• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Analisis Kelayakan Sistem Informasi

2. Analisis TELOS

Selama penelitian terdahulu, tim peneliti mengidentifikasi masalah yang peru ditangani dan mencari jawaban untuk masalah ini. Menurut Widjajanto (2001:539), studi kelayakan harus mengkaji lima faktor, sebagai berikut:

a. Kelayakan Teknis

Kelayakan teknis dan teknologi sistem yang diusulkan dalam hal pengembangan, implementasi, dan penggunaan. Berikut penjelasannya:

1) Pengembangan ini akan menentukan apakah metode dan teknologi sistem yang disarankan akan membantu bisnis atau tidak. Ini akan mengevaluasi apakah teknik dan teknologi sistem perusahaan yang ada selama implementasi.

2) Dalam penggunaan akan menentukan apakah metode dan teknologi sistem yang diusulkan mudah digunakan dan apakah diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya.

b. Kelayakan ekonomi

Analisis kelayakan ekonomi dari sistem yang diusulkan. Elemen keuangan yang di persengketaan adalah nilai moneter dari keuntungan ekonomi sistem yang diusulkan. Nilai keunggulan ini ditentukan dengan membandingkan biaya pengembangan dan pengoperasian sistem yang diusulkan dengan biaya administrasi sistem setelah sistem beroperasi.

Sistem yang disarankan harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari pada sistem yang ada untuk menunjukkan bahwa itu benar-benar layak untuk digunakan.

c. Kelayakan Legal

Analisis kelayakan legal sistem yang diusulkan. Masalah legalitas yang dihadapi adalah legalitas sistem yang diusulkan dan peralatan terkaitnya dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak, dan hak kekayaan intelektual lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

d. Kelayakan Operasional

Analisis kelayakan operasional yang dipermasalahkan adalah evaluasi kemampuan sistem yang diusulkan. Evaluasi tersebut mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Kapasitas sistem untuk mempengaruhi kebutuhan bisnis yang sebelumnya tidak terpenuhi oleh sistem yang ada.

2) Kemampuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyederhanaan prosedur bisnis dan peningkatan kualitas keluaran.

3) Kemampuan untuk menawarkan prosedur yang mudah digunakan bagi pekerja bisnis, sehingga pelatihan untuk menggunakan sistem tidak memerlukan waktu yang lama.

e. Kelayakan penjadwalan

Analisis kelayakan penjadwalan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun sistem, serta waktu yang dibutuhkan agar sistem yang diusulkan siap digunakan. Jangka waktu sistem yang disarankan harus sesuai dengan waktu perusahaan. Jika jangka waktunya tidak tepat, sistem yang akan diubah, ditunda, atau diganti dengan alternatif lain.

D. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengembangan sistem

Pengembangan sistem mengacu pada proses di mana individu yang menganalisis sistem pengembangan sistem informasi. Ada tiga tahapan dalam pembagian sistem, yaitu analisis sistem, perancangan sistem, dan implementasi sistem (Mulyadi, 2010: 39). Menurut Nugroho Widjajanto (2001:521), pengembangan sistem adalah proses mengembangkan suatu sistem informasi, dimulai dari konsepsi nya berupa konsep, berkembang melalui proses pengembangan, hingga implementasi dan pengoperasian nya”.

2. Teknik Pengembangan Sistem

Menurut Susanto, Azhar (2004:341), ada banyak metode untuk pengembangan sistem informasi, yaitu:

a. Metode System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu teknik pengembangan sistem informasi, yang dirancang oleh analis dan pemrogram sistem. Teknik ini sering disebut sebagai proses pemecahan masalah dan terdiri beberapa tahap antara lain:

1) Tahap Analisis

Ini adalah langkah analisis di mana sistem informasi yang ada diperiksa. Sangat penting untuk memahami sumber dan dampak masalah untuk memberikan laporan yang menunjukkan keberadaan masalah. Tahapan analisis sistem merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah organisasi dengan menggunakan sistem. Studi

ini dilakukan oleh tim kerja yang beragam yang mampu mengevaluasi masalah dari berbagai sudut pandang organisasi. Menurut Mujilan (2013:10), analisis sistem mencakup banyak aspek, antara lain sebagai berikut:

a) Ujian Pendahuluan

Merupakan langkah pertama dalam proses analisis sistem.

Penelitian ini membahas berbagai macam, ruang lingkup, dan tahap awal inisiatif pengembangan sistem. Sebagai akibatnya, pengetahuan dasar dan perkiraan biaya diperoleh.

b) Analisis kelayakan

Terdiri dari lima jenis kekayaan berbeda yang dikenal sebagai TELOS: kelayakan teknologi, ekonomi, hukum, operasional, dan sosial. Secara teknologi dimungkinkan jika teknologi yang diperlukan dapat diakses atau tersedia. Ini layak secara ekonomi jika manfaatnya lebih besar daripada biaya dan uang yang cukup tersedia. Secara hukum diperbolehkan jika mematuhi peraturan hukum yang diterapkan. Jika sistem beroperasi, ini mungkin. Dapat diterima secara sosial jika tidak berdampak buruk pada konteks sosial.

c) Menentukan Masalah dan Persyaratan Informasi Pengguna

Identifikasi masalah dimulai dengan menentukan sumber masalah, yang harus diperbaiki. Kemudian, studi tentang data dan sistem yang ada dapat dilakukan.

d) Melakukan analisis terhadap temuan penelitian

Menganalisis kelemahan pengguna dan kebutuhan informasi.

Tujuan dari menganalisis kelemahan adalah untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan data yang berarti.

e) Identifikasi masalah dan persyaratan informasi

Untuk menghasilkan pemahaman yang relevan terkait persyaratan informasi, tim kerja harus mencari data spesifik yang dapat berfungsi sebagai titik awal untuk penelitian. Data tersebut mencakup tanggung jawab utama manajer, jenis masalah yang sering mereka hadapi, evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer, dan bagaimana manajer dapat memanfaatkan penilaian output yang mereka dapatkan.

f) Memahami dengan sistem saat ini

Untuk memahami sistem saat ini, tim kerja dapat menggunakan berbagai metode, termasuk bertanya langsung kepada konsumen apa yang mereka butuhkan, mengevaluasi sistem yang ada, baik internal maupun eksternal, dan menggali lebih dalam latar belakang pengguna. Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe, di mana analis sistem membuat deskripsi sistem kasar dan mengundang pengguna untuk melakukan koreksi pada sistem kasar.

g) Melakukan analisis terhadap temuan penelitian

Laporan analisis sistem mencakup temuan analisis sistem, serta

berbagai analisis dan pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan analisis.

2) Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah proses mengembangkan sistem dari hasil analisis sistem. Menurut Romney dan Steinbart (2015), perancangan sistem dibagi menjadi dua tahap:

a) Perancangan konseptual sistem

Pengembang menetapkan kerangka kerja yang luas guna penerapan kebutuhan yang mengoperasikan sistem dan menyelesaikan problem yang didapatkan selama tahap analisis.

Perancangan konseptual meliputi:

(1) Evaluasi opsional desain alternatif (2) Menentukan elemen desain

(3) Menulis laporan tentang desain konseptual sistem.

b) Desain fisik sistem

Selama fase desain fisik sistem, bisnis memutuskan bagaimana desain konseptual SIA akan dijalankan. Desain fisik SIA mengubah luas desain konseptual, tujuan berorientasi pengguna menjadi spesifikasi yang tepat untuk pengkodean dan pengujian komputer.

Desain fisik sistem sebagai beriku:

(1) Desain keluaran

(2) Desain file dan database (3) Desain input

(4) Desain program (5) Desain prosedur (6) Desain kontrol 3) Implementasi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015) mendefinisikan implementasi sistem sebagai proses penyebaran perangkat keras dan perangkat lunak dan pengoperasian sistem informasi akuntansi. Implementasi sistem terdiri tahap-tahap, yaitu:

a) Perencanaan Implementasi

Perencanaan implementasi merinci tugas yang harus diselesaikan, tanggal penyelesaian yang diproyeksikan, perkiraan pengeluaran, dan individu yang bertanggung jawab untuk setiap tugas. Rencana tersebut menguraikan tanggal penyelesaian proyek dan tanggal operasi untuk SIA.

b) Perencanaan Perubahan Organisasi

Perubahan pada sistem informasi akuntansi membutuhkan penyesuaian pada struktur organisasi bisnis. Departemen baru dapat dibentuk sementara yang lain dapat dihapus atau dibubarkan.

c) Persiapan Lokasi

Persiapan lokasi adalah aktivitas yang memakan waktu yang harus dimulai jauh sebelum tanggal pemasangan sistem.

Perbaikan yang signifikan, seperti pemasangan outlet listrik,

fasilitas koneksi data, elevasi lantai, kontrol udara, pencahayaan khusus, dan pendingin udara, mungkin diperlukan untuk sistem yang besar.

d) Seleksi dan Pelatihan Personil atau Karyawan

Sistem informasi akuntansi yang berhasil harus mencakup pelatihan dibidang selain keterampilan hardware dan software yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem baru. Karyawan harus dididik tentang aturan dan prosedur baru, dan pelatihan harus direncanakan dan diterapkan sebelum pengujian dan pembaruan sistem.

e) Dokumentasi yang Lengkap

Tiga bentuk dokumentasi yang berbeda diperlukan untuk sistem baru:

(1) Sistem informasi akuntansi yang baru dijelaskan secara rinci dalam dokumentasi pengembangan.

(2) Dokumentasi operasional terdiri dari jadwal operasi, file dan database yang diakses, kebutuhan peralatan, keamanan, dan file penyimpanan.

(3) Panduan pengguna menginstruksikan pengguna tentang cara memanfaatkan AIS. Ini terdiri dari manual prosedur dan materi pelatihan.

(4) Pemeliharaan dan Pengoperasian Menurut Mujilan

(2013:11), tahap terakhir dari proses SDLC adalah kegiatan operasi dan pemeliharaan. Di antara kegiatan operasi dan pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

(a) Perlunya koreksi kesalahan.

(b) Setiap modifikasi yang dibuat sebagai tanggapan atas permintaan pengguna sistem.

(c) Lingkungan eksternal berubah.

(d) Perlunya peningkatan sistem b. Metode Pembuatan Prototipe

Menurut Susanto dan Azhar (2004: 346), prototyping sebagai paradigma baru untuk mengembangkan sistem informasi akuntansi bukan hanya perpanjangan dari metodologi pengembangan informasi saat ini, tetapi sebuah revolusi dalam penciptaan sistem informasi akuntansi.

Pendekatan prototyping meliputi:

1) Pendekatan desain model; ini adalah teknik paling kritis dalam proses prototipe karena digunakan untuk mengubah model menjadi sistem informasi yang berfungsi.

2) Pendekatan desain dialog digunakan untuk membuat pengguna lebih jelas dan mudah beradaptasi. Keseluruhan arsitektur percakapan tidak sesuai dengan arahan dalam sistem informasi.

3) Pendekatan simulasi; Teknik ini digunakan untuk mengetahui berfungsinya suatu sistem informasi yang akan dimanfaatkan secara tepat.

Siklus sistem informasi akuntansi memanfaatkan teknik prototipe dalam berbagai cara, termasuk yang berikut:

1) Prototipe untuk kelayakan cocok untuk pengujian teknologi yang akan digunakan dalam kompilasi sistem informasi akuntansi.

2) Spesifikasi untuk prototipe Selain itu, ini disebut sebagai prototipe penemuan, yang digunakan untuk memastikan jumlah kebutuhan aktivitas pengguna bisnis.

3) Desain prototipe sebagai faktor pendorong dalam mengembangkan sistem informasi akuntansi yang akan digunakan.

4) Implementasi prototipe Selain disebut sebagai production prototyping, ini merupakan kelanjutan dan desain prototipe yang langsung dirakit sebagai sistem informasi manajemen yang akan digunakan.

c. Metode Rapid Application Development

Sistem menjadi lebih cepat dan pengembangan yang dibutuhkan menjadi lebih cepat, memaksa pengembang untuk berpikir cepat dan menemukan solusi teknologi yang memungkinkan pengembangan cepat tanpa mengorbankan kualitas sistem. Rapid Application Development (RAD) lahir dari keadaan ini. Menurut McLeod dan Schell (2015), RAD terdiri dari empat komponen:

1) Manajemen, yaitu mereka yang berada di level manajemen yang mampu cepat beradaptasi dengan cara-cara baru.

2) Pengembang, khususnya kelompok pengembangan sistem profesional, dalam penggunaan metodologi pengembangan sistem

dan teknologi terkait.

3) Pendekatan, khususnya metode RAD Life Cycle.

4) Alat, seperti Computer-Aided Software Engineering (CCASE) dan Bahasa Generasi Keempat, yang membantu pembuatan prototipe dan pengembangan program. Alat CASE, di sisi lain, lebih peduli dengan dokumentasi dan arsitektur database.

E. Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Teknik Analisis ketepatan waktu dalam memberikan informasi persediaan bahan baku, tetapi menurut TELOS layak dari sudut pandang teknis, ekonomi legal, dan penjadwalan.

2 Permana (2015)

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada UD. Utama Jayan

Yogyakarta. baru untuk memenuhi persyaratan perusahaan untuk menghasilkan laporan terkait dengan persediaan bahan baku.

Menurut kajian sistem informasi persediaan kekurangan di keenam bidang tersebut, dan berdasarkan analisi kebutuhan sistem, baik fungsional maupun non fungsional, memerlukan desain sistem yang baru.

5 Mustofa et Produksi (Studi Kasus UD. Bintang Terang Surabaya).

Deskriptif Kualitatif

Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa sistem informasi persediaan bahan baku masih kurang memadai, oleh karena itu perlu adanya sistem yang sesuai prosedur permintaan bahan bahan baku.

6 Apriany Produksi (Studi Kasus Pada PT. Armindo Caturpratama)

Deskriptif Kualitatif

Menurut hasil penelitian bahwa implementasi

Menurut hasil penelitian bahwa CV. Fashion Shoes Sidoarjo belum memiliki sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang memadai. Tidak adanya pelacakan mutasi persediaan bahan baku, dan tidak ada desain sistem akuntansi persediaan bahan baku di Microsoft excel yang mencakup perancangan struktur organisasi, desain dokumen, desain prosedur, dan bagan alir Persediaan Bahan Baku Secara Manual Pada

Menurut hasil penelitian bahwa metode saat ini tidak mampu mengelola persediaan bahan baku.

Didasarkan pada tidak Fungsi yang ada hanya manager dan karyawan bagian produksi.

Dokumen yang

digunakan masih belum memadai. Oleh karena

itu, diusulkan

pengembangan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang disesuaikan Persediaan Bahan Baku Pada UMKM Pempek dan Krupuk Beringin.

Deskriptif Kualitatif

Menurut hasil penelitian bahwa tidak adanya

Menurut hasil penelitian bahwa, peneliti diterapkan yaitu sistem informasi produksi,

F. Kerangka Konseptual

Perusahaan yang menangani persediaan bahan baku tentunya’

membutuhkan berbagai informasi terkait persediaan bahan baku agar para manager dapat mengambil keputusan sehingga kegiatan proses produksi berjalan lancar. Kerangka konseptual berikut menggambarkan bagaimana sistem informasi’ akuntansi’ persediaan’ bahan’ baku berkontribusi terhadap kelancaran produksi CV. Anugrah Pratama:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Kerangka yang diteliti : Kerangka yang tidak diteliti

: Fokus Penelitian analisis sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada CV. Anugrah Pratama.

memantau bisnis.

Perusahaan

Sistem Informasi Akuntansi

Persediaan Bahan Baku

Kelancaran Produksi

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah penelitian di mana peneliti digunakan sebagai alat untuk pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan lalu menganalisis yang bersifat memaparkan atau mengilustrasikan dengan kata-kata (Sugiono, 2010:9). Teknik yang menggunakan data mentah atau sampel untuk menggambarkan atau menawarkan gambaran tentang hal yang sedang dipelajari, tanpa menafsirkan atau menarik kesimpulan yang diterima secara luas adalah Penelitian deskriptif (Sugiono 2012: 29). Berdasarkan teori diatas maka penelitian mengilustrasikan atau memaparkan data yang diperoleh sebagai temuan penelitian atau singkatnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah jaminan fokus yang berfungsi sebagai alat bantu bagi arah penelitian dengan tujuan akhir untuk mengumpulkan dan mencari data, serta sebagai aturan untuk mencapai hasil yang ideal. Terlebih lagi, titik telaah adalah keterbatasan ruang dalam kemajuan penelitian, menjamin penelitian tidak selesai-selesai karena ketidakjelasan dalam perbaikan pembahasan. Oleh karena itu, penelitian ini fokuskan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada CV. Anugrah Pratama. Pemeriksaan yang digunakan berpusat pada pemeriksaan PIECES dan pemeriksaan TELOS.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi kan di CV. Anugrah Pratama, Desa Barabatu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Lokasi tersebut dijadikan tempat penelitian dikarenakan perusahaan tersebut karena keterjangkauan baik dari segi waktu, biaya maupun tenaga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan.

D. Sumber Data

Terdapat dua jenis sumber data pada penelitian ini antara lain:

1. Data Primer

Data primer dihasilkan dari mewawancara langsung kepada pemilik perusahaan CV. Anugrah Pratama

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian dihasilkan pada dokumentasi berupa foto saat melakukan observasi di lapangan, catatan, dan lain sebagainya. Melakukan dokumentasi saat melakukan kegiatan pada waktu kerja pada CV. Anugrah Pratama, dokumen terkait persediaan bahan baku.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Tujuan wawancara penelitian ini adalah memastikan hal-hal berikut:

a. Mendiskripsikan tentang perusahaan CV. Anugrah Pratama

b. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang digunakan

c. Prosedur dan pengelolaan bahan baku pada perusahaan d. Dokumen dan catatan yang digunakan.

2. Observasi

Observasi merupakan metode atau pendekatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung situasi pada perusahaan sesuai yang menjadi pokok permasalahan. Observasi menawarkan manfaat yang memungkinkan peneliti untuk melihat skenario dan proses kerja yang terjadi pada CV. Anugrah Pratama.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode atau pendekatan memperoleh data dengan mengabadikan gambar atau memeriksa dokumen-dokumen yang digunakan terkait penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang sistem informasi akuntansi yang digunakan, serta ringkasan kegiatan perusahaan pada CV. Anugrah Pratama.

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dari penelitian, antara lain observasi, penelitian kepustakaan, wawancara, dan dokumentasi, memerlukan penggunaan instrumen.

Instrumen yang digunakan adalah wawancara mengenai deskripsi tentang perusahaan, sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang diterapkan atau digunakan, dokumen dan catatan yang digunakan, serta proses yang digunakan untuk mengelola persediaan bahan baku.

G. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis deskriptif dilakukan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono

(2010:15), “penelitian kualitatif deskriptif adalah sejenis studi yang menyelidiki keadaan hal-hal yang alami daripada melakukan tes, dan yang mengandalkan pemrosesan dan interpretasi data induktif daripada generalisasi.” Bagian lain dari penelitian kualitatif deskriptif adalah yang berusaha untuk mengkarakterisasikan situasi atau fenomena dalam keadaan sekarang. Penelitian ini akan mendeskripsikan data yang diperoleh secara metodis dan tepat. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah diterapkan atau tidaknya Sistem Informasi Akuntansi Bahan Baku pada CV. Anugrah Pratama.

Dari teori diatas penulis akan menggunakan teknik analisis data menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perusahaan CV. Anugrah Pratama, kemudian menjelaskan komponen sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku berdasarkan tinjauan pustaka dan menggunakan flowchart atau diagram alir berdasarkan wawancara untuk menunjukkan prosedur bahan baku.

2. Melakukan studi PIECES tentang sistem informasi akuntansi yang saat ini digunakan atau diterapkan pada CV. Anugrah Pratama, dan kemudian memberikan kesimpulan tabel untuk membandingkan model konseptual dengan sistem yang digunakan. Seperti yang diilustrasikan pada Tabel 3.1

Jenis Analisis Konseptual Sistem yang

Sedang Berjalan

Tabel 3.1

Kesimpulan Analisis Pieces pada CV. Anugrah Pratama

3. Melakukan Analisis Kebutuhan Sistem. Tujuannya untuk mengetahui sistem apa yang dibutuhkan pada CV. Anugrah Pratama berdasarkan hasil analisis PIECES sebelumnya.

4. Melakukan Analisis TELOS atau analisis kelayakan terhadap sistem yang diusulkan berdasarkan analisis kebutuhan sistem. Tujuannya untuk mengetahui apakah sistem yang diusulkan layak untuk diterapkan pada CV.

Anugrah Pratama.

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tentang Perusahaan CV. Anugrah Pratama a) Lokasi CV. Anugrah Pratama

CV. Anugrah Pratama berlokasi di Kampung Baru, Desa Barabatu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

b) Sejarah CV. Anugrah Pratama

Pada tahun 2009 CV. Anugrah Pratama menjalankan usahanya pada penjualan kayu palet, dan pada tahun 2013 mengubah sistem usahanya menjadi pembuatan furniture kayu sampi sekarang. Pemasaran produk CV. Anugrah Pratama saat ini Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Produk yang di jual CV. Anugrah Pratama sampai sekarang masih sama sejak didirikan pada tahun 2013, yaitu kursi dan meja.

c) Visi dan Misi CV. Anugrah Pratama 1) Visi

Tumbuh menjadi perusahaan furniture kayu yang kompetitif dan terbuka terhadap ide-ide baru.

2) Misi

Memastikan kepuasan pelanggan, memberikan layanan terbaik dan meningkatkan kinerja perusahaan dan sumber daya manusia d) Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah garis hierarki yang menghubungkan banyak

komponen perusahaan. Struktur ini membuatnya sangat jelas apa yang dilakukan setiap peran pekerjaan yang mencakup alokasi hak dan tanggung jawab pekerja. Susunan desain organisasi CV. Anugrah Pratama masih sangat mendasar atau sederhana. Adapun susunan gambaran struktur organisasi CV. Anugrah Pratama:

Gambar 4.1

Struktur organisasi CV. Anugrah Pratama 1) Deskripsi Pekerjaan

(1) Pemilik memiliki tugas, yaitu:

(a) Memimpin proses operasi perusahaan (b) Menyediakan modal usaha

(c) Membeli kebutuhan perusahaan kepada pemasok dan menyelesaikan transaksi-transaksi yang berkaitan kebutuhan

PEMILIK

ADMINISTRASI PRODUKSI GUDANG

perusahaan kepada pemasok.

(2) Administrasi memiliki fungsi, yaitu:

a) Mencatat perihal transaksi yang dilakukan perusahaan

b) Menghimpun setiap data transaksi dan membuat laporan keuangan

(3) Produksi memiliki tugas, yaitu:

a) Mengatur semua proses yang berhubungan dengan hasil produk yang berkualitas.

b) Mengoperasikan alat produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

c) Sebagai penanggung jawab atas terpenuhinya segala target produksi.

(4) Gudang memiliki tugas, yaitu:

a) Mengelola persediaan perusahaan

b) Melacak jumlah persediaan yang masuk dan keluar gudang B. Pembahasan

1. Analisis Sistem Persediaan Bahan Baku CV. Anugrah Pratama

a) Deskripsi Komponen-Komponen Informasi Akuntansi Persediaan CV.

Anugrah Pratama

Dalam sistem persediaan CV. Anugrah Pratama terdapat enam segmen utama yang akan diklasifikasi adalah pengguna, prosedur dan instruksi, data, infrastruktur dan teknologi informasi, perangkat lunak, pengendalian internal dan keamanan. Adapun penjelasan setiap

segmen tersebut sebagai berikut:

1) Pengguna

Pemilik dan pegawai gudang yang ditugaskan lembur untuk menghitung persediaan.

2) Prosedur dan instruksi

Pada bagian memiliki 3 bagian yaitu:

(1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh pemilik dan pegawai gudang yang ditunjuk lembur dengan melakukan pencatatan jumlah persediaan secara manual.

(2) Proses Data

Perhitungan manual dan melakukan pengelolaan menggunakan program excel merupakan proses data yang dilakukan.

(3) Penyimpanan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan dan proses data kemudian disimpan kedalam laptop pemilik.

3) Data

Bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung merupakan dua kategori bahan baku yang merupakan data persediaan pada CV. Anugrah Pratama. Bagian ini merincikan jenis bahan, Waktu pembelian, dan Jumlah yang diperlukan

1. Bahan Baku Langsung Jenis Bahan

Baku Langsung

Waktu

Pembelian Jumlah yang diperlukan

Harian/Minggu

Jati Merah Harian 20 batang (2x10x120cm)

Jati Putih Harian 20 batang (2x10x120cm)

Kain oskar Mingguan 10 meter

Busa Mingguan 10 lembar (/meter)

Pernis Mingguan 1,5 Liter

Tabel 4.1

Daftar bahan baku langsung yang digunakan CV. Anugrah Pratama

Berdasarkan tabel 4.1 untuk jati merah dan jati putih jenis pembeliannya dilakukan per hari dengan jumlah kebutuhan masing-masing 20 batang dan untuk kain oskar jenis pembeliannya dilakukan per minggu sebanyak 10 meter, busa dengan jenis pembelian per minggu sebanyak 10 lembar dan pernis jenis pembelian per minggu sebanyak 1,5 liter.

2. B a h a n

B a k u

Tidak Langsung

Tabel 4.2

Daftar bahan baku tidak langsung yang digunakan CV. Anugrah Pratama

Berdasarkan pada tabel 4.2 setiap jenis bahan tidak langsung

Berdasarkan pada tabel 4.2 setiap jenis bahan tidak langsung

Dokumen terkait