan rumah sakit yang bermutu dan melayani seluruh lapisan masyarakat.

rumah sakit yang bermutu dan melayani seluruh lapisan masyarakat.

Rumah Sakit Tipe D Pratama merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan Rumah Sakit Tipe D Pratama merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan  bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di  bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di

daerah tersebut. daerah tersebut.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa urusan kesehatan merupakan salah satu urusan Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa urusan kesehatan merupakan salah satu urusan  pemerintahan

 pemerintahan yang yang dibagi dibagi bersama bersama antar antar tingkatan, tingkatan, yang yang penyelenggaraannya penyelenggaraannya oleholeh Pemerintah dapat ditugaskan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan asas tugas Pemerintah dapat ditugaskan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan asas tugas  pembantuan,

 pembantuan, dan dan secara secara bertahap bertahap dapat dapat diserahkan diserahkan untuk untuk menjadi menjadi urusan urusan PemerintahPemerintah Daerah yang bersangkutan apabila Pemerintah Daerah telah menunjukkan kemampuan Daerah yang bersangkutan apabila Pemerintah Daerah telah menunjukkan kemampuan untuk memenuhi norma, standar, prosedur dan kriteria yang dipersyaratkan.

untuk memenuhi norma, standar, prosedur dan kriteria yang dipersyaratkan.

Sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai Sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas, maka Pemerintah Kabupaten dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di atas, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng merencanakan pembangunan sebuah Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Buleleng merencanakan pembangunan sebuah Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt.

Seririt. Oleh karena itu, penelitian ini akan Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan studi kelayakan melakukan studi kelayakan teknis dan ekonomiteknis dan ekonomi terhadap rencana pembangunan rumah sakit di atas, sehingga dapat menyediakan terhadap rencana pembangunan rumah sakit di atas, sehingga dapat menyediakan  pelayanan kesehatan yang bermutu dan menjang

 pelayanan kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.kau seluruh lapisan masyarakat.

1.2. Permasalahan 1.2. Permasalahan

Sehubungan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Buleleng yang akan membangun Sehubungan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Buleleng yang akan membangun Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt dan memperhatikan ketentuan dan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt dan memperhatikan ketentuan dan  peraturan

 peraturan yang yang berlaku, berlaku, maka maka terlebih terlebih dahulu dahulu sangat sangat dibutuhkan dibutuhkan adanya adanya sebuah sebuah StudiStudi Kelayanan (

Kelayanan ( Feasibility  Feasibility StudyStudy). ). Studi kStudi kelayakan ini elayakan ini merupakan kmerupakan kajian atau anajian atau analisis yangalisis yang komprehensif dari berbagi komponen rencana kegiatan pembangunan sarana dan komprehensif dari berbagi komponen rencana kegiatan pembangunan sarana dan

(11)

 prasarana,

 prasarana, baik baik secara secara ekonomi, ekonomi, sosial sosial budaya, budaya, teknis teknis teknologis, teknologis, lingkungan, lingkungan, dan dan lain- lain-lain.

lain.

Salah satu unsur objek yang dirasakan masih menemui permasalahan adalah dalam hal Salah satu unsur objek yang dirasakan masih menemui permasalahan adalah dalam hal standarisasi pelayanan yang tentu merujuk kepada ketersediaan fasilitas/sarana. Dilihat dari standarisasi pelayanan yang tentu merujuk kepada ketersediaan fasilitas/sarana. Dilihat dari aspek sosial kependudukan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan sekitar lokasi dan aspek sosial kependudukan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan sekitar lokasi dan masyarakat Buleleng pada umumnya merupakan masyarakat dengan lingkungan yang masyarakat Buleleng pada umumnya merupakan masyarakat dengan lingkungan yang agamais serta menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Hal tersebut merupakan salah satu agamais serta menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Hal tersebut merupakan salah satu dasar dan landasan dalam rangka perencanaan suatu wilayah agar pembangunan yang dasar dan landasan dalam rangka perencanaan suatu wilayah agar pembangunan yang dihasilkan tidak mengurangi atau menyalahi nilai

dihasilkan tidak mengurangi atau menyalahi nilai dan norma sosial di dan norma sosial di wilayah Buleleng.wilayah Buleleng. Jika dilihat dari keberadaan lokasi peruntukan rumah sakit sangat berpotensi dan strategis Jika dilihat dari keberadaan lokasi peruntukan rumah sakit sangat berpotensi dan strategis untuk dikembangkan, karena terletak di sisi jalan pusat Kota Seririt, Kabupaten Buleleng untuk dikembangkan, karena terletak di sisi jalan pusat Kota Seririt, Kabupaten Buleleng yang dapat meningkatkan kawasan tersebut menjadi lebih hidup dan memberikan fasilitas yang dapat meningkatkan kawasan tersebut menjadi lebih hidup dan memberikan fasilitas  bagi

 bagi masyarakat masyarakat setempat setempat dan dan masyarakat masyarakat luas luas akan akan kebutuhan kebutuhan kesehatan. kesehatan. Dilihat Dilihat daridari kondisi eksisting di sekitar lokasi peruntukan rumah sakit bahwa penggunaan lahan di sisi kondisi eksisting di sekitar lokasi peruntukan rumah sakit bahwa penggunaan lahan di sisi  jalan

 jalan sudah sudah terbangun beberaterbangun beberapa pa macam macam aktivitas/kegiatan aktivitas/kegiatan dalam dalam bidang perdagangan bidang perdagangan dandan  jasa, serta diperuntukkan sebagai permukiman penduduk.

 jasa, serta diperuntukkan sebagai permukiman penduduk.

Lokasi peruntukan rumah sakit merupakan lahan potensial yang sangat baik jika Lokasi peruntukan rumah sakit merupakan lahan potensial yang sangat baik jika dikembangkan, akan tetapi dalam pengembangan suatu kawasan tidak terlepas dari dikembangkan, akan tetapi dalam pengembangan suatu kawasan tidak terlepas dari

Peta Orientasi Kabupaten Buleleng Peta Orientasi Kabupaten Buleleng

Gambar 1 :

Gambar 1 : Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D  Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D PratamaPratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng

(12)

Adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah : 1) Faktor lingkungan; 2) Faktor sosial ekonomi; 3) Faktor kependudukan; 4) Faktor infrastruktur; 5) Faktor daya dukung dan daya tampung lahan; dan 5) Faktor kelembagaan dan pembiayaan.

Hal lain yang menjadi pertimbangan pengembangan suatu lahan adalah aspirasi masyarakat terhadap perencanaan pembangunan serta kemampuan lokasi tersebut terhadap daya serap dan daya tarik terhadap masyarakat, juga memperhatikan kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul dan berdampak negatif terhadap perkembangan  penduduk di masa yang akan datang, serta keberadaan lokasi objek tersebut khususnya. Akan tetapi yang perlu dicermati, bahwa perencanaan diciptakan untuk menjadikan suatu kawasan menjadi lebih baik, berdaya guna dan berhasil guna yang dapat dimanfaatkan bagi daerah setempat dan masyarakat luas pada umumnya.

Mengingat kompleksnya komponen yang harus di-studi dengan waktu yang relatif terbatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini akan dibatasi pada aspek teknis dan ekonomi terhadap rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Hal ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan, apakah secara teknis dan ekonomi rumah sakit tersebut memang layak atau tidak dibangun?

1.3. Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah melakukan studi kelayakan terhadap rencana  pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari rencana  pembangunan rumah sakit tersebut di atas dari aspek teknis dan ekonomi, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan dan pedoman bagi pemerintah dalam menyusun gambar/dokumen  perencanaan.

1.4. Target dan Luaran

Target yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah studi kelayakan teknis dan ekonomi rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Luaran sebagai hasil penelitian ini adalah :

a. Kelayakan teknis, terdiri atas : 1) Lokasi;

(13)

3)  Block Plan;

4) Struktur dan bahan; 5) Prasarana dan utilitas; 6) Tampilan bangunan; 7) Ruang dalam;

8) Ruang luar (landscaping ); dan 9) Schematic design.

 b. Kelayakan ekonomi, terdiri atas :

1) Rencana investasi dan sumber dana; 2) Proyeksi pendapatan dan biaya; 3) Proyeksi Cash Flow;

4)  Nilai Break Event Point  (BEP);

5)  Nilai Internal Rate of Return (IRR); dan 6)  Nilai Net Present Value (NPV).

(14)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1. Pengertian Kesehatan dan Sarana Kesehatan

Pengertian kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa  pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.

Untuk mendukung pengertian di atas, maka Haryanto (2012) menguraikan beberapa  pemahaman, definisi, dan kondisi terkait dengan kesehatan yang dirangkum dari berbagai

sumber, yaitu :

1) Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

2) Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif,  untuk membuat keputusan berdasarkan  pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang

lain.

3) Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para   koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif  bagi kesehatan.

4) Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat  jaminan kesehatan dari lembaga atau  perusahaan di bidang  pemeliharaan kesehatan, seperti Askes, Taspen, dan Jamsostek.

5) Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.

(15)

6) Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih  pelik,  berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi  juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri

Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan,  bahwa sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan.

2.2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Bab I, Pasal 1, angka 1). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan  perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan

kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama (Bab II, Pasal 2).

Pembangunan kesehatan harus memperhatikan berbagai asas yang memberikan arah  pembangunan kesehatan dan dilaksanakan melalui upaya kesehatan sebagai berikut :

a. Asas perikemanusiaan yang berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dilandasi atas  perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak

membedakan golongan agama dan bangsa.

 b. Asas keseimbangan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dilaksanakan antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan mental, serta antara material dan sipiritual.

c. Asas manfaat berarti bahwa pembangunan kesehatan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanausiaan dan perikehidupan yang sehat bagi setiap warga negara.

d. Asas pelindungan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dapat memberikan  pelindungan dan kepastian hukum kepada pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. e. Asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban berarti bahwa pembangunan kesehatan

dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk kesamaan kedudukan hukum.

(16)

f. Asas keadilan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat memberikan  pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan pembiayaan

yang terjangkau.

g. Asas gender dan nondiskriminatif berarti bahwa pembangunan kesehatan tidak membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki

h. Asas norma agama berarti pembangunan kesehatan harus memperhatikan dan menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat.

Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Bab II, Pasal 3).

Pengaturan Fasilitas Pelayanan Kesehatan diatur dalam Pasal 30, dimana menurut jenis  pelayanan terdiri dari :

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

 b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik.

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sub spesialistik.

Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan (Pasal 35 Ayat 2) :

a. luas wilayah;

 b. kebutuhan kesehatan;

c.  jumlah dan persebaran penduduk; d.  pola penyakit;

e.  pemanfaatannya; f. fungsi sosial;

g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

Ketentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dimana fasilitas pelayanan kesehatan wajib :

(17)

 b. Mengirimkan laporan hasil penelitian dan pengembangan kepada pemerintah daerah atau menteri.

Pada pasal 32 dinyatakan bahwa :

a. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan  pencegahan kecacatan terlebih dahulu.

 b. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

2.3. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

Sekalipun SKN 1982 secara nyata telah berhasil digunakan sebagai acuan dalam menetapkan berbagai kebijakan kesehatan di Indonesia, namun jika ditinjau dari  pencapaian dan kinerjanya, SKN 1982 tersebut masih belum begitu menggembirakan.

Sesuai dengan laporan WHO tahun 2000 (the World Health Report 2000) tentang “Health Systems Improving Performance”, tercatat indikator pencapaian dan indikator kinerja Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Indonesia masih terhitung rendah.

Indikator pencapaian SKN ditentukan oleh dua determinan. Pertama, status kesehatan yakni yang menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil dicapai oleh SKN yang dihitung dengan menggunakan disability adjusted life expectancy (DALE). Kedua, tingkat ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan yakni yang menunjuk pada kemampuan SKN dalam memenuhi harapan masyarakat tentang bagaimana mereka ingin diperlakukan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Hasil yang diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 106 dari 191 negara anggota WHO yang dinilai. Indikator kinerja SKN ditentukan oleh tiga determinan. Pertama, distribusi tingkat kesehatan di suatu negara ditinjau dari kematian Balita. Kedua, distribusi ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan ditinjau dari harapan masyarakat. Ketiga, distribusi  pembiayaan kesehatan ditinjau dari penghasilan keluarga. Hasil yang diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 92 dari 191 negara anggota WHO yang dinilai.

Karena indikator pencapaian SKN menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil dicapai dan tingkat ketanggapan SKN, maka indikator ini terutama dipengaruhi oleh upaya kesehatan yang diselenggarakan di suatu negara. Jika upaya kesehatan tersebut tidak

(18)

tersedia dan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, maka sulit diharapkan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat.

2.4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur Rumah Sakit dengan Undang-Undang. Untuk itu, guna memberikan pemahaman secara umum tentang rumah sakit sebagai dasar penyusunan Studi Kelayakan, maka akan diuraikan beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

1) Ketentuan Umum, Asas dan Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat  jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

 b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan

d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2) Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara  paripurna.

Untuk menjalankan tugas di atas, Rumah Sakit mempunyai fungsi :

(19)

 b.  pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang  paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c.  penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka  peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d.  penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3) Tanggung Jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk : a. menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;

 b. menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;

d. memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab;

e. memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai dengan  jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;

g. menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh ma syarakat;

h. menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan kejadian luar biasa;

i. menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan

 j. mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan  bernilai tinggi.

Tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas, dilaksanakan berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Persyaratan Rumah Sakit a. Ketentuan Umum :

(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

(20)

(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus  berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan.

(4) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

 b. Persyaratan Lokasi :

(1) Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.

(2) Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

(4) Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.

c. Persyaratan Bangunan :

Dalam Bab V Bagian Ketiga; Bangunan, Pasal 8, disebutkan bahwa :

(1)  persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

(2)  persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.

Selanjutnya, persyaratan bangunan Rumah Sakit juga mengatur tentang :

 Persyaratan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna,

 pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

(21)

 Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit diatur dengan Peraturan Menteri.

d. Persyaratan Prasarana, SDM, Kefarmasian dan Peralatan

Hal-hal yang terkait dengan Persyaratan Prasarana, SDM, Kefarmasian, dan Peralatan dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit diatur pada Bab V Pasal 11 sampai dengan Pasal 16.

5) Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

(1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

(2) Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis  penyakit.

(3) Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis  penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau

kekhususan lainnya.

Berdasarkan pengelolaannya, Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat.

(1) Rumah Sakit Publik :

 Rumah Sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan

hukum yang bersifat nirlaba.

 Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah

diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat

dialihkan menjadi Rumah Sakit privat.

(2) Rumah Sakit Privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi  persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan, antara lain :

 Rumah Sakit pendidikan ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan

Menteri yang membidangi urusan pendidikan.

 Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan

(22)

kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.

 Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring Rumah

Sakit Pendidikan.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Klasifikasi Rumah Sakit diatur dalam Bab V Pasal 24, yaitu :

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

(2) Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas : a. Rumah Sakit umum kelas A;

 b. Rumah Sakit umum kelas B c. Rumah Sakit umum kelas C; d. Rumah Sakit umum kelas D.

(3) Klasifikasi Rumah Sakit khusus terdiri atas : a. Rumah Sakit khusus kelas A;

 b. Rumah Sakit khusus kelas B; c. Rumah Sakit khusus kelas C.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi diatur dengan Peraturan Menteri.

2.5. Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas D Pratama

Rumah Sakit (RS) Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) yang memberikan pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap serta pelayanan penunjang lainnya untuk  peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan  perorangan.

1) Persyaratan a. Lokasi

Dalam menentukan lokasi/lahan untuk mendirikan RS Kelas D Pratama perlu dilakukan kajian masalah kesehatan, kebutuhan pelayanan kesehatan, dan skala

(23)

 prioritas daerah yang membutuhkan disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah, rencana tata bangunan dan lingkungan.

Lokasi RS Kelas D Pratama harus bebas dari pencemaran, banjir, rawan longsor, dan tidak berdekatan dengan tempat bongkar muat barang, fasilitas umum, fasilitas  pendidikan, daerah industri, dan areal limbah pabrik. Diperlukan studi kelayakan

dalam penentuan lokasi pembangunan RS Kelas D Pratama.

Di samping persyaratan umum di atas, terdapat persyaratan lain yaitu : (1) Kriteria Daerah :

 Rumah sakit sulit dijangkau atau belum tersedia.  Daerah terpencil.

 Daerah tertinggal.  Daerah perbatasan.

 Daerah pulau-pulau kecil terluar.

 Daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.

(2) Lahan, Akses, Keamanan dan Fasilitas Penunjang. b. Sarana dan Prasarana

(1) Sarana :

 Massa bangunan dan block plan.

 Bentuk bangunan dan fasilitas bangunan.  Zonasi.

 Program ruang dan persyaratan teknis ruang.

(2) Prasarana :

 Sistem tata udara.  Sistem kelistrikan.  Sistem pencahayaan.

 Sistem proteksi kebakaran.  Sistem komunikasi.

 Sistem gas medik dan vakum medik.  Sistem sanitasi.

 Sistem pengendalian terhadap kebisingan.  Jalur sirkulasi.

(24)

(3) Fasilitas :

RS Kelas D Pratama mempunyai kapasitas minimal 10 tempat tidur sesuai dengan kebutuhan pelayanan atau dapat mengacu pada standar WHO 1 TT/1.000  penduduk.

c. Sumber Daya Manusia

Penyediaan sumber daya manusia RS Kelas D Pratama diupayakan oleh  penyelenggara pelayanan rumah sakit baik dari pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Kekurangan tenaga yang dibutuhkan dapat dikoordinasikan dengan kementerian kesehatan atau institusi pendidikan kesehatan.

Penyelenggara RS Kelas D Pratama dapat melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat maupun Rumah Sakit Umum Daerah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan.

Keterangan RS Kelas D Pratama paling sedikit terdiri dari tenaga medis, keperawatan,  penunjang kesehatan, dan tenaga non-kesehatan. Dokter gigi yang bekerja di RS kelas

D Pratama di antaranya harus menjadi pimpinan rumah sakit.

Kebutuhan minimal ketenagaan baik tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan dalam rangka penyelenggaraan palayanan di RS Kelas D Pratama sebagai berikut :

Tabel 1 : Persyaratan Minimal Ketenagaan Rumah Sakit Kelas D Pratama

NO. JENIS TENAGA JUMLAHTENAGA

1 Tenaga Dokter/Dokter Kewenangan Tambahan* 4

2 Tenaga Dokter Gigi* 1

3 Tenaga Keperawatan

- Perawat anastesi* 1

- Perawat 8

- Bidan 2

4 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan

- Asisten apoteker* 1 - Radiografer* 1 - Penata Labkes* 1 5 Tenaga penunjang 10 6 Manajerial/Administrasi - Direktur 1 - Seksi 2 - Subbag TU 1 - Tenaga administrasi 2 Keterangan :

Apabila rumah sakit mepekerjakan tenaga kesehatan dengan kualifikasi lebih tinggi sesuai dengan kewenangan

sebagaimana ditentukan peraturan perudang-undangan yang berlaku, tenaga kesehatan tersebut pada saat itu atau secara otomatis (yang tidak/belum sesuai dengan ketentuan) wajib menyerahkan kewenangannya kepada tenaga kesehatan yang tertinggi kewenangannya tanpa syarat.

(25)

Jumlah sumber daya manusia disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan dan ketersediaan sarana dan prasarana. Pelayanan medik spesialis dasar yang sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat) jenis pelayanan spesialis dasar meliputi pelayanan  penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri ginekologi. Pelayanan medik

spesialis dasar dapat dilaksanakan oleh dokter dengan kewenangan tambahan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki selama tidak ada dokter spesialis dengan bidang kompetensi yang sama.

d. Peralatan

Peralatan kesehatan dan non-kesehatan dibutuhkan untuk mendukung kegiatan  pelayanan RS Kelas D Pratama dengan minimal 10 tempat tidur. Peralatan ini dikuasai atau dimiliki dan dapat dibuktikan keberdaannya di ruang/tempat masing-masing di dalam dan/atau di lingkungan rumah sakit.

e. Manajemen (1) Perizinan :

 Izin mendirikan RS Kelas D Pratama diberian oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di  bidang kesehatan pada pemerintah daerah kabupaten/kota.

 Izin operasional RS Kelas D Pratama diberian oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota atas rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota. (2) Administrasi :

Rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus  berbentuk unit pelaksana teknis dari instansi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi tertentu, atau lembaga teknis daerah dengan pengelolaan badan layanan umum atau badan layanan umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan.

Rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak dibidang perumahsakitan.

(3) Organisasi :

Organisasi dan tata kerja RS Kelas D Pratama disusun berdasarkan prinsip hemat struktur dan kaya fungsi, menggambarkan kewenangan, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan administrasi manajemen sesuai kebutuhan.

(26)

Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan medis serta administrasi umum dan keuangan. Penetapan organisasi dan tata kerja rumah sakit menjadi wewenang pemilik rumah sakit dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. 2) Penyelenggaraan

Pelayanan RS Kelas D Pratama sebagaimana rumah sakit, yang mencakup pelayanan dasar dan pelayanan spesialistik. Pelayanan ditujukan untuk kepentingan terbaik  pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang sesuai SOP dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan RS Kelas D Pratama terdiri atas : (1) Pelayanan Medik Umum.

(2) Pelayanan Medik Spesialistik Dasar. (3) Pelayanan Gawat Darurat.

(4) Pelayanan Pemulihan Pascatindakan. (5) Pelayanan Keperawatan. (6) Pelayanan Laboratorium. (7) Pelayanan Radiologi. (8) Pelayanan Farmasi. (9) Pelayanan Gizi. (10)Pelayanan Sterilisasi.

(11)Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif Komplementer. (12) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). b. Kerjasama Operasional

Untuk menjamin mutu dan ketersediaan pelayanan RS Kelas D Pratama, diperlukan kerjasama operasional dengan rumah sakit yang memiliki klasifikasi yang lebih tinggi. Kerjasama operasional yang dilaksanakan RS Kelas D Pratama diantaranya kerjasama dengan rumah sakit pemerintah atau swasta yang lokasinya terdekat sebagai rumah sakit pengampu.

Pelaksanaan kerjasama RS Kelas D Pratama dengan rumah sakit pengampu harus dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang disetujui kepala dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayah RS Kelas D Pratama berada.

(27)

Kerjasama operasional yang diberikan rumah sakit pengampu dapat berupa  penyediaan dokter spesialis dasar konsulen, pelatihan tenaga kesehatan, pelatihan

manajemen rumah sakit, dan kerjasama lainnya.

Kerjasama dapat dijalin dengan institusi lain seperti institusi pendidikan kedokteran, BKKBN, dan lembaga lainnya. Kerjasama pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan Jamkesmas, PT Askes dan lembaga pembiayaan kesehatan lainnya. c. Klasifikasi

Pengelompokan kelas pelayanan RS Kelas D Pratama diklasifikasikan pada kelas D Pratama. Dalam proses pengembangan pelayanan rumah sakit, RS Kelas D Pratama dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit umum kelas D atau kelas yang lebih tinggi. d. Pembiayaan Operasional

Pembiayaan operasional RS Kelas D Pratama menjadi tanggung jawab pemilik rumah sakit.

e. Tarif

Pada tarif ditetapkan Menteri Kesehatan dan besaran tarif RS Kelas D Pratama ditetapkan oleh pemilik rumah sakit. Penentuan besaran tarif disesuaikan dengan tarif kelas III dan harus memperhitungkan kemampuan perekonomian daerah setempat. f. Peraturan Internal Rumah Sakit

Peraturan internal rumah sakit atau “hospital bylaws”  merupakan konstitusi rumah sakit yang mengatur secara administratif peran, tugas dan wewenang pemilik rumah sakit, direktur rumah sakit, dan staf medis. Peraturan internal rumah sakit ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau perwakilannya.

g. Komite Medik

Seluruh dokter merangkap sebagai anggota komite medik dan salah satunya menjadi ketua komite. Ketua komite medik tidak boleh dijabat oleh direktur rumah sakit.

h. Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Kedokteran Komunitas dan Humaniora Kesehatan

RS Kelas D Pratama dapat merupakan bagian dari institusi yang mengembangkan  penelitian dan pengembangan dalam bidang kedokteran komunitas dan humaniora

kesehatan yang bekerjasama dengan institusi pendidikan, institusi/lembaga kesehatan masyarakat lainnya. Diprioritaskan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan

(28)

i. Pendidikan Tenaga Kesehatan dan SDM Kesehatan Lainnya

Pendidikan tenaga kesehatan dan SDM kesehatan lainnya diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medik yang dibutuhkan RS Kelas D Pratama. Pendidikan tenaga kesehatan dan SDM kesehatan lainnya merupakan bagian dari kerjasama operasional yang dilakukan RS Kelas D Pratama.

3) Pembinaan dan Pengendalian

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan melaksanakan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan RS Kelas D Pratama dalam bentuk penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta melakukan supervisi, konsultasi, evaluasi dan bimbingan teknis. Pembinaan dan pengendalian kegiatan pelayanan RS Kelas D Pratama dapat lakukan oleh pemerintah daerah dan organisasi profesi serta asosiasi perumahsakitan sesuai dengan fungsi masing-masing. RS Kelas D Pratama wajib melaporkan hasil penyelenggaraan pelayanan laporan kinerja setiap triwulan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.

Laporan sebagaimana di maksud di atas mencakup antara lain kelahiran, morbiditas, dan kualitas hidup. Laporan mortalitas mencakup data tentang penyebab kematian.

2.6. Agenda Prioritas Bidang Kesehatan dalam RPJP Kabupaten Buleleng

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Buleleng tahun 2005-2025 secara umum menyebutkan bahwa visi pembangunan daerah Kabupaten Buleleng adalah “Buleleng Kerta Raharja Mengantarkan Bali Dwipa Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana”. Di mana misi dari RPJP Kabupaten Buleleng adalah :

1. Mewujudkan masyarakat Buleleng yang unggul, kompetitif, dan bertaqwa kepada Tuhan, dengan jalan membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki daya saing, melalui penyelengaraan  pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk semua warga masyarakat; 2. Mewujudkan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup, dengan jalan

melaksanakan pembangunan bidang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan  pemerataan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan;

3. Mewujudkan keamanan daerah dan masyarakat, dengan menyelenggarakan  pemerintahan yang baik, memperkuat sistem keamanan, meningkatkan peran

(29)

masyarakat sipil, mendorong pengarusutamaan gender, menegakkan budaya hukum dan  politik, dan memantapkan pelaksanaan otononomi daerah;

4. Mewujudkan kebudayaan yang responsif terhadap perkembangan zaman dan lingkungan global, melalui pelestarian, pewarisan dan pengembangan nilai-nilai budaya yang dijiwai oleh agama Hindu, pemantapan kelembagaan, dan aktivitas budaya;

5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, dengan jalan melaksanakan  pembangunan yang seimbang antar lapisan masyarakat, antar sektor, dan antar wilayah,

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan lingkungan untuk menopang  pembangunan, sehingga pembangunan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini

dengan tidak mengurangi hak generasi berikutnya akan sumberdaya ala m.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, RPJP Kabupaten Buleleng memberikan arahan agenda prioritas setiap tahap pembangunan lima tahun. Arahan prioritas pembangunan  bidang kesehatan lima tahun tahap I terdapat pada point 4), yaitu : Agenda peningkatan

aksesibilitas dan kualitas kesehatan: meningkatkan kuantitas dan kualitas personil  paramedis; meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan;

meningkatkan pelayanan gizi; meningkatkan kualitas ke sehatan lingkungan; mencegah dan memberantas penyakit menular; meningkatkan kesehatan ibu dan anak; meningkatkan  pembangunan kesehatan dan pembangunan manajemen kesehatan.

(30)

Bab 3. Metode Penelitian

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini pada hakekatnya merupakan sebuah studi tentang kelayakan teknis dan ekonomi terhadap rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Berdasarkan permasalahan, tujuan serta target dan luaran yang telah diuraikan pada sub bab 1.2., 1.3., dan 1.4. di depan, maka penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian menggunakan metode kuantitatif.

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain  penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam  penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survai,

ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan (https://karobby.wordpress.com/ 2012/05/12/k onsep-dan-macam-macam-metode-penelitian).

3.2. Metode Kegiatan Penelitian

Untuk mencapai tujuan serta target dan luaran yang diharapkan, maka dalam penelitian ini dilakukan langkah dan metode sebagai berikut :

1) Melakukan studi literatur terhadap pemahaman tentang kesehatan, sarana kesehatan,  peraturan perundang-undangan tentang kesehatan, rumah sakit, dan Rumah Sakit Tipe D Pratama, kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Buleleng terkait pembangunan bidang kesehatan, metode perhitungan kelayakan teknis dan ekonomi sebuah rumah sakit, dan hal-hal yang berkorelasi dengan rencana  pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng dari sumber/pustaka berupa buku-buku dan dokumen tata ruang, serta oleh  peneliti terdahulu.

2) Melakukan survey (observasi) lapangan untuk mendapatkan kondisi terkini tentang sarana, prasarana, dan fasilitas kesehatan di Kabupaten Buleleng serta lokasi tapak dari rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt yang selanjutnya dilakukan pengukuran dan dokumentasi untuk mendapatkan data fisik dan non fisik wilayah penelitian.

(31)

3) Melakukan interview  (wawancara) dengan para  stakeholder   yaitu pejabat teknis terkait, pelaku kesehatan, dan masyrakat sekitar lokasi rencana pembangunan rumah sakit untuk mengetahui kecenderungan perkembangan kesehatan dan kebutuhan  pelayanan kesehatan.

3.3. Teknik Kegiatan Penelitian

1) Penelitian lapangan ( field research) merupakan teknik yang akan digunakan untuk melakukan identifikasi dan dokumentasi. Kunjungan lapangan secara langsung akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan kegiatan pengukuran dan pemotretan.

2) Kegiatan diskusi dengan para  stakeholder   di wilayah penelitian untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan kesehatan di Kabupaten Buleleng khususnya di Kecamatan Seririt.

3.4. Tahapan Kegiatan Penelitian 1) Persiapan :

a Membuat program kerja, kerangka pikir dan jadwal kegiatan penelitian.  b Menyusun program survey.

2) Pengumpulan Data :

a Data Primer, dengan melakukan survey ke lapangan dan wawancara untuk mengumpulkan data lapangan yang mencakup aspek situasi (eksternal dan internal), aspek permintaan (lahan dan lokasi, klasifikasi rumah sakit, kapasitas tempat tidur), dan aspek kebutuhan (kebutuhan ruang, kebutuhan lahan, peralatan medis dan non medis, sumber daya manusia, organisasi dan uraian tugas) dalam konteks  pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng.

 b Data Sekunder, melalui survey ke dinas/instansi terkait dan studi literatur ke  perpustakaan dan ruang baca untuk mencari materi/bahan bacaan yang berkorelasi

langsung maupun tidak langsung dengan judul penelitian. 3) Pengolahan Data :

a Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.

 b Melakukan strukturisasi, klasifikasi, kompilasi, dan tabulasi data merujuk kepada hasil studi literatur, survey lapangan maupun wawancara yang dilakukan.

(32)

4) Hasil dan Pembahasan :

a. Menguraikan keseluruhan hasil tabulasi data secara terstruktur dan sistematis, baik data kuantitatif maupun kualitatif yang mendukung penjelasan kondisi kekinian  pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng.

 b. Melakukan studi kelayakan terhadap rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng yang meliputi : 1) Studi kelayakan teknis yaitu tentang lokasi, situasi, block plan, struktur dan bahan,  prasarana dan utilitas, tampilan bangunan, ruang dalam, ruang luar (landscaping ), dan  schematic design; dan 2) Studi kelayakan ekonomi meliputi rencana investasi dan sumber dana, proyeksi pendapatan dan biaya, proyeksi Cash Flow, nilai Break  Event Point  (BEP), nilai Internal Rate of Return (IRR), dan nilai Net Present Value

(NPV).

c. Merumuskan hasil studi berupa layak atau tidak secara teknis dan ekonomi rencana  pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten

Buleleng sebagai landasan dalam menentukan langkah selanjutnya. 5) Kesimpulan dan Saran :

a Menarik sebuah kesimpulan berdasarkan rumusan hasil dan pembahasan tentang kelayakan teknis dan ekonomi rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng sebagai bahan rujukan dan pedoman  bagi pemerintah selaku pemangku kepentingan, guna melanjutkan pembuatan

gambar desain/dokumen perencanaan rumah sakit.

 b Mengajukan beberapa opsi sebagai saran dalam menyikapi hasil studi kelayakan yang telah dirumuskan agar rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng dapat diwujudkan dan mampu memberikan  pelayanan kesehatan yang memadai kepada masyarakat secara berkelanjutan.

3.5. Kerangka Pikir Penelitian

Pemahaman terhadap aspek situasi, aspek permintaan, dan aspek kebutuhan dalam konteks  pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng akan sangat menentukan tujuan

serta target dan luaran dari penelitian ini.

Untuk itu, pada gambar 2 di bawah akan dijabarkan kerangka pikir penelitian tentang studi kelayakan teknis dan ekonomi rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

(33)

25

Gambar 2 : Kerangka Pikir P enelitian

Judul penelitian :

Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt,

Kabupaten Buleleng

Memberi informasi tentang layak atau tidak

secara teknis dan ekonomi rencana  pembangunan Rumah

Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Kebijakan  Nasional di Bidang Kesehatan Pedoman Nasional tentang Rumah Sakit Gambaran Umum Kabupaten Buleleng RPJP Kabupaten Buleleng di Bidang Kesehatan

Analisis permintaan : lahan dan lokasi, klasifikasi rumah sakit, kapasitas tempat tidur

Analisis kebutuhan : kebutuhan ruang, kebutuhan

lahan, peralatan medis dan non medis, sumber daya manusia, organisasi dan

uraian tugas

Kelayakan teknis : lokasi, situasi, block plan, struktur dan bahan, prasarana dan utilitas, tampilan bangunan,

ruang dalam, ruang luar (landscaping ), schematic

design

Kelayakan ekonomi : rencana investasi dan sumber dana, proyeksi  pendapatan dan biaya,  proyeksi Cash Flow, nilai  Break Event Point  (BEP), nilai Internal Rate of Return

(IRR), nilai Net Present Value (NPV)

Rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten

Buleleng secara teknis dan ekonomi layak atau tidak  Analisis situasi : aspek

(34)

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Kondisi Kesehatan di Kabupaten Buleleng

Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur dalam mendukun pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sehingga untuk itu pembangunan sektor kesehatan mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah.Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Buleleng, pemerintah disamping secara  berkesinambungan melaksanakan pembinaan kesehatan, juga membangun dan menyiapkan  berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun dari  pihak swasta serta menyiapkan tenaga medis maupun non medis.

Pembangunan sarana prasana kesehatan ini terus ditingkatkan, khusus dalam meningkatkan  pelayanan RSUD Singaraja, telah dibangun Ruang Bedah Sentral dan ICU. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan RSUD Singaraja dimaksudkan untuk mampu memberikan  pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat Buleleng yang selama ini sering berobat ke

Denpasar, demikian juga untuk menampung pasien-pasien dari perbatasan kabupaten (Karangasem, Bangli dan Tabanan). Adapun data fasilitas kesehatan di Buleleng tersaji  pada tabel berikut :

Tabel 2 : Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Buleleng

No Kecamatan

Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas

Pembantu Poliklinik 1. Gerokgak - 2 5 -2. Seririt 1 3 7 -3. Busungbiu - 2 9 -4. Banjar - 2 9 -5. Sukasada - 2 12 -6. Buleleng 5 3 6 2 7. Sawan - 2 7 -8. Kubutambahan - 2 12 -9. Tejakula - 2 8 -Kabupaten Buleleng 6 20 75 2

Sumber : Buleleng Dalam Angka Tahun 2012

Tenaga Medis dan Para Medis merupakan sumber daya manusia bidang kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan.Sebaran tenaga kesehatan sangat mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan. Adapun jumlah dan sebaran tenaga kesehatan secara rinci tersaji pada tabel berikut :

(35)

Tabel 3 : Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Buleleng

Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Paramedis Bidan Perawat Gerokgak 3 2 13 23 Seririt 3 3 23 21 Busungbiu 2 1 17 22 Banjar 4 1 22 15 Sukasada 3 2 19 12 Buleleng 5 3 35 35 Sawan 2 2 17 15 Kubutambahan 3 1 13 17 Tejakula 3 2 22 16 Jumlah 28 17 186 173

Sumber :Buleleng Dalam AngkaTahun 2012

Pelaksanaan program kegiatan pembangunan kesehatan ini telah mampu meningkatkan drajat/kualitas kesehatan masyarakat, tercermin dari indikator kesehatan masyarakat seperti :

1. Angka kematian bayi mencapai 7,9 per 1.000 kelahiran hidup, jauh dibawah angka Provinsi Bali yang sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup.

2. Angka kematian ibu melahirkan hanya 9 orang dari 9.422 kelahiran, sedangkan angka rata-rata nasional sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.

3. Jumlah kasus Demam Berdarah rata-rata 200 penderita pertahun secara signifikan  belum dapat ditekan, namun Angka Kematian oleh karena Demam Berdarah (CFR)

dapat ditekan dari tahun ketahun.

4. Tingkat kesembuhan penyakit TB Paru 89,1% di atas target Nasional 85,71%.

5. Kasus Kurang Energi Protein (KEP) pada balita dari tahun ketahun dapat ditekan dari 9,17% menjadi 8,32% meskipun masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar 9,34% Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan selain diukur dari nilai Angka Usia Harapan Hidup, juga dapat dilihat dari Angka Kelangsungan Bayi Hidup dan Persentase Balita Gizi Buruk. Nilai indikator-indikator tersebut ter saji pada Tabel 4.

Tabel 4 : Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2007-2011

No. Indikator Kesehatan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Angka kelangsungan hidup Bayi : - - - -

-1.1 Angka kematian bayi/Infant Mortality Rate (IMR) /1000 KH

7,1 5,36 4,96 2,81 5,6

1.2 Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu 76 77 68 99 66 1.3 Jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu 3 83 62 51 84

Gambar

Tabel 1 : Persyaratan Minimal Ketenagaan Rumah Sakit Kelas D Pratama
Tabel 2 : Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Buleleng
Tabel 4 : Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2007-2011
Tabel 5 : Proyeksi Penduduk Empat Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 –  2031
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan biaya satuan dapat diketahui berapa persen investasi gedung, mesin hemodialisis, peralatan medis lain, peralatan non medis, biaya bahan

a) Peralatan dan teknologi yang terbaru ( = 1, Tangible). b) Lingkungan RS yang tenang dan damai ( = 3, Tangible). g) Kesiapan perawat/petugas untuk memberikan layanan ( = 14,

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 900rb untuk pasien umum (tergantung

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 1jt untuk pasien umum (tergantung

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 900rb untuk pasien umum (tergantung

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 900rb untuk pasien umum (tergantung

Penipuan mengatasnamakan RS, promo negatif, keterbukaan informasi melalui dunia maya RS tipe D dan Klinik Rawat inap meningkat, Pesaing-pesaing baru. Peraturan Baru terkait

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 900rb untuk pasien umum (tergantung