• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Saran

Dalam dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit (Halaman 90-93)

5.1. Kesimpulan

Hasil analisis situasi dari aspek eksternal (kebijakan, demografi, geografi, sosial ekonomi, sosial budaya) menunjukkan bahwa kondisinya sangat mendukung rencana pembangunan RS Kelas D Pratama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Demikian juga dari aspek internal (sarana kesehatan, pola penyakit dan epidemologi, teknologi, SDM/ketenagakerjaan rumah sakit, organisasi, kinerja dan keuangan) menyatakan bahwa rencana pembangunan RS Kelas D Pratama ini sangat dibutuhkan.

Analisis permintaan dari aspek lahan dan lokasi, menyatakan cukup strategis untuk  pembangunan RS Kelas D Pratama yang direncanakan menyediakan 60 Tempat Tidur (TT) atau sebesar + 75% dari kebutuhan minimal 84 TT di Kecamatan Seririt tahun 2014. Dari aspek teknis, lahan rencana lokasi pembangunan rumah sakit tidak dijumpai adanya kendala, sehingga secara teknis pembangunan RS Kelas D Pratama ini layak untuk dilanjutkan dengan mengikuti konsep dan rancangan rencana penataan  site dan bangunan yang telah dirumuskan. Untuk kebutuhan peralatan medis, SDM, serta organisasi dan uraian tugas dijabarkan melalui pendekatan jenis pelayanan kesehatan dan jumlah TT yang disediakan.

Berdasarkan metode matrik yang dipakai, diperoleh nilai  Break Event Point   (BEP) pada  jumlah pendapatan sebesar 52,12% dari pendapatan normal atau sama dengan Rp. 4.002.255.553,- ditambah pendapatan lain-lain sebesar Rp. 153.300.000,- atau sama dengan Rp. 4.155.555.553,- setahun. Dengan nilai BEP pada 52,12% ini diperoleh  besarnya  Net Present Value (NPV) = 0; nilai  Internal Rate of Return  (IRR) = 12,56%

sama dengan DR/DRC ( Discount Rate of Capital ); dan Benefit Cost Ratio (BCR) = 1, yaitu  jumlah pendapatan dibagi 1+i atau DRC secara simultan.

Pada analisis discounted cash flow  yang dibuat, dapat memperlihatkan besarnya nilai  Internal Rate of Return  (IRR) dalam kondisi normal adalah sebesar 25,898%, yang jauh lebih besar dari DR/DRC yang besarnya hanya 12,56%, sehingga proyek RS Kelas D Pratama ini dinyatakan sangat layak untuk dibangun.

Untuk nilai Net Present Value (NPV) besarnya merupakan jumlah pendapatan setiap tahun yang dibagi dengan 1 ditambah besarnya DR/DRC secara simultan selama tahun proyeksi

dikurangi modal (investasi) awal. Dari perhitungan dengan memakai metode matrik discounted cash flow, diperoleh besarnya  Net Present Value  (NPV) adalah sebesar Rp. 31.047.585.660,-. Dengan demikan, besarnya  Benefit Cost Ratio  (BCR) adalah 2,0662, sehingga proyek RS Kelas D Pratama ini juga dapat dinyatakan layak untuk dibangun.

5.2. Saran

Untuk saat ini, RS Kelas D Pratama direncanakan menyediakan fasilitas dan kemampuan  pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar yang hanya menyediakan  pelayanan perawatan kelas 3 (tiga). Sejalan dengan perkembangan penduduk, ke depan  pelayanan rumah sakit ini perlu dikembangkan jangkauan pelayanannya untuk penduduk di tiga wilayah kecamatan sekitar Seririt yaitu Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Busungbiu, dan Kecamatan Banjar. Pelayanan kesehatan yang diberikan juga harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya, sehingga dapat menjalankan fungsi sosial dan menghasilkan  pendapatan (profit), agar mampu membiayai operasional rumah sakit secara  berkesinambungan. Untuk itu, beberapa saran yang dapat diajukan antara lain adalah :

Pengembangan rumah sakit secara vertikal, yaitu penambahan jumlah lantai/lapis (Koefisien Lantai Bangunan) bangunan secara maksimal sesuai ketentuan yang berlaku. Konsekuensinya adalah desain RS Kelas D Pratama ini harus dirancang agar secara teknis dapat dilakukan penambahan/ pembangunan ruang ke atas secara bertahap.

Pengembangan rumah sakit secara horizontal, yaitu dengan menambah luas areal lahan ( site) RS Kelas D Pratama, mengingat lahan di sekitar rencana pembangunan rumah sakit ini merupakan tanah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Hal ini tentunya membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang baik antara Pemkab Buleleng dengan Pemprov Bali, guna mendukung pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Buleleng.

Daftar Pustaka

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng, Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2013.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng (2012), Buleleng Dalam Angka.

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2011. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2012, Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas D Pratama. Haryanto (2012), Pengertian Kesehatan.

Ka Robby https://karobby.wordpress.com/2012/05/12/konsep-dan-macam-macam-metode- penelitian.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002, tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah.

Pemerintah Kabupaten Buleleng, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2025.

Pemerintah Kabupaten Buleleng, Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017.

Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 9 Tahun 2013, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER/XI/ 2006, tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/MENKES/PER/VII/ 2008,

tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/ 2010, tentang Perijinan Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/ 2010, tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013, tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Tidak Diminati.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013, tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 45/PRT/2007, tentang

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013, tentang Jaminan Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. World Health Organization (WHO) 1986, Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan.

Dalam dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit (Halaman 90-93)

Dokumen terkait