• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Fisip Usu Terhadap Pemberitaan Kinerja Gubernur Dki Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Fisip Usu Terhadap Pemberitaan Kinerja Gubernur Dki Jakarta"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI MAHASISWA FISIP USU TERHADAP TAYANGAN PEMBERITAAN KINERJA GUBERNUR DKI JAKARTA

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam Mengatasi Banjir Jakarta

pada Program “PrimeTime News” diMetro TV)

Dengan hormat,

Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan untuk

melengkapi penulisan skripsi saya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, saya

mohon kesediaan saudara untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner

ini dengan jelas dan lengkap, atas kesediaannya saya haturkan terimakasih.

Salam hormat,

Peneliti

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah semua pertanyaan dengan cermat dan teliti.

2. Mohon pertanyaan dijawab dengan jujur, singkat dan jelas.

3. Lingkarilah atau berilah tanda (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 4. Mohon tidak mengisi kotak ( ) yang disebelah kanan pertanyaan.

No. Responden

1 2

I. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin:

1. Perempuan

2. Laki-laki 3

(2)

1. Administrasi Negara

7. Administrasi Niaga/Bisnis

3. Angkatan: 1. 2010

2. 2011 5

4. Frekuensi Anda menonton tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta program “PrimeTime News”di Metro TV?

1. Sangat sering (5-6 kali seminggu) 2. Sering (4-5 kali seminggu)

3. Kurang sering (2-3 kali seminggu) 6

II. Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam Mengatasi Banjir Jakarta pada Program “PrimeTime News” di Metro TV

A. Accurate (akurat):

5. Menurut Anda, apakah program “PrimeTime News” di Metro TV memberikan informasi yang akurat mengenai pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta?

1. Sangat akurat 6. Menurut Anda, apakah tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV disajikan secara aktual?

1. Sangat aktual

(3)

7. Apakah Anda melihat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV memiliki kapabilitas dalam menyampaikan beritanya kepada pemirsa?

1. Sangat memiliki kapabilitas 2. Memiliki kapabilitas

3. Kurang memiliki kapabilitas 9

4. Tidak memiliki kapabilitas

Alasannya:……… ……… ……… 8. Bagaimana tingkat ketertarikan anda terhadap program “PrimeTime

News” di Metro TV?

C. Balanced and fair (seimbang dan adil)

9. Menurut Anda, apakah pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV memiliki informasi yang seimbang?

1. Sangat seimbang 2. Seimbang menyajikan informasi yang faktual tentang pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir pada Jakarta?

1. Sangat faktual 11. Menurut Anda, apakah informasi pada pemberitaan kinerja

Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV sudah objektif sesuai dengan realita?

(4)

2. Objektif E. Brief and focused (kejelasan):

12. Menurut Anda, apakah isi berita dalam tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV sudah jelas? 1. Sangat jelas 13. Bagaimana tanggapan Anda tentang gaya bahasa pada pemberitaan

kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV?

14. Bagaimana pendapat Anda mengenai penyajian pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang disiarkan secara langsung (live) pada program “PrimeTime News” di Metro TV? 1. Sangat baik 15. Tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir

Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV diberitakan secara berkelanjutan. Bagaimana menurut Anda?

1. Sangat setuju 2. Setuju

3. Kurang setuju 17

(5)

Alasannya:……… ……… ……… III. Persepsi Mahasiswa FISIP USU

A. Seleksi:

16. Apakah Anda tertarik terhadap informasi yang disampaikan pada tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV?

1. Sangat tertarik 17. Apakah Anda menaruh perhatian terhadap tayangan pemberitaan

kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV? 1. Sangat perhatian

2. Perhatian

18. Apakah Anda memahami informasi yang disampaikan melalui tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV?

1. Sangat memahami 19. Apakah tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam

mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV dapat diterima dengan baik?

1. Sangat baik 2. Baik

3. Kurang baik

(6)

Alasannya:……… ……… ………

C. Reaksi/respon:

20. Setelah menonton tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, apakah Anda peduli terhadap pemberitaan itu?

1. Sangat peduli 21. Apakah Anda mendukung setiap kinerja yang dilakukan Gubernur

DKI Jakarta dalam mengatasi banjir pada program “PrimeTime News” di Metro TV?

1. Sangat mendukung 2. Mendukung

3. Kurang mendukung 23

4. Tidak mendukung

Alasannya:……… ……… ……… 22. Dalam tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok pada program

“PrimeTime News” di Metro TV, apakah penanganan banjir Jakarta sudah terealisasikan dengan baik?

1. Sangat baik 23. Apakah tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam

mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV mampu merubah penilaian Anda terhadap citra Gubernur DKI Jakarta? 24. Bagaimana menurut Anda tentang pemberitaan kinerja Gubernur

(7)

……… ……… ……… ……… ……… 25. Sebutkan informasi apa saja yang Anda dapatkan setelah menonton

pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV?

(8)
(9)
(10)

7 1 2 5 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3

7 2 1 5 1 2 1 3 2 3 2 2 1 3 3 4 3 2 1 3 2

7 3 1 5 1 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4

7 4 2 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 5 1 6 1 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3

7 6 1 6 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

7 7 1 6 1 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3

7 8 2 6 1 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3

7 9 1 6 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3

8 0 2 6 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3

8 1 1 6 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3

8 2 1 6 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3

8 3 1 6 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3

8 4 1 6 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 5 1 6 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3

8 6 1 6 2 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3

8 7 2 5 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

8 8 1 5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

8 9 2 6 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3

9 0 2 6 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3

9 1 1 6 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3

9 2 1 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

(11)

BIODATA PENELITI

Nama : Dini Oktiari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 1 Oktober 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend. Sudirman Lingk. II Kamp. Manggis No. 27 Tebing Tinggi

Email

Nama Orangtua/Pekerjaan :

1. Ayah : H. Sudarmadi (Pensiunan Kepala Telkom) 2. Ibu : Hj. Halijah (Bidan)

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara Nama Saudara : Haidinita, SH

Dwi Septiana, SKM

Pendidikan :

1. TK RAUDHATUL ATHFAL Tebing Tinggi (1996-1997) 2. SD NEGERI 163092 Tebing Tinggi (1997-2003)

3. SMP NEGERI 1 Tebing Tinggi (2003-2006) 4. SMA Negeri 1 Tebing Tinggi (2006-2009)

5. Ilmu Komunikasi FISIP USU konsentrasi Humas (2009-2013)

Organisasi selama menjadi mahasiswa Universitas Sumatera Utara:

(12)

DAFTAR REFERENSI

Ardianto, Elvinaro & Komala, Lukiati. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baksin, Askurifai. (2006). Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Barus, Sedia Willing. (2010). Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media. ______________. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,

Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______________. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

_____________________. (2005). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Harahap, Arifin, S. (2007). Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita TV. Jakarta: PT. Indeks.

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Lubis, Suwardi. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Medan: USU Press. ____________. (2011). Sistem Komunikasi Indonesia. Medan: Bartong Jaya. Morrisan. (2008). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

(13)

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Olii, Helena. (2007). Berita & Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: PT. Indeks. Pohan, Syarifuddin,dkk. (2012). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian: Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Medan: PT. Grasindo Monoratama. Pieter, Herri Zan & Lubis, Namora Lumongga. (2010). Pengantar Psikologi

Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________________. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Robert L, Solso., Otto H, Maclin., & M. Kimberly, Maclin. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

_______, Sarlito W. & Meinarno, Eko A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sobur, Alex. (2010). Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sumadria, Haris. (2006). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Vardiansyah, Dani. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

(14)

Sumber Lain:

Data Jumlah Populasi Mahasiswa FISIP USU TA: 2012/2013, Mei 2013

Hutapea, Darma Lestari. (2010. Maret). Perbandingan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif Tentang Motif dan Kepuasan Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

Kamil, Efira Novia. (2013. April). Sikap Mahasiswa Terhadap Pemberitaan Kekerasan Wartawan Indonesia (Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Sikap Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV).

Internet:

Januari 2013)

(diakses pada tanggal 11 Februari 2013)

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, dengan No. Telp. (061) 8211965 dan Fax. 8217168.

3.1.1 Sejarah Singkat FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara yang berdiri pada tahun 1980. Saat itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan setahun lamanya berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahhun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara.

Meskipun FISIP USU baru resmi terbentuk, tetapi cikal bakal FISIP USU sudah muncul, yaitu berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT.05/C.80 pada tanggal 1 Juli 1980, dengan mengadakan perkuliahan pertamakalinya dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980. Jumlah mahasiswa yang berhasil dalam mengikuti ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 yaitu sebanyak 75 orang (Hutapea, 2010: 62).

(16)

Berdasarkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, FISIP USU dinyatakan mempunyai 6 (enam) jurusan, yaitu :

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi

4. Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) 5. Jurusan Ilmu Administrasi

6. Jurusan Ilmu Komunikasi

Dengan adanya pertimbangan bahwa jurusan MKUD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, maka jurusan tersebut akhirnya diputuskan untuk diserahkan di luar FISIP USU dengan mengelola mata kuliah yang termasuk pada Mata Kuliah Dasar Umum. Perkembangan selanjutnya, FISIP USU mengusulkan agar membuka program Diploma I dan Diploma III. Pada tahun 1996 berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Nomor 104/dikti/Kep/1996 dan Nomor 105/dikti/Kep/1996, program Diploma 1 Perpajakan dan Program D3 Perpajakan dinyatakan secara resmi berada di bawah naungan FISIP USU.

(17)

3.1.2 Visi FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki visi, yaitu “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”

3.1.3 Misi FISIP USU

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ialah, sebagai berikut :

1) Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2) Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh

stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3) Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

(18)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan tentang realitas yang sedang terjadi.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut untuk bersikap objektif dan memisahkan diri dari data, sebab peneliti harus menjaga sifat objektif dalam menganalisis data dan tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif. Maka dari itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data (Rakhmat, 2004: 55). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(19)

Tabel III.1

7. Administrasi Niaga/Bisnis 109 132 241

Jumlah 1357

Sumber data : Subag Pendidikan FISIP USU TA : 2012/2013, Mei 2013

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati (Kriyantono, 2010: 153). Pada dasarnya sampel merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan populasi. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut :

(

2 +1

)

= Nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :

(20)

=

Jadi sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 93 orang. 3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Stratified Proportional Sampling

Dalam teknik stratified proportional sampling, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, dan sebagainya yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini, setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata, memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79), yaitu dengan rumus :

n =

n = Jumlah mahasiswa tiap angkatan n = Jumlah sampel keseluruhan populasi N = Jumlah populasi

(21)

Tabel III.2 Penarikan Sampel

Departemen Stambuk Populasi Penarikan Sampel

Ilmu Komunikasi 133

1357 Kesejahteraan Sosial 89

1357

Niaga/Bisnis 109 1357

93

Ilmu Komunikasi 117

1357

Niaga/Bisnis 132 1357

93

132x

9

Total 93

2) Purposive Sampling

(22)

a) Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010 dan 2011 yang masih aktif mengikuti perkuliahan.

b) Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010 dan 2011 yang pernah menonton atau menyaksikan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV minimal dua (2) kali.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan pada bulan Mei 2013 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan informasi dan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca, mendalami dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literature, baik karya tulis serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas (Sarwono, 2006: 18).

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

(23)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam bentuk pola dan kategori sehingga dapat lebih mudah dibaca dan dipresentasekan (Kriyantono, 2010: 167). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahapan yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan konsep penelitian ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Pohan, 2012: 16). Data-data yang terkumpul diproses sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, kemudian ditabulasi dan dianalisis, selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dan menginterpretasikannya.

2. Analisis Tabel Silang

(24)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut meliputi:

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya disetujui oleh departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU pada tanggal 18 Desember 2012. Setelah departemen menetapkan dosen pembimbing, proses penyusunan skripsi selanjutnya peneliti menulis dan menyelesaikan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 19 Februari 2013.

4.1.1.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Peneliti melakukan studi Kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Selain itu data juga didapatkan dari internet yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, karya tulis serta tulisan yang relevan dengan masalah penelitian.

4.1.1.2 Penelitian Lapangan (Field Research)

(25)

Sampel yang diperoleh peneliti berdasarkan rumus Taro Yamane berjumlah 93 orang. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik

stratified proportional sampling yaitu mahasiswa FISIP USU yang dikelompokkan berdasarkan seluruh departemen di FISIP USU Program Reguler S1 angkatan 2010 dan 2011. Peneliti mengambil jumlah populasi mahasiswa yang proporsional dari tiap departemen, sehingga mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 93 orang. Kemudian dilanjutkan dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan teknik ini karena memiliki kriteria-kriteria tertentu dalam memilih sampelnya, yaitu dengan menyeleksi mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010 dan 2011 yang masih aktif mengikuti perkuliahan, serta yang pernah menonton atau menyaksikan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV minimal dua (2) kali.

Pada tanggal 15 Mei 2013 pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB peneliti melakukan penyebaran kuesioner, dengan menemui langsung responden di kampus FISIP USU. Peneliti meminta izin terlebih dahulu atas ketersediaan waktunya dan bertanya kepada responden apakah responden sesuai dengan kriteria penelitian, selanjutnya memberikan sedikit penjelasan sebelum responden memulai pengisian kuesioner. Tidak sedikit dari responden yang mengisi kuesioner sambil bercerita dalam mengemukakan persepsinya dan menghibur peneliti, sehingga suasana menjadi lebih akrab. Penyebaran kuesioner penelitian berakhir pada sore harinya.

4.1.2 Tahapan Pengolahan Data

Setelah kuesioner yang berjumlah 93 buah telah terisi semua, tahap berikutnya yang dilakukan peneliti adalah pengolahan data. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Penomoran kuesioner

(26)

2. Editing

Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Proses pemindahan jawaban-jawaban responden dari ke kotak-kotak kode yang telah disediakan dalam kuesioner dalam bentuk angka (skor).

4. Inventarisasi Variabel

Data mentah yang diperolah dimasukkan ke dalam lembar FC

(foltron cobol) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan. 5. Tabulasi Data

Pada tahap ini FC dimasukkan ke dalam tabel, dimana peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 For Windows. Tabulasi ini berupa tabulasi tunggal yang berisi sebaran data dalam tabel yang meliputi kategori persentase dan selanjutnya dianalisis (Kamil, 2013: 44).

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi konsep ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Data yang disajikan dalam tabel tunggal ini tediri dari 3 bagian, yaitu karakteristik responden, tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV dan persepsi mahasiswa FISIP USU. Berikut ini adalah penyajian dan pembahasannya.

(27)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Sumber: P.1/FC.3

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 93 orang responden, 52 responden (55,9%) diantaranya berjenis kelamin perempuan dan 41 responden (44,1%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Dari uraian tersebut dapat dilihat perbedaan jumlah yang cukup jauh antara responden perempuan dan laki-laki yang menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak jumlahnya dibanding dengan responden laki-laki, sehingga ketika peneliti melakukan penarikan sampel dengan teknik purposive sampling responden perempuan lebih sering terpilih sebagai sampel dari pada responden laki-laki.

Tabel 4.2

Departemen FISIP USU

Departemen Frekuensi %

Administrasi Negara 15 16,1

Antropologi 9 9,7

Ilmu Komunikasi 17 18,3

Ilmu Politik 11 11,8

Ilmu Kesejahteraan Sosial 8 8,6

Sosiologi 17 18,3

Administrasi Bisnis 16 17,2

Total 93 100

Sumber: P.2/FC.4

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing departemen menghasilkan sampel yang dibutuhkan sehingga total keseluruhannya berjumlah 93 responden. Uraian tersebut menunjukkan responden dari

Jenis Kelamin Frekuensi % Perempuan 52 55,9 Laki-laki 41 44,1

(28)

Departemen Ilmu Komunikasi dan Departemen Sosiologi memiliki sampel yang paling banyak, yaitu berjumlah 17 orang (18,3%) dibanding departemen lainnya. Kemauan mahasiswa untuk belajar mengenai hubungan antar sesama manusia di kehidupan sosial, ternyata lebih banyak jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Sosiologi, sehingga sampel paling yang sering dijumpai ialah kedua jurusan ini. Sedangkan yang paling sedikit sampelnya ialah Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial berjumlah 8 orang (8,6%).

Tabel 4.3 Angkatan Responden

Angkatan Frekuensi % 2010 46 49,5 2011 47 50,5 Total 93 100 Sumber: P.3/FC.5

Berdasarkan tabel di atas terdapat sedikit perbedaan yang hampir berjumlah sama antara responden dari angkatan 2010 dan 2011 yaitu 46 orang (49,5%) dan 47 orang (50,5%). Data tersebut menunjukkan bahwa responden dari angkatan 2011 merupakan sampel yang lebih banyak jumlahnya dibanding dengan angkatan 2010. Dapat dilihat angkatan setiap tahunnya memiliki posisi yang cukup tinggi bagi mahasiswa yang ingin mendalami dan mempelajari ilmu sosial dan ilmu politik di FISIP USU.

Tabel 4.4

(29)

Sumber: P.4/FC.6

Berdasarkan tabel di atas terdapat 75 orang (80,6%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali seminggu menonton berita mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang ditayangkan PrimeTime News di Metro TV, 17 orang (18,3%) yang sering menonton berita hingga 4-5 kali seminggu, dan 1 orang (1,1%) yang paling sering menonton berita hingga 5-6 kali seminggu. Dengan demikian, lebih banyak atau dominan responden yang kurang sering menonton pemberita kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program PrimeTime News di Metro TV yaitu sebanyak 75 orang. Mereka cenderung kurang sering menonton berita tersebut karena mereka kurang begitu menyukai pemberitaan yang berkaitan dengan bencana dan politik, sehingga merasa cepat bosan jika menonton hal tersebut.

Tidak sedikit juga yang sering menonton pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, yaitu terdapat 17 mahasiswa FISIP USU. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki keingintahuan mengenai pemberitaan yang sedang terjadi di Indonesia. Walaupun tidak sering sekali menonton berita tersebut, tetapi setidaknya mereka mengetahui akan perkembangan dari peristiwa banjir dan dapat memilih tontonan yang berkualitas sehingga menambah pengetahuan mereka.

II. Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam Mengatasi Banjir Jakarta pada Program “PrimeTime News” di Metro TV

Frekuensi Menonton Berita Frekuensi % Kurang Sering (2-3 kali seminggu) 75 80,6 Sering (4-5 kali seminggu) 17 18,3 Sangat Sering (5-6 kali seminggu) 1 1,1

(30)

Tabel 4.5 Keakuratan Berita

Keakuratan Berita Frekuensi % Tidak Akurat 1 1,1 Kurang Akurat 13 14,0

Akurat 73 78,5

Sangat Akurat 6 6,5

Total 93 100

Sumber: P.5/FC.7

Keakuratan berita dalam suatu media dapat menjadi indikator dalam mengukur kredibilitas pemberitaan sebuah media televisi, surat kabar maupun

online dalam menyiarkan atau menayangkan pemberitaan tersebut. Pada tabel 4.5 dapat dilihat tingkat keakuratan program “PrimeTime News” di Metro TV dalam menyampaikan berita penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 1 responden (1,1%) yang menyatakan pemberitaan penanganan banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV tidak akurat, 13 responden (14,0%) menyatakan pemberitaan yang disiarkan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV kurang akurat, 73 responden (78,5%) menyatakan pemberitaan mengenai penangan banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV akurat dan 6 responden (6,5%) menyatakan pemberitaan yang disiarkan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV sangat akurat.

Dengan demikian responden yang memilih sangat akurat yaitu sebesar 6 orang (6,5%) menyatakan bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV pada umumnya selalu teliti dan melihat kebenaran berita yang terjadi sebelum disiarkan atau ditayangkan. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 73 responden berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV telah memberikan informasi yang akurat dalam memberitakan penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV cukup memberi informasi yang berupa fakta kepada audiens

(31)

mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta. Mahasiswa melihat Jokowi-Ahok tanggap dengan keadaan Jakarta yang sering banjir, dan turun langsung ke lapangan mengatasi banjir dengan berbagai macam cara. Sebanyak 13 responden (14%) menyatakan program tersebut kurang akurat dalam menyampaikan informasinya. Mereka belum melihat efek nyata dari kinerja Jokowi-Ahok dan lebih mengedepankan eksistensi Jokowi sebagai Gubernur Jakarta. Sedangkan 1 responden (1,1%) menyatakan tidak akurat karena kurang terlalu compare dan menganggap biasa saja dengan informasi yang disampaikan melalui acara tersebut.

Tabel 4.6

Aktualitas Pemberitaan

Aktualitas Frekuensi % Kurang Aktual 13 14,0

Aktual 74 79,6

Sangat Aktual 6 6,5

Total 93 100

Sumber: P.6/FC.8

(32)

sewaktu masalah banjir terjadi, berita secara cepat dan segera ditayangkan di media terutama pada PrimeTime News di Metro TV.

Tabel 4.7

Kapabilitas Program PrimeTime News

Kapabilitas Program Frekuensi % Kurang Memiliki

Kapabilitas 11 11,8

Memiliki Kapabilitas 73 78,5 Sangat Memiliki

Kapabilitas 9 9,7

Total 93 100

Sumber: P.7/FC.9

(33)

Tabel 4.8

Ketertarikan Terhadap Program PrimeTime News

Tingkat Ketertarikan Frekuensi % Tidak Tertarik 2 2,2 Kurang Tertarik 37 39,8

Tertarik 49 52,7

Sangat Tertarik 5 5,4

Total 93 100

Sumber: P.8/FC.10

Pada tabel 4.8 dapat dilihat tingkat ketertarikan mahasiswa terhadap program PrimeTime News. Sedikitnya 2 responden (2,2%) tidak tertarik terhadap program PrimeTime News, 37 responden (39,8%) kurang tertarik, 49 responden (52,7%) menyatakan tertarik, dan 5 responden (5,4%) sangat tertarik terhadap

PrimeTime News. Dengan demikian dapat diambil gambaran bahwa rata-rata responden sebanyak 49 orang tertarik terhadap program PrimeTime News karena program tersebut disiarkan dalam waktu yang senggang, bersama narasumber yang terkait secara langsung sehingga penyampaian berita dapat diterima dengan mudah. Selain adanya presenter yang cantik dan tampan sebagai nilai tambah bagi program PrimeTime News, namun mereka dapat menganalisis berita secara aktual dan bisa menjadi bahan untuk penambahan informasi.

(34)

Tabel 4.9 Keseimbangan Berita

Keseimbangan Berita Frekuensi % Kurang Seimbang 25 26,9

Seimbang 66 71,0

Sangat Seimbang 2 2,2

Total 93 100

Sumber: P.9/FC.11

Keseimbangan berita dapat diartikan dengan ketidakseimbangan sumber berita dan juga ada atau tidaknya kecenderungan berita miring. Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menyatakan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV tidak seimbang, 25 responden (26,9%) menyatakan pemberitaan kurang seimbang, sebanyak 66 responden (71,0%) menyatakan pemberitaan tersebut seimbang, dan sedikitnya 2 responden (2,2%) menyatakan pemberitaan tersebut sangat seimbang.

(35)

Tabel 4.10

Faktualitas Pemberitaan

Faktualitas Pemberitaan Frekuensi %

Tidak Faktual 1 1,1

Kurang Faktual 16 17,2

Faktual 72 77,4

Sangat Faktual 4 4,3

Total 93 100

Sumber: P.10/FC.12

Sebuah pemberitaan yang faktual merupakan informasi dalam berita yang berdasarkan pada kenyataan dan mengandung kebenaran. Pada tabel 4.10 dapat dilihat tingkat faktualitas pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut, 1 responden (1,1%) yang berpendapat bahwa program

“PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang tidak faktual tentang pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, 16 responden (17,2%) berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang kurang faktual tentang pemberitaan tersebut, 72 responden (77,4%) berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang faktual tentang pemberitaan tersebut, dan 4 responden berpendapat bahwa program “PrimeTime News” di Metro TV menyajikan informasi yang sangat faktual mengenai pemberitaan tersebut.

(36)

para korban banjir, kerusakan yang terjadi pada rumah-rumah dan sawah yang terkena banjir. Sedikitnya 1 orang berpendapat bahwa program tersebut biasa saja dan tidak menarik sehingga cenderung menggangap tidak faktual dalam menyampaikan informasinya .

Tabel 4.11

Objektifitas Pemberitaan Sesuai dengan Realita

Objektifitas Pemberitaan Frekuensi % Tidak Objektif 1 1,1 Kurang Objektif 24 25,8

Objektif 61 65,6

Sangat Objektif 7 7,5

Total 93 100

Sumber: P.11/FC.13

(37)

karena masih banyak keluhan dari masyarakat atas banjir yang tak kunjung surut dan melihat media sekarang sudah tidak netral lagi.

Tabel 4.12 Kejelasan Isi Berita

Kejelasan Isi Berita Frekuensi % Kurang Jelas 17 18,3

Jelas 71 76,3

Sangat Jelas 5 5,4

Total 93 100

Sumber: P.12/FC.14

Pada tabel 4.12 dapat dilihat tingkat kejelasan isi berita mengenai tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat tidak ada responden yang menyatakan bahwa isi berita dalam tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV tidak jelas, 17 responden (18,3%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut kurang jelas, 71 responden (76,3%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut sudah jelas, dan 5 responden (5,4%) menyatakan isi berita dalam tayangan pemberitaan tersebut sangat jelas.

Dengan demikian mayoritas responden yaitu berjumlah 71 orang menilai pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

(38)

Tabel 4.13

Gaya Bahasa dalam Pemberitaan

Gaya Bahasa Frekuensi %

Tidak Menarik 1 1,1

Kurang Menarik 16 17,2

Menarik 67 72,0

Sangat Menarik 9 9,7

Total 93 100

Sumber: P.13/FC.15

Gaya bahasa sangat penting dalam menarik perhatian khalayak. Khalayak mampu terpengaruh dan ingin mengetahui lebih banyak lagi pemberitaan mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV. Pada tabel 4.13 dapat dilihat frekuensi responden yang terpengaruh oleh gaya bahasa yang disampaikan melalui program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 1 responden (1,1%) yang berpendapat bahwa gaya bahasa pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV tidak menarik perhatian responden, 16 responden (17,2%) menyatakan gaya bahasa pada pemberitaan tersebut kurang menarik, 67 responden (72,0%) menyatakan gaya bahasa pada pemberitaan tersebut sudah menarik dan 9 responden (9,7%) menyatakan gaya bahasa yang digunakan pada pemberitaan tersebut sangat menarik.

(39)

tidak semua kalangan dapat dengan mudah mencerna informasi yang disampaikan.

Tabel 4.14

Penyajian Pemberitaan Secara Langsung (Live)

Penyajian Secara Live Frekuensi %

Kurang Baik 12 12,9

Baik 66 71,0

Sangat Baik 15 16,1

Total 93 100

Sumber: P.14/FC.16

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tidak ada responden yang menilai tidak baik terhadap penyajian pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang disiarkan secara langsung (live) pada program “PrimeTime News” di Metro TV, sedikitnya 12 responden (12,9) menilai kurang baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live), 66 responden (71,0%) menilai baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live), dan 15 responden (16,1%) menilai sangat baik terhadap penyajian pemberitaan tersebut yang disiarkan secara langsung (live).

Dengan demikian dapat dilihat sebagian besar responden (66 orang) menilai baik terhadap penyajian pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang disiarkan secara langsung (live) pada program

(40)

Tabel 4.15

Pemberitaan Diberitakan Secara Berkelanjutan

Penyajian Secara Berkelanjutan Frekuensi %

Tidak Setuju 3 3,2

Kurang Setuju 25 26,9

Setuju 55 59,1

Sangat Setuju 10 10,8

Total 93 100

Sumber: P.15/FC.17

Suatu pemberitaan harus diberitakan secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi terhadap pemberitaan dan penyelesaian dalam penanggulangan banjir Jakarta. Pada tabel 4.15 dapat dilihat apakah pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV diberitakan secara berkelanjutan. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 3 responden (3,2%) menyatakan tidak setuju kalau pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

“PrimeTime News” di Metro TV diberitakan secara berkelanjutan, 25 responden (26,9%) menyatakan kurang setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan, 55 responden (59,1%) menyatakan setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan, dan 10 responden (10,8%) menyatakan sangat setuju kalau pemberitaan tersebut diberitakan secara berkelanjutan.

(41)

memantau bagaimana evakuasi kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.

III. Persepsi Mahasiswa FISIP USU

Tabel 4.16

Ketertarikan Terhadap Pemberitaan

Tingkat Ketertarikan Frekuensi % Tidak Tertarik 1 1,1 Kurang Tertarik 31 33,3

Tertarik 57 61,3

Sangat Tertarik 4 4,3

Total 93 100

Sumber: P.16/FC.18

Ketertarikan khalayak akan sebuah pemberitaan tentunya berdasarkan atas informasi yang menarik dan terkini. Semakin menarik pemberitaan maka semakin besar pula kemungkinan khalayak untuk tertarik dengan berita tersebut. Pada tabel 4.16 dapat dilihat tingkat ketertarikan responden terhadap informasi yang disampaikan pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 1 responden (1,1%) yang tidak tertarik terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, 31 responden (33,3%) yang menyatakan kurang tertarik terhadap pemberitaan tersebut, 57 responden (61,3%) yang menyatakan tertarik dengan pemberitaan tersebut, dan 4 responden (4,3%) yang menyatakan bahwa sangat tertarik dengan informasi pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV.

(42)

pemberitaan tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi kepala daerah provinsi lainnya di Indonesia agar bisa mencegah bencana banjir sejak dini. 31 orang kurang tertarik karena di media lain juga memberitakan berita yang sama sehingga menjadi bosan untuk ditonton. 4 orang menyatakan sangat tertarik terhadap informasi pada pemberitaan tersebut mengingat berita banjir yang tak kunjung selesai dari tahun ke tahun sebelumnya, bahkan banjir kali ini merupakan banjir terparah sepanjang tahun. sedikitnya 1 orang menyatakan tidak tertarik karena informasi pada pemberitaan tersebut lebih mengedepankan eksistensi Jokowi-Ahok sebagai tokoh politik.

Tabel 4.17

Perhatian Khalayak Terhadap Tayangan Pemberitaan

Tingkat Perhatian Frekuensi % Tidak perhatian 5 5,4 Kurang Perhatian 38 40,9

Perhatian 45 48,4

Sangat Perhatian 5 5,4

Total 93 100

Sumber: P.17/FC.19

Dalam sebuah pemberitaan terdapat kedekatan antara informasi yang diberikan khalayak untuk menjadi perhatian, seperti kedekatan pemikiran dan perasaan emosional terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Pada tabel 4.17 dapat dilihat bagaimana tingkat perhatian responden terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 5 responden (5,4%) yang tidak perhatian terhadap pemberitaan, 38 responden (40,9%) yang menyatakan kurang perhatian terhadap pemberitaan, 45 responden (48,4%) menyatakan perhatian terhadap pemberitaan, dan 5 responden (5,4%) menyatakan sangat perhatian terhadap pemberitaan.

(43)

program “PrimeTime News” di Metro TV. Hal ini dapat terjadi karena informasi yang diberikan dalam pemberitaan tersebut memiliki kedekatan dengan para responden yang merupakan mahasiswa FISIP USU. Kedekatan yang dimaksud adanya pemikiran dan kedekatan emosional yaitu kedekatan dimana beberapa para responden ingin tahu bahwa bencana banjir tersebut merupakan salah satu bagian dari negeri sendiri dimana banyak tempat tinggal yang terendam banjir, sawah yang gagal panen akibat terendam banjir, dan banyak juga korban banjir yang terkena penyakit kulit, sulitnya mendapatkan makanan menjadi kelaparan, sehingga membuat para mahasiswa menaruh perhatian seperti perasaan sedih dan kasihan akan adanya bencana banjir.

Tabel 4.18

Pemahaman Informasi dalam Pemberitaan

Pemahaman Informasi Frekuensi % Tidak Memahami 1 1,1 Kurang Memahami 12 12,9

Memahami 74 79,6

Sangat Memahami 6 6,5

Total 93 100

Sumber: P.18/FC.20

(44)

Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (74 orang) memahami informasi pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Mereka paham karena informasi pada pemberitaan tersebut dijelaskan secara jelas dan lugas.

Tabel 4.19

Tayangan Pemberitaan Diterima dengan Baik

Penayangan Dapat Diterima Frekuensi %

Kurang Baik 13 14,0

Baik 74 79,6

Sangat Baik 6 6,5

Total 93 100

Sumber: P.19/FC.21

(45)

Tabel 4.20

Kepedulian Khalayak Terhadap Pemberitaan

Kepedulian Frekuensi %

Tidak Peduli 7 7,5

Kurang Peduli 29 31,2

Peduli 52 55,9

Sangat Peduli 5 5,4

Total 93 100

Sumber: P.20/FC.22

Pada saat khalayak sudah menyaksikan dan memahami pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV, sekarang dapat dilihat pada tabel 4.20 seberapa besar kepedulian responden terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta. Berdasarkan tabel di atas, terdapat 7 responden (7,5%) yang tidak peduli terhadap pemberitaan, 29 responden (31,2%) kurang peduli terhadap pemberitaan, 52 responden (55,9%) menyatakan peduli terhadap pemberitaan, dan 5 responden (5,4%) menyatakan sangat peduli terhadap pemberitaan.

(46)

Tabel 4.21

Khalayak Mendukung Setiap Kinerja Gubernur DKI Jakarta

Dukungan Frekuensi %

Tidak Mendukung 2 2,2 Kurang Mendukung 10 10,8

Mendukung 55 59,1

Sangat Mendukung 26 28,0

Total 93 100

Sumber: P.21/FC.23

Khalayak mendukung pemberitaan maksudnya ialah mendukung setiap informasi yang disiarkan dalam media dan berharap pemberitaan mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV segera terselesaikan permasalahan banjir agar tidak terjadi lagi dan menambah korban banjir lainnya. Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa 2 responden (2,2%) yang tidak mendukung pemberitaan, 10 responden (10,8%) menyatakan kurang mendukung pemberitaan, 55 responden (59,1%) menyatakan mendukung pemberitan, dan 26 responden (28,0%) menyatakan sangat mendukung pemberitaan.

(47)

mereka menjadi tidak yakin akan setiap kinerja yang dilakukan, karena mereka menilai nantinya untuk kepentingan politik dan pencitraan juga.

Tabel 4.22

Penanganan Banjir Terealisasikan dengan Baik

Penanganan Dapat Terealisasi Frekuensi %

Tidak Baik 6 6,5

Kurang Baik 41 44,1

Baik 43 46,2

Sangat Baik 3 3,2

Total 93 100

Sumber: P.22/FC.24

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 6 responden (6,5%) menyatakan penanganan banjir Jakarta dalam tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok pada program “PrimeTime News” di Metro TV tidak terealisasikan dengan baik, 41 responden (44,1%) menyatakan penanganan banjir Jakarta kurang terealisasikan dengan baik. Sebanyak 43 responden (46,2%) menyatakan penanganan banjir Jakarta sudah terealisasikan dengan baik, dan sedikitnya 3 responden (3,2%) menyatakan sudah terealisasikan dengan sangat baik. Dapat dilihat bahwa terdapat sedikit jumlah perbedaan responden antara yang menyatakan kurang baik (41) dan yang menyatakan baik (43).

(48)

dengan baik karena menurut mereka masalah banjir sangat kompleks sehingga membutuhkan waktu yang lama. Sedikitnya 3 responden menyatakan penanganan banjir Jakarta sudah terealisasikan dengan sangat baik. Mereka menilai bahwa Jokowi-Ahok serius dalam membenahi banjir Jakarta, hal itu dilakukan demi tercapainya Jakarta yang tidak banjir lagi.

Tabel 4.23

Tayangan Pemberitaan Mampu Merubah Pencitraan Gubernur DKI Jakarta

Pencitraan Gubernur DKI Jakarta Frekuensi %

Tidak Mampu 3 3,2

Kurang Mampu 14 15,1

Mampu 58 62,4

Sangat Mampu 18 19,4

Total 93 100

Sumber: P.23/FC.25

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat 3 responden (3,2%) menyatakan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV tidak mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, 14 responden (15,1%) menyatakan kurang mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, 58 responden (62,4%) menyatakan mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, dan 18 responden (19,4%) menyatakan sangat mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta. Dengan demikian, mayoritas responden ialah sebanyak 58 orang yang menyatakan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta. Mereka menilai bahwa beliau bekerja sesuai dengan kapasitas masing-masing dan serius dalam melayani masyarakat. Selain itu, Jokowi-Ahok memiliki citra baik selama ini sehingga terlihat jauh lebih baik pencitraannya setelah pemberitaan banjir ini. 18 orang menyatakan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program

(49)

Gubernur DKI Jakarta. Mereka menilai Jokowi-Ahok sudah memiliki pamor yang cukup tinggi, walaupun sebagian besar belum terealisasikan tapi kecintaan dan ekspetasi masyarakat khususnya DKI semakin tinggi pula.

Terdapat 14 orang (15,1%) menyatakan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News”

di Metro TV kurang mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta karena kurang begitu percaya dengan pemberitaan media sekarang yang terlalu banyak melebihkan pemberitaan sehingga mereka berpendapat hanya agenda

setting. Sedikitnya 3 orang menyatakan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV tidak mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta karena mereka sudah memiliki penilaian tersendiri terhadap beliau, dan menganggap masalah banjir ini merupakan masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan sehingga merasa tidak yakin Jokowi-Ahok dapat menanggulanginya.

Selain pertanyaan semi terbuka, peneliti juga membuat pertanyaan terbuka yaitu:

1) Bagaimana menurut Anda tentang pemberitaan kinerja Gubernur DKI Jakarta dalam mengatasi banjir banjir? Berikan alasan Anda! Dari hasil pengumpulan data sebagian besar responden memberikan jawaban bahwa tayangan pemberitaan tersebut sudah baik, karena Gubernur tanggap dan langsung merespon akan keluhan masyarakat. Program “PrimeTime News” di Metro TV selalu memberitakan secara up-to-date, faktual, kontiniu, dan memberitakan yang positif bagaimana penanganan mereka atasi banjir Jakarta sehingga warga mengetahui sejauh mana usaha yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta. Walaupun pendekatan yang dilakukan oleh beliau cukup baik, namun penanggulangan banjir tersebut masih kurang maksimal. Maka dari itu harus lebih ditingkatkan agar banjir tidak terjadi lagi.

(50)

Dari hasil pengumpulan data sebagian besar responden memberikan jawaban bahwa informasi yang mereka dapatkan dalam pemberitaan kinerja Gubernur DKI Jakarta dalam mengatasi banjir adalah:

1. Jokowi-Ahok merupakan sosok pemimpin yang baik, ramah, tanggap, bertanggung jawab, cepat dalam bertindak dan berdedikasi tinggi yang peduli pada rakyat.

2. Mengetahui perkembangan penanganan banjir dan langkah-langkah apa saja yang diambil Jokowi-Ahok dalam menangani banjir tersebut secara step by step.

3. Program kerja yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok dalam penanggulangan banjir, meliputi pembangunan fly-over lanjutan dari Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, memperbaharui gorong-gorong di Jakarta, program revitalisasi waduk, membuat sumur resapan air di daerah rawan banjir dan juga di gedung-gedung tinggi, mengatasi rumah-rumah liar yang berada di pinggiran sungai Jakarta untuk dipindahkan ke rumah susun, dibuatnya tenda pengungsian dan layanan sembako selama masyarakat berada di tempat pengungsian, penanganan korban banjir yang meninggal dan korban banjir lainnya yang tidak mampu membayar uang pengobatan di rumah sakit.

4. Walaupun dana kurang memadai dalam penanggulangan banjir, namun semangat Jokowi-Ahok dan keseriusannya hanya untuk rakyat.

4.3 Analisis Tabel Silang

(51)

Tabel 4.24

Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Ketertarikan Terhadap Pemberitaan

Jenis Kelamin

Apakah Tertarik Terhadap Informasi pada

Pemberitaan di PrimeTime News Total Tidak

Sumber: P.1/FC.3 dan P.16/FC.18

Pada tabel 4.24 dijelaskan gambaran mengenai jenis kelamin dengan ketertarikan informasi pada pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta. Dari 41 responden berjenis kelamin laki-laki, terdapat 1 responden yang menyatakan bahwa ia tidak tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News” Metro TV, terdapat 14 responden menyatakan kurang tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News” Metro TV, sebanyak 23 responden menyatakan tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News” Metro TV, dan 1 responden menyatakan sangat tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program

“PrimeTime News” Metro TV.

Dari 52 responden berjenis kelamin perempuan, sama sekali tidak ada yang menyatakan tidak tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program

“PrimeTime News” Metro TV, terdapat 17 responden menyatakan kurang tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News” Metro TV, terdapat 32 responden manyatakan tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News” Metro TV, dan 3 responden menyatakan sangat tertarik terhadap informasi pada pemberitaan di program “PrimeTime News”

Metro TV.

Berdasarkan tabel dapat diketahui sebanyak 57 responden menyatakan bahwa mereka tertarik terhadap informasi pada tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta di program “PrimeTime News”

(52)

(32 responden) dibanding laki-laki (25 responden). Perempuan dianggap lebih peka terhadap sesuatu yang dilihat dan mereka memandang bahwa tayangan pemberitaan tersebut patut untuk dicermati sehingga dapat menambah wawasan dalam pengetahuan lingkungan sosial maupun politik.

Tabel 4.25

Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Departemen dan Kejelasan Isi Berita

Departemen

Apakah Isi Berita Sudah Jelas Total Kurang

Berdasarkan tabel 4.25 dijelaskan gambaran mengenai departemen dengan kejelasan isi berita Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Dari 16 responden Administrasi Bisnis, terdapat sedikitnya 1 responden yang menyatakan bahwa isi berita kurang jelas, terdapat 15 responden menyatakan isi berita sudah jelas, dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa isi berita sangat jelas.

(53)

responden yang menyatakan isi berita tersebut sangat jelas. Dari 9 responden Antropologi, terdapat 3 responden yang menyatakan isi berita tersebut kurang jelas, 4 responden menyatakan isi berita sudah jelas, dan sedikitnya 2 responden menyatakan isi berita sangat jelas. Dari 15 responden Administrasi Negara, terdapat 3 responden yang menyatakan bahwa isi berita kurang jelas, sebanyak 12 responden menyatakan isi berita sudah jelas, dan tidak ada responden yang menyatakan isi berita sangat jelas.

Berdasarkan tabel dapat diketahui sebanyak 71 responden menyatakan bahwa isi berita mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV sudah jelas, dan didominasi oleh responden dari Departemen Administrasi Bisnis (15 responden), Sosiologi (14 responden) dan Ilmu Komunikasi (14 responden). Mereka melihat bahwa tayangan pemberitaan tersebut diberitakan secara jelas, universal, terbuka, mudah dipahami dan adanya narasumber yang terpercaya, sehingga pemirsa atau penonton yang menyaksikan bisa mengetahui kebijakan apa yang beliau ambil dalam mengatasi banjir tersebut.

Tabel 4.26

Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Angkatan dan Pemahaman Informasi dalam Pemberitaan

Angkatan

Apakah Memahami Informasi yang Disampaikan dalam Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam

Mengatasi Banjir Jakarta Total

Tidak

(54)

paham terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program“PrimeTime News” di Metro TV, terdapat 10 responden menyatakan kurang paham terhadap pemberitaan tersebut, sebanyak 34 responden menyatakan paham terhadap pemberitaan tersebut, dan 2 responden menyatakan sangat paham terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program“PrimeTime News” di Metro TV.

Dari 46 responden angkatan 2010, tidak ada responden yang menyatakan tidak paham terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program“PrimeTime News” di Metro TV, sedikitnya 2 responden menyatakan kurang paham terhadap pemberitaan tersebut, sebanyak 40 responden menyatakan paham terhadap pemberitaan tersebut, dan 4 responden menyatakan sangat paham terhadap pemberitaan tersebut. Berdasarkan tabel, dapat diketahui sebanyak 74 responden yang menyatakan bahwa mereka paham terhadap pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program“PrimeTime News” di Metro TV, dan pemahaman mengenai suatu berita adalah hampir sama rata, yaitu angkatan 2011 (47 responden) dibanding angkatan 2010 (46 responden). Mereka paham akan pemberitaan tersebut karena sesuai dengan masalah yang dihadapi dan berita tersebut diinformasikan secara jelas, lugas dan teratur, sehingga mereka mengerti bagaimana isi pesan dalam pemberitaan tersebut disampaikan kepada pemirsa.

Tabel 4.27

Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Frekuensi Menonton dan Pemberitaan Mampu Merubah Pencitraan Gubernur DKI Jakarta

Frekuensi Menonton

Pemberitaan pada PrimeTime

Apakah Pemberitaan Mampu Merubah Pencitraan Gubernur DKI Jakarta

(55)

News Tidak Kurang Sering (2-3 kali

seminggu) 2 12 47 14 75

Sering (4-5 kali seminggu) 1 2 10 4

17 Sangat sering (5-6 kali

seminggu) 0 0 1 0 1

Total 3 14 58 18 93

Sumber: P.4/FC.6 dan P.23/FC.25

Berdasarkan tabel 4.27 dijelaskan gambaran mengenai frekuensi menonton dengan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV mampu merubah penilaian mahasiswa terhadap pencitraan Gubernur DKI Jakarta. Sedikitnya 1 responden dengan frekuensi menonton sangat sering (5-6 kali seminggu) menyatakan bahwa ia mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta. 17 responden dengan frekuensi menonton sering (4-5 kali seminggu), terdapat 1 responden yang menyatakan bahwa ia tidak mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, 2 responden menyatakan kurang mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, 10 responden menyatakan mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta, dan 4 responden menyatakan sangat mampu merubah penilaian citra Gubernur DKI Jakarta.

(56)

memiliki citra yang baik maka dengan adanya pemberitaan dalam penanggulangan banjir terlihat semakin baik pula.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis tabel tunggal dan tabel silang yang telah dilakukan peneliti, maka dapat dilihat gambaran secara umun mengenai persepsi mahasiswa FISIP USU dan tayangan pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Bila dikaitkan dengan teori Uses and Gratification, para responden menggunakan media melalui tayangan program “PrimeTime News” di Metro TV untuk mendapatkan kebutuhan informasi, yaitu pemberitaan kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta. Berbagai kebutuhan dan ketertarikan terhadap suatu pemberitaan yang diinginkan oleh responden, hal itu dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi responden. Dengan aktif, para responden mau untuk menonton dan mempelajari bagaimana usaha Jokowi-Ahok untuk menuntaskan masalah banjir di Jakarta, serta mengetahui pengaruh terbatas apa yang diberikan melalui tayangan pemberitaan tersebut. Program “PrimeTime News” di Metro TV memiliki pengaruh terbatas maksudnya adalah para responden mampu memilih dan mengendalikan proses penerimaan pesan yang diberitakan melalui media. Mereka sadar dan paham dalam mengemukakan alasan kenapa mereka menggunakan media ini sebagai salah satu cara untuk memuaskan kebutuhan informasi.

Kebutuhan informasi dalam tayangan pemberitaan tersebut, dapat memberikan rangsangan, hasrat serta emosional kepada responden dengan mengetahui, memahami, tertarik, peduli, dan perhatian sehingga dapat membentuk persepsi responden yang positif menjadi turut prihatin terhadap pemberitaan banjir dan mendukung setiap kinerja yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok dalam penanganan banjir Jakarta.

(57)

mendengarkan informasi yang disampaikan oleh media. Hal ini sesuai degan teori

Uses and Gratification yang menyatakan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi atau respon, sehingga mahasiswa dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi dari mahasiswa itu sendiri.

Persepsi responden terjadi karena adanya rangsangan dari luar individu yang masuk melalui alat indera, melibatkan kognisi atau pemikirian dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik atau hal-hal yang kita indera hingga timbullah rasa emosional dari dalam diri seperti sedih, kecewa, bahagia, prihatin, simpatik dan sebagainya dengan pengetahuan kita terhadap tayangan pemberitaan di media televisi, hususnya pada program “PrimeTime News” di Metro TV. Persepsi mahasiswa dalam penelitian ini ialah kesukaan beberapa mahasiswa terhadap sosok Jokowi-Ahok yang ramah, baik, tanggap dan bertanggung jawab dalam melakukan penanggulangan banjir Jakarta, sebagaimana yang diberitakan pada tayangan pemberitaan kinerja beliau dalam mengatasi banjir pada program “PrimeTime News” di Metro TV.

Dalam penelitian ini, sebanyak 75 orang (80,6%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali seminggu (tabel 4.4) menonton berita mengenai kinerja Jokowi-Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta yang ditayangkan PrimeTime News di Metro TV. Mereka cenderung kurang menyukai pemberitaan yang berkaitan dengan bencana dan politik. Walaupun kurang sering menonton, namun kecintaan dan kesukaan mereka terhadap sosok Jokowi-Ahok tetap terlihat, yaitu dengan adanya keseriusan dalam bekerja yang diperlihatkan untuk melayani masyarakat yang wilayah tempat tinggalnya terkena banjir sehingga mampu merubah penilaian mahasiswa terhadap citra Jokowi-Ahok.

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Angkatan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah. membantu penulis baik secara moril

[r]

Resrfi indicated that, supplementation of single lactic acid bacteria had positive effect on intestinal muco*l profile and blood antibody titers.. Key words:

Mendorong perkembangan kualitas komunikasi yang diwakili masyarakat Dari karakter tersebut tampak bahwa derajat komunikator dengan komunikan berada dalam posisi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman daging sapi dalam ekstrak bunga kecombrang (Etlingera elatior) antara 10-40 ml belum dapat digunakan

Roncana Umum Pengadaan Barang/Jass untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2012, seperti tsrsebut dibatvah ini:. No NAMA PAKET PEKERJAAN VOLUME LOKASI PERKIRMN

[r]

Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul organik apabila ditambahkan dalam formulasi untuk meningkatkan kecepatan