• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Kecamatan Baureno

4. Analisis SWOT dan QSPM untuk Komoditi Sapi

Pengembangan komoditi sapi membutuhkan strategi pengembangan yang tepat. Strategi pengembangan ini dapat diperoleh dengan memadukan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi komoditi sapi. Matriks SWOT digunakan untuk memadukan faktor internal dan eksternal ini sehingga dihasilkan alternatif strategi pengembangan komoditi sapi. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

commit to user

Tabel 30. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Komoditi Sapi di Kecamatan Baureno

Kekuatan-S

1) Peternak memiliki

motivasi yang tinggi

untuk mengembangkan komoditi sapi.

2) Petani mau mencoba

teknologi baru.

3) Sarana komunikasi yang

dimiliki peternak sudah baik

4) Peternak sadar arti

penting kesehatan

hewan

5) Hijauan saat musim

penghujan melimpah

Kelemahan-W

1) Modal yang dimiliki

peternak terbatas

2) Beternak sapi hanya

menjadi usaha

sampingan

3) Peternak belum

memanfaatkan kelompok tani secara optimal

4) Hijauan saat musim

kemarau sedikit

5) Kualitas sapi rendah

Peluang-O

1) Program Deptan

Swasembada daging

sapi tahun 2014

2) Nilai jual sapi relatif tinggi

3) Masih luasnya pasar

penjualan sapi 4) Adanya program peningkatan keterampilan beternak sapi 5) Penyuluh memiliki

motivasi yang tinggi

dalam membantu peternak Strategi S-O 1) Pengoptimalan produksi sapi (S1,S2,S3, S4 O1,O2, O3, 04, O5) Strategi W-O 1) Peningkatan kualitas SDM peternak sapi (W5, O4, O5) 2) Penelitian dan pengembangan untuk mendukung kontinyuitas pakan ternak sapi (W4, O5)

Ancaman-T 1) Kondisi infrastruktur jalan, kurang mendukung 2) Ancaman banjir tahunan

3) Ancaman sapi import

ataupun sapi daerah lain

4) Lemahnya bantuan

permodalan dari

pemerintah

Strategi S-T

1) Antisipasi persaingan

dengan sapi import melalui peningkatan kualitas ternak sapi (S1, S2, S4, T3) 2) Peningkatan kualitas infrastruktur jalan (S1, T1) Strategi W-T 1) Pengoptimalan bantuan permodalan dari pemerintah (W1, W3, T4)

commit to user

1) Strategi S-O

a) Pengoptimalan produksi sapi

Pengembangan komoditi sapi dapat dilakukan dengan pengoptimalan produksi sapi. Strategi ini mungkin dilakukan dengan dukungan kekuatan dan peluang pengembangan komoditi sapi di Kecamatan Baureno. Pengembangan sapi di Kecamatan Baureno didukung oleh kondisi peternak yang memiliki kesadaran untuk memelihara sapi dengan baik, tersedianya tenaga penyuluh yang siap membantu peternak mengembangkan sapi, dan ketersediaan hijauan yang melimpah pada musim hujan. Penyuluh kehewanan aktif memberikan pembinaan, penyuluhan dan memberikan pelayanan kepada peternak baik secara langsung maupun melalui kelompok tani peternak Gebuk Tulo. Gebuk Tulo merupakan kelompok tani yang beranggotakan peternak sapi di Kecamatan Baureno. Kelompok tani Gebuk Tulo memiliki peran yang penting dalam penyampaian informasi tentang teknologi baru dalam usahatani sapi. Informasi ini terkait dengan pemeliharaan, perkandangan, kesehatan ternak maupun pembiakan sapi (Inseminasi Buatan). Dengan bimbingan intensif tersebut, petani merasa lebih yakin karena setiap permasalahan sapi yang dihadapi dapat dikonsultasikan kepada penyuluh kehewanan. Selain itu ketersediaan hijaun yang melimpah di musim hujan memberikan kemudahan kepada petani untuk mengembangkan ternak sapi.

Pengoptimalan produksi sapi semakin terdukung dengan adanya program swasembada daging dari Deptan, luasnya pasar daging, dan harga daging sapi yang tinggi. Secara nasional, untuk meningkatkan kualitas gizi penduduk Deptan mencanangkan swasembada daging tahun 2014. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus karena program ini

commit to user

tentunya akan didukung dengan program-program pengembangan ternak sapi terutama dalam pembudidayaannya sehingga peternak dapat memanfaatkan untuk mengotimalkan produksi ternak sapi. Selain itu, program swasembada daging juga akan memperluas pasar daging sapi dan meningkatkan nilai jualnya. Langkah yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan produksi sapi antara lain dengan :

1. Pengadaan bakalan sapi yang bermutu dengan harga terjangkau sehingga produksi sesuai dengan harapan

2. Peningkatan kemampuan insenminasi buatan secara mandiri oleh petani

2) Strategi W-O

1) Peningkatan kualitas SDM peternak sapi

Peningkatan SDM petani sapi dapat dilakukan dengan adanya penyuluhan kehewanan dan pendampingan dari pihak dinas kepada petani untuk mengadakan studi banding ke wilayah sentra sapi seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Pasuruan, dan lain-lain. Kelemahan dalam pengembangan

komoditi sapi di Kecamatan Baureno antara lain kurangnya mantri hewan, banyaknya petani yang mengusahakan ternak sapi sebagai usaha sampingan, dan belum optimalnya kerja kelompok tani Gebuk Tulo. Kekurangan mantri ternak dapat dilihat dari kenyataan bahwa satu kecamatan ditangani oleh seorang mantri ternak.

Peternak sapi potong umumnya menganggap bahwa usaha peternakan yang dilakukan bukan merupakan mata pencaharian utama, peternakan hanya merupakan pekerjaan sampingan. Meski demikian, peternak sapi sudah tergabung dalam Gebuk Tulo yaitu kelompok tani peternak sapi yang merupakan salah satu alternatif wahana yang tepat bagi peternak untuk sharing mengenai permasalahan serta solusi

commit to user

yang ditempuh. Kurangnya pengetahuan peternak mengenai arti penting kelompok tani Gebuk Tulo, lembaga inipun belum bisa dimanfaatkan secara maksimal Ada kecenderungan peternak ”pasif” dan mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap instruksi dari Pemerintah.

Di sisi lain peluang pengembangan sapi cukup besar karena ada program swasembada daging dari Deptan dan masih luasnya pasar bagi daging sapi. Oleh karena itu kelemahan yang ada perlu diminimalkan untuk menangkap peluang yang ada. Salah satu alternatif strategi yang dapat dikembangkan adalah peningkatan kualitas SDM yang terkait dengan pengembangan komoditi sapi baik peternak, penyuluh, maupun pengurus kelompok tani.

Langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1) Peningkatan jumlah mantri ternak sehingga pembinaan kepada peternak dapat dilakukan dengan lebih intensif 2) Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peternak sapi

terkait dengan pemeliharaan sapi yang baik melalui penyuluhan dan pendampinan oleh mantri ternak. Petani juga perlu mendapatkan pengetahuan dan kesadaran bahwa pemeliharaan sapi secara intensif juga dapat meningkatkan pendapatan karena selama ini sapi hanya diusahakan sebagai usaha sampingan dan dikelola dengan apa adanya. 3) Peningkatan kemampuan manajemen pengurus kelompok

tani Gebuk Tulo sehingga kelompok tani dapat bekerja lebih baik, misalnya dengan mengikutsertakan pengurus dalam pelatihan manajemen atau mengadakan pelatihan manajemen di kelompok tani Gebuk Tulo sendiri.

commit to user

2) Penelitian dan pengembangan untuk mendukung kontinyuitas pakan ternak sapi

Penelitian dan pengembangan untuk mendukung kontinyuitas pakan ternak dapat dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak akademisi, kemudian pihak dinas melakukan penelitian untuk mengetahui teknologi apa dan inovasi apa yang perlu diterapkan. Salah satu kelemahan yang dihadapi peternak sapi di Kecamatan Baureno dalam usaha pengembangan komoditi sapi adalah tidak terjaminnya ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun. Pada musim hujan ketersediaan hijauan melimpah sedangkan di musim kemarau sangat terbatas bahkan kurang. Peternak seringkali harus mendatangkan hijauan dari luar usahataninya seperti membeli dari peternak lain atau pembelian konsentrat untuk ditambahkan pada hijauan. Dengan keterbatasan modal dan usaha ternak sapi sebagai usaha sampingan maka kebutuhan hijauan ternak di musim kemarau sering tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu perlu pengembangan teknologi pengohan hijauan sehingga hijauan yang melimpah pada musim hujan dapat diolah dan disimpan untuk kebutuhan pakan di musim kemarau. Dengan demikian kekontinuan pakan hijauan akan terjamin.

Cara yang dapat dilakukan adalah meingkatkan pengetahuan penyuluh maupun petani dalam teknologi pakan misalnya dengan menjalin kerjasama dengan Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit Sapi Potong). Lolitsapi merupakan lembaga penelitian sapi potong mandat nasional bertaraf internasional yang berperan aktif dalam mengembangkan dan merekayasa teknologi peternakan strategis melalui pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah sapi potong dengan teknologi pemuliaan, reproduksi, pakan dan manajemen

commit to user

pemeliharaan (guna mendapatkan bibit sapi potong yang unggul).

3) Strategi S-T

1) Pengantisipasian persaingan dengan sapi impor melalui peningkatan kuantitas dan kualitas ternak sapi

Hal ini dapt dilakukan dengan pendampingan yang rutin dari PPL kehewanan, kemudian aktifnya petani bertanya pada PPL kehewanan. Sinergis antara kedua pihak ini dapat meningkatkan kualitas komoditi sapi, karena dari petani maupun PPL kehewanan memberikan perhatian yang cukup. Salah satu ancaman yang ada dalam pengembangan komoditi sapi di Kecamatan Baureno adalah adanya sapi dari daerah lain yang kualitasnya lebih baik,misalnya sapi dari Pasuruan, sapi import dan daging import. Oleh karena itu perlu pengoptimalan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi ancaman ini dengan strategi meningkatkan kualitas ternak sapi. Kekuatan yang mendukung strategi ini antara lain kesadaran peternak untuk betrenak dengan lebih baik dan sehat, penyuluh peternakan yang siap membantu petani, dan ketersediaan hijaun yang melimpah di musim hujan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1) Peningkatan intensitas penyuluhan sehingga peternak dapat mengetahui dan melaksanakan teknik pemeliharaan sapi yang benar dan menghasilkan sapi berkualitas yang mampu bersaing dengan sapi daerah lain.

2) Peningkatan pemahaman petani terhadap pentingnya kualitas pakan ternak dengan memberikan pengetahuan kepada petani tentang pakan yang berkualitas, cara membuatnya, dan dosis pemberianya sehingga diperoleh sapi yang berkualitas.

commit to user

3) Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan ternak sapi 4) Peningkatan pendampingan (latihan dan kunjungan) kepada

peternak terkait dengan implementasi kesadaran peternak mengenai pengelolaan ternak sapi yang baik dan sehat.

2) Peningkatan kualitas infrastruktur jalan

Infrastruktur jalan merupakan faktor penting dalam mendukung usahatani sapi. Pembangunan infrastruktur jalan merupakan satu hal yang dapat dilakukan dengan membangun kerjasama anta dinas peternakan dengan dinas pekerjaan umum. Banjir merupakan ancaman yang mengintai usaha pengembangan ternak sapi di Kecamatan Baureno. Banjir tidak hanya mengganggu proses beternak seperti tergenangnya kandang yang dapat mengganggu kesehatan ternak , hilangnya hijauan sumber pakan, dan rusaknya sarana prasarana seperti jalan dan pasar hewan. Oleh karena itu perlu peningkatan kualitas infrastruktur pendukung pengembangan komoditi sapi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1) Peningkatan kualitas jalan sehingga tidak rusak ketika terjadi banjir. Jalan yang baik akan memudahkan penyuluh melakukan tugasnya baik dalam melakukan penyuluhan, pelatihan, dan kujungan lapang ke tempat peternak.

2) Membuat bendungan atau sumur penyerap air sehingga dapat mengurangi dampak banjir.

3) Mengoptimalkan fungsi pasar hewan sehingga proses jual beli dapat berjalan dengan baik.

4) Strategi W-T

1) Pengoptimalan bantuan permodalan dari pemerintah

Permodalan yang diberikan pemerintah harus dioptimalkan dengan baik oleh petani. Pembelian alat yang mendukung progran inseminasi buatan, pembelian alat untuk pengawetan pakan, dan lain-lain. Keterbatasan modal

commit to user

merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki peternak sapi di Kecamatan Baureno dalam mengembangkan ternak sapinya. Keterbatasan modal akan menyebabkan pengelolaan ternak sapi tidak intensif dan pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kualitas sapi yang dihasilkan. Disisi lain ancaman dari luar sangat kuat baik berupa banjir maupun kualitas sapi dari daerah lain yang lebih baik. Oleh karena itu kondisi ini harus diantisipasi dengan mengembangkan alternatif strategi pengoptimalan bantuan permodalan dari pemerintah.

Program swasembada daging yang dicanangkan Pemerintah telah dilaksanakan melalui program Sarjana membangun Desa (SMD), Lembaga Mandiri dan Mengakar pada Masyarakat (LM3), Desa Mandiri Energi dan beberapa skema bantuan pembiayaan. Skema bantuan tersebut berupa KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi), KUPS (Kredit Usaha Pembibitan Sapi). Program-program tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah maupun peternak di Kecamatan Baureno utuk mengembangkan ternak sapi. Permodalan yang memadai memungkinkan peternak dapat mengelola usaha dengan skala usaha yang menguntungkan dan dengan proses pembudidayaan yang intensif sehingga usaha ternak sapi dapat menghasilkan sapi berkualitas dan memberikan pendapatan yang besar bagi peternak.

b. Strategi Terbaik

Berdasarkan alternatif strategi yang sudah dijelaskan, maka dapat diperoleh satu strategi pengembangan komoditi sapi terbaik dengan menggunakan analisis QSPM. Analisis ini menggunakan rating dan scoring yang ditentukan oleh peserta FGD. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh satu strategi terbaik, yang tersaji pada Tabel. 31 sebagai berikut.

commit to user

Berdasarkan Tabel 31. dapat diketahui strategi terbaik yang untuk pengembangan komoditi sapi. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa alternatif strategi Pengantisipasian Persaingan Dengan Sapi Impor Melalui Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Ternak Sapi merupakan strategi terbaik dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 5,690. Strategi ini merupakan strategi terbaik karena dalam pengembangan ternak sapi, harus diperhatikan adanya saingan ternak sapi dari luar wilayah Kecamatan Baureno. Dengan adanya persaingan dengan sapi import menuntut untuk terjadinya peningkatan kualitas ternak sapi. Kualitas dan kuantitas sapi dapat dilihat dengan terpenuhinya berbagai aspek baik budidaya, pakan, kondisi kandang dan sarana prasarana yang memungkin sapi sehat seperti obat-obatan sehingga kualitas dan kuantitas ternak sapi dapat meningkat. Oleh karena itu ketika strategi ini dilakukan akan tercakup juga pelaksanaan strategi yang lain baik strategi peningkatan produksi ternak, peningkatan kualitas ternak, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas sarana prasarana maupun strategi pengembangan dan penelitian pakan untuk menjamin kekontinyuannya. Dengan adanya peningkatan kualitas sapi dapat meminimalisir dampak persaingan sapi Kecamatan Baureno dengan sapi import. Pelaksanaan strategi terbaik ini dapat dilakukan dengan upaya peningkatan pengetahuan peternak melalui penyuluhan dan pendampingan, peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluh peternakan, penyediaan pakan yang berkualitas dan kontinyu, serta penyediaan sarana prasarana penunjang yang memungkinkan usaha peternakan sapi berjalan dengan baik misalnya sarana jalan yang baik, kandang yang sehat, dan pasar hewan maupun pasar pakan dan obat-obatan yang memadai.

commit to user

111

VI. KESIMPULAN DAN SARAN