• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisis sekuritas yang dimaksud adalah pergerakan grafik harga (atau volume) saham, obligasi, option, future, dan instrumen keuangan lain. Analisis ini menganggap bahwa grafik harga masa lalu adalah pencerminan harapan, emosi, dan konsensus pasar (Sulistiawan, 2007).

2.8.1 Asumsi Dasar Analisis Teknikal

Menurut Halim (2003), asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah:

a) Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand.

b) Supply dan demand itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun irrasional.

c) Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend tertentu.

d) Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan demand.

e) Pergeseran supply dan demand dapat terdeteksi dengan mempelajari diagram dari perilaku pasar.

Risiko Total

RisikoTidakSistematis

f) Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang.

2.8.2. Kerangka Analisis Teknikal

Analisis teknikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual atau kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk pasar) atau menjual saham (keluar pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis maupun analisis grafis (Husnan, 2001).

Berikut kerangka pendekatan Analisis Teknikal.

dan/atau

Gambar 5. Kerangka Pendekatan Analisis Teknikal Sumber : Husnan, 2001

2.8.3. Pendekatan Analisis Teknikal

Analisis Teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis (Husnan, 2001). Menurut Halim

Analisis Teknikal mencoba untuk

Mengidentifikasi kapan gerakan

Kondisi pasar

Suatu saham Dengan menganalisis

perubahan harga lewat

Grafik Indikator

teknis

(2003) ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam analisis teknikal, yaitu :

1) Teori Dow

Teori ini berupaya untuk menyelidiki bagaimana trend yang terjadi di pasar saham, baik saham individual maupun secara keseluruhan. Pergeseran tersebut meliputi primary movement, secondary movement, tertiary movement. Primary movement menunjukkan trend jangka panjang atas pasar modal. Secondary movement menunjukkan trend yang hanya terjadi beberapa bulan.

Tertiary movement menunjukkan fluktuasi harian harga-harga saham.

2) Bar Chart

Dalam pendekatan ini digunakan tiga tipe dasar diagram, yaitu : diagram garis, diagram batang, diagram gambar titik. Dengan memvisualisasikan perubahan volume dan harga historis, diharapkan dapat ditemukan pola-pola tertentu yang berguna bagi peramalan saham.

3) Breadth of Market Analysis

Analisis keleluasaan pasar (breadth of market analysis) dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham yang mengalami kenaikkan harga dengan jumlah saham yang mengalami penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan. Dengan memperhatikan keleluasaan pasar tersebut, dapat diketahui tentang keadaan pasar modal.

4) Relative Strength Analysis

Analisis kekuatan relatif ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga saham lain pada saat bull market, atau mengalami penurunan harga yang lambat pada saat bear market dibandingkan dengan saham lain.

5) Moving Average Analysis

Analisis ini memfokuskan pada harga dan atau moving average dengan cara mengamati berbagai perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terakhir pada saat penutupan harga.

2.8.4. Indikator Moving Average

Indikator Moving Average (MA) ini biasa dinamakan sebagai trend following indicator. Indikator ini sangat berguna dalam grafik perdagangan saham yang memiliki tren. Jika tren naik, indikator ini memberikan petunjuk/sinyal beli. Sebaliknya, jika grafik menunjukkan tren penurunan, indikator ini akan memberikan sinyal jual (Sulistiawan, 2007). Penggunaan moving average adalah untuk mengidentifikasi arah tren yang sedang dan akan terjadi. Ada lima macam indikator moving average yaitu:

1. Indikator perdagangan dengan satu Moving Average (Single MA) a. Simple Moving Average (Rata-Rata Bergerak Sederhana)

Simple Moving Average (SMA) dihitung dari penjumlahan harga saham x hari sebelumnya dibagi dengan x hari

b. Weighted Moving Average (Rata-Rata Bergerak Tertimbang) Weighted Moving Average (WMA) menghasilkan nilai yang hampir sama dengan SMA. Perbedaannya adalah masalah pembobotan. Jika dalam perhitungan SMA menganggap bahwa harga saham satu hari yang lalu memiliki bobot yang sama, maka dalam perhitungan WMA menganggap bahwa harga saham satu hari yang lalu memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham hari-hari sebelumnya.

c. Exponential Moving Average (EMA)

EMA merupakan perbaikan dari WMA. Konsep yang digunakan juga sama. Namun dasar pembobotan dari EMA tidak hanya dari harga masa lalu saja, tapi dari perhitungan rata-rata bergerak masa lalu. Sinyal beli terjadi jika grafik harga saham memotong ke atas grafik EMA. Sinyal jual terjadi saat grafik harga saham memotong ke bawah grafik EMA.

2. Indikator Perdagangan Dengan Lebih dari Satu Moving Average a. Double Cross-over Moving Average (Perpotongan Dua Garis

MA)

Pada indikator ini, penentuan sinyal transaksi tidak lagi berasal dari perpotongan grafik harga saham dengan grafik MA, melainkan perpotongan antara sesama grafik MA.

b. Triple Cross-over Moving Average (Perpotongan Tiga Garis MA) Penggunaan tiga garis MA ini sebenarnya sama dengan penggunaan perpotongan dua garis MA. Perbedaannya hanya masalah jumlah indikator MA yang digunakan.

3. Moving Average Convergence-Divergence (MACD)

MACD adalah metode analisis teknis modern yang dikembangkan oleh Gerald Appel. Metode ini menggunakan perpotongan dua EMA. Kombinasi dua grafik EMA tersebut menghasilkan satu grafik MACD.

4. Moving Average Envelope

Ketepatan dari penggunaan satu moving average (MA) dapat ditingkatkan kemampuannya dengan bantuan grafik MA yang menggambarkan batas bawah dan atas dari tren grafik saham Penggunaan MA dengan batas bawah dan atas ini dinamakan MA Envelope (bentuk: Amplop).

5. Bollinger Bands

Indikator perdagangan ini dikembangkan oleh John Bollinger.

Model grafik yang digunakan hampir sama dengan MA Envelope.

Perbedaannya adalah pada variabel yang digunakan untuk menghitung batas atas dan bawah dari MA Envelope menggunakan variable yang fixed, maka Bollinger Bands menggunakan standar deviasi.

Dokumen terkait