• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4.3. Analisis Spasial

Dari distribusi penggunaan lahan Kota Pontianak, penggunaan lahan sebagian besar dimanfaatkan untuk permukiman yaitu seluas 6.573,03 atau 60,96% dari luas Kota Pontianak, diikuti RTH seluas 2.095,94 ha atau 19,44% , serta penggunaan lain seluas 2.113,03 atau 19,60% (Gambar 19). Hasil identifikasi diperoleh peta kawasan RTH eksisting seperti tertera pada Gambar 20. Analisis kecukupan RTH terhadap kondisi eksisting disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30. Analisis kecukupan RTH Kota Pontianak

Jenis RTH Eksis ting (ha) Renc. s/d 2012 (ha) Kepmen PU 378/198 7 (ha) Simond 1983 (ha) Inmen dagri 14/1988 (ha) Renc. s/d 2012 Kepmen PU 378/1987 Simond (1983) Inmen dagri 14/1988 Jalur hijau kota 322 359 113 303 134 37 (-) 209 (+) 19 (+) 188 (+)

Taman kota 8 8 3 8 3 (+) 5 (+) (+) 5 (+)

Lap. olah raga 54 65 19 50 21 11 (-) 35 (+) 4 (+) 33 (+) Taman rekreasi 817 926 288 769 326 109 (-) 529 (+) 48 (+) 491 (+) Pemak. umum 45 51 16 42 18 6 (-) 29 (+) 3 (+) 27 (+)

Green belt 840 643 296 790 336 197 (+) 544 (+) 50 (+) 504 (+)

Hutan kota 10 14 4 10 4 4 (-) 6 (+) (+) 6 (+)

Total 2.096 2.066 739 1.972 842 30 (+) 1.357 (+) 124 (+) 1.254 (+)

Keterangan: + = Cukup, - = kurang

Referensi yang digunakan dalam studi ini adalah Kepmen PU Nomor 378/1987, kebutuhan RTH per penduduk yaitu 15 m2. Dengan jumlah penduduk 492.990 jiwa, maka diperlukan RTH minimum seluas 739 ha atau 6,85%. Berdasarkan kondisi eksisting, RTH yang diperlukan sudah mencukupi yaitu seluas 2.095,94 ha atau 19,44%. Begitu juga bila kecukupan RTH dibandingkan dengan referensi lainnya. Menurut Simonds (1983), kecukupan RTH diperkotaan bila diukur per penduduk yaitu rata -rata 40 m2, maka diperlukan RTH seluas 1.972 ha (18,29%). Berdasarkan Kepmendagri Nomor 14 tahun 1988 kecukupan RTH perkotaan diukur rata-rata 40% dari luas kawasan, maka RTH yang diperlukan yaitu seluas 842 ha sudah tercukupi. Sedangkan kecukupan RTH berdasar kan rencana pengembangan sampai tahun 2012, menurut Kepmen PU 378 tahun 1987 dengan prediksi jumlah penduduk 566.291 jiwa, maka diperlukan RTH seluas 849 ha tercukupi.

Gambar 19. Peta penggunaan lahan

Dari Tabel 30 dapat dijelaskan bahwa kecenderungan berkurangnya RTH sesuai rencana sampai dengan tahun 2012 menunjukkan hanya pada kawasan

green belt yang masih terdapat kelebihan peruntukkan lahan RTH. Berdasarkan

RTRW Kota Pontianak lahan ini merupakan lahan hutan sekunder dan kebun masyarakat, yang sementara belum dimanfaatkan difungsikan sebagai kawasan konservasi. Berdasarkan kondisi eksisting hanya 50% dari luas lahan tersebut yaitu seluas 840 ha (7,79%) dapat dikonversikan sebagai potensi pengembangan RTH, karena sema kin berkembangnya kawasan perkotaan yang memerlukan pemukiman dan infra struktur lainnya.

Jika diperhatikan penyebaran RTH per kecamatan, maka terdapat kecamatan yang belum terpenuhi yaitu Kecamatan Pontianak Timur , dengan jumlah penduduk 66.803 jiwa, ketersediaan RTH 25,36 ha bila dibandingkan dengan kebutuhan seluas 100,20 ha atau kekurangan seluas 74,84 ha. Pada Kecamatan Pontianak Kota dengan jumlah penduduk 98.801 jiwa, ketersediaan RTH seluas 150,89 ha dari RTH yang dibutuhkan yaitu seluas 184,20 ha, kekurangan RTH 33,31 ha. Kedua Kecamatan ini termasuk kategori dengan kepadatan penduduk yang sedang, yaitu kepadatan penduduk antara 50-150

jiwa/ha. Sesuai pengamatan pada Kedua Kecamatan tersebut terdapat Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu >150 jiwa/ha. Di Kecamatan Pontianak Kota yaitu Kelurahan Mariana 166,68 jiwa/ha dan Kelurahan Sungai Jawi 151,57 jiwa/ha. Di Kecamatan Pontianak Timur Kelurahan Tanjung Hilir dengan kepadatan penduduk 332,23 jiwa/ha dan Kelurahan Tambelan Sampit 165,61 jiwa/ha. Jadi pengembangan RTH dapat dilakukan pada kawasan-kawasan yang masih berpotensi sebagai kawasan RTH binaan, misalnya pada halaman sekolah, mesjid, dan kawasan industri.

Penurunan tersebut cenderung akan terus terjadi apabila tidak dikendalikan, mengingat kebutuhan ruang sejalan dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat. Sebagai perbandingan seperti yang dikemukakan Dardak (2006)2, perbandingan keberadaan RTH di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung pada awal tahun 1970 seluas 35%, kini hanya tersisa kurang dari 10%. Selanjutnya dijelaskan bahwa kondisi itu mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan perkotaan, yang akhirnya berimplikasi pada penurunan kualitas masyarakat terutama disebabkan oleh seringnya banjir, tingginya tingkat polusi udara, serta terbatasnya ruang untuk interaksi sosial.

2

Gambar 20. Peta kondisi RTH eksisting

Rencana pengembangan RTH berdasarkan RTRW Kota Pontianak sampai dengan tahun 2012 dengan luas 2.709,01 ha (25,12%), dapat dilihat pada Gambar 21. Kebutuhan luas RTH Kota Pontianak berdasarkan kondisi eksisting, rencana pengembangan serta perubahan antara kondisi RTH eksisiting dan rencana pengembangan tertera pada Tabel 31, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan perbandingan kondisi eksisting tahun 2003 dapat dijelaskan bahwa luas RTH sampai dengan tahun 2012 cenderung berkurang. Keadaan ini diakibatkan oleh perubahan pemanfaatan la han yang sebagian besar terjadi pada kawasan green belt 197 ha, dan kawasan taman kota 0,86 ha. Penambahan luas sebagian besar terjadi pada kawasan taman rekreasi/agrowisata 109,26 ha, dan jalur hijau kota 37,09 ha, sehingga penurunan luas RTH berjumlah 30 ha atau 0,28%. Sedangkan kebutuhan RTH meningkat menjadi 109,95 ha atau 1,02%. Penurunan luas RTH yang terjadi berturut-turut pada Kecamatan Pontianak Selatan 14,67 ha, Kecamatan Pontianak Kota 32,92 ha, dan Kecamatan Pontianak Barat seluas 30,87 ha. Sedangkan pada Kecamatan Pontianak Timur terjadi peningkatan luas 41,71 ha, dan Kecamatan Pontianak Utara 7,14 ha.

Gambar 21 . Peta rencana pengembangan RTH

Di Kecamatan Pontianak Barat jalur hijau berkurang seluas 21,61 ha, g reen belt 34,00 ha, perubahan pemanfaatan menjadi kawasan perdagangan dan perumahan. Di Pontianak Selatan taman kota berkurang seluas 0,97 ha, lapangan olah raga 23,99 ha, green belt 16,00 ha, perubahan tersebut diperuntukan sebagai infra struktur dan pemukiman. Pada Kecamatan Pontianak Kota pengurangan luas RTH jalur hijau seluas 21,11 ha, taman kota 0,13 ha, green belt 14 ha, perubahan tersebut diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan pemukiman. Namun sampai dengan tahun 2012 kebutuhan RTH menjadi berkurang dibandingkan ketersediaan pada kondisi eksisting 2003 yaitu sebesar 13,96 ha. Sedangkan di Kecamatan Pontianak Timur pada umumnya terjadi peningkatan peruntukkan RTH, namun masih belum mencukupi dibandingkan luas RTH yang dibutuhkan. Pada Kecamatan Pontianak Utara penurunan luas taman kota sebesar 1,57 ha, green belt sebesar 133,00 ha. Penurunan tersebut karena terjadi perubahan fungsi lahan, yang sebelumnya sebagai hutan sekunder dan semak belukar menjadi kawasan pertanian.

s/d tahun 2012 Kondisi RTH Kecamatan Luas (ha) Luas RTH (ha) Perbandingan thd luas (%) Jumlah Pdd (jiwa) Kebutuhan RTH (ha) Perbandingan thd luas (%) Pontianak Selatan 2937 241.77 2.24 118194 177.29 1.64 Pontianak Timur 878 25.36 0.24 66803 100.20 0.93 Pontianak Barat 2011 320.68 2.97 106406 159.61 1.48 Pontianak Kota 1234 150.89 1.40 98801 184.20 1.71 Pontianak Utara 3722 1357.74 12.60 102786 154.18 1.43 Eksisting 2003 Kota Pontianak 10782 2095,94 19.44 492990 739.49 6.86 Pontianak Selatan 2937 227.10 2.11 135768 203.65 1.89 Pontianak Timur 878 67.07 0.62 76736 115.10 1.07 Pontianak Barat 2011 289.81 2.69 122227 183.50 1.70 Pontianak Kota 1234 117.97 1.09 113491 170.24 1.58 Pontianak Utara 3722 1364.38 12.65 118069 177.10 1.64 Rencana Pengemb s/d 2012 Kota Pontianak 10782 2066.33 19.16 566291 849.44 7.88 Pontianak Selatan 2937 -14.67 -0.14 17573.75 26.36 0.24 Pontianak Timur 878 41.71 0.40 9932.65 14.90 0.14 Pontianak Barat 2011 -30.87 -0.30 15821.05 23.89 0.22 Pontianak Kota 1234 -32.92 -0.30 14690.29 -13.96 -0.13 Pontianak Utara 3722 7.14 0.07 15282.81 22.92 0.21 Gap Kota Pontianak 10782 -29,61 -027 73301 109.95 1.02

Sumber: Hasil analisis

Dokumen terkait