• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT LSPro-TIN

A. FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL PEMBENTUKAN

1. Analisis SWOT LSPro-TIN

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langung dan khusus pada perusahaan (Anggraeni, 2007). Di dalam suatu perusahaan terdapat kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidangnya. Kekuatan dan kelemahan tersebut dapat diidentifikasi dan dievaluasi melelui pengamatan lingkungan internal, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya dengan efektif dan dapat mengatasi kelemahan yang dimilikinya.

Lingkungan eksternal adalah lingkungan organisasi yang berada di luar organisasi tersebut dan tidak langsung ada dalam pengendalian jangka pendek oleh manajemen puncak (Anggraeni, 2007). Lingkungan eksternal terdiri dari faktor-faktor berupa peluang dan ancaman. Dengan melakukan pengamatan lingkungan eksternal, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk dapat memperkirakan perubahan yang kemungkinan akan terjadi dan dapat mengantisipasinya dengan baik.

Pada awal studi ini dilakukan analisis situasi dengan menggunakan metode SWOT. Analisis SWOT mengkaji faktor-faktor internal berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesess) yang dimiliki Departemen Teknologi Industri Pertanian dalam rangka pembentukan LSPro-TIN. Faktor-faktor eksternal berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) juga dikaji menggunakan analisis SWOT. Hasil identifikasi faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor Internal dan Eksternal Departemen TIN dalam Rangka Pembentukan LSPro-TIN

Faktor A. Internal

Kekuatan (Strengths)

1. Pengetahuan serta pengalaman SDM di bidang agroindustri

2. Keinginan staf untuk berkontribusi dalam mengembangkan agroindustri 3. Institusi di bidang agroindustri yang telah dikenal (pendidikan, penelitian,

pemberdayaan masyarakat)

4. Fasilitas laboratorium dan sistem mutu (ISO/IEC 17025) yang tersedia 5. Ketersediaan data dan informasi (misalnya hasil penelitian)

Kelemahan (Weaknesses)

1. Komitmen staf untuk fokus pada suatu pekerjaan

2. Pembiayaan untuk pengembangan fasilitas (gedung, laboratorium, perpustakaan, dll.)

3. Dukungan sinergi dengan institusi yang lebih tinggi (fakultas, IPB) B. Eksternal

Peluang (Opportunities)

1. Prospek cerah agroindustri dan perkembangan pasar global

2. Kebutuhan akan pelayanan sertifikasi produk agroindustri

3. Peningkatan penghargaan masyarakat terhadap jaminan mutu atau mutu produk

Ancaman (Threats)

1. Institusi lain yang menyediakan jasa serupa

2. Penggunaan staf oleh institusi lain

3. Kecenderungan industri menggunakan teknologi dan jasa dari luar negeri

Sumber : Kuesioner diolah (2008)

a. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting (Umar, 2005). Evaluasi terhadap faktor internal Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Faktor kekuatan yang dimiliki Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN antara lain pengetahuan serta pengalaman SDM dalam menguji,

mengaudit, melakukan assesmen, dan konsultasi di bidang agroindustri; fasilitas laboratorium dan sistem mutu (ISO/IEC 17025) yang tersedia; ketersediaan serta kemampuan SDM, sarana, dan prasarana dalam teknologi informasi; serta telah dikenal di bidang agroindustri dengan alumni dan kerja sama industri. Faktor kelemahan yang dimiliki Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN antara lain komitmen staf; keterbatasan pembiayaan untuk peningkatan teknologi informasi serta fasilitas laboratorium; serta dukungan sinergi dengan institusi yang lebih tinggi (fakultas, IPB) dan promosi. Berdasarkan identifikasi faktor internal, diperoleh total skor sebesar 2,842. Perhitungan secara kuantitatif terhadap identifikasi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Matriks IFE Departemen TIN dalam Rangka Pembentukan LSPro-TIN Faktor Internal Bobot Faktor (BF) Rating (R) Skor (BF * R) Kekuatan (Strengths)

1. Pengetahuan serta pengalaman SDM

di bidang agroindustri 0.146 4 0.584

2. Keinginan staf untuk berkontribusi

dalam mengembangkan agroindustri 0.156 3 0.468

3. Institusi di bidang agroindustri yang telah dikenal (pendidikan, penelitian, pemberdayaan masyarakat)

0.120 3.4 0.408

4. Fasilitas laboratorium dan sistem

mutu (ISO/IEC 17025) yang tersedia 0.135 3 0.405

5. Ketersediaan data dan informasi

(misalnya hasil penelitian) 0.087 3.2 0.278 Kelemahan (Weaknesses)

1. Komitmen staf untuk fokus pada

suatu pekerjaan 0.133 1.6 0.213 2. Pembiayaan untuk pengembangan

fasilitas (gedung, laboratorium, perpustakaan, dll.)

0.121 1.8 0.218

3. Dukungan sinergi dengan institusi

yang lebih tinggi (fakultas, IPB) 0.103 2.6 0.268

Total 1.000 2.842

Nilai variabel kekuatan dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut :

1. pengetahuan serta pengalaman sdm di bidang agroindustri (0.584);

2. keinginan staf untuk berkontribusi dalam mengembangkan agroindustri (0.468);

3. institusi di bidang agroindustri yang telah dikenal (pendidikan, penelitian, pemberdayaan masyarakat) (0.408);

4. fasilitas laboratorium dan sistem mutu (ISO/IEC 17025) yang tersedia (0.405); dan

5. ketersediaan data dan informasi (misalnya hasil penelitian) (0.278).

Nilai variabel kelemahan dari yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut :

1. dukungan sinergi dengan institusi yang lebih tinggi (fakultas, IPB) (0.268);

2. pembiayaan untuk pengembangan fasilitas (gedung, laboratorium, perpustakaan, dll.) (0.218); dan

3. komitmen staf untuk fokus pada suatu pekerjaan (0.213).

b. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Umar, 2005). Evaluasi terhadap faktor eksternal Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN dilakukan dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapinya. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN antara lain prospek cerah agroindustri dan perkembangan teknologi informasi; kebutuhan akan pelayanan sertifikasi produk agroindustri; serta penghargaan masyarakat terhadap jaminan mutu atau mutu produk. Faktor ancaman yang dihadapi oleh Departemen TIN dalam rangka pembentukan LSPro-TIN antara lain institusi lain yang menyediakan jasa serupa; kerusakan fasilitas laboratorium dan tuntuntan penggunaan peralatan uji yang canggih; serta kecenderungan industri menggunakan teknologi dan jasa dari luar negeri. Berdasarkan identifikasi faktor eksternal, diperoleh total skor sebesar

2,125. Perhitungan secara kuantitatif terhadap identifikasi faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks EFE Departemen TIN dalam Rangka Pembentukan LSPro-TIN Faktor Internal Bobot Faktor (BF) Rating (R) Skor (BF * R) Peluang (Opportunities)

1. Prospek cerah agroindustri dan

perkembangan pasar global 0.204 1.8 0.367

2. Kebutuhan akan pelayanan sertifikasi

produk agroindustri 0.217 2 0.434

3. Peningkatan penghargaan masyarakat terhadap jaminan mutu atau mutu produk

0.204 2.4 0.490 Ancaman (Threats)

1. Institusi lain yang menyediakan jasa

serupa 0.127 2.6 0.330

2. Penggunaan staf oleh institusi lain 0.134 2.4 0.322

3. Kecenderungan industri

menggunakan teknologi dan jasa dari luar negeri

0.114 1.6 0.182

Total 1.000 2.125

Sumber : Kuesioner diolah (2008)

Nilai variabel peluang dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut :

1. peningkatan penghargaan masyarakat terhadap jaminan mutu atau mutu produk (0.490);

2. kebutuhan akan pelayanan sertifikasi produk agroindustri (0.434); dan 3. prospek cerah agroindustri dan perkembangan pasar global (0.367).

Nilai variabel kelemahan dari yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut :

1. institusi lain yang menyediakan jasa serupa (0.330);

2. penggunaan staf oleh institusi lain (0.322); dan

3. kecenderungan industri menggunakan teknologi dan jasa dari luar negeri (0.182).

c. Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)

Matriks IE menggunakan parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail (Umar, 2005). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE dapat disusun matriks IE. Nilai yang didapat dari matriks IFE sebesar 2,842 dan hasil yang didapat dari matriks EFE sebesar 2,125. Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam rangka pembentukan LSPro-TIN, Departemen TIN berada pada posisi sel di tengah (sel V). Posisi ini menggambarkan bahwa Departemen TIN berada pada posisi penerapan strategi pertumbuhan dan strategi stabilitas (growth strategy dan stability strategy).

Tabel 4. Matriks IE Departemen TIN dalam Rangka Pembentukan LSPro-TIN

I II III

IV

V

VI

VII VIII IX

Sumber : Kuesioner diolah (2008)

Strategi pertumbuhan (growth strategy)didesain untuk mencapai pertumbuhan dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Peminimalan biaya merupakan strategi terpenting apabila perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat dan persaingan yang tinggi dengan perusahaan sejenisnya (Umar, 2005).

Kuat Rata-rata Lemah 1,0 Tinggi Sedang Rendah 1,0 2,0 2,0 3,0 3,0 4,0

TOTAL SKOR IFE

TOTAL SKOR

Departemen TIN termasuk late mover dalam bidang sertifikasi produk. Oleh karena itu strategi pertumbuhan yang harus diterapkan adalah memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan. Agroindustri terbukti memiliki prospek yang semakin cerah. Itulah sebabnya LSPro yang akan dibentuk oleh Departemen TIN memfokuskan diri pada sertifikasi produk-produk agroindustri.

Strategi pertumbuhan lebih dikonsentrasikan melalui integrasi horizontal. Menurut Umar (2005), strategi pertumbuhan melalui integritas horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun perusahaan di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Dalam rangka pembentukan LSPro-TIN, strategi yang pertumbuhan melalui integritas horizontal untuk Departemen TIN lebih mengarah ke konsolidasi untuk bertahan. Caranya dapat berupa memperluas pasar, fasilitas, dan teknologi lewat pengembangan internal maupun eksternal melalui kerja sama dengan instansi lain yang berhubungan. Strategi ini salah satunya dapat diterapkan dengan pelaksanaan subkontrak kegiatan pengujian maupun inspeksi LSPro-TIN kepada laboratorium penguji atau lembaga inspeksi yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dokumen terkait