• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETAHANAN PANGAN

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 111-120)

Sinkronisasi antara APBN dengan APBD pada tahun 2018 diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 yang menegaskan bahwa Pemda harus mempedomani Arah Kebijakan dan sasaran pokok RPJPD , Program Prioritas Nasional dalam RKP, Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah, dan memperhatikan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah Terpilih.

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2018

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 89

Dalam melaksanakan program kerjanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan program kerja yang telah disinkronkan dengan program kerja pemerintah pusat antara lain:

1. Urusan Pendidikan

APBN 2018 dalam belanja pemerintah pusat mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp444,1 triliun (20 % dari APBN yang sebesar Rp2.220 triliun) sedangkan Pemprov DKI pada APBD DKI 2018 mengalokasikan Rp15,46 triliun (20,58% dari APBD yang telah disahkan sebesar Rp 75,09 triliun). Persentase anggaran ini turun dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 22% dari APBD. Program Prioritas dalam RKPD 2018 antara lain Biaya Operasional Pendidikan (BOP), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Subsidi Pangan Pemegang KJP, Peningkatan kualitas guru, pendidikan vokasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan.

Grafik 6.1

Belanja Pegawai Non Gaji, Bansos untuk Beasiswa dan Belanja Modal pada Sektor Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Tahun 2018

Sumber : SIKD Pemprov DKI Jakarta

Dinas Pendidikan selalu mendapatkan anggaran kegiatan terbesar. Pos anggaran terbesar dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini adalah Rehab Total Gedung Sekolah di DKI Jakarta. Hal Ini tak terlepas dari target pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Teranggarkan pula dana pendidikan dalam Belanja Pegawai Non Gaji, Bansos berupa beasiswa, dan Belanja Modal pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagimana grafik 6.1 di atas.

1753.74 189.36 129.14 Sarana Pendidikan Peralatan Mesin BOS Aset Tetap Lainnya Belanja Modal 3898.58 62.95 Siswa Mahasiswa Bansos (Beasiswa) 62.18 4.87 1288.39 Belanja Guru NIP 15 Tambahan Penghasilan Guru PNSD Non Profesi Tambahan Penghasilan Guru PNSD Profesi Sertifikasi Belanja Pegawai 62.18 4.87 1288.39 Belanja Pegawai

2. Urusan Kesehatan

Pemerintah Pusat telah mengalokasikan Rp111 T (5% dari total APBN 2018 sebesar 2220,7 T), sedangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp9,99 triliun (13,30 % dari total APBD 2018 sebesar Rp75,09 triliun). Lebih besar dari alokasi tahun 2017 sebesar Rp9,1 triliun (14,72 % dari total APBD 2017 sebesar Rp61,82 triliun). Adapun program prioritas sesuai RKPD 2018 antara lain Ketuk Pintu Layani Dengan hati (KPLDH), penyediaan premi BPJS bagi Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI), optimalisasi pelayanan kesehatan pada RSUD, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit serta rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan

Grafik 6.2

Alokasi APBD Belanja Modal Untuk Alat Kesehatan Tahun 2018

Sumber : SIKD Rincian APBD 2018

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pemprov DKI Jakarta terus mengembangkan pelayanan prima bagi warga Jakarta melalui ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan. Pada tahun 2018 dalam APBD telah dianggarkan Belanja Modal Peralatan Penunjang Kesehatan sebagaimana Grafik 6.2.

Alokasi APBN untuk Urusan Kesehatan adalah Rp111 T (5% dari total APBN 2018 sebesar 2220,7 T),Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp9,99 triliun (13,30 % dari total APBD 2018 sebesar Rp75,09 triliun). Rp9,1 triliun (14,72 % dari totAPBD 2017 sebesar Rp61,82 triliun). 108.26 6.07 9.19 7.11 9.99 0.63 6.65 3.28 5.46 1.96 4.39 0.64 15.64 59.28 63.47 50.16 0 20 40 60 80 100 120

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Umum Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Gigi Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran THT Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Mata Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Bedah Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Anak Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kebidanan dan… Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Kulit… Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kardiologi Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Neurologi Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Farmasi Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Penyakit Dalam…

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Radiologi Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang HCU ICCU Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang Kamar… Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang Kamar…

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 91

3. Perumahan dan Permukiman

Dalam RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 terdapat rencana Penyediaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) beserta fasilitas pendukungnya, bedah kampong, penyediaan perumahan layak huni melalui kerjasama pemda dan masyarakat, dan penyediaan ruang terbuka hijau (RTH), serta penyediaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Grafik 6.3

Sumber: SIKD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Pembangunan rusun yang dicanangkan oleh Dinas Perumahan. Pertama, yaitu rusun di kawasan PIK Pulo Gadung dengan anggaran Rp188,2 miliar dan rusun di jalan inspeksi Banjir Kanal Timur (BKT), Cakung, Jakarta Timur, dengan anggaran Rp361,4 miliar. Adapun alokasi Belanja Modal untuk Perumahan dan Permukiman pada Tahun 2018 adalah sebagaimana Grafik 6.3 dimana terlihat alokasi untuk Tanah Perumahan lebih tinggi dibandingkan alokasi belanja modal untuk konstruksi rumah susun.

4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

Pengembangan dunia usaha dilaksanakan melalui program Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dengan pengembangan pujasera UMKM dan Sarpras PKL, pengembangan Lokasi Sementara (Loksem) dan Lokasi Binaan (Lokbin), pengembangan pelatihan kerja, pengembangan industri kreatif melalui wadah Jakarta Creative atau tempat Kumpul Kreatif, serta peluasan kesempatan kerja, optimalisasi dan ekstensifikasi pelayanan terpadu satu pintu, danan pengembangan pariwisata dengan fokus pada pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Pulau Seribu dan Kota Tua, serta pengembangan RPTRA menjadi destinasi wisata alternatif.

1.42 0.52 0 0.5 1 1.5

Tanah Perumahan Konstruksi Rusun

Alokasi Belanja Modal untuk Perumahan dan Permukiman

5. Ketahanan Energi

Rencana program Ketahanan Energi pada tahun 2018 adalah Pencahayaan kota hemat energi berbasis smart system dan pemenuhan kebutuhan listrik Kepulauan Seribu dengan alokasi dana APBD 2018 pada Belanja Modal tersebut pada grafik 6.4.

Grafik 6.4

Sumber: SIKD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Anggaran terbesar adalah untuk Belanja Modal pengadaan Lampu Penerangan Sarana dan Prasarana Umum sebesar 61,24% dan kedua adalah Belanja Pemeliharaan Instalasi Listrik sebayak 27,52%.

6. Ketahanan Pangan

Pada APBN 2018 anggaran kedaulatan pangan mencapai 5 % dari total APBN yaitu 99,1 triliun ( sumber : Informasi APBN 2018). Sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalankan program Peningkatan ketahanan pangan melalui penguatan kerjasama antar daerah dalam penyediaan pangan dan mengalokasikan anggaran Ketahanan Pangan diantaranya Rp885 miliar untuk program pangan murah yaitu pemberian subsidi berupa produk pangan bagi penerima KJP, penghuni rusun Pemprov, pegawai PJLP seperti PPSU dan pasukan pelangi.

Penerima program ini diperluas bagi buruh berpenghasilan UMP dengan kartu kerja Jakarta, kaum lanjut usia lansia, dan penyandang disabilitas dengan total penerimaan sebanyak 844.000 jiwa. Program pangan murah ini berkontribusi pada keberhasilan DKI Jakarta menurunkan angka inflasi dan angka kemiskinan terendah sejak 2014 sebesar 3,57 persen.

3.16 61.24 3.57 0.61 27.52 0 20 40 60 80

Belanja Modal Pengadaan Lampu Hias Taman Belanja Modal Pengadaan Lampu… Belanja Modal Pengadaan Lampu… Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik

Belanja Pemeliharaan

Belanja Barang dan Modal untuk Ketahanan Energi pada APBD Prov DKI Jakarta Tahun 2018

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 93

7. Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengetahui pengaruh APBN/APBD terhadap penangulangan kemiskinan dilakukan analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan menggunakan software SPSS. Variabel independent pada penelitian ini adalah belanja barang (BRG) dan belanja transfer (TRF), sedangkan variable dependent adalah kemiskinan (POV). Dikarenakan data yang digunakan adalah data per jenis belanja dari tahun 2009-2018 dan jumlah data kurang dari 30, maka hanya digunakan dua jenis belanja sebagai

variabel independent. Berdasarkan hasil regresi diperoleh model sebagai berikut: Kemiskinan (POV) = 445577,074 – 0,423*BRG + 0,402*TRANF

Tabel VI.2

Pengaruh belanja barang dan transfer terhadap kemiskinan Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 445577,074 12273,885 36,303 ,001 TRANF ,402 1,121 ,113 ,359 ,754 BRG -,423 ,128 -1,041 -3,312 ,080

a. Dependent Variable: pov

Dari hasil regresi linier didapatkan nilai koefisien regresi untuk belanja barang sebesar -0,423, yang berarti bahwa belanja barang berkorelasi negatif terhadap kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa belanja barang berdampak negatif (mengurangi) angka kemiskinan sebesar 0,423 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Sementara itu nilai koefisien transfer sebesar 0,402menunjukkan bahwa transfer berdampak positif terhadap kemiskinan sebesar 0,402 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Kemudian jika diasumsikan bahwa belanja barang dan transfer bernilai nol maka kemiskinan sebesar 445.577,074 jiwa.

Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial, belanja barang berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Sedangkan transfer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan (sig > 0,10). Namun ketika belanja barang dan belanja transfer diuji secara bersama-sama, keduanya secara bersama-sama berpengaruh

secara signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Model yang dibentuk dari regresi cukup bagus, hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,917 (91,7%), yang menunjukkan bahwa model ini dapat diterangkan oleh variasi variabel independennya sebesar 91,7%. Uji autokorelasi pada analisis ini tidak dapat ditentukan karena data yang digunakan tidak mencukupi. Akan tetapi analisis ini sudah memenuhi asumsi heteroskedastisitas dan normalitas data.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah dapat menggunakan belanjanya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di Jakarta. Adapun dana transfer tidak signifikan mengurangi kemiskinan, disebabkan dana transfer yang ada di DKI Jakarta hanya sebesar 1.43%, merupakan porsi yang sangat kecil dari keseluruhan APBN maupun APBD. Sebagaimana diketahui bahwa Pemda DKI Jakarta memiliki kemandirian fiskal yang tinggi sehingga mendapatkan dana transfer dari Pemerintah Pusat dalam jumlah yang relatif rendah dibandingkan Provinsi lainnya.

8. Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

APBD 2018 mengalokasikan anggaran untuk kegiatan infrastruktur antara lain penyelesaian pembangunan konstruksi fisik MRT Fase I Koridor Utara-Selatan sepanjang +16 Km meliputi 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah dengan target operasi awal 2019; Penyelesaian pembangunan konstruksi fisik LRT Fase I Kelapa Gading Velodrome meliputi 6 Stasiun layang sepanjang 5,8 Km dengan target operasi pada pelaksanaan Asian Games 2018; Penerapan

Electronic Road Pricing; Pembangunan dan pemeliharaan pedestrian; dan Pembangunan

simpang tidak sebidang (flyover/underpass) di Lenteng Agung-IISIP dan Senen Extention, dan lainnya.

9. Pembangunan Wilayah

Program Pembangunan Wilayah dalam RKPD Pemprov DKI Jakarta Tahun 2018 meliputi: - Program penanggulangan banjir melalui pemantapan sistem tata air dan drainase,

pemeliharaan badan sungai dan kanal dari sampah dan limbah, serta menjaga luasan badan air permukaan waduk dan situ.

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018| 95

- Pengolahan dan Pengendalian Sampah dan Limbah melalui Pengembangan Intermediate

Treatement Facility (ITF) dengan teknologi yang lebih modern dan pemantapan system

pengolahan sampah dan limbah terpadu berupa solid waste treatment and final disposal serta pengembangan sistem sanitasi (sewerage system) kota dengan area cakupan seluruh kota;

- Penguatan kerjasama pengelolaan sampah dan limbah dengan pemerintah daerah sekitar juga dilakukan dalam menciptakan sistem pengolahan sampah dan limbah yang terintegrasi dengan daerah sekitar.

BAB

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 111-120)

Dokumen terkait