• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Pembalikan Berulang

6.4. Analisis Switching Value

Analisis switching value atau biasa juga disebut dengan analisis nilai is yang digunakan untuk mengukur perubahan bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menjalankan usaha pupuk kompos ini. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini setiap tahunnya sebesar 36 persen selama umur usaha yaitu 10 tahun, jika suatu hari terjadi inflasi sebesar 7 persen maka masih ada keuntungan sebesar 29 persen dari investasi yang ditanamkan. Oleh karena itu, usaha ini tetap layak untuk dijalankan.

4. Pada kriteria investasi yang terakhir yaitu nilai Payback Period yang diperoleh le

tahun 3 bulan 24 hari. Hal ini berarti jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi usaha pupuk kompos yaitu selama 3,27 tahun atau 3 tahun 3 bulan 24 hari, artinya usaha pupuk kompos ini mampu mengembalikan modal investasi setelah umur usaha 3 tahun. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi tersebut lebih pendek dari umur usaha.

Semakin pendek periode pengembalian investasi maka akan semakin baik pula sehingga dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan.

Berdasarkan analisis kriteria investasi NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period menunjukkan bahwa secara fiansial penggunaan investasi unt

kompos yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip ini tetap layak untuk dijalankan.

pengganti merupakan suatu analis

maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penuruanan harga output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input,

85 yaitu variabel harga bahan baku kotoran kambing dan variabel harga jual pu

Tabel 13. Hasil Analisis Switching Value (Kapasitas 1.200 kg/bulan)

Kambing

arga Jual Pupuk Kompos peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap dapat dikatakan layak. Pada penelitian ini, perhitungan analisis switching value dilakukan sampai nilai NPV mendekati nol atau positif mendekati nol, Net B/C sama dengan satu, tingkat pengembalian internal (IRR) sama dengan tingkat discount rate, serta payback period yang hampir mendekati umur proyek yaitu 10 tahun sehingga usaha pupuk kompos ini masih dapat dinyatakan layak untuk dijalankan.

Variabel sensitivitas pada analisis switching value yang dilakukan dalam penelitian ini

puk kompos. Variabel harga bahan baku kotoran kambing diperhitungkan karena harga kotoran kambing merupakan harga yang paling besar diantara bahan-bahan pembuat kompos lainnya sehingga mempunyai pengaruh yang paling besar pula terhadap penilaian kelayakan usaha. Sedangkan variabel harga jual pupuk kompos diperhitungkan karena apabila harga pupuk kompos mengalami penurunan maka akan berpengaruh terhadap penerimaan dan kelayakan usaha tersebut. Perhitungan analisis switching value pada usaha pupuk kompos menggunakan tingkat suku bunga sebesar 6,75 persen. Hasil analisis nilai pengganti berdasarkan kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 13.

Perubahan Kenaikan Harga Kotoran Penurunan H

Persentase 113,75% 14,22%

NPV 0,00 0,00

Net B/C 1,00 1,00

IRR 6,75% 6,75%

PP 10,00 10,00

Sumber : Data Primer, diolah April 2011

86 Berdasarkan hasil analisis sw yang telah dilakukan, apabila terjadi perubahan pada variabel bahan baku yaitu berupa kenaikan harga beli kotoran kambing maka unit usaha akan masih dapat beroperasi selama dalam batas kenaikan harga maksimal sebesar 113,75 persen dari biaya kotoran kambing yang dikeluarkan tiap tahunnya. Peningkatan total biaya kotoran kambing yang mungkin terjadi pada tahun pertama dari Rp 2.475.000,00 sampai Rp 5.290.405,00 dan pada tahun berikutnya dari Rp 2.700.000,00 sampai menjadi Rp 5.771.350,00.

Pada variabel harga jual pupuk kompos, apabila terjadi penurunan harga jual pupuk kompos maka unit usaha akan masih dapat beroperasi selama dalam batas penurunan harga jual sebesar 14,22 persen dari harga jual pupuk kompos yang ditawarkan tiap tahunnya. Penurunan penerimaan penjualan pupuk kompos yang mungkin terjadi pada tahun pertama dari Rp 19.800.000,00 sampai Rp 16.984.596,00 dan pada tahun berikutnya dari Rp 21.600.000,00 sampai menjadi Rp 18.528.650,00.

Dari sisi pengeluaran (outflow), apabila kenaikan haga kotoran kambing yang terjadi lebih besar dari batas impas tersebut, maka akan menyebabkan usaha pupuk kompos ini menjadi tidak layak untuk dijalankan secara finansial. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh iklim dalam proses pengolahan kotoran kambing tersebut. Iklim merupakan faktor alam yang tidak dapat dikendalikan, sehingga membuat kondisi iklim itu sendiri tidak menentu. Kondisi iklim hujan menyebabkan kadar air pada kotoran kambing menjadi lebih basah.

Upaya pengolahan yang dilakukan oleh petani dalam menjaga kualitas kotoran kambingnya adalah dengan tidak menempatkan kotoran kambing tersebut di alam

itching value

87 saha terkendala dalam empe

nerimaan (inflow), beradasarkan pengalaman pengusaha pupuk ompo

terbuka yang dapat terkena air hujan secara langsung sehingga bila musim hujan datang, harga kotoran kambing dapat meningkat karena ada tambahan perlakuan yaitu penurunan kadar air pada kotoran kambing yang membutuhkan waktu yang cukup lama jika dibandingkan dengan pada musim panas.

Namun kondisi tersebut tidak menjadikan unit u

m roleh pasokan bahan baku berupa kotoran kambing karena kenaikan harga yang terjadi pada umumnya relatif kecil. Selain itu, terjalinnya kerjasama yang baik antara pengusaha pupuk kompos dengan para petani yang memiliki ternak kambing dikarenakan mereka merupakan penduduk desa tersebut sehingga telah saling mengenal dengan baik. Layanan transportasi yang disediakan pemasok dapat meminimisasi biaya produksi pupuk kompos karena jarak antara pemasok dengan tempat produksi pupuk kompos sendiri tidak terlalu jauh yaitu masih dalam satu desa. Oleh karena itu, selama perubahan harga bahan baku berupa kotoran kambing ini masih berada dalam batas kenaikan, usaha ini masih layak untuk dijalankan.

Dari sisi pe

k s selama ini hampir tidak pernah terjadi penurunan harga jual pupuk kompos itu sendiri karena permintaan dari pasar yang datang biasanya melebihi kapasitas produksi dan sistem kemitraan yang terjalin membuat unit usaha mendapatkan kepastian harga jual. Selain itu, pengusaha pupuk kompos ini selalu menjaga kualitas pupuk kompos sehingga penurunan harga jual pupuk kompos hampir belum pernah terjadi. Perubahan atas harga jual pupuk kompos yang mungkin terjadi biasanya dikarenakan ketersediaan pasokan bahan baku kotoran

88 kambing yang berkurang dan penurunan kualitas pada pupuk kandang yang digunakan.

Dalam analisis switching value ini, variabel penurunan harga jual pupuk kompos merupakan variabel yang paling sensitif sehingga memiliki risiko usaha paling besar dibandingkan dengan variabel kenaikan harga kotoran kambing. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan analisis switching value dengan persentase yang kecil saja dapat mempengaruhi kelayakan usaha pupuk kompos ini. Kelompok Tani Hurip mengatasi hal tersebut dengan menjalin hubungan yang baik kepada pemasok bahan baku sehingga kontinuitas pasokan bahan baku tetap terjaga dan menjaga kualitas dari pupuk kompos sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya penurunan dari sisi penerimaan dan unit usaha tetap berada dalam batas kelayakannya.

89 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Keputusan yang diambil oleh Kelompok Tani Hurip untuk mendirikan usaha pupuk kompos dinilai sangat tepat, mengingat Desa Cikarawang memiliki potensi pertanian yang sangat besar.

2. Berdasarkan analisis finansial, pengusahaan pupuk kompos ini layak untuk dijalankan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang positif, Net B/C lebih besar dari satu, dan IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku serta tingkat pengembalian investasi yang lebih kecil dari umur proyek.

3. Berdasarkan hasil analisis tingkat sensitivitas, pengusahaan pupuk kompos ini masih layak untuk dijalankan meskipun terjadi peningkatan biaya sampai batas maksmimal serta penurunan penerimaan sampai batas minimal yang telah ditentukan. Peningkatan biaya yang dimaksud berasal dari variabel harga kotoran kambing sedangkan penurunan penerimaan berasal dari turunnya harga jual pupuk kompos.

7.2. Saran

1. Kelompok Tani Hurip sebaiknya melakukan peningkatan kapasitas produksi lebih besar dari 1.200 kg per bulan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang cukup besar. Hal ini dikarenakan persediaan bahan baku pembuatan pupuk kompos di Desa Cikarawang memadai, baik dari segi bahan baku jerami serta bahan baku kotoran kambing.

90 2. Kontinuitas produksi pupuk kompos tetap dijaga agar produktivitasnya tidak menurun. Sebab jika produktivitas menurun maka kebutuhan konsumen tidak akan terpenuhi.

3. Kelompok Tani Hurip sebaiknya melakukan perluasan daerah pemasaran sehingga banyak yang mengetahui keberadaan pupuk kompos yang dihasilkan kelompok ini maka akan dapat mendukung terjadinya pengembangan usaha.

4. Pentingnya perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor untuk mendukung Kelompok Tani Hurip dalam mengembangkan pengusahaan pupuk kompos ini baik dalam bentuk materi maupun sarana dan prasarana yang berkaitan.

91 DAFTAR PUSTAKA

Apriadji, WH. 2004. Memproses Sampah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Chaerunnisa RSD. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI-Press, Jakarta.

Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varle RCG. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Gustoro D. 2006. Sistem Penunjang Keputusan Pendirian Industri Kompos di TPA Galuga, Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu, Jakarta.

Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Husnan S dan Suwarno. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Pencetak AMP YPKN, Yogyakarta.

Ibrahim Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Indrasti, N. S. 2003. Penyusunan Standar Mutu dan Sistem Pemasaran Kompos, Laporan Akhir. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Indriani, YH. 2000. Membuat Kompos Secara Kilat. Cetakan II. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kadariah LK, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadarsan HW. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Murbandono, L. 2002. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.

Musnawar, E. I. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar J. 2009. Analisis Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah dan Pemanfaatan Limbah untuk Menghasilkan Biogas dan Pupuk Kompos di UPP Darul Fallah dan Fakultas Peternakan IPB. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soedyanto, R. R. M. Sianipar, A. Susani dan Hardjanto. 1981. Bercocok Tanam.

Jilid II. PT Yasaguna, Jakarta.

92 Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Jurusan Ilmu-ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi, A. Soeharjo., John L. Dillon dan J. Brian Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta.

Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Suriawiria, U. 2002. Pupuk Organik Kompos dari Sampah. Humaniora Utama Press, Bandung.

Widiyani, W. 2010. Analisis Kelayakan Pengusahaan Pupuk Kompos pada Unit Usaha Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

 

93

Lampiran

94 Lampiran 1. Cashflow Usaha Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200 kg/bulan)

Tahun Ke-

Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW 1

Penjualan

Kompos 19,800,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

2 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0

623,999.99 Total Inflow 19,800,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 22,224,000 OUTFLOW

Investasi 21,792,000 0 120,000 436,000 120,000 5,236,000 1,556,000 0 120,000 436,000

2. Biaya Operasional Pemeliharaan

Bangunan 1,375,000.00 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

95

Label 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 Transportasi 770,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 Listrik 165,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 Komunikasi 275,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 Terpal Plastik 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 PBB 91,667 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 Jerami 1,485,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 Arang Sekam 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Kotoran

kambing 2,475,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 EM4 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Upah Tenaga

Kerja

a. pengolahan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 b. pengayakan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 Total Biaya

Operasional 13,854,666.67 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 Total Outflow 35,646,666.67 14,882,000.00 15,002,000.00 15,318,000.00 15,002,000.00 20,118,000.00 16,438,000.00 14,882,000.00 15,002,000.00 15,318,000.00 Net Benefit (15,846,666.67) 6,718,000 6,598,000 6,282,000 6,598,000 1,482,000 5,162,000 6,718,000 6,598,000 6,906,000

DF 6.75% 0.94 0.88 0.82 0.77 0.72 0.68 0.63 0.59 0.56 0.52 PV Negatif (14,844,652.62) NPV

Kumulatif (14,844,652.62) (8,949,375.40) (3,525,513.04) 1,312,047.33 6,071,674.04 7,073,150.86 10,340,855.64 14,324,650.16 17,989,881.22 21,583,630.18

96 Lampiran 2. Cashflow Analisis Switching Value Kenaikan Biaya Kotoran Kambing (Kapasitas 1.200 kg/bulan)

Tahun Ke-

Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW 1

Penjualan

Kompos 19,800,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

2 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0

623,999.99 Total Inflow 19,800,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 22,224,000 OUTFLOW

Investasi 24,292,000 2,500,000 2,620,000 2,936,000 2,620,000 7,736,000 4,056,000 2,500,000 2,620,000 2,936,000

97

2. Biaya Operasional Pemeliharaan

Bangunan 1,375,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 Label 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 Transportasi 770,000.00 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 Listrik 165,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 Komunikasi 275,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 Terpal Plastik 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 PBB 91,667 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 Jerami 1,485,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 Arang Sekam 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Kotoran

kambing 5,290,405 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 5,771,350 EM4 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Upah Tenaga

Kerja

a. pengolahan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 b. pengayakan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 Total Biaya

Operasional 16,670,071.17 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 17,953,350.34 Total

Outflow 38,462,071.17 17,953,350.34 18,073,350.34 18,389,350.34 18,073,350.34 23,189,350.34 19,509,350.34 17,953,350.34 18,073,350.34 18,389,350.34 Net Benefit (18,662,071.17) 3,646,650 3,526,650 3,210,650 3,526,650 -1,589,350 2,090,650 3,646,650 3,526,650 3,834,650

DF 6.75% 0.94 0.88 0.82 0.77 0.72 0.68 0.63 0.59 0.56 0.52

98

Payback

Period 10.00

kumulatif (17,482,033.88) (14,281,972.75) (11,382,902.98)

(8,910,487.90)

(6,366,453.96)

(7,440,473.88)

(6,117,028.34)

(3,954,553.95)

(1,995,477.59) 0.00

Kenaikan 113.75%

                   

99 Lampiran 3. Cashflow Analisis Switching Value Penurunan Harga Jual Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200 kg/bulan)

Tahun Ke-

Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW 1

Penjualan

Kompos 16,984,596 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650

2 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0

623,999.99 Total Inflow 16,984,596 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 18,528,650 19,152,650 OUTFLOW

Investasi 24,292,000 2,500,000 2,620,000 2,936,000 2,620,000 7,736,000 4,056,000 2,500,000 2,620,000 2,936,000

2. Biaya Operasional Pemeliharaan

Bangunan 1,375,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 Label 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

100

Transportasi 770,000.00 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 840,000 Listrik 165,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 Komunikasi 275,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 Terpal Plastik 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 PBB 91,667 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 Jerami 1,485,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 1,620,000 Arang Sekam 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Kotoran

kambing 2,475,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 EM4 132,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 144,000 Upah Tenaga

Kerja

a. pengolahan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 b. pengayakan 2,200,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 Total Biaya

Operasional 13,854,666.67 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 14,882,000.00 Total Outflow 35,646,666.67 14,882,000.00 15,002,000.00 15,318,000.00 15,002,000.00 20,118,000.00 16,438,000.00 14,882,000.00 15,002,000.00 15,318,000.00 Net Benefit (18,662,071.17) 3,646,650 3,526,650 3,210,650 3,526,650 -1,589,350 2,090,650 3,646,650 3,526,650 3,834,650

DF 6.75% 0.94 0.88 0.82 0.77 0.72 0.68 0.63 0.59 0.56 0.52 PV Negatif (17,482,033.88) NPV

101  

Lampiran 3. Harga Pokok Produksi Pupuk Kompos Per Kg (Untuk Kapasitas Produksi 300 Kg dalam 1 Petakan) no uraian satuan volume harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Jerami Kg 225 150,00 33.750,00

2 Arang sekam Kg 15 200,00 3.000,00 3 Kotoran kambing Kg 112.5 500,00 56.250,00

4 EM4 Ml 150 20,00 3.000,00

Upah Tenaga Kerja

0 a. pengolahan HOK 1 50.000,00 50.000,00 b. pengayakan HOK 1 50.000,00 50.000,00

Total 196.000,00

Biaya produksi per Kg

653,33333

               

Dokumen terkait