• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Pembalikan Berulang

5.3. Dampak Sosial Ekonomi Usaha

Hadirnya usaha pupuk kompos yang didirikan oleh Kelompok memperoleh tanggapan yang baik dari ma

ini dikarenakan usaha pupuk kompos ini tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap kondisi masyarakat sekitar usaha yang sebagian besar adalah petani. Jika dilihat dari segi sosial, usaha pupuk kompos ini dapat membuat para petani bebas dari ketergantungannya akan penggunaan pupuk kimia. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya proporsi pemakaian pupuk anorganik karena petani Desa Cikarawang menjadi tahu bagaimana cara membuat pupuk kompos yang berasal dari limbah hasil panen mereka sendiri yaitu jerami. Dengan demikian, petani Desa Cikarawang secara mandiri mampu memenuhi kebutuhannya akan pupuk dan dapat memajukan pertanian organik.

Usaha pupuk kompos ini juga banyak melibatkan berbagai pihak (stakeholder), seperti para petani d

me silkan produk sampingan berupa limbah pertanian, para peternak kambing sebagai sumber pengadaan kotoran kambing yang digunakan untuk campuran bahan baku, pengumpul residu tanaman, hingga usaha pembuat pupuk kompos itu sendiri yakni Kelompok Tani Hurip. Dengan demikian, keberadaan usaha pupuk kompos ini secara umum telah membuka kesempatan kerja di berbagai bidang.

Dalam pengusahaan pupuk kompos itu sendiri telah membuka kesempatan kerja bagi penduduk sekitar walaupun cakupannya masih sangat kecil yaitu tiga orang tenaga kerja. Sedikitnya penyerapan tenaga kerja pada usaha ini dikarenakan skala usaha yang masih kecil sehingga tenaga kerja yang diperlukan tidak banyak.

65 mian Dilihat dari segi ekonomi, usaha pupuk kompos yang berbasiskan pertanian organik ini telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perekono desa. Hal ini dikarenakan pertanian organik yang sifatnya padat karya memungkinkan tumbuhnya usaha kecil menengah berupa industri pupuk organik skala kecil yang bersumber pada potensi lokal dimana hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada pertanian anorganik yang membutuhkan modal besar baik finansial maupun teknologi. Para petani dan masyarakat Desa cikarawang dapat memanfaatkan limbah pertanian dan peternakannya sebagai sumber bahan baku pembuatan pupuk kompos dimana harga yang diterima si pemilik limbah sebesar Rp 150,00 per kg untuk jerami dan Rp 500,00 per kg untuk kotoran kambing.

Dengan demikian, adanya usaha pupuk kompos ini telah memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Desa Cikarawang dan mempererat ikatan sosial yang saling menguntungkan.

66 Packaging

Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011

Gambar 6. Alur Pembuatan Pupuk Kompos SELARAS BAHAN CAIR

Air EM4 BAHAN PADAT

Jerami Arang Kotoran Sekam Kambing

Bahan Baku Larutan Fermentor

Adonan dengan kadar air 30 %

Kompos Proses

Fermentasi Suhu 40-450C

67 S KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui layak atau tidaknya pengusahaan pupuk kompos Kelompok Tani

n yang dimiliki. Luasan lahan pengomposan berukuran 24 m2

Arus penerimaan (inflow) pada pengusahaan pupuk kompos ini diperoleh alan produk pupuk kompos dan nilai sisa dari investasi.

a. Penerimaan Penjualan

Kelompok Tani Hurip memperoleh penerimaan dari hasil penjualan pupuk kompos yang diproduksi rata-rata sebesar 1.200 kg setiap

ini disebabkan adanya investasi berupa VI. ANALISI

Hurip. Kriteria yang menjadi indikator kelayakan usaha tersebut akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period.

Saat ini Kelompok Tani Hurip menghasilkan produksi berdasarkan luasan lahan pengomposa

terdiri dari empat petakan pengomposan. Setiap petakan kompos berukuran 3x2 m mampu menghasilkan 300 kg/bulan sehingga total produksi mencapai 1200 kg setiap bulannya (1,2 ton/bulan). Kondisi ini diasumsikan tidak terjadi penambahan biaya dan manfaat selama umur usaha berlangsung.

6.1. Inflow

dari hasil penju

komposnya. Jumlah pupuk

bulannya dengan harga jual yang diterima sebesar Rp 1.500,00/kg.

Penerimaan penjualan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi per tahun dikalikan dengan harga jual satuan.

Pada tahun pertama, pengusahaan pupuk kompos ini mulai menghasilkan output pada bulan kedua. Hal

68 gunan tempat produksi usaha yang dilakukan pada bulan pertama di tahun yang pertama. Sehingga jumlah pupuk kompos yang dihasilkan sebesar 13.200 kg untuk jangka waktu 11 bulan. Dengan demikian, penerimaan yang diperoleh Kelompok Tani Hurip dari penjualan pupuk kompos pada tahun pertama sebesar Rp 19.800.000,00. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya, usaha ini sudah menghasilkan output dari bulan ke-1, sehingga jumlah pupuk kompos yang dihasilkan lebih besar dari tahun yang pertama yaitu sebesar 14.400 kg per tahun dengan total penerimaan penjualan sebesar Rp 21.600.000,00. Untuk rincian lengkap mengenai penerimaan penjualan pengusahaan pupuk kompos ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Total Produksi dan Nilai Penjualan Pupuk Kompos (Kapasitas

Tahun Penjual

1 Pupuk kompos 13.200 1.500,00 18.480.000,00

13.200 19.800.000,00

Total

2 s/d 10 Pupuk kompos 14.400 1.500,00 21.600.000,00

Total 14.400 21.600.000,00

Sumber : Da pril 201

b e)

ri barang modal yang tidak habis dipakai barang modal tersebut harus dinilai harganya pada saat um

ta Primer, diolah A 1 . Nilai Sisa (Salvage Valu

Nilai sisa merupakan nilai da selama umur usaha. Terhadap

ur usaha selesai. Perhitungan yang digunakan dari penyusutan barang modal ini menggunakan metode garis lurus. Adapun barang modal yang masih memiliki nilai sisa diakhir umur usaha (tahun kesepuluh) yaitu gubuk (Rp 333.333,33), alat penyiram (Rp 20.000,00), sepatu boot (Rp 84.000,00), alat penyiler (Rp 166.666,66), serta ember (Rp 20.000,00), sehingga total nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur usaha sebesar Rp 623.999,99. Rincian nilai sisa

69 investasi pengusahaan pupuk kompos Kelompok Tani Hurip dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Sisa Investasi Usaha Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200 kg/bulan) No

ngusahaan pupuk kompos ini berasal dari estasi, biaya reinvestasi, dan biaya operasional.

. Biay

arkan pada awal saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudi

: Data Primer, d April 2011 .2. Outflo

Aliran kas keluar (outflow) pe adanya biaya inv

a a Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang umumnya dikelu kegiatan dan pada

an. Pengeluaran biaya investasi umumnya dilakukan satu kali atau lebih, sebelum proyek usaha berproduksi dan baru menghasilkan manfaat beberapa

70 Kg/bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Total Nilai Umur tahun kemudian. Adapun komponen-komponen investasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Hurip meliputi label, gubuk, petakan pengomposan, rak pupuk kompos, mesin pencacah, cangkul, alat penyiram, golok, sepatu boot, sekop, ayakan, timbangan, alat penyiler, ember, dan kendaraan. Rincian biaya investasi pada usaha ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rincian Biaya Investasi Usaha Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200

(Rp) (Rp) Ekonomis

nan gubuk ini sangat penting dilakukan untuk melindungi petakan kompos yang ada dibawahnya mber : Data Primer, diolah April 2011

Biaya si ya d e an oleh Ke pok Tani Huri ad sebesar Rp 21.792.000,00. Biaya investasi ini terdiri dari :

1. mbangunan gubuk pengomposan berukuran 24 m2 sebanyak satu unit dengan biaya sebesar Rp 1.000.000,00. Pembangu

71 ilkan 300 kg per

Rak pupuk kompos ini terbuat dari bahan

aduk adonan pupuk kompos dan menimbun campuran

untuk menyiramkan bahan-bahan pengaya bakteri fermentasi pada tumpukan agar proses produksi terhindar dari curah hujan dan terik matahari secara langsung. Pondasi yang digunakan berbahan kayu dan atapnya berupa asbes sehingga umur ekonomisnya diperkirakan selama 6 tahun.

2. Pembangunan petakan pengomposan sebanyak empat petak dengan biaya sebesar Rp 8.000.000,00, dimana setiap petaknya seharga Rp 2.000.000,00 dengan ukuran 3x2 m. Setiap petaknya mampu mengas

tahun. Lantai yang digunakan berbahan semen guna memudahkan proses pembuatan kompos seperti pengadukan dan pembalikan adonan bahan-bahan kompos. Tujuan dari pembuatan petakan ini adalah menjaga bahan olahan agar tidak tergenang sewaktu hujan. Umur ekonomis petakan pengomposan ini diperkirakan selama 10 tahun.

3. Rak pupuk kompos sebanyak satu unit seharga Rp 800.000,00. Fungsi rak pupuk kompos ini adalah sebagai wadah untuk menyimpan pupuk kompos yang siap jual agar tersusun rapi.

besi sehingga umur ekonomisnya diperkirakan selama 10 tahun.

4. Mesin pencacah sebanyak satu unit seharga Rp 5.000.000,00. Mesin pencacah ini digunakan untuk mencacah jerami dengan perkiraan umur pakai selama 5 tahun.

5. Cangkul pertanian seharga Rp 50.000,00 per unitnya. Cangkul yang dibutuhkan dalam usaha ini sebanyak dua unit. Fungsi cangkul ialah untuk mengolah, meng

adonan pupuk kompos yang akan diproduksi.

6. Alat penyiram sebanyak satu unit seharga Rp 30.000,00 yang digunakan

72 tiga pasang seharga Rp 42.000,00 per pasangnya.

diperkirakan selama 3 tahun.

n.

sangat sering kompos. Alat penyiram ini terbuat dari plastik sehingga umur ekonomisnya diperkirakan 3 tahun.

7. Golok sebanyak dua unit dengan harga sebesar Rp 28.000,00 per unitnya.

Golok digunakan untuk memotong jerami yang umur ekonomisnya diperkirakan selama 5 tahun.

8. Sepatu boot sebanyak

Sepatu boot ini digunakan untuk melindungi kaki pekerja dari bakteri hewan yang berbahaya yang ada pada bahan pengomposan. Sepatu ini berbahan karet yang umur ekonomisnya

9. Sekop sebanyak dua unit seharga Rp 40.000,00 per unit. Sekop digunakan untuk mengambil bahan-bahan kompos, baik pada tahap persiapan maupun tahap pengayakan. Sekop yang digunakan terbuat dari campuran kayu dan besi sehingga umur ekonomisnya diperkirakan selama 5 tahu

10. Ayakan digunakan untuk menyaring pupuk kompos agar diperoleh pupuk kompos dengan tekstur yang seragam dan lebih halus. Ayakan yang digunakan sebanyak satu unit seharga Rp 120.000,00. Bahan alat ayakan ini terbuat dari kayu dan kawat serta intensitas penggunaanya

sehingga umur ekonomisnya diperkirakan hanya 2 tahun.

11. Timbangan digunakan untuk mengukur berat pupuk kompos yang baru dihasilkan dan berat pupuk kompos yang akan dikemas. Timbangan yang dimiliki kelompok tani ini ada satu unit seharga Rp 200.000,00 dengan umur ekonomis diperkirakan selama 10 tahun.

73 ini hanya satu unit dengan harga

ngkut bahan-bahan kompos yang bersifat cair serta

satu

ama halnya stasi yang memiliki umur ekonomis berbeda-beda.

Diantar

12. Alat penyiler (siller) digunakan untuk merekatkan plastik kemasan pupuk kompos. Siller yang dimiliki kelompok

sebesar Rp 250.000,00.

13. Ember sebanyak dua unit seharga Rp 15.000,00 per unitnya. Ember ini digunakan untuk menga

wadah untuk membuat larutan fermentator. Ember yang digunakan terbuat dari bahan plastik yang umur ekonomisnya diperkirakan hanya 3 tahun.

14. Kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor yang dibeli bekas dengan harga Rp 6.000.000,00. Banyaknya kendaraan yang digunakan adalah unit dengan umur ekonomis yang diperkirakan selama 10 tahun.

b. Biaya Reinvestasi

Setiap barang memiliki umur pakai dari barang tersebut, s dengan barang inve

anya terdapat beberapa komponen investasi yang umur ekonomisnya habis meskipun umur usaha belum berakhir. Hal ini tentu saja membuat Kelompok Tani Hurip harus melakukan investasi kembali untuk menambah fungsi ekonomisnya selama umur usaha masih berlangsung. Investasi kembali yang dilakukan kelompok ini disebut dengan biaya reinvestasi, dimana biaya yang dikeluarkan berbeda tiap tahunnya tergantung dari banyaknya investasi yang dianggap perlu dilakukan kembali. Adapun biaya reinvestasi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip dalam menjalankan usaha pupuk kompos ini seperti reinvestasi terhadap label, gubuk, mesin pencacah, cangkul, alat penyiram, golok, sepatu boot, sekop, ayakan, alat penyiler, dan ember. Rincian biaya reinvestasi setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 9.

74 Kg/bulan)

ai Reinvestasi (Rp) Alat Investasi

Tabel 9. Rincian Biaya Reinvestasi Usaha Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200

Tahun Nil

2 0,00 -

3 120.000,00 Ayakan

4 436.000,00 Alat penyiram, sepatu boot, siller, ember

5 120.000,00 Ayakan

6 5.236.000,00 Mesin pencacah, cangkul, golok, sekop

7 1 Gubuk pengo lat penyiram,

.556.000,00 sepatu boot, ayakan, siller, ember mposan, a

8 0,00 -

9 120.000,00 Ayakan

10 436.000,00 Alat penyiram, sepatu boot, siller, ember Sumber ata Primer, diolah Ap

aya reinvestasi dilaku lompok Tani Hurip setiap tahunnya keluarkan pada tahun keenam usaha (Rp

Kelompok Tani ma usaha berjalan. Biaya operasional ini termasuk semua biaya p

: D ril 2011

Bi kan oleh Ke

dengan biaya reinvestasi terbesar di

5.236.000,00). Hal ini disebabkan banyaknya komponen investasi yang harus diganti pada tahun keenam usaha seperti label, mesin pencacah, cangkul, golok, dan sekop. Sedangkan untuk biaya reinvestasi terkecil dikeluarkan pada tahun ketiga, kelima dan kesembilan usaha (Rp 120.000,00), yang disebabkan hanya satu komponen saja yang diganti yaitu ayakan. Pada tahun kedua dan kedelapan, usaha tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Hal ini dikarenakan tidak adanya alat investasi yang mengalami pergantian untuk kegiatan usaha.

c. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan Hurip secara berkala sela

roduksi, pemeliharaan, dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan pupuk kompos dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional Kelompok Tani Hurip meliputi biaya operasional untuk produksi dan biaya operasional untuk sarana dan prasarana. Rincian biaya opersional untuk produksi ini dapat dilihat pada Tabel 10.

75 Kg/bulan)

n Satuan

Harga

Satuan Nilai (Rp)

Tabel 10. Rincian Biaya Produksi Usaha Pupuk Kompos (Kapasitas 1.200

Jumlah

lompok Tani Hurip untuk satu kilogram jerami adalah Rp 150,00. Jumlah

h dibakar oleh petani. Harga arang m : Data Primer iolah A 011

Biaya operasional produksi pada pengusahaan pupuk kompos ini terdiri dari :

r mi digunakan sebagai bahan dasar pupuk kompos. Harga yang diterima Ke

jerami yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1.200 kg/bulan pupuk kompos adalah sebanyak 900 kg. Karena pada tahun pertama pengusahaan pupuk kompos ini hanya berproduksi 11 bulan, maka total jerami yang dibutuhkan sebanyak 9.900 kg dengan biaya sebesar Rp 1.485.000,00. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya usaha ini telah berproduksi penuh selama satu tahun (12 bulan) sehingga total jerami yang dibutuhkan adalah sebanyak 10.800 kg dengan biaya Rp 1.620.000,00.

2. Arang sekam diperoleh dari sisa hasil panen padi Desa Cikarawang. Arang sekam ini berasal dari sisa padi yang tela

sekam yang diterima kelompok usaha ini adalah Rp 200,00/kg. Jumlah arang sekam yang digunakan untuk menghasilkan 1.200 kg pupuk kompos setiap

76 ng

pos setiap bulannya dibutuhkan EM4 bulannya adalah 60 kg, sehingga total yang dibutuhkan setiap tahunnya sebanyak 720 kg. Tahun pertama usaha arang sekam yang digunakan hanya 660 kg dengan biaya Rp 132.000,00. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama usaha ini berproduksi selama 11 bulan. Sedangkan ditahun kedua arang sekam yang dibutuhkan sebanyak 720 kg dengan biaya Rp 144.000,00 (12 bulan).

3. Kotoran kambing digunakan sebagai bahan baku campuran pupuk kompos yang diperoleh dari masyarakat Desa Cikarawang. Jumlah kotoran kambi yang digunakan sebanyak 450 kg untuk menghasilkan 1.200 kg pupuk kompos setiap bulannya dengan harga Rp 500,00 per kilogramnya. Dengan demikian, total kotoran kambing yang digunakan selama satu tahun sebanyak 5.400 kg. Tahun pertama jumlah kotoran kambing yang digunakan adalah 4.950 kg dengan biaya Rp. 2.475.000,00. Berbeda dengan tahun kedua dan seterusnya, jumlah kotoran kambing yang digunakan sebanyak 5.400 kg dengan biaya Rp 2.700.000,00. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama usaha hanya berproduksi 11 bulan, sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya usaha berproduksi selama 12 bulan.

4. EM4 digunakan untuk mempercepat proses fermentasi pengomposan. Untuk menghasilkan 1.200 kg pupuk kom

sebanyak 600 ml dengan harga Rp 20,00 per ml. Pada tahun pertama, sebanyak 6.600 ml EM4 yang digunakan untuk kegiatan produksi dengan biaya Rp 132.000,00. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya EM4 yang digunakan sebanyak 7.200 ml dengan biaya Rp 144.000,00. Perbedaan biaya ini disebabkan oleh waktu proses produksi usaha ditahun pertama dengan

77 epada tenaga kerja produksinya sebesar Rp

menghasilkan 300 kg per bulan pupuk kompos dibutuhkan 1 HOK p

¾

pengayakan sama dengan tahap pengolahan, yakni membu

tahun kedua dan seterusnya, yakni 11 bulan untuk tahun pertama dan 12 bulan untuk tahun kedua dan seterusnya.

5. Upah tenaga kerja yang diberikan k

50.000,00 per HOK per orang. Ada dua pengerjaan proses produksi pada usaha ini, yakni :

¾ Pengolahan Untuk

ada tahap pengolahan. Oleh karena itu, agar pupuk kompos yang dihasilkan mencapai 1.200 kg per bulannya maka kebutuhan kerja yang dibutuhkan rata-rata sebesar 4 HOK. Pada tahun pertama, jumlah kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 13.200 kg pupuk kompos selama 11 bulan sebesar 44 HOK dengan upah kerja sebesar Rp 1.100.000,00 per orang dengan total upah dua tenaga kerja sebesar Rp 2.200.000,00.

Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebesar 48 HOK dengan upah kerja sebesar Rp 1.200.000,00 per orang dengan total upah dua tenaga kerja sebesar Rp 2.400.000,00. Hal ini dikarenakan pada tahun kedua dan seterusnya, proses produksi berlangsung selama 12 bulan dengan jumlah pupuk kompos yang dihasilkan sebanyak 14.400 kg.

Pengayakan Tahap

tuhkan 1 HOK untuk menghasilkan 300 kg per bulannya. Sehingga untuk menghasilkan 1.200 kg pupuk kompos setiap bulannya maka jumlah kerja yang dibutuhkan rata-rata sebesar 4 HOK juga. Total kebutuhan

78 kompos yang dikeluarkan elomp

Selain biaya operasional untuk produksi di atas, terdapat juga biaya kerja dan total biaya yang dikeluarkan pada tahap ini juga sama dengan tahap pengolahan, yaitu sebanyak 44 HOK dengan upah Rp 1.100.000,00 per orang pada tahun pertama (11 bulan) yang menghasilkan pupuk kompos sebanyak 13.200 kg dan membutuhkan biaya sebesar Rp 2.200.000,00 untuk upah dua tenaga kerja. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebesar 48 HOK untuk menghasilkan 14.400 kg pupuk kompos dengan upah kerja sebesar Rp 1.200.000,00 per orang dengan total upah dua tenaga kerja sebesar Rp 2.400.000,00. Hal ini dikarenakan pada tahun kedua dan seterusnya, proses produksi berlangsung selama 12 bulan.

Total biaya operasional untuk produksi pupuk

K ok Tani Hurip pada tahun pertama sebesar Rp 8.624.000,00. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya total biaya produksi pupuk kompos yang dikeluarkan sebesar Rp 9.408.000,00 per tahun. Pengeluaran terbesar digunakan untuk pembelian kotoran kambing, sebab kotoran kambing merupakan bahan baku campuran untuk pupuk kompos. Besarnya biaya produksi pupuk kompos di tahun kedua dan seterusnya dibandingkan biaya produksi tahun pertama disebabkan oleh lamanya waktu produksi. Tahun pertama usaha hanya berproduksi selama 11 bulan, sedangkan tahun kedua dan seterusnya selama 12 bulan.

operasional untuk sarana dan prasarana yang rincian biayanya dapat dilihat pada Tabel 11.

79 abel 11. Rincian Biaya Operasional Sarana dan Prasarana Usaha Pupuk Kompos

(Kapasitas 1.200 kg/bulan)

No Uraia lah Harga Satuan

(Rp)

elihara Tahun 1 1.500.000,00 375.000,0 00.000, 2 Label Tahun 1 2.500.000,00 2.500.000,00 2.500.000,00 3 Transportasi Tahun 1 840.000,00 770.000,00 840.000,00 4 Listrik Tahun 1 180.000,00 165.000,00 180.000,00 5 Komunikasi Tahun 1 300.000,00 275.000,00 300.000,00 6 Terpal

Su er a Primer, diolah April 2011

rasarana pada pengusahaan pupuk kompos

araan bangunan digunakan untuk perawatan bangunan-bangunan

igunakan untuk memberi

dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00 per tahun.

mb : Dat

Biaya operasional sarana dan p ini terdiri dari :

1. Biaya pemelih

investasi (gubuk dan petakan pengomposan). Kelompok Tani Hurip mengeluarkan biaya sebesar Rp 125.000,00 setiap bulannya untuk perawatan bangunan, seperti mengecat ulang kayu perancah gubuk dengan pernis kayu agar memperlambat pelapukan serta membersihkan petakan pengomposan agar proses fermentasi pengomposan berhasil. Pada tahun pertama, perawatan dilakukan selama 11 bulan dengan biaya sebesar Rp 1.375.000,00. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya perawatan dilakukan selama 12 bulan (satu tahun) dengan biaya Rp 1.500.000,00 per tahunnya.

2. Label seharga Rp 500.000,00 per rimnya. Label d

jaminan kualitas pupuk kompos yang baik. Kelompok Tani Hurip menggunakan label sebanyak 5 rim selama setahun sehingga biaya yang

80 os ini dilakukan sekali setiap

dikeluarkan dikarenakan

ma usaha, biaya

agai penutup bahan-3. Biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mendistribusikan pupuk kompos

yang siap jual ke pasar. Disribusi pupuk komp

bulannya sehingga penyewaan transportasi dilakukan setiap satu bulan sekali dengan biaya sebesar Rp 70.000,00. Pada tahun pertama usaha, besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan hanya untuk 11 bulan karena usaha baru mulai berproduksi setelah satu bulan pertama dengan biaya sebesar Rp 770.000,00.

Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya, biaya transportasi yang dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp 840.000,00.

4. Biaya listrik yang dikeluarkan Kelompok Tani Hurip setiap bulannya rata-rata sebesar Rp 15.000,00. Kecilnya biaya listrik yang

sedikitnya tenaga listrik yang digunakan dalam menjalankan usaha ini, yaitu hanya mesin pencacah saja. Pada tahun pertama usaha, biaya listrik yang dikeluarkan hanya untuk 11 bulan saja yaitu sebesar Rp 165.000,00. Untuk tahun kedua dan seterusnya, proses produksi sudah berjalan selama 12 bulan sehingga biaya listrik setiap tahunnya sebesar Rp 180.000,00.

5. Biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Hurip setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp 300.000,00. Pada tahun perta

komunikasi yang dikeluarkan sebesar Rp 275.000,00. Hal ini dikarenakan usaha mulai beroperasi pada bulan kedua sehingga pada tahun pertama biaya komunikasi yang dikeluarkan hanya untuk 11 bulan. Pada tahun kedua dan seterusnya, usaha sudah beroperasi selama 12 bulan sehingga biaya komunikasi yang dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp 300.000,00.

6. Biaya terpal plastik yang dikeluarkan Kelompok Tani Hurip sebesar Rp 54.000,00 setiap tahunnya. Terpal plastik ini berfungsi seb

81 per tahun. Pada tahun pertama, usaha ini hanya

6.3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial merupakan analisis yang digunakan untuk ada apakah usaha tersebut nantinya secara finansi

paten Bogor, Provinsi Jawa Barat bahan kompos yang akan diproses serta untuk menutup timbunan pupuk kompos pada saat proses fermentasi. Jumlah terpal plastik yang dibutuhkan setiap tahunnya sebanyak 12 lembar. Pada tahun pertama usaha, total terpal plastik yang digunakan sebanyak 12 lembar. Sebab, pada tahun pertama terpal ini digunakan untuk melindungi bahan-bahan kompos dari panas matahari dan curah hujan langsung. Begitu juga pada tahun kedua usaha dan seterusnya, jumlah terpal plastik yang digunakan sebanyak 12 lembar dengan biaya sebesar Rp 54.000,00 per tahun.

7. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan Kelompok Tani Hurip sebesar Rp 100.000,00

beroperasi selama 11 bulan sehingga biaya PBB yang dikeluarkan sebesar Rp 91.666,67. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya, usaha sudah beroperasi selama 12 bulan sehingga biaya PBB yang dikeluarkan sebesar Rp

beroperasi selama 11 bulan sehingga biaya PBB yang dikeluarkan sebesar Rp 91.666,67. Sedangkan pada tahun kedua dan seterusnya, usaha sudah beroperasi selama 12 bulan sehingga biaya PBB yang dikeluarkan sebesar Rp

Dokumen terkait