• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi konsep ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Data yang disajikan dalam tabel tunggal ini tediri dari 3 bagian, yaitu karakteristik responden, tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV dan persepsi mahasiswa FISIP USU. Berikut ini adalah penyajian dan pembahasannya.

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Sumber: P.1/FC.3

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 93 orang responden, 52 responden (55,9%) diantaranya berjenis kelamin perempuan dan 41 responden (44,1%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Dari uraian tersebut dapat dilihat perbedaan jumlah yang cukup jauh antara responden perempuan dan laki-laki yang menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak jumlahnya dibanding dengan responden laki-laki, sehingga ketika peneliti melakukan penarikan sampel dengan teknik purposive sampling responden perempuan lebih sering terpilih sebagai sampel dari pada responden laki-laki.

Tabel 4.2

Departemen FISIP USU

Departemen Frekuensi %

Administrasi Negara 15 16,1

Antropologi 9 9,7

Ilmu Komunikasi 17 18,3

Ilmu Politik 11 11,8

Ilmu Kesejahteraan Sosial 8 8,6

Sosiologi 17 18,3

Administrasi Bisnis 16 17,2

Total 93 100

Sumber: P.2/FC.4

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing departemen menghasilkan sampel yang dibutuhkan sehingga total keseluruhannya berjumlah 93 responden. Uraian tersebut menunjukkan responden dari

Jenis Kelamin Frekuensi % Perempuan 52 55,9 Laki-laki 41 44,1

Departemen Ilmu Komunikasi dan Departemen Sosiologi memiliki sampel yang paling banyak, yaitu berjumlah 17 orang (18,3%) dibanding departemen lainnya. Kemauan mahasiswa untuk belajar mengenai hubungan antar sesama manusia di kehidupan sosial, ternyata lebih banyak jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Sosiologi, sehingga sampel paling yang sering dijumpai ialah kedua jurusan ini. Sedangkan yang paling sedikit sampelnya ialah Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial berjumlah 8 orang (8,6%).

Tabel 4.3 Angkatan Responden Angkatan Frekuensi % 2010 46 49,5 2011 47 50,5 Total 93 100 Sumber: P.3/FC.5

Berdasarkan tabel di atas terdapat sedikit perbedaan yang hampir berjumlah sama antara responden dari angkatan 2010 dan 2011 yaitu 46 orang (49,5%) dan 47 orang (50,5%). Data tersebut menunjukkan bahwa responden dari angkatan 2011 merupakan sampel yang lebih banyak jumlahnya dibanding dengan angkatan 2010. Dapat dilihat angkatan setiap tahunnya memiliki posisi yang cukup tinggi bagi mahasiswa yang ingin mendalami dan mempelajari ilmu sosial dan ilmu politik di FISIP USU.

Tabel 4.4

Sumber: P.4/FC.6

Berdasarkan tabel di atas terdapat 75 orang (80,6%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali seminggu menonton berita mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang ditayangkan PrimeTime News di Metro TV, 17 orang (18,3%) yang sering menonton berita hingga 4-5 kali seminggu, dan 1 orang (1,1%) yang paling sering menonton berita hingga 5-6 kali seminggu. Dengan demikian, lebih banyak atau dominan responden yang kurang sering menonton pemberita kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program PrimeTime News di Metro TV yaitu sebanyak 75 orang. Mereka cenderung kurang sering menonton berita tersebut karena mereka kurang begitu menyukai pemberitaan yang berkaitan dengan bencana dan politik, sehingga merasa cepat bosan jika menonton hal tersebut.

Tidak sedikit juga yang sering menonton pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, yaitu terdapat 17 mahasiswa FISIP USU. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki keingintahuan mengenai pemberitaan yang sedang terjadi di Indonesia. Walaupun tidak sering sekali menonton berita tersebut, tetapi setidaknya mereka mengetahui akan perkembangan dari peristiwa banjir dan dapat memilih tontonan yang berkualitas sehingga menambah pengetahuan mereka.

II. Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam Mengatasi Banjir Jakarta pada Program “PrimeTime News” di Metro TV

Frekuensi Menonton Berita Frekuensi % Kurang Sering (2-3 kali seminggu) 75 80,6 Sering (4-5 kali seminggu) 17 18,3 Sangat Sering (5-6 kali seminggu) 1 1,1

Tabel 4.5 Keakuratan Berita

Keakuratan Berita Frekuensi % Tidak Akurat 1 1,1 Kurang Akurat 13 14,0 Akurat 73 78,5 Sangat Akurat 6 6,5 Total 93 100 Sumber: P.5/FC.7

Keakuratan berita dalam suatu media dapat menjadi indikator dalam mengukur kredibilitas pemberitaan sebuah media televisi, surat kabar maupun

online dalam menyiarkan atau menayangkan pemberitaan tersebut. Pada tabel 4.5 dapat dilihat tingkat keakuratan program “PrimeTime News” di Metro TV dalam menyampaikan berita penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 1 responden (1,1%) yang menyatakan pemberitaan penanganan banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV tidak akurat, 13 responden (14,0%) menyatakan pemberitaan yang disiarkan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV kurang akurat, 73 responden (78,5%) menyatakan pemberitaan mengenai penangan banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV akurat dan 6 responden (6,5%) menyatakan pemberitaan yang disiarkan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV sangat akurat.

Dengan demikian responden yang memilih sangat akurat yaitu sebesar 6 orang (6,5%) menyatakan bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV pada umumnya selalu teliti dan melihat kebenaran berita yang terjadi sebelum disiarkan atau ditayangkan. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 73 responden berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV telah memberikan informasi yang akurat dalam memberitakan penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV cukup memberi informasi yang berupa fakta kepada audiens

dan mendatangkan langsung narasumber sehingga tidak direkayasa. Program tersebut sering menampilkan dan mengungkapkan berita dengan cukup jelas

mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta. Mahasiswa melihat Jokowi-Ahok tanggap dengan keadaan Jakarta yang sering banjir, dan turun langsung ke lapangan mengatasi banjir dengan berbagai macam cara. Sebanyak 13 responden (14%) menyatakan program tersebut kurang akurat dalam menyampaikan informasinya. Mereka belum melihat efek nyata dari kinerja Jokowi-Ahok dan lebih mengedepankan eksistensi Jokowi sebagai Gubernur Jakarta. Sedangkan 1 responden (1,1%) menyatakan tidak akurat karena kurang terlalu compare dan menganggap biasa saja dengan informasi yang disampaikan melalui acara tersebut.

Tabel 4.6 Aktualitas Pemberitaan Aktualitas Frekuensi % Kurang Aktual 13 14,0 Aktual 74 79,6 Sangat Aktual 6 6,5 Total 93 100 Sumber: P.6/FC.8

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 74 responden (79,6%) menyatakan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” disajikan secara aktual, dengan memberitakan secara up-to-date, yaitu memberitakan secara terkini mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam menanggulangi banjir Jakarta dan disampaikan secara mendetail. Informasi yang diberikan menjadi masalah utama sehingga selalu tepat waktu, dalam artian informasi yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan waktu yang memang terjadi pada saat itu. 13 responden (14,0%) menyatakan penyajian tayangan pemberitaan tersebut kurang aktual karena terlalu banyak pengulangan berita dan tidak secepat penanggulangan banjir yang dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Mahasiswa cenderung memandang hal itu merupakan pencitraan politik. Sedikitnya 6 responden (6,5%) menyatakan penyajian tayangan pemberitaan tersebut sangat aktual karena

sewaktu masalah banjir terjadi, berita secara cepat dan segera ditayangkan di media terutama pada PrimeTime News di Metro TV.

Tabel 4.7

Kapabilitas Program PrimeTime News

Kapabilitas Program Frekuensi % Kurang Memiliki Kapabilitas 11 11,8 Memiliki Kapabilitas 73 78,5 Sangat Memiliki Kapabilitas 9 9,7 Total 93 100 Sumber: P.7/FC.9

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 73 responden (78,5%) menyatakan program PrimeTime News di Metro TV memiliki kapabilitas dalam menyampaikan beritanya kepada pemirsa dengan jelas dan sesuai berdasarkan fakta, melihat selama ini Metro TV sebagai TV berita yang memang mempunyai kapabilitas dalam menayangkan berita menarik untuk disimak. 11 responden (11,8%) menyatakan program PrimeTime News kurang memiliki kapabilitas dalam menyampaikan beritanya dikarenakan program tersebut memiliki cara sendiri dan berbeda dari program lainnya dan cenderung mengganggap berita yang disampaikan terkadang tidak seimbang. Sedikitnya 9 responden (9,7%) menyatakan program PrimeTime News sangat memiliki kapabilitas dikarenakan bisa menyajikan beritanya sesuai dengan kemampuan para penyaji berita sehingga para penonton tertarik atas berita tersebut.

Tabel 4.8

Ketertarikan Terhadap Program PrimeTime News

Tingkat Ketertarikan Frekuensi % Tidak Tertarik 2 2,2 Kurang Tertarik 37 39,8 Tertarik 49 52,7 Sangat Tertarik 5 5,4 Total 93 100 Sumber: P.8/FC.10

Pada tabel 4.8 dapat dilihat tingkat ketertarikan mahasiswa terhadap program PrimeTime News. Sedikitnya 2 responden (2,2%) tidak tertarik terhadap program PrimeTime News, 37 responden (39,8%) kurang tertarik, 49 responden (52,7%) menyatakan tertarik, dan 5 responden (5,4%) sangat tertarik terhadap

PrimeTime News. Dengan demikian dapat diambil gambaran bahwa rata-rata responden sebanyak 49 orang tertarik terhadap program PrimeTime News karena program tersebut disiarkan dalam waktu yang senggang, bersama narasumber yang terkait secara langsung sehingga penyampaian berita dapat diterima dengan mudah. Selain adanya presenter yang cantik dan tampan sebagai nilai tambah bagi program PrimeTime News, namun mereka dapat menganalisis berita secara aktual dan bisa menjadi bahan untuk penambahan informasi.

Sebanyak 37 orang kurang tertarik karena kurang terlalu suka menonton pemberitaan publik di media dan hanya merupakan pencitraan. Sedikitnya 5 orang sangat tertarik terhadap program tersebut karena dapat melihat bagaimana cara-cara untuk mengatasi bencana banjir sehingga dapat menjadi contoh bagi pemimpin daerah yang lain. Sedangkan 2 orang tidak tertarik dikarenakan mereka mengganggap program tersebut ialah program berita yang biasa saja, sama dengan program berita di stasiun tv lainnya.

Tabel 4.9 Keseimbangan Berita

Keseimbangan Berita Frekuensi % Kurang Seimbang 25 26,9

Seimbang 66 71,0

Sangat Seimbang 2 2,2

Total 93 100

Sumber: P.9/FC.11

Keseimbangan berita dapat diartikan dengan ketidakseimbangan sumber berita dan juga ada atau tidaknya kecenderungan berita miring. Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menyatakan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV tidak seimbang, 25 responden (26,9%) menyatakan pemberitaan kurang seimbang, sebanyak 66 responden (71,0%) menyatakan pemberitaan tersebut seimbang, dan sedikitnya 2 responden (2,2%) menyatakan pemberitaan tersebut sangat seimbang.

Dengan demikian rata-rata responden yaitu sebanyak 66 orang yang menyatakan bahwa pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV memiliki informasi yang seimbang. Hal ini menunjukkan informasi dalam pemberitaan tersebut sesuai dengan implementasi pelaksanaan yang diterapkan, disajikan dari sisi yang telah dilakukan oleh Jokowi-Ahok dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat yang daerahnya rawan banjir. 25 orang menyatakan pemberitaan tersebut kurang seimbang karena mereka cenderung menganggap terlalu sering menampilkan kelebihan kinerja Jokowi-Ahok, itu pun belum terealisasikan sepenuhnya dan adanya kepentingan politik sehingga menjadi tidak seimbangnya pemberitaan yang diberikan. Sedikitnya 2 orang menyatakan pemberitaan tersebut sangat seimbang karena informasi yang disampaikan benar-benar sesuai dengan apa yang terjadi di daerah bencana. Jokowi-Ahok tanggap dalam mengambil langkah apa yang seharusnya dilakukan untuk menanggulangi banjir.

Tabel 4.10

Faktualitas Pemberitaan

Faktualitas Pemberitaan Frekuensi %

Tidak Faktual 1 1,1 Kurang Faktual 16 17,2 Faktual 72 77,4 Sangat Faktual 4 4,3 Total 93 100 Sumber: P.10/FC.12

Sebuah pemberitaan yang faktual merupakan informasi dalam berita yang berdasarkan pada kenyataan dan mengandung kebenaran. Pada tabel 4.10 dapat dilihat tingkat faktualitas pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut, 1 responden (1,1%) yang berpendapat bahwa program

“PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang tidak faktual tentang pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, 16 responden (17,2%) berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang kurang faktual tentang pemberitaan tersebut, 72 responden (77,4%) berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang faktual tentang pemberitaan tersebut, dan 4 responden berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang sangat faktual mengenai pemberitaan tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden yaitu 72 responden (77,4%) berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang faktual tentang pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, dikarenakan pemberitaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di wilayah banjir yaitu adanya gambar atau video yang di tayangkan sesuai dengan narasi yang disampaikan seorang pembawa berita Metro TV. Sementara 16 orang lainnya berpendapat kurang faktual karena dalammedia tidak semua dapat terekam, sehingga ada setting-an di dalamnya. 4 orang berpendapat bahwa program tersebut sangat faktual dalam menyampaikan informasinya karena diserta dengan bukti-bukti yang ada, yaitu bencana banjir,

para korban banjir, kerusakan yang terjadi pada rumah-rumah dan sawah yang terkena banjir. Sedikitnya 1 orang berpendapat bahwa program tersebut biasa saja dan tidak menarik sehingga cenderung menggangap tidak faktual dalam menyampaikan informasinya .

Tabel 4.11

Objektifitas Pemberitaan Sesuai dengan Realita

Objektifitas Pemberitaan Frekuensi % Tidak Objektif 1 1,1 Kurang Objektif 24 25,8 Objektif 61 65,6 Sangat Objektif 7 7,5 Total 93 100 Sumber: P.11/FC.13

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 1 responden (1,1%) yang menyatakan tidak objektif pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, 24 responden (25,8%) menyatakan kurang objektif terhadap informasi dalam pemberitaan, 61 responden (65,6%) menyatakan objektif terhadap informasi dalam pemberitaan, dan 7 responden (7,5%) menyatakan sangat objektif terhadap informasi dalam pemberitaan tersebut. Dengan demikian sebagian besar berjumlah 61 orang yang menyatakan bahwa informasi pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV sudah objektif sesuai dengan realita. Hal ini menunjukkan peliputan berita di lapangan tidak dapat direkayasa. Berita tersebut disajikan atau ditampilkan dari berbagai sisi, seperti kepemimpinan Jokowi-Ahok dalam penanggulangan banjir. 24 orang menyatakan kurang objektif karena mereka cenderung menganggap bahwa terkadang masih tidak “cover all siders”, yaitu masih ada daerah-daerah lain yang rawan banjir untuk diperhatikan dan bukan hanya pada daerah yang didatangi oleh Jokowi-Ahok saja. 7 orang menyatakan bahwa informasi pada pemberitaan tersebut sangat objektif sesuai dengan realita karena informasi yang disajikan focus pada permasalahan banjir. Sedikitnya 1 orang menyatakan tidak objektif

karena masih banyak keluhan dari masyarakat atas banjir yang tak kunjung surut dan melihat media sekarang sudah tidak netral lagi.

Tabel 4.12 Kejelasan Isi Berita

Kejelasan Isi Berita Frekuensi % Kurang Jelas 17 18,3

Jelas 71 76,3

Sangat Jelas 5 5,4

Total 93 100

Sumber: P.12/FC.14

Pada tabel 4.12 dapat dilihat tingkat kejelasan isi berita mengenai tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat tidak ada responden yang menyatakan bahwa isi berita dalam tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV tidak jelas, 17 responden (18,3%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut kurang jelas, 71 responden (76,3%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut sudah jelas, dan 5 responden (5,4%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut sangat jelas.

Dengan demikian mayoritas responden yaitu berjumlah 71 orang menilai pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV sudah jelas. Pemberitaan tersebut dibahas secara jelas dan mudah dipahami sehingga publik bisa mengetahui apa kebijakan mereka dalam mengatasi banjir. 17 orang menilai pemberitaan tersebut kurang jelas karena tidak dikupas habis sampai benar-benar tidak terjadi banjir lagi di Jakarta. 5 orang menilai bahwa pemberitaan tersebut sangat jelas karena adanya narasumber yang terpercaya untuk memberikan informasi dan berita yang ditayangkan secara universal dan terbuka.

Tabel 4.13

Gaya Bahasa dalam Pemberitaan

Gaya Bahasa Frekuensi %

Tidak Menarik 1 1,1 Kurang Menarik 16 17,2 Menarik 67 72,0 Sangat Menarik 9 9,7 Total 93 100 Sumber: P.13/FC.15

Gaya bahasa sangat penting dalam menarik perhatian khalayak. Khalayak mampu terpengaruh dan ingin mengetahui lebih banyak lagi pemberitaan mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV. Pada tabel 4.13 dapat dilihat frekuensi responden yang terpengaruh oleh gaya bahasa yang disampaikan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 1 responden (1,1%) yang berpendapat bahwa gaya bahasa pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV tidak menarik perhatian responden, 16 responden (17,2%) menyatakan gaya bahasa pada pemberitaan tersebut kurang menarik, 67 responden (72,0%) menyatakan gaya bahasa pada pemberitaan tersebut sudah menarik dan 9 responden (9,7%) menyatakan gaya bahasa yang digunakan pada pemberitaan tersebut sangat menarik.

Jadi dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (67 orang) berpendapat gaya bahasa pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV sudah menarik karena bahasa yang digunakan adalah bahasa formal, namun sederhana, komunikatif dan mudah dicerna oleh khalayak. 16 orang menyatakan gaya bahasa yang digunakan pada pemberitaan tersebut kurang menarik karena terlalu kaku. 9 orang menyatakan sangat menarik karena bahasa yang digunakan formal, disamping itu juga terdapat bahasa sehari-hari. 1 orang menyatakan tidak menarik karena cenderung menganggap kurang memperhatikan gaya bahasanya, melihat

tidak semua kalangan dapat dengan mudah mencerna informasi yang disampaikan.

Tabel 4.14

Penyajian Pemberitaan Secara Langsung (Live)

Penyajian Secara Live Frekuensi %

Kurang Baik 12 12,9

Baik 66 71,0

Sangat Baik 15 16,1

Total 93 100

Sumber: P.14/FC.16

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tidak ada responden yang menilai tidak baik terhadap penyajian pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang disiarkan secara langsung (live) pada program “PrimeTime News” di Metro TV, sedikitnya 12 responden (12,9) menilai kurang baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live), 66 responden (71,0%) menilai baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live), dan 15 responden (16,1%) menilai sangat baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live).

Dengan demikian dapat dilihat sebagian besar responden (66 orang) menilai baik terhadap penyajian pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang disiarkan secara langsung (live) pada program

“PrimeTime News” di Metro TV, dilakukan secara tanggap, cepat dan observasi langsung ke lokasi banjir sehingga pemberitaan tersebut tidak mengada-ada. 15 orang menilai bahkan sangat baik karena penyajian pemberitaan tersebut disampaikan secara langsung, jelas dan transparan, sehingga masyarakat bisa secara langsung menyampaikan aspirasinya kepada Jokowi-Ahok. Sementara 12 orang menilai kurang baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut karena mereka berpendapat adanya agenda setting sebelum acara ditayangkan secara langsung.

Tabel 4.15

Pemberitaan Diberitakan Secara Berkelanjutan

Penyajian Secara Berkelanjutan Frekuensi %

Tidak Setuju 3 3,2 Kurang Setuju 25 26,9 Setuju 55 59,1 Sangat Setuju 10 10,8 Total 93 100 Sumber: P.15/FC.17

Suatu pemberitaan harus diberitakan secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi terhadap pemberitaan dan penyelesaian dalam penanggulangan banjir Jakarta. Pada tabel 4.15 dapat dilihat apakah pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV diberitakan secara berkelanjutan. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 3 responden (3,2%) menyatakan tidak setuju kalau pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV diberitakan secara berkelanjutan, 25 responden (26,9%) menyatakan kurang setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan, 55 responden (59,1%) menyatakan setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan, dan 10 responden (10,8%) menyatakan sangat setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 55 orang menyetujui pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV agar diberitakan secara berkelanjutan, maka dapat kita lihat bahwa responden mengikuti pemberitaan karena ingin mengetahui bagaimana perkembangan dan penyelesaian dari bencana banjir Jakarta. 25 orang menyatakan kurang setuju terhadap pemberitaan tersebut ditayangkan secara berkelanjutan karena masih banyak lagi berita lain yang tidak kalah penting terjadi di Indonesia sehingga bisa saja penonton merasa bosan. Sedikitnya 3 orang menyatakan sangat setuju dengan adanya pemberitaan tersebut ditayangkan secara berkelanjutan, tentu saja untuk

memantau bagaimana evakuasi kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.

III. Persepsi Mahasiswa FISIP USU

Tabel 4.16

Ketertarikan Terhadap Pemberitaan

Tingkat Ketertarikan Frekuensi % Tidak Tertarik 1 1,1 Kurang Tertarik 31 33,3 Tertarik 57 61,3 Sangat Tertarik 4 4,3 Total 93 100 Sumber: P.16/FC.18

Ketertarikan khalayak akan sebuah pemberitaan tentunya berdasarkan atas informasi yang menarik dan terkini. Semakin menarik pemberitaan maka semakin besar pula kemungkinan khalayak untuk tertarik dengan berita tersebut. Pada tabel 4.16 dapat dilihat tingkat ketertarikan responden terhadap informasi yang disampaikan pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 1 responden (1,1%) yang tidak tertarik terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, 31 responden (33,3%) yang menyatakan kurang tertarik terhadap pemberitaan tersebut, 57 responden (61,3%) yang menyatakan tertarik dengan pemberitaan tersebut, dan 4 responden (4,3%) yang menyatakan bahwa sangat tertarik dengan informasi pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV.

Berdasarkan tabel di atas diambil gambaran bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 57 orang cenderung tertarik terhadap informasi yang disampaikan dan menonton pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, mengingat Jokowi adalah tokoh politik yang diidolakan oleh responden. Di samping itu, melalui informasi pada

pemberitaan tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi kepala daerah provinsi lainnya di Indonesia agar bisa mencegah bencana banjir sejak dini. 31 orang

Dokumen terkait