FISKAL REGIONAL
A. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI REGIONAL
A.1. Analisis Struktur Ekonomi (National share, Proportional shift, Differential shift)
Analisis struktur ekonomi (shift share) umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor ataupun pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor
PDRB DKI Jakarta tahun 2018 Rp 2.599 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB), menyumbang 17,58% dari total perekonomian nasional. Perekonomian Jakarta tumbuh 6,17% (yoy) lebih cepat dibandingkan nasional yang sebesar 5,17% (yoy).
yang sama dalam perekonomian nasional. Analisis shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional Domestik Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu tertentu.
Analisis shift share memiliki tiga komponen yaitu:
a) National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu
daerah yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.
(E r, i, t − n X (
E N,t−nE N,t))
E
r, i, t-nb) Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor
dibandingkan total sektor di tingkat nasional. Analisis proportional shift dilakukan dengan membandingkan suatu sektor sebagai bagian dari perekonomian daerah dengan sektor tersebut sebagai bagian dari perekonomian nasional. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi pada sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional.
E
r, i, t-nX ((
E N,i,t−nE N,i,t) − (
E N,t−nE N,t))
c) Differential shift atau competitive position adalah perbedaan
pertumbuhan perekonomian satu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional.
Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 78
Keterangan :
E r, i, t-n : nilai PDRB DKI Jakarta pada tahun dasar (t-n)
E r, i, t : nilai PDRB DKI Jakarta pada tahun yang bersangkutan E N, i, t : nilai PDB Nasional pada tahun yang bersangkutan E N, i, t-n : nilai PDB Nasional pada tahun dasar (t-n)
E N,t : total nilai PDB pada tahun yang bersangkutan E N, t-n : total nilai PDB pada tahun dasar (t-n)
National Share
Perhitungan National Share Prov. DKI Jakarta menunjukkan bahwa sektor yang memiliki national
share terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 35,18 sedangkan yang terkecil
adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,10. Total
National share sebesar 217.76. Jika dilihat dari efek bauran industri atau Proportional Shift (PS),
komponen “shift” adalah penyimpangan dari national share dalam pertumbuhan PDRB.
Penyimpangan ini adalah positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih cepat dan sebaliknya negatif di daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB secara nasional. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel V.2 sektor yang memiliki PS bernilai negatif adalah sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran; Real Estate, Administrasi Pemerintahan; dan Jasa Pendidikan. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor-sektor ini memiliki tingkat pertumbuhan di daerah lebih lambat dibandingkan nasional. Sedangkan sektor lainnya di Jakarta bernilai positif, adalah sektor Konstruksi, Transportasi, Informasi dan Komunikasi, Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, Jasa Komunikasi, dan lainnya. Hal ini menandakan sektor tersebut memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan nasional. Nilai dari efek bauran industri DKI Jakarta sebesar Rp49,24 triliun, menunjukkan bahwa distribusi industri atau sektoral Nasional menyebabkan naiknya PDRB DKI Jakarta sebesar 49,24 triliun.
Differential shift
Digunakan untuk membandingkan efek persaingan DKI Jakarta dengan nasional. Sektor yang memiliki nilai Differential Shift (DS) positif berarti sektor tersebut memiliki daya saing yang lebih tinggi dan tumbuh lebih cepat pada DKI Jakarta dibandingkan dengan nasional. Sedangkan sektor bernilai negatif menandakan sektor tersebut memiliki daya saing yang lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di tingkat nasional, dan kontribusi terhadap PDRB relatif kecil.
Nilai differential shift berdasarkan tabel 5.2 sebesar Rp. 14.42 triliun, menunjukkan bahwa perekonomian DKI Jakarta memiliki daya saing yang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat nasional. Berdasarkan data per sektor terlihat sektor yang memiliki nilai positif adalah Perdagangan Besar, Transportasi, Jasa Perusahaan, Informasi dan Komunikasi, Industri Pengolahan serta beberapa sektor lainnya. Adapun sektor yang memiliki nilai negatif adalah Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Administrasi Pemerintahan, dan Jasa Pendidikan. Sektor yang bernilai negatif artinya sektor-sektor ini kurang menguntungkan dalam perkembangan PDRB DKI Jakarta. Sedangkan jika dilihat dari nilai kombinasi PS dan DS, maka sektor yang memiliki nilai negatif untuk keduanya adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian, Administrasi Pemerintahan dan Jasa Pendidikan, artinya sektor ini tidak mempunyai peran dalam peningkatan perekonomian DKI Jakarta maupun di tingkat yang lebih luas (nasional).
A.2. Analisis Sektor-sektor ekonomi (Location Quotient)
Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri di suatu daerah terhadap
besarnya peran sektor/industritersebut secara nasional (Tarigan,2014: 82). Analisis LQ umumnya dipakai untuk melihat perbandingan regional dengan nasional.
LQ = (Xir/Xr)/ (Xin/ Xn) Dimana :
Xr adalah sektor i di daerah; Xr adalah jumlah seluruh sektor di daerah; Xin adalah sektor i di nasional; Xnadalah jumlah seluruh sektor nasional.
Nilai dari Location Quotient (LQ) adalah (Tarigan, 2014: 82-83):
a) LQ > 1, artinya sektor tersebut merupakan sektor basis/sektor unggulan. Peranan sektor tersebut lebih besar di daerah daripada nasional.
b) LQ < 1, artinya peranan sektor tersebut lebih kecil di daerah daripada nasional
c) LQ= 1, artinya peranan sektor tersebut sama baik di daerah ataupun secara nasional.
Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses produksinya (Tri Widodo, 2006). Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu
Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 80
sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi secara keseluruhan.
Berdasarkan Lampiran Tabel dapat diketahui bahwa pada kurun waktu 2015-2018 tidak terdapat perubahan signifikan pada sektor-sektor basis dan non basis. Sepanjang kurun waktu empat (4) tahun tidak terdapat perubahan sektor-sektor DKI Jakarta dilihat dari nilai LQ sepanjang 4 tahun terakhir. Sektor dengan nilai LQ > 1 adalah sektor Jasa Perusahaan; Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estat, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Jasa Lainnya. Sektor-sektor ini merupakan sektor basis atau sektor unggulan di Prov DKI Jakarta. Sektor dengan nilai LQ<1, terdapat pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah; Limbah dan Daur Ulang; Transportasi dan Pergudangan. Sektor-sektor ini bukan merupakan sektor unggulan atau sektor non komoditas.
Sektor-Sektor Unggulan di Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan analisis National Share, Proportional Shift, Differential Shift, dan LQ tersebut di atas, sektor-sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta yang peranannya sangat besar adalah sebagai berikut:
a. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Berdasarkan data BPS, sektor perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta 16.93%. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dalam empat tahun terakhir, melebihi sektor-sektor lainnya. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang, banyak pula yang menjadi komoditi ekspor.
Grafik 5.1
Perkembangan Nilai Ekspor Produk DKI Jakarta Menurut Komoditas Unggulan Tahun 2018 (dalam juta dollar Amerika)
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018
Komoditi unggulan utama ekspor produk DKI Jakarta tahun 2018 adalah kendaraan dan bagiannya yang mencapai 23,60% terhadap total ekspor produk DKI Jakarta.
Lima negara yang menjadi tujuan utama produk DKI Jakarta adalah Singapura, Filipina, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. Nilai ekspor ke lima Negara utama tersebut mencapai 73,84% dari total produk DKI Jakarta. Komoditas utamanya adalah ikan dan udang, perhiasan, kendaraan dan bagiannya, serta pakaian jadi.
b. Jasa Perusahaan dan Jasa Keuangan
Jasa perusahaan berupa kegiatan pemberian jasa pada pihak lain seperti jasa hukum, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan dan jasa persewaan mesin dan peralatan, sedangkan Jasa Keuangan dan Asuransi meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, sub sektor keuangan tanpa bank yang meliputi kegiatan pelayanan asuransi, koperasi simpan pinjam, pegadaian, dana pensiun, pasar modal, penukaran mata uang asing.
c. Real Estate
Real Estate merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar
dan efek berantai (multiplier effect) cukup panjang. Karena itu sektor ini punya dampak besar untuk menarik dan mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor
2347.32 2280.61 1736.38 869.97 684.97 454.66 389.07 345.64 321.98 272.07 242.67
Kendaraan dan bagiannya Golongan Barang lainnya Perhiasan/Permata Ikan dan Udang
Mesin-mesin/Pesawat Mekanik Mesin/Peralatan Listrik Pakaian Jadi Bukan Rajutan Barang-barang Rajutan Tembaga
Berbagai Produk Kimia Sabun dan Preparat Pembersih
Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 82
hingga pekerja profesional seperti arsitek, desainer interior, kontraktor, landscaper,
property agent, notaris, dan sebagainya. Perbankan ikut merasakan manfaat bisnis sektor
properti melalui penyaluran kredit baik kepada pengembang (korporasi) maupun konsumen (KPR/KPA). Data yang disajikan Joses Lang Lasalle (JLL) Indonesia, perusahaan konsultan properti global, hingga tahun 2017 Jakarta mendapat tambahan pasok baru apartemen sebanyak 47.240 unit. Angka ini menambah apartemen yang sudah beroperasi (existing supply) sebanyak 91.330 unit.
d. Informasi dan Komunikasi
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menjadi sumber pertumbuhan PDRB DKI Jakarta sebesar 9,90%. Hal ini didorong oleh penggunaan data Internet untuk media sosial, transaksi online, dan sebagainya. Asosiasi Penyelenggaran Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey tahun 2017 bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan pengguna internet di Indonesia sebanyak 143.26 juta jiwa.
e. Konstruksi
Sektor Konstruksi di DKI Jakarta memiliki kontribusi besar terhadap PDRB dengan nilai 215,89T dan menyumbang 12,11% terhadap PDRB pada tahun 2018.
Grafik 5.2
Jumlah Perusahaan Konstruksi di DKI Jakarta Tahun 2017-2018
Sumber: BPS, Kontruksi dalam Angka 2018
Sektor konstruksi memegang peran penting dalam pembangunan nasional sebagai barometer pertumbuhan ekonomi disamping memperluas lapangan kerja. Menurut data BPS dalam Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2018, Pada tahun 2018 terdapat 3% kenaikan jumlah perusahaan konstruksi atau sebanyak 306 perusahaan yang terdiri dari 18% Usaha kecil, 73% usaha menengah, dan 9% usaha besar.
9786 1756 7326 702 10092 1861 7389 842 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Jumlah Perusahaan Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar 2017 2018
f. Transportasi
Transportasi darat unggulan DKI Jakarta yang saat ini mendapat subsidi dari APBD Provinsi DKI Jakarta adalah Bus
Transjakarta yang dikelola
PT.Transportasi Jakarta (Transjakarta). BUMD milik Pemprov DKI Jakarta ini
melayani 189,77 juta penumpang
sepanjang 2018., naik 31 persen dibanding pada tahun sebelumnya, yang mengangkut 144,72 juta penumpang di 2017. Prestasi tersebut didukung dengan penambahan rute sebanyak 33 menjadi 155 di akhir 2018 dari yang sebelumnya hanya 122 layanan di tahun 2017. (https://news.detik.com/berita/4367162/naik-31-penumpang-bus-transjakarta-18977-juta-di-2018)
Salah satu transportasi massal yang
sedang dipersiapkan untuk
mengatasi kemacetan DKI Jakarta adalah Mass Rapid Transit (MRT). Proyek Pembangunan MRT dibiayai
oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
serta didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International
Cooperation Agency (JICA). Dana pinjaman JICA yang telah diterima Pemerintah Pusat
sebagian diterushibahkan dan sebagian lagi diteruspinjamkan kepada Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta sebagai
implementing agency. Transportasi darat lainnya yang juga dipersiapkan untuk beroperasi pada tahun 2019
adalah Lintas Rel Terpadu atau
disingkat LRT. Dibiayai dengan bantuan
dana dari pemerintah melalui
Penyertaan Modal Negara (PMN)
kepada PT.KAI dengan total Rp 7,6 triliun. Selain itu, KAI akan dibantu oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk melalui PMN yang didapatnya senilai Rp 1,4 trilun. Sehingga, pemerintah mengeluarkan investasi untuk
Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 84
proyek LRT Jabodebek melalui PMN sebesar Rp 9 triliun. ( https://www.jakartamrt.co.id/2018/02/21/punya-lrt-dan-mrt-jakarta-bisa-bebas-macet/)
Sedangkan sektor yang menurut hasil analisis bernilai negatif namun memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan diantaranya:
d. Pariwisata
Sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta mempunyai daya tarik tersendiri sehingga banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik yang berkunjung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah wisatawan macanegara yang mengunjungi Jakarta selalu meningkat setiap tahunnya, berikut adalah perbandingan kunjungan wisatawan mancanegara dalam tiga tahun terakhir.
Grafik 5.3
Jumlah Kunjungan Wisman Ke DKI Jakarta Tahun 2016 - 2018
Pada 2018 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DKI Jakarta 2018 meningkat 14,11% dibandingkan tahun 2017, lebih baik daripada penurunan tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 1.98%. Untuk mengembangkan sektor pariwisata, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 memperkenalkan One Day Trip dengan bus tingkat wisata Jakarta gratis bagi para wisatawan yang ingin mengenal sejarah, kuliner, dan belanja DKI Jakarta. Selain itu sedang dibangun Area Wisata Kepulauan Seribu untuk menambah destinasi wisata pantai yang potensial dikunjungi wisatawan setelah Bali.
Industri pengolahan
Pada tahun 2018, Industri besar dan sedang di Provinsi DKI Jakarta mengalami pertumbuhan positif 6,93%, lebih lambat daripada pertumbuhan industri mikro dan kecil yang tumbuh 21,40%. Pertumbuhan industri besar dan sedang terutama didorong oleh kendaraan bermotor dan alat angkutan lainnya, sedangkan industri mikro dan kecil didorong oleh industri pakaian jadi.
2512005 2464267 2811956 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2016 2017 2018 Jumlah
Grafik 5.4
Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tahun 2017 – 2018
Jika dibandingkan Provinsi lain di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, pertumbuhan produksi IMK DKI Jakarta tahun 2017 dan 2018 jauh lebih tinggi disebabkan kenaikan produksi pada sebagian besar jenis industri. Sedangkan pertumbuhan produksi IBS DKI Jakarta pada tahun 2018 malah mengalami penurunan dbandingkan tahun 2017 menjadi lebih rendah daripada provinsi lain disebabkan penurunan produksi industri makanan, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, bahan kimia, farmasi, barang galian bukan logam, barang logam, computer, barang elektonik dan optic, mesin, kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer.