• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno

2. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Padi

Alternatif strategi komoditi padi diperoleh dengan mengkombinasikan faktor internal dan eksternal yang ada. Pengkombinasian ini menggunakan matriks SWOT sebagai alat analisis. Matriks SWOT dapat memberikan gambaran yang jelas tentang faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan komoditi padi. Matriks SWOT ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

commit to user

Tabel 26. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Komoditi Padi di Kecamatan Baureno

Kekuatan-S 1. Usahatani padi merupakan usahatani utama 2. Besarnya motivasi petani terhadap perkembangan komoditi padi 3. Semangat gotong

royong petani masih tinggi 4. Petani sudah berpengalaman dalam membudidayakan komoditi padi Kelemahan-W 1. Petani masih menerapkan budidaya konvensional 2. Rendahnya daya

beli petani terhadap saprodi

3. Kemampuan

manajemen

usahatani masih

lemah

4. Produksi padi masih

rendah

5. Kualitas padi masih

rendah Peluang-O

1. Pasar lokal dan diluar

daerah masih terbuka luas

2. Besarnya dukungan

pemerintah (bantuan

benih dan saprodi)

3. Adanya program

swasemabada berkelanjutan

4. Jerami padi dapat

digunakan sebagai bahan bioethanol 5. Besarnya dukungan penyuluh untuk membantu petani Strategi S-O 1. Memanfaatkan secara

optimal dukungan dari pemerintah pada usahatani padi (S1, S2, S3, O2, O3, O5) 2. Memperluas jaringan pemasaran padi (S1, S2, O1,O2) Strategi W-O 1. Meningkatkan peran BPP dalam alih teknologi usahatani padi di tingkat petani (W1, W4, W5, O5) 2. Meningkatkan pengelolaan usahatani di tingkat petani (W1,W3, O1, O2, O3) Ancaman-T 1. Kondisi infrastruktur

(jalan, irigasi, jembatan) kurang mendukung

2. Adanya banjir tahunan

3. Belum ada pengolahan

pascapanen

4. Ketergantungan pada

tengkulak tinggi

Strategi S-T

1. Menggunakan varietas

padi yang tahan

genangan air (S2, T2) 2. Meningkatkan pengelolaan pascapanen (S1, S2, S3, T3) Strategi W-T 1. Membuat sumur resapan di tingkat petani (W4, W5, T2) 2. Memperbaiki kondisi infrastruktur penunjang (W4, T1)

commit to user

1) Strategi S-O

a) Memanfaatkan secara optimal dukungan dari pemerintah pada usahatani padi

Pemerintah Daerah Kecamatan Baureno melalui instansi atau dinas teknis terkait berusaha untuk mengupayakan pengembangan komoditi padi. Beberapa upaya pengembangan komoditi padi yang dilakukan Pemerintah Daerah Kecamatan Baureno antara lain dengan adanya program SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) yang diberikan kepada para petani melalui BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dan pemberian bantuan benih dan sarana produksi lainnya (saprodi). Para petani dapat secara optimal memanfaatkan program-program yang ditawarkan pemerintah melalui dinas teknis terkait. Melalui program SLPHT petani dapat memperdalam pengetahuan tentang budidaya padi. Pemberian bantuan benih dan saprodi, diharapkan dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan petani dan produktivitas di tingkat petani dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, program-program peningkatan kualitas sumberdaya petani maupun program yang lain dalam rangka pengembangan komoditi padi perlu mendapat respon positif dari petani.

b) Memperluas jaringan pemasaran

Memperluas jaringan pemasaran merupakan salah satu upaya penting yang dapat dilakukan, untuk perluasan pangsa pasar. Perluasan jaringan pemasaran dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama antara petani Kecamatan Baureno dengan wilayah lain. Kemudian pihak dinas dapat memberikan referensi tentang daerah yang potensial untuk perluasan pangsa pasar. Selama ini, komoditi padi sebagian besar dipasarkan di Kecamatan Baureno sedangkan

commit to user

pemasaran ke luar daerah sangat sedikit sekali. Hal ini berpengaruh pada harga jual yang diterima oleh petani yang lebih rendah bila dibandingkan dipasarkan keluar daerah. Keterbatasan akses pemasaran merupakan kendala utama dalam pemasarannya. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perluasan jaringan pemasaran komoditi padi. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah membuka akses pemasaran keluar daerah dengan meningkatkan pengelolaan pascapanen dan standarisasi mutu. Hal ini dapat membantu terjadinya peningkatan daya serap pasar, baik pasar lokal maupun pasar di luar Kecamatan Baureno.

2) Strategi W-O

a) Meningkatkan peran BPP dalam alih teknologi usahatani padi di tingkat petani

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) mempunyai fungsi antara lain sebagai lembaga yang melakukan transfer teknologi kepada para petani di sekitarnya, mengintroduksikan teknologi atau temuan baru di bidang pertanian kepada para petani, melakukan penyuluhan atau pendampingan kepada para petani, melakukan demplot usahatani, serta sebagai tempat pelatihan dan pengembangan di tingkat petani maupun aparat teknis dalam pengembangan sumberdaya manusia di bidang pertanian. Berdasarkan fungsi BPP tersebut, diharapkan BPP meningkatkan perannya dalam menjalankan fungsi-fungsi yang menjadi kewajibannya terutama dalam hal alih teknologi pengembangan usahatani padi. Alih teknologi tersebut dapat berupa teknologi penggunaan varietas unggul tahan genangan air serta teknologi pengelolaan pascapanennya.

commit to user

b) Meningkatkan pengelolaan usahatani di tingkat petani

Pengelolaan usahatani di tingkat petani pada daerah rawan banjir atau daerah genangan masih didasarkan pada kebiasaan petani setempat sehingga pengelolaan usahataninya belum optimal. Dalam satu tahun, pola tanam yang dilakukan oleh petani minimal satu kali tanam padi dan maksimal 2 kali tanam padi dengan resiko gagal panen relatif cukup besar. Para petani di daerah Kecamatan Baureno sebenarnya sudah memperhitungkan resiko kegagalan yang akan terjadi namun mereka berspekulasi terhadap keadaan alam tersebut. Hal ini dikarenakan pola tanam pada usahataninya yang monokultur, di sisi lain petani tidak berusaha mencoba melakukan inovasi pada usahataninya. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengelolaan usahatani di tingkat petani, antara lain dengan memperbaiki pengelolaan pola tanam yang disesuaikan dengan keadaan iklim, penggunaan varietas padi tahan genangan air, memperbaiki teknik budidaya padi pada daerah rawan genangan air, membuat sumur resapan pada areal sawah dan memperbaiki saluran irigasi di tingkat petani.

3) Strategi S-T

a) Menggunakan varietas padi yang tahan genangan air

Varietas padi yang sering ditanam di Kecamatan Baureno sebagai daerah rawan banjir adalah varietas IR 64. Varietas tersebut ditanam karena mempunyai masa panen yang pendek dan produksinya relatif tinggi. Namun, varietas ini tidak tahan terhadap genangan air yang mencapai 2 – 3 minggu sehingga apabila varietas ini tetap ditanam akan mengakibatkan tanaman padi mati. Pada umumnya, lahan pertanian di daerah rawan banjir dalam satu tahun menggunakan pola tanam padi – padi – genangan air dan kemungkinan dalam satu tahun hanya ditanami padi satu kali

commit to user

karena gagal panen akibat genangan air. Untuk itu, diperlukan varietas padi yang ditanam yang tahan terhadap genangan air. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra) telah mengidentifikasi beberapa galur padi yang tahan terhadap genangan air selama 18 hari sampai 21 hari. Beberapa galur padi tersebut adalah IR70213-10-CPA-2-3-2- 1, IR70181-32-PMI-1-1-5-1, IR70213-10-CPA-4-2-1-1-3. Produktivitas masing-masing galur tersebut sebesar 5,73 ton/ha, 4,49 ton/ha dan 4,19 ton/ha. Dengan menggunakan galur padi ini diharapkan kegagalan panen akibat tanaman padi yang terendam dapat diminimalisasi.

b) Meningkatkan pengelolaan pascapanen

Tingginya resiko kehilangan panen pada waktu panen relatif tinggi serta masih sedikitnya usaha pengolahan pascapanen membuat rendahnya daya serap pasar terhadap padi yang berasal dari Kecamatan Baureno. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan penyerapan pasar dengan cara peningkatan pengelolaan pascapanen seperti meminimalisir resiko kehilangan hasil panen (rusaknya infrastruktur jalan dan adanya pencurian), penggunaan alat perontok padi yang dapat meminimalisir jumlah padi yang tidak rontok, menyimpan padi kering atau beras pada tempat yang aman dari genangan air atau banjir, mendirikan atau meningkatkan usaha pengolahan beras yang dapat meningkatkan nilai tambah.

Pendirian koperasi juga menjadi alternatif solusi dalam pengelolaan pascapanen, mengingat di Kecamatan Baureno tidak terdapat Koperasi. Koperasi dapat menjadi wadah, dimana petani dapat mengumpulkan produksinya, sehingga produksi yang terkumpul dapat secara kolektif dikelola pascapanennya melalui koperasi.

commit to user

4) Strategi W-T

a) Membuat sumur resapan di tingkat petani

Wilayah di dekat daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang meliputi areal persawahan, ladang, rumah dan pekarangan setiap tahunnya selalu memperoleh genangan air. Genangan air yang terjadi bisa terjadi selama berbulan-bulan tergantung curah hujan di daerah hulu Sungai Bengawan Solo. Hal ini menimbulkan banyak kerugian baik penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani maupun nonpetani.

Untuk meminimalisir atau mengurangi genangan air pada daerah-daerah tersebut alternatif yang dapat dilakukan di tingkat petani adalah membuat sumur resapan. Sumur resapan ini berfungsi mengurangi genangan air banjir, menambah atau meninggikan tanah, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang. Pembuatan sumur resapan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Diharapkan dengan pembuatan sumur resapan ini di tingkat petani baik di lahan persawahan maupun di pekarangan rumah akan dapat mengurangi genangan air banjir.

b) Memperbaiki kondisi infrastruktur penunjang

Banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Kecamatan Baureno telah menimbulkan kerugian yang cukup besar baik material maupun immaterial. Kerugian materiil meliputi besarnya resiko gagal panen, kehilangan ternak sedangkan kerugian immaterial seperti timbulnya trauma dan bahkan gangguan psikologis. Banyaknya infrastruktur penunjang seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, lahan persawahan yang rusak akibat banjir. Banyak terdapat jalan

commit to user

yang berlubang, jalan yang masih berupa tanah, jembatan yang hanya terbuat dari bambu, serta minimnya saluran irigasi membuat petani semakin sulit dalam budidaya ataupun proses pemasaran. Infrastruktur yang rusak tersebut menghambat pengembangan komoditi padi di Kecamatan Baureno. Hal ini terlihat pada daerah yang memiliki tingkat kerusakan infrastruktur parah, harga komoditi mempunyai kecenderungan lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai infrastruktur lebih baik. Pedagang yang akan membeli komoditi padi pada khususnya memperhitungkan biaya transportasi yang lebih mahal sehingga harga beli di tingkat pedagang juga akan lebih rendah. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur penunjang perlu untuk dilakukan.

b. Strategi Terbaik

Alternatif strategi yang dihasilkan kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan metode QSPM untuk mendapatkan satu strategi terbaik pengembangan komoditi padi. Skoring dan rating didasarkan pada penilaian peserta FGD terhadap setiap faktor internal dan eksternal untuk tiap alternatif strategi yang ditawarkan. Hasil QSPM dapat dilihat pada Tabel 27, sebagai berikut.

commit to user

Berdasarkan Tabel.27 dapat diketahui strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk pengembangan komoditi padi. Untuk pengembangan komoditi padi di Kecamatan Baureno, strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah strategi 3, yaitu “Penggunaan Varietas Padi yang Tahan Terhadap Genangan Air” dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 4,692. Terjadinya banjir mengakibatkan rendahnya kualitas padi di Kecamatan Baureno. Padi yang dihasilkan pada umumnya berwarna coklat dan banyak yang pecah jika diolah menjadi beras, daya simpan relatif rendah dan mudah gabuk (rusak). Rendahnya kualitas padi mengakibatkan rendahnya daya serap pasar dan turunnya harga. Selama ini, banjir menjadi ancaman besar bagi usahatani padi. Untuk itu, diperlukan varietas padi yang ditanam yang tahan terhadap genangan air. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra) telah mengidentifikasi beberapa galur padi yang tahan terhadap genangan air selama 18 hari sampai 21 hari. Beberapa galur padi tersebut adalah IR70213-10-CPA-2-3-2-1, IR70181-32-PMI-1-1- 5-1, IR70213-10-CPA-4-2-1-1-3. Produktivitas masing-masing galur tersebut sebesar 5,73 ton/ha, 4,49 ton/ha dan 4,19 ton/ha (Kahairullah, 2006). Dengan adanya temuan ini, maka dapat menjadi solusi bagi petani untuk meminimalisir kegagalan panen. Namun sebelum digunakan secara massal, sebaiknya perlu dilakukan penyesuaian lapang. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat demplot uji coba untuk mengetahui kesesuaian lahan dan agroklimat di Kecamatan Baureno.

commit to user

3. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Jagung