• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno

3. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Jagung

Matriks SWOT merupakan alat analisis untuk menghasilkan alternatif strategi pengembangan komoditi jagung. Untuk memperoleh alternatif strategi komoditi jagung, maka dibutuhkan faktor internal dan faktor eksternal. Matriks SWOT dapat memberikan gambaran secara jelas bagaimana faktor eksternal dapat dikombinasikan dengan faktor internal sehingga dihasilkan beberapa strategi pengembangan komoditi jagung. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

commit to user

Tabel 28. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Komoditi Jagung di Kecamatan Baureno

Kekuatan-S

1. Petani jagung mampu melakukan manajemen usahatani dengan baik 2. Motivasi petani untuk maju

sangat tinggi

3. Kualitas jagung dan tortilla yang dihasilkan mampu bersaing dipasar

4. Karakteristik lahan sesuai untuk budidaya jagung

Kelemahan-W

1. Produksi jagung masih rendah

2. Skala usahatani jagung masih kecil

3. Petani sulit mengakses saprodi, karena tata kelola yang rumit

4. Daya beli petani rendah (saprodi)

5. Petani tidak memiliki hubungan kemitraan dengan perusahaan (input)

pendukung Peluang-O

1.Adanya kegiatan magang kepada petani untuk meningkatkan pemahaman

2.Adanya bantuan modal dari Badan Ketahanan Pangan

3.Adanya kerjasama pemerintah dan produsen benih jagung

4.Terbuka pasar untuk jagung

5.Terdapat pabrik Tortilla 6.Penyuluh memiliki

motivasi yang tinggi terhadap jagung 7.Terbukanya pasar untuk

industry kerajinan berbahan baku kelobot jagung Strategi S-O 1) Pemanfaatkan secara optimal dukungan pemerintah(S1,S2,S3, S4,01,02,03, O6)

2) Perluasan daerah pemasaran jagung(S1,S2S3,01,02,04,05 ,07)

Strategi W-O

1) Penggunaan benih jagung yang

berkualitas(W1,W2,03) 2) Pengoptimalan penggunaan

teknologi informasi untuk mendukung pemasaran jagung dan produk olahan jagung(W5,04 ,05 ,06)

Ancaman-T

1.Serangan hama tikus masih sulit dikendalikan 2.Banyaknya pesaing

(produsen) jagung dan tortilla dari daerah lain 3.Banjir tahunan mengancam produksi jagung Strategi S-T 1) Pengoptimalan manajemen usahatani jagung(S1,S2, T2) 2) Pengantisipasian persaingan

pasar produk olahan jagung(S3,T2)

Strategi W-T

1) Pengoptimalan upaya antisipasi banjir(W1,T3) 2) Perbaikan tata niaga jagung

dan sarana produksi jagung(W3,W4,T2)

commit to user

1)Strategi S-O

1) Pemanfaatan secara optimal dukungan pemerintah

Bantuan yang diberikan pemerintah dapat digunakan petani untuk membeli alat pertanian atau sarana produksi, sehingga manfaatnya diharapkan dapat benar-benar dirasakan oleh petani. Dukungan pemerintah yang telah diberikan antara lain, kerja sama dengan produsen benih (PT.BISI Internasional, Tbk) untuk meningkatkan kualitas benih jagung petani, melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok tani jagung terkait dengan teknis budidaya jagung, pemberian bantuan modal dari Dinas Ketahanan Pangan. Salah satu kelemahan dari berbagai dukungan pemerintah tersebut adalah kontinyuitas kegiatan pelatihan dan belum meratanya bantuan modal dan benih bagi petani. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah mampu meningkatkan kontinyuitas dan pemerataan distribusi bantuan agar petani dapat mengaksesnya dengan lebih optimal.

2) Perluasan daerah pemasaran produk olahan jagung

Jagung merupakan komoditi yang mengalami peningkatan produksi. Kualitas jagung yang dihasilkan juga mampu bersaing dipasar. Selama ini, jagung hanya dijual ke pasar-pasar tradisional dan sebagian dijual ke pabrik tortilla setempat. Kualitas jagung yang baik perlu diimbangi dengan upaya perluasan pangsa pasar, khususnya keluar wilayah Kecamatan Baureno seperti ke Ngawi, Madiun dan lain-lain. Perluasan daerah pemasaran dapat dilakukan dengan peningkatan standar mutu, pemberian label, merek, mencantumkan ijin Depkes, serta menjalin kerjasama pabrik makanan ringan yang memproduksi tortilla seperti PT. Sinar Mulia yang terkenal dengan produk Happytos Tortilla Chips di Malang. Bukan hanya tortilla, produk olahan jagung lainnya

commit to user

juga berpotensi untuk dikembangkan, misalnya pembuatan

cookies dengan tepung jagung.

2)Strategi W-O

1) Penggunaan benih jagung yang berkualitas

Kesesuaian lahan dengan varietas jagung yang digunakan dapat membantu peningkatan produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan bertukar informasi dengan PPL atau dengan akademisi. Salah satu kelemahan usahatani jagung di Kecamatan Baureno adalah penggunaan benih yang belum berkualitas baik. Sebenarnya, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan perusahaan swasta (PT.BISI Internasional Tbk) dalam mensubsidi benih jagung bagi petani namun, permasalahannya adalah bahwa subsidi benih tersebut belum merata distribusinya dan secara kuantitas masih belum memadai. Oleh karena itu, petani cenderung menggunakan benih jagung seadanya (sisa hasil panen pada musim tanam sebelumnya). Pemerintah hendaknya mengoptimalkan kerjasama benih jagung dengan meningkatkan kerjasama dengan perusahaan benih jagung lainnya. Selain itu, diperlukan monitoring terkait dengan distribusi benih jagung sehingga petani dapat mengakses benih jagung kualitas baik dengan lebih mudah.

2) Pengoptimalan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran produk olahan jagung

Potensi pasar tortilla Kecamatan Baureno pada dasarnya masih terbuka lebar. Namun, selama ini upaya pemasaran tortilla sendiri belum bisa maksimal. Penyebabnya adalah, hambatan geografis (kondisi infrastruktur jalan) penghubung Kecamatan Baureno dengan wilayah lain. Banjir yang setiap tahun melanda Kecamatan Baureno membuat kualitas infrastruktur jalan yang semakin memburuk. Hal ini menjadi

commit to user

hambatan tersendiri bagi pengrajin tortilla untuk memasarkan produknya, khususnya ke luar wilayah. Kendala lain adalah masih lemahnya adopsi teknologi informasi oleh pengrajin tortilla. Peran pemerintah sangat diperlukan untuk memotivasi dan memfasilitasi adopsi teknologi informasi bagi pengrajin tortilla. Teknologi informasi yang dapat digunakan adalah pembuatan leaflet, brosur, spanduk maupun website untuk mendukung pemasaran tortilla. Pengoptimalan peran penyuluh juga dapat menjadi alternatif solusi untuk memperlancar informasi pemasaran seperti harga produk, permintaan pasar dan persaingan dari producen wilayah lain.

3)Strategi S-T

1) Pengoptimalan manajemen usahatani jagung

Manajemen usahatani yang baik akan mendukung berkembangnya komoditi jagung. Manajemen produksi sebagai dasar dalam usahatani, harus dikelola dengan baik agar usahatani dapat berjalan dengan baik pula. Manajemen produksi untuk usahatani jagung selama ini belum dilakukan. Hal ini disebabkan oleh skala usaha yang kecil dan masih menggunakan teknik budidaya yang konvensional. Petani jagung umumnya belum mengenal inovasi teknologi dalam menjalankan usahataninya, misalnya untuk pupuk hanya menggunakan Urea dan tidak menggunakan TSP dan KCl. Padahal seharusnya untuk syarat tumbuh diperlukan kombinasi pupuk yang sesuai. Kombinasi pupuk yang dibutuhkan sebagai syarat tumbuh jagung adalah 400-450 kg Urea, 100-150 kg KCl dan 100-150 kg SP36 per hektarnya (BPTP Sulawesi Selatan, 2010). Pemupukan N yang terlalu banyak akan mengakibatkan tanaman akan lemah, lemas dan empuk sehingga mudah rebah, dan sangat disukai hama dan penyakit, tanaman lambat berbuah dan lambat masak. Akibatnya adalah rendahnya kualitas jagung

commit to user

karena lamanya proses vegetatif dan pendeknya proses generatifnya. Ketika ada serangan hama ulat, masih diatasi dengan cara konvensional (diambil dengan tangan), pemipilan jagung juga masih dilakukan secara manual (menggunakan tangan). Hal ini mendorong perlu ditingkatkannya pemahaman petani terhadap pentingnya penggunaan pupuk SP36 dan pupuk KCl sebagai syarat tumbuh.

Permasalahan lain adalah masih lemahnya manajemen finansial dalam usahatani jagung. Petani belum mampu memperhitungkan usahatani jagung secara profesional. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan melakukan pelatihan manajemen finansial bagi petani jagung agar mampu mengelola usahataninya dengan lebih baik. Melalui pelatihan ini diharapkan petani mampu mengkalkulasi besarnya biaya usahatani dan penerimaan usahatani. Dengan demikian, petani dapat mengetahui untung dan ruginya usahatani jagung yang telah dijalankan. Implikasinya diharapkan petani akan lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait dengan pengeluaran biaya usahatani ataupun dalam mengalokasikan pendapatan dari usahatani jagung. Hal ini dapat dilakukan dengan kerjasama yang dilakukan antara pihak dengan akademisi, atau PPL yang memberikan gambaran umum tentang manajemen usahatani.

2) Pengantisipasian persaingan pasar produk olahan jagung

Perencanaan pembangunan pabrik tortilla di Kecamatan Baureno sebagai tindak lanjut dari adanya kerjasama antara Kabupaten Bojonegoro dengan Jepang, merupakan salah satu bentuk nyata dari pemerintah untuk mengembangkan produk olahan ini. Awalnya Kecamatan Baureno hanya memiliki pabrik pengering jagung (drier), namun pabrik tepung jagung untuk bahan baku tortilla berada di Kecamatan Dander. Dengan

commit to user

adanya pembangunan pabrik di Kecamatan Baureno, akan menjadi peluang besar bagi petani. Tortilla merupakan produk olahan jagung yang cukup berkembang di Kecamatan Baureno. Terbukanya pasar tortilla menyebabkan produsen atau pengrajin tortilla dari luar wilayah Kecamatan Baureno juga berusaha untuk melakukan ekspansi pasar. Hal ini menjadi ancaman bagi pengrajin tortilla di Kecamatan Baureno. Walaupun kualitas tortilla di Kecamatan Baureno mampu bersaing dipasar, namun yang menjadi kendala adalah fluktuasi harga sarana produksi jagung sebagai bahan baku tortilla seperti pupuk, benih jagung serta tingginya biaya transportasi karena rusaknya infrastruktur jalan. Dengan demikian diperlukannya upaya antisipasi persaingan pasar produk tortilla. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan peningkatan kualitas tortilla, peningkatan mutu standar pabrik, penambahan label, merek, pancantuman ijin Depkes atau bahkan menambah varian rasa dari tortilla.

4)Strategi W-T

1) Pengoptimalan upaya antisipasi banjir

Pembangunan bendungan lebih efisien dibandingkan dengan pembangunan waduk sebagai upaya antisipasi banjir. Pembangunan waduk di daerah hilir membutuhkan luas areal genangan yang cukup luas karena topografis tanah di daerah hilir Jawa Timur tanahnya tidak curam. Dengan demikian, membangun bendung dianggap yang paling realistis, sebab selain tidak banyak membebaskan tanah juga memanfaatkan badan sungai sebagai tampungan air. Bendungan ini dibangun di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, seluas 7 hektare dan di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu sekitar 6 hektare. Kecamatan ini dipilih karena merupakan wilayah yang berada di wilayah tengah (Kecamatan Trucuk) dan perbatasan antara

commit to user

wilayah tengah dengan wilayah barat (Kecamatan Kalitidu). Detail bangunan Bendungan di Bojonegoro, memiliki luas bentangan 504 m, dengan jumlah tujuh buah pintu, masing- masing pintu lebarnya 17,5m dengan tipe radial gate. Selain itu juga dilengkapi dengan dua buah pintu pengatur debit masing- masing lebarnya 17,5m. Bendungan yang memiliki panjang 1.841,752 m mampu menampung air sebanyak 13 juta m3 dan memiliki daerah tangkapan air seluas 12,467 km2. Manfaat adanya bendungan tersebut, mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik untuk Kabupaten Bojonegoro seluas 4.949 ha. Walaupun bendungan ini tidak dibangun di Kecamatan Buareno, namun diharapkan dampak pembangunannya dapat dirasakan oleh Kecamatan Baureno sebagai kecamatan paling hilir dari Kabupaten Bojonegoro yang merasakan dampak terparah akibat banjir.

2) Perbaikan tata niaga jagung dan sarana produksi jagung

Masih adanya petani yang menjual produksinya kepada tengkulak mengakibatkan tingginya ketergantungan petani terhadap tengkulak. Hal ini dilakukan petani kecilnya skala usahatani dan agar petani lebih cepat mendapatkan uang. Sebenarnya hal ini dapat diminimalisir dengan cara pengoptimalan kelompok tani untuk menjual langsung produksinya ke pasar. Rantai pemasaran yang semakin sederhana akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani komoditi jagung. Permasalahan terkait sarana produksi jagung adalah masih sulitnya akses untuk mendapatkan saprodi seperti benih jagung dan pupuk. Selain masih terbatasnya toko penjual saprodi, distribusi agen saprodi juga belum merata sehingga petani seringkali harus mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli benih dan pupuk

commit to user

karena kurangnya akses yang dimiliki petani. Sulitnya akses ini terutama untuk saprodi yang mendapat subsidi dari pemerintah sehingga tak jarang sering terjadi kelangkaan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pembukaan akses saprodi kepada petani, dengan cara penjualan saprodi secara langsung kepada petani (untuk saprodi yang subsidi), dan pembangunan toko saprodi yang lebih dekat dengan petani.

Terkait masalah tataniaga jagung yang masih banyak tergantung pada tengkulak, dapat dilakukan upaya pengoptimalan kelompok tani. Kelompok tani dapat menjadi tempat untuk pengumpulan produksi, sehingga pemasaran dapat lebih terjamin dan dapat meningkatkan bargaining position dari petani.

b. Strategi Terbaik

Analisis QSPM merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh satu strategi pengembangan komoditi jagung terbaik dari beebrapa alternatif strategi yang ditawarkan pada analisis SWOT. Rating dan Skoring ditentukan oleh peserta FGD untuk tiap faktor internal dan eksternal dari masing-masing strategi. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh satu strategi terbaik untuk pengembangan komoditi jagung yang tersaji pada Tabel. 29

commit to user

Berdasarkan Tabel 29. strategi terbaik untuk pengembangan komoditi jagung dan tortilla sebagai produk olahan jagung di Kecamatan Baureno adalah strategi 3, yaitu “Pengoptimalan Manajemen Usahatani Jagung” dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar5,594. Strategi ini menjadi strategi terbaik karena manajemen usahatani merupakan kunci keberhasilan usahatani jagung. Optimalisasi manajemen usahatani jagung diperlukan mengingat potensi komoditi jagung di Kecamatan Baureno cukup tinggi. Produksi jagung yang cenderung meningkat menjadikan komoditi ini menjadi penting untuk diperhatikan. Selain itu, berkembangnya agroindustri tortilla di Kecamatan Baureno menuntut produktifitas yang kontinyu dan kualitas jagung yang baik. Oleh karena itu, diperlukan manajemen usahatani jagung yang baik. Dengan manajemen usahatani yang baik diharapkan petani jagung akan mampu memperoleh keuntungan yang optimal sehingga akan memotivasi petani untuk terus membudidayakan komoditi jagung. Manajemen usahatani jagung dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan pembukuan praktis usahatani bagi petani jagung sehingga petani mengetahui transparansi biaya dan penerimaan usahatani jagung. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi panduan petani jagung dalam mengalokasikan modal usahatani dan memanfaatkan hasil panen jagung dengan lebih tepat.

commit to user

4. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Sapi