• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS PENDAPATAN DALAM APBD

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 65-70)

PELAKSANAAN APBD

A. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD

Tabel 3.2

Jenis Pendapatan APBD Kab/Kota dan Provinsi DKI Jakarta (dalam miliar rupiah)

Sumber: BPKD DKI Jakarta th.2018, (data diolah) Uraian Pagu 2017 Realisasi % Realisasi Pagu 2018 Realisasi % Realisasi Pendapatan 62.517,75 64.134,65 103,00% 65.809,93 61.344,11 93,21 PAD 41.687,38 43.211,58 104% 44.350,44 43.434,55 97,75% Pajak Daerah 35,360,00 36,500,00 103,22% 38.125,00 37,538,91 98,46% Retribusi Daerah 680,15 624,40 92% 671,49 579,03 86,23%

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 465,89 489,48 105% 592,74 592,32 99,93%

Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah 5,181,84 5.583,58 108% 4,960,85 4.724,29 95,23%

Dana Perimbangan 18.696,35 18.696,88 100% 21.401,86 17,855,18 83,43% DBH 15,537,06 16,605,61 108% 18,265,23 15,209,58 83,27% DAK 3,159,28 2.121,80 67% 3,136,63 2,645,61 84,35%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 2.134,02 1.953,78 92% 57,99 54,38 93,78%

Pendapatan Hibah 2,134,02 1.953,78 92% 57,99 54,38 93,78%

“Pendapatan Asli Daerah masih menjadi sumber utama pendapatan dalam kerangka APBD di DKI Jakarta.”

Penerimaan pemerintah daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan serta (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah. Total realisasi pendapatan sesuai dalam rekapitulasi LRA APBD DKI.

Pendapatan Asli Daerah menjadi sumber pendapatan utama pada APBD tahun 2018. PAD terdiri dari 4 komponen, yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah.

1. Pendapatan Asli Daerah

Pada tahun 2018 jumlah PAD ditargetkan sebesar Rp44,35 triliun atau sebesar 67,39% dari total target pendapatan APBD Provinsi DKI Jakarta. Total realisasi PAD di tahun 2018 tercatat sebesar Rp43,43 triliun mencapai 97,75% dari target, meningkat sebesar 0,52% dibandingkan tahun 2017.

a. Pajak Daerah

Pajak Daerah diproyeksikan menjadi sumber pendapatan asli daerah terbesar dengan target Rp38,13 triliun di tahun 2018, lebih besar jika dibandingkan dengan target pendapatan di tahun 2017 yakni sebesar Rp35,36 triliun. Proyeksi ini berbanding lurus dengan realisasi tahun 2018 yang mencapai sebesar Rp37.538,91 atau 98,46% dari target. Realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 2,84% bila dibandingkan dengan tahun sebelumya. Penyumbang tertinggi untuk pendapatan pajak berasal dari Pajak Bumi Bangunan (PBB), sumbangan terbesar kedua berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Salah satu faktor meningkatnya pendapatan pajak daerah ini tidak terlepas dari upaya pemprov DKI Jakarta yaitu dengan melakukan penghapusan sanksi administrasi PKB, BBN-KB dan PBB-P2 yang ditandai dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta No. 2315 tahun 2018.

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 47

b. Retribusi Daerah

Pada APBD 2018 Retribusi Daerah ditargetkan sebesar Rp671,49 miliar. Target ini menurun sebesar 1,27% bila dibandingkan dengan target tahun sebelumnya, demikian juga dengan realisasinya pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 7,26% bila dibandingkan dengan tahun 2017. Hal ini karena terdapat pos-pos penerimaan retribusi yang tidak mencapai target antara lain : Retribusi Jasa Umum yaitu Retribusi Penggantian Biaya Cetak 41,44%, Jasa Usaha yakni Pemakaian Fasilitas Terminal Mobil Barang mencapai 54,98% Retribusi Penyeberangan di Air mencapai 44,43%, dan Retribusi Trayek yang hanya mencapai 38,12% dari target yang ditetapkan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada APBD 2018 ditargetkan sebesar Rp592,74 miliar. Target ini mengalami peningkatan sebesar 27,23% dari tahun 2017. Realisasi sampai akhir tahun anggaran 2018 sebesar Rp592,32 miliar, meningkat 21,01% dibandingkan dengan realiasasi tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi ini karena adanya peningkatan Laba Perusahaan Milik Daerah sebesar Rp17,18 miliar dan meningkatnya Penyertaan Modal Daerah antara kepada pihak ketiga antara lain bidang konstruksi sebesar Rp5,18 miliar, bidang angkutan darat sebesar Rp4,08 miliar.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Pada APBD 2018, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp4.960,85 miliar Apabila dibandingkan dengan target tahun sebelumnya, menurun sebesar 4,26%. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2018, realisasi mencapai sebesar Rp4.724,29 miliar atau 95,23% dari target, turun sebesar 15,38% dari tahun sebelumnya. Penurunan realisasi ini disebabkan terdapat komponen lain-lain PAD yang tidak mencapai target antara lain penjualan aset daerah yang dipisahkan, penurunan Tuntutan Ganti Rugi, Pendapatan izin penyelenggaraan reklame.

“Realisasi PAD Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2018 apabila dibandingkan dengan tiga provinsi besar lainnya di pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur

Boks 3.1

Optimalisasi Penerimaan Pajak, BPRD DKI Terapkan Lima Langkah Ini

Kompas com - 08/12/2018, Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Provinsi DKI Jakarta melakukan lima langkah untuk mengoptimalisasikan penerimaan daerah dari sektor pajak daerah. Kepala BPRD Provinsi DKI Jakarta, Faisal Syafruddin mengatakan, langkah pertama adalah integrasi perizinan usaha dalam bentuk tax clearance bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI Jakarta. Langkah kedua yakni BPRD Provinsi DKI Jakarta telah menandatangani Rencana Aksi Optimalisasi Penerimaan Daerah bersama KPK pada 2017. Untuk mewujudkan itu, BPRD DKI membangun sistem Fiscal Cadaster, yakni mencermati dan mendata aset-aset yang signifikan dimiliki wajib Pajak. Langkah ketiga adalah melakukan pelayanan pajak berbasis informasi teknologi dengan penambahan kanal pembayaran pajak daerah kerjasama dengan perbankan. Langkah keempat, kami melakukan penegakan hukum dengan melakukan penempelan plang dan stiker penunggak pajak. Langkah kelima, BPRD DKI Jakarta terus menerus melakukan sosialisasi kewajiban perpajakan di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Grafik 3.1

Realisasi PAD Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta Tahun 2014 s.d. 2018

(dalam triliun rupiah)

Sumber: BPKD DKI Jakarta, www.djpk.kemenkeu.go.id (diolah)

Dalam grafik 3.1 terlihat bahwa pada dua tahun terakhir realisasi PAD terbesar adalah Provinsi DKI Jakarta, berada pada posisi tertinggi bila dibandingkan dengan tiga Provinsi besar lainnya di pulau Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Realisasi PAD pada tahun 2017 sebesar Rp43,21 triliun dan pada tahun 2018 realisasi meningkat sebesar Rp43,43 triliun.

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 49 “Ketergantungan DKI Jakarta terhadap kucuran dana Transfer/Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat cukup rendah.”

menunjukkan bahwa kontribusi PAD untuk membiayai belanja daerah pada tahun 2018cukup signifikan mencapai 70,51%. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian Pemprov. DKI Jakarta cukup tinggi dalam membiayai daerahnya.

Tingkat kemandirian daerah berdasarkan rasio PAD terhadap belanja daerah selama 5 tahun pada pemerintah provinsi DKI Jakarta tergambar pada grafik 3.2 berikut.

Grafik 3.2

Rasio PAD terhadap Belanja Pemrov DKI Jakarta Tahun 2014 s.d. 2018

Sumber: BPKD DKI Jakarta,djpk.kemenkeu.go.id (diolah)

Grafik 3.2 diatas menunjukkan rasio PAD terhadap belanja Pemprov DKI Jakarta selama lima tahun terakhir. Terlihat bahwa terjadi fluktuasi persentase rasio PAD terhadap belanja, dan pada tahun 2018 mencapai sebesar 70,51%, terendah selama lima tahun terakhir. Hal ini disebakan adanya peningkatan realisasi belanja pada tahun anggaran 2018. Realisasi terbesar adalah belanja pegawai sebesar 21.999,91 miliar atau 94% dari pagu, selanjutnya belanja barang dan jasa sebesar Rp16.898,98 miliar atau sebesar 83% dari pagu, belanja modal sebesar Rp14.117,28 miliar atau sebesar 81% dari pagu.

Pendapatan Transfer / Dana Perimbangan

Pada APBD 2018 dana transfer/perimbangan ditargetkan sebesar Rp21.401,86 miliar. Target ini mengalami kenaikan sebesar 14,46% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana transfer/perimbangan didominasi oleh dana bagi hasil yang mencapai 85,34% dari pagu dana transfer. Selebihnya sebesar 14,66% adalah dana alokasi khusus. Sampai akhir tahun 2018 realisasi dana bagi hasil sebesar 83,27%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 8,40%, disebabkan pada tahun 2017 terdapat penerimaan pembayaran piutang

60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 2014 2015 2016 2017 2018 82.74 % 78.28 % 78.27 % 84.59 % 70.51 % 2014 2015 2016 2017 2018

Dana Bagi Hasil (DBH). Realisasi dana alokasi khusus hingga akhir tahun 2018 sebesar 84,35%, mengalami penurunan sebesar 24,68% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Melihat proporsi dana transfer/perimbangan yang hanya sebesar 29,10% dari total pendapatan, menunjukkan tingkat ketergantungan Pemprov DKI Jakarta terhadap dana transfer/perimbangan dalam membiayai APBD-nya cukup rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Boks 3.2

Cuma Jakarta yang Tak Kantongi Dana Alokasi Pemerintah Pusat

Jakarta, CNN Indonesia.com -- Provinsi DKI Jakarta akan kembali menjadi satu-satunya provinsi yang tak mendapat kucuran dana alokasi umum (DAU) dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada 2018. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Boediarso Teguh Widodo menjelaskan, hal itu lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta mampu mencukupi kebutuhan provinsi. Menurut dia, ibukota negara itu memiliki kapasitas fiskal yakni, dari pendapatan asli daerah (PAD) dan dana bagi hasil (DBH) pajak dan sumber daya alam yang sangat besar.

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 65-70)

Dokumen terkait