• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis deskriptif dilakukan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono

(2010:15), “penelitian kualitatif deskriptif adalah sejenis studi yang menyelidiki keadaan hal-hal yang alami daripada melakukan tes, dan yang mengandalkan pemrosesan dan interpretasi data induktif daripada generalisasi.” Bagian lain dari penelitian kualitatif deskriptif adalah yang berusaha untuk mengkarakterisasikan situasi atau fenomena dalam keadaan sekarang. Penelitian ini akan mendeskripsikan data yang diperoleh secara metodis dan tepat. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah diterapkan atau tidaknya Sistem Informasi Akuntansi Bahan Baku pada CV. Anugrah Pratama.

Dari teori diatas penulis akan menggunakan teknik analisis data menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perusahaan CV. Anugrah Pratama, kemudian menjelaskan komponen sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku berdasarkan tinjauan pustaka dan menggunakan flowchart atau diagram alir berdasarkan wawancara untuk menunjukkan prosedur bahan baku.

2. Melakukan studi PIECES tentang sistem informasi akuntansi yang saat ini digunakan atau diterapkan pada CV. Anugrah Pratama, dan kemudian memberikan kesimpulan tabel untuk membandingkan model konseptual dengan sistem yang digunakan. Seperti yang diilustrasikan pada Tabel 3.1

Jenis Analisis Konseptual Sistem yang

Sedang Berjalan

Tabel 3.1

Kesimpulan Analisis Pieces pada CV. Anugrah Pratama

3. Melakukan Analisis Kebutuhan Sistem. Tujuannya untuk mengetahui sistem apa yang dibutuhkan pada CV. Anugrah Pratama berdasarkan hasil analisis PIECES sebelumnya.

4. Melakukan Analisis TELOS atau analisis kelayakan terhadap sistem yang diusulkan berdasarkan analisis kebutuhan sistem. Tujuannya untuk mengetahui apakah sistem yang diusulkan layak untuk diterapkan pada CV.

Anugrah Pratama.

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tentang Perusahaan CV. Anugrah Pratama a) Lokasi CV. Anugrah Pratama

CV. Anugrah Pratama berlokasi di Kampung Baru, Desa Barabatu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

b) Sejarah CV. Anugrah Pratama

Pada tahun 2009 CV. Anugrah Pratama menjalankan usahanya pada penjualan kayu palet, dan pada tahun 2013 mengubah sistem usahanya menjadi pembuatan furniture kayu sampi sekarang. Pemasaran produk CV. Anugrah Pratama saat ini Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Produk yang di jual CV. Anugrah Pratama sampai sekarang masih sama sejak didirikan pada tahun 2013, yaitu kursi dan meja.

c) Visi dan Misi CV. Anugrah Pratama 1) Visi

Tumbuh menjadi perusahaan furniture kayu yang kompetitif dan terbuka terhadap ide-ide baru.

2) Misi

Memastikan kepuasan pelanggan, memberikan layanan terbaik dan meningkatkan kinerja perusahaan dan sumber daya manusia d) Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah garis hierarki yang menghubungkan banyak

komponen perusahaan. Struktur ini membuatnya sangat jelas apa yang dilakukan setiap peran pekerjaan yang mencakup alokasi hak dan tanggung jawab pekerja. Susunan desain organisasi CV. Anugrah Pratama masih sangat mendasar atau sederhana. Adapun susunan gambaran struktur organisasi CV. Anugrah Pratama:

Gambar 4.1

Struktur organisasi CV. Anugrah Pratama 1) Deskripsi Pekerjaan

(1) Pemilik memiliki tugas, yaitu:

(a) Memimpin proses operasi perusahaan (b) Menyediakan modal usaha

(c) Membeli kebutuhan perusahaan kepada pemasok dan menyelesaikan transaksi-transaksi yang berkaitan kebutuhan

PEMILIK

ADMINISTRASI PRODUKSI GUDANG

perusahaan kepada pemasok.

(2) Administrasi memiliki fungsi, yaitu:

a) Mencatat perihal transaksi yang dilakukan perusahaan

b) Menghimpun setiap data transaksi dan membuat laporan keuangan

(3) Produksi memiliki tugas, yaitu:

a) Mengatur semua proses yang berhubungan dengan hasil produk yang berkualitas.

b) Mengoperasikan alat produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

c) Sebagai penanggung jawab atas terpenuhinya segala target produksi.

(4) Gudang memiliki tugas, yaitu:

a) Mengelola persediaan perusahaan

b) Melacak jumlah persediaan yang masuk dan keluar gudang B. Pembahasan

1. Analisis Sistem Persediaan Bahan Baku CV. Anugrah Pratama

a) Deskripsi Komponen-Komponen Informasi Akuntansi Persediaan CV.

Anugrah Pratama

Dalam sistem persediaan CV. Anugrah Pratama terdapat enam segmen utama yang akan diklasifikasi adalah pengguna, prosedur dan instruksi, data, infrastruktur dan teknologi informasi, perangkat lunak, pengendalian internal dan keamanan. Adapun penjelasan setiap

segmen tersebut sebagai berikut:

1) Pengguna

Pemilik dan pegawai gudang yang ditugaskan lembur untuk menghitung persediaan.

2) Prosedur dan instruksi

Pada bagian memiliki 3 bagian yaitu:

(1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh pemilik dan pegawai gudang yang ditunjuk lembur dengan melakukan pencatatan jumlah persediaan secara manual.

(2) Proses Data

Perhitungan manual dan melakukan pengelolaan menggunakan program excel merupakan proses data yang dilakukan.

(3) Penyimpanan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan dan proses data kemudian disimpan kedalam laptop pemilik.

3) Data

Bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung merupakan dua kategori bahan baku yang merupakan data persediaan pada CV. Anugrah Pratama. Bagian ini merincikan jenis bahan, Waktu pembelian, dan Jumlah yang diperlukan

1. Bahan Baku Langsung Jenis Bahan

Baku Langsung

Waktu

Pembelian Jumlah yang diperlukan

Harian/Minggu

Jati Merah Harian 20 batang (2x10x120cm)

Jati Putih Harian 20 batang (2x10x120cm)

Kain oskar Mingguan 10 meter

Busa Mingguan 10 lembar (/meter)

Pernis Mingguan 1,5 Liter

Tabel 4.1

Daftar bahan baku langsung yang digunakan CV. Anugrah Pratama

Berdasarkan tabel 4.1 untuk jati merah dan jati putih jenis pembeliannya dilakukan per hari dengan jumlah kebutuhan masing-masing 20 batang dan untuk kain oskar jenis pembeliannya dilakukan per minggu sebanyak 10 meter, busa dengan jenis pembelian per minggu sebanyak 10 lembar dan pernis jenis pembelian per minggu sebanyak 1,5 liter.

2. B a h a n

B a k u

Tidak Langsung

Tabel 4.2

Daftar bahan baku tidak langsung yang digunakan CV. Anugrah Pratama

Berdasarkan pada tabel 4.2 setiap jenis bahan tidak langsung jenis pembeliannya dilakukan per minggu dengan jumlah

Jenis Bahan Baku Tidak Langsung

Waktu

Pembelian Jumlah yang diperlukan Harian/minggu

Sending Mingguan 1 Kg

Dempul Mingguan 1 Kg

Lem fox Mingguan 2,5 Kg

Amplas Mingguan 1 roll

kebutuhan untuk sending dan dempul masing-masing 1 kg, Lem fox 2,5 kg, amplas 1 roll, thinner 2 liter, mata gerinda 2 pcs, paku 5 cm 1 kg.

4) Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur terkait teknologi informasi pada CV. Anugrah Pratama adalah sebuah laptop dengan spesifikasi Intel Pentium 2,3 Ghz, RAM DDR3 2x1 GB, HDD 250 GB) yang bersistem operasi Microsoft Windows 7, dan menggunakan Wi-Fi Indihome berkecepatan 10mbps sebagai komunikasi jaringan.

5) Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dipakai pada CV. Anugrah Pratama adalah Microsoft Excel 2007. Digunakan untuk menangani data dan memberikan informasi tentang manajemen persediaan, serta laporan-laporan terkait persedian

6) Pengendalian Internal dan Keamanan

Pengendalian internal mengacu pada administrasi data persediaan oleh pemilik tunggal bisnis. Untuk mengamankan sistem informasi inventaris, langkah-langkah keamanan digunakan, termasuk penggunaan kata sandi login pada login Windows pemilik laptop dan membatasi akses ke workstation pemilik.

b) Prosedur pengelolaan persediaan bahan baku CV. Anugrah Pratama

1) Prosedur persediaan bahan baku masuk gudang

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV. Anugrah Pratama prosedur bahan baku masuk gudang dimulai dan membuat daftar Pembelian Bahan Baku yang ingin dibeli, kemudian menghubungi supplier terkait ketersediaan persediaan yang ingin dibeli pada daftar pembelian bahan baku tersebut, kemudian supplier membuat nota pembelian bahan, kemudian pengecekan nota pembelian bahan apakah sesuai daftar belanja, Jika tidak kembali menghubungi supplier, jika ya berlanjut pada terima barang dan selesai. Dijelaskan pada bagan alir dibawah ini:

Gambar 4.2

Prosedur Bahan Baku Masuk Gudang

Mulai

DPB Nota Pembelian Bahan Baku

Pembelian Bahan Baku Daftar Pembelian

Bahan baku

Menghubungi Supplier

DPB Nota Pembelian Bahan Mengecek

Bahan Yang Dibeli

Apakah Barang Sesuai Daftar

Belanja?

Tidak

Ya

Keterangan:

DPB : Daftar Pembelian Bahan Baku NPB : Nota Pembelian Bahan

Terima

2) Prosedur bahan baku keluar gudang

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan CV. Anugrah Pratama adapun prosedur bahan baku keluar gudang dimulai lalu mengeluarkan bahan baku dari gudang, lanjut pada pembuatan produk, kemudian transaksi penjualan, dan selesai. Adapun bagan alir dijelaskan dibawah ini:

Gambar 4.2

Prosedur Bahan Baku Keluar Gudang Mulai

Mengeluarkan Bahan Baku

Membuat Produk

Transaksi Penjualan

Selesai

2. Analisis PIECES

Analisis PIECES bertujuan untuk menemukan sistem yang perlu dibenahi pada perusahaan. Analisis dilakukan menggunakan teknik analis PIECES sebagai berikut:

a. Performance (Kinerja)

Pemilik dan staf gudang, menurut penelitian kinerja, menyelesaikan perhitungan fisik dua kali sehari, sebelum dan sesudah jam kerja.

Karena pelacakan inventaris masih dilakukan secara manual, penghitungan fisik inventaris dan pengelolaan data diperlukan dua kali sehari.

b. Information (Informasi)

sistem hanya menampilkan informasi persediaan bahan baku sebelum dan sesudah jam kerja. Hal ini dikarenakan proses pencatatan yang masih manual dan dilakukan di luar jam kerja sehingga data yang dikumpulkan tidak real-time atau up to date yang menyebabkan informasi persediaan tidak akurat

c. Economy (Ekonomi)

sistem ini akan membutuhkan biaya tambahan sebesar Rp. 150.000 per minggu. Pengeluaran ini dikeluarkan oleh staf gudang yang bekerja lembur untuk menghitung persediaan bahan baku.

d. Control (Pengendalian)

Analisis kontrol mengungkapkan bahwa CV. Persediaan bahan baku Anugrah Pratama masih menggunakan lembaran kertas tulisan tangan

untuk pencatatan persediaan. Penyimpanan dokumen tidak dilakukan secara efektif, dan ketika diperlukan dokumen hanya dicari, tanpa penyalinan dokumen.

e. Efficiency (Efisiensi)

Menurut pemeriksaan efisiensi. Sistem yang digunakan saat ini tidak efisien. Hal ini karena data yang dihasilkan tidak real-time atau saat ini dalam waktu singkat. Pencatatan inventaris dilakukan sebelum dan sesudah jam kerja, memastikan bahwa informasi inventaris tidak terkini dan akurat. Pencatatan persediaan membutuhkan setidaknya dua orang.

Selain itu, persediaan yang ada di CV. Anugrah Pratama relatif banyak.

Untuk mengelola persediaan membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya.

f. Service (Pelayanan)

Menurut pemeriksaan Service, Sistem yang diterapkan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil informasi persediaan. Hal tersebut disebabkan oleh sistem yang diterapkan tidak memiliki sistem yang mampu memberikan informasi secara akurat dan terkini.

Jenis Analisis Konseptual Sistem yang diterapkan

Analisis Performance

Sistem dapat melakukan

perhitungan persediaan dengan cepat dan waktu yang fleksibel

Sistem memerlukan perhitungan persediaan dua kali dalam sehari.

Analisis Information

Sistem dapat langsung memberikan informasi persediaan yang terkini yang menjadi informasi tersebut akurat

Informasi hanya bisa didapatkan sebelum dan sesudah jam kerja sehingga informasi tersebut tidak akurat saat aktivitas perusahaan berjalan.

Analisis Economy

Sistem dapat menghemat biaya operasional perusahaan.

Sistem ini memerlukan biaya tambahan untuk staff gudang yang melakukan perhitungan persediaan pada jam diluar operasional.

Analisis Control

Sistem dapat melindungi dan mencadangkan data terkait persediaan.

Penyimpanan dokumen tidak dilakukan dengan baik sehingga ketika dokumen ingin dipakai, dokumen tersebut baru dicari dan tidak ada salinan dokumen

Analisis Efficiency

Sistem yang dikembangkan menghemat waktu, biaya dan tenaga untuk mengelola persediaan.

Sistem ini menggunakan pengelolaan persediaan yang memerlukan waktu, tenaga dan biaya ekstra untuk mendapatkan informasi persediaan.

Analisis Service

Sistem yang dikembangkan dapat menyajikan jumlah persediaan yang akurat dan terkini sehingga aktivitas perusahaan menjadi lancar.

Sistem ini menggunakan pengelolaan persediaan yang memerlukan waktu, tenaga dan biaya ekstra untuk mendapatkan informasi persediaan, sehingga aktivitas perusahaan jadi terhambat.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Pieces pada CV. Anugrah Pratama (Sumber Permana, 2015; Data diolah 2021)

Dari tabel diatas hasil analisis PIECES yang memiliki enam komponen yaitu, performance, information, economic, efficiency, dan service sistem yang diterapkan CV. Anugrah Pratama masih memiliki banyak kekurangan terutama pada masalah menyajikan informasi secara akurat dan terkini, sehingga CV. Anugrah Pratama memerlukan sistem informasi persediaan yang baru untuk dapat menghasilkan informasi persediaan yang akurat dan terkini.

3. Analisis Kebutuhan Sistem a. Kebutuhan Fungsional

1) Sistem yang diusulkan harus bisa menambah, mengubah, menghapus dan menyimpan data terkait persediaan.

2) Sistem yang diusulkan harus mampu mengelola data terkait persediaan.

3) Sistem yang diusulkan harus mampu memberikan pelaporan terkait persediaan.

b. Kebutuhan Non Fungsional I. Software

Perangkat lunak yang digunakan, yaitu aplikasi yang mengelola file terkait persediaan dan aplikasi pengelola persediaan.

II. Hardware

Hardware yang digunakan untuk pengembangan sistem baru, yaitu:

1) Komputer, adapun komputer yang digunakan yang dapat memenuhi syarat atau dapat menjalankan menjalankan perangkat lunak yang diusulkan.

2) Network Attached Server

Adapun Network Attached Server menggunakan SINOLOGY DS120J.

3) Keamanan

Keamanan dikonfigurasi menggunakan akses masuk pengguna dengan tingkat izin yang berbeda, memastikan bahwa tidak semua pengguna dapat menggunakan sistem dan tidak semua pengguna memiliki akses ke semua fitur.

4) Penggunaan sistem baru yang dikembangkan akan diterapkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemilik CV.

Anugrah Pratama pada awal 2022.

4. Analisis TELOS

Analisis TELOS bertujuan untuk mengetahui kelayakan untuk diterapkannya sistem baru yang diusulkan oleh analisis kebutuhan sistem, Adapun komponennya sebagai berikut:

a. Kelayakan Teknis (Technical)

Perangkat penyimpanan data yang dilengkapi dengan sistem operasi untuk tujuan penyimpanan data untuk keperluan pencadangan dan berbagi data. Sistem yang diusulkan dapat dikombinasikan dengan sistem yang sudah diterapkan pada CV. Anugrah Pratama. Dengan aplikasi pengelola sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang dapat mengumpulkan dan mengelola data tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga informasi persediaan menjadi akurat dan terkini. Penggunaan sistem baru persediaan tidak memerlukan ahli IT dan cukup mudah dipelajari. Karena komputer bukan lagi sesuatu yang awam bagi karyawan.

b. Kelayakan Ekonomi (economic)

Kelayakan Ekonomi meliputi kebutuhan sistem dari aspek keuangan yang akan digunakan.

1) Perhitungan Biaya Pengembangan Sistem Baru

Pembelian Biaya

1. Hardware

1) Komputer bundle (Cpu, monitor, Keyboard, mouse, ssd, hdd 500gb,

Rp. 3.900.000

motherboard, ram, case, dan psu)

2) HDD (2TB) Rp. 650.000

3) Barcode Scanner Rp. 400.000

4) Printer Rp. 1.000.000

5) Synologi DS120J Rp. 2.000. 000

TOTAL Rp. 7.950.000

2. Software

1) Aplikasi Pengelolaan Persediaan Rp. 714.750 2) Aplikasi Pengelola File Rp. -

TOTAL RP. 714.750

3. Biaya Instalasi

Jasa Instalasi Rp. 100.000

TOTAL Rp. 100.000

4. Total Biaya Pengembangan Sistem Baru

1) Total Biaya Pembelian Hardware Rp. 7.950.000 2) Total Biaya Pembelian Software Rp. 714.750 3) Total Biaya Instalasi Rp. 100.000 Total Biaya Pengembangan Sistem Baru Rp. 8.764.750 (Data diolah, 2021)

Tabel 4.4 Biaya Pengembangan Sistem Baru

Berdasarkan perhitungan tabel 4.4 didapatkan untuk total biaya yang dikeluarkan untuk penerapan sistem baru sebesar Rp. 8.764.750 dan akan dibandingkan dengan biaya sistem lama untuk mendapatkan

kesimpulan pada analisis TELOS kelayakan ekonomi. Adapun pengembangan sistem baru dimaksudkan untuk menunjang kebutuhan fungsional dan non fungsional kebutuhan pada analis kebutuhan sistem.

2) Biaya operasional Sistem Baru

Operasional Biaya

1. Biaya Listrik

a. Pemakaian Listrik Sistem baru

1. Total Pemakaian listrik sistem baru 358 watt 2. Pemakaian listrik selam 8 jam operasional 3. Total Pemakaian listrik perhari 358x8= 2864 Wh

= 2,9 kWh b. Tarif listrik tahun pertama

1. Tarif listrik B-1/1300 VA april 2021 = Rp 966/kWh

2. Total biaya listrik selama sebulan (2,9 x 22) x 966 = Rp. 61.630

3. Total biaya listrik selama setahun (61.630 x 12)

c. Tarif listrik tahun kedua

1. Tarif listrik B-1/ 1300 VA 2022 dengan asumsi kenaikan tarif sebesar 5% =

=Rp. 739.560

Rp.1.014,3/kWh

2. Total biaya listrik selama sebulan (2,9x22)x 1.014 = Rp. 64.712

3. Total biaya listrik 1 tahun (64.712x12) =Rp. 776.544 2. Biaya Lain-lain

a. Biaya kertas selama 1 Tahun

Kertas A4 dua rim Rp. 90.000

b. Biaya Tinta Print selama 1 Tahun

1 paket warna Rp. 200.000

3. Total Biaya Operasional Sistem Baru a. Biaya Listrik Tahun Pertama b. Biaya Listrik Tahun Kedua

Rp. 739.560 Rp. 776.544 a. Biaya Kertas dan Tinta Tahun Pertama

b. Biaya Kertas dan Tinta Tahun Kedua

Rp. 290.000 Rp. 290.000 a. Total Biaya Tahun Pertama

b. Total Biaya Tahun Kedua

Rp. 1.029.560 Rp. 1.066.560 Tabel 4.5 Biaya Operasional Sistem Baru

(Data diolah, 2021)

Berdasarkan perhitungan total biaya pada tabel 4.5 pada tahun pertama untuk total biaya untuk operasional Rp. 1.029.560 dan pada tahun kedua untuk total biaya operasional Rp. 1.066.560 dan akan dibandingkan untuk kesimpulan analisis TELOS kelayakan ekonomi.

Biaya operasional sistem baru dimaksudkan untuk mengetahui total

biaya operasional jika sistem baru diterapkan.

3) Biaya operasional sistem lama

Operasional Biaya

1. Biaya Lembur

a. 1 minggu Rp. 150.000

b. 1 Bulan Rp. 600.000

c. 1 Tahun Rp. 7.200.000

2. Biaya Alat Tulis 1) 1 bulan 2) 1 Tahun

Rp. 43.000 Rp. 516.000 3. Total biaya operasional sistem lama

a. Biaya Lembur Rp. 7.200.000

b. Biaya Alat Tulis Rp. 516.000

Total biaya operasional sistem lama Rp. 7.716.00 (Data diolah, 2021)

Gambar 4.6 Biaya Operasional Sistem Lama

Berdasarkan Tabel 4.6 Biaya operasional sistem lama Rp. 7.716.000, biaya tersebut akan dibandingkan untuk kesimpulan analis TELOS kelayakan ekonomi. Adapun maksud dari biaya operasional lama untuk

mengetahui berapa biaya operasional sistem tersebut.

1. Perbandingan biaya pengembangan sistem baru dengan sistem lama selama dua tahun

Biaya/periode Tahun

Pertama

Tahun Kedua

Biaya Sistem Baru

a. Biaya Pengembangan Rp. 8.764.750 - b. Biaya Operasional Rp. 1.029.560 Rp.1.066.560

Total Biaya Rp. 9.794.319 Rp. 1.066.560

Biaya sistem Lama

a. Biaya Operasional Rp. 7.716.000 Rp. 7.716.000 Total Keuntungan Operasional

dan Pengembangan Sistem

(Rp.2.078.319) Rp. 6.649.440

Tabel 4.7 Analisis TELOS kelayakan Ekonomi (Data diolah, 2021)

Berdasarkan tabel 4.7, penelitian kelayakan ekonomi TELOS menemukan kerugian biaya sistem sebesar Rp. 2.078.319 pada tahun pertama, yang dikaitkan dengan biaya sistem baru sebesar Rp. 9.794.319. CV. Anugerah Pratama memperoleh keuntungan sebesar Rp. 6.313.440 biaya operasional pada tahun kedua, sedangkan biaya pembentukan sistem baru hanya dihabiskan pada tahun pertama. Dengan demikian, berdasarkan kelayakan ekonomi, sistem baru ini layak dijalankan.

c. Kelayakan Hukum (Legal)

Kelayakan hukum mengacu pada persyaratan sistem berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Komponen perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem yang diusulkan adalah barang dagangan yang diizinkan yang tidak melanggar aturan Indonesia. Tidak dilarang untuk memperoleh perangkat keras dari pedagang grosir komputer atau pengecer komputer. Program Inventory dapat dibeli langsung dari pengembang di https://www.nchsoftware.com, sedangkan DSM tersedia secara gratis sebagai aplikasi manajemen file untuk Synology DS120J.

d. Kelayakan Operasional (Operational)

Kelayakan Operasional meliputi kebutuhan sistem dari aspek operasional yang akan digunakan. Kelayakan operasional mengacu pada:

1) Sistem yang diusulkan dapat memperoleh informasi yang diperlukan CV. Anugrah Pratama. Informasi mengenai persediaan bahan baku yang dapat dipercaya karena dapat diakses secara akurat dan terkini dan mengurangi kemungkinan kesalahan.

2) Sistem baru dapat menyederhanakan proses pengelolaan data persediaan secara signifikan. Selain itu, sistem menghasilkan laporan persediaan dengan cepat.

3) Sistem yang diusulkan dapat menguatkan pengendalian internal atas persediaan digudang karena mengatur pengarsipan data dan laporan secara rapi dan memastikan setiap data dan laporan memilik salinan.

4) Tidak membutuhkan keterampilan yang spesifik untuk

mengoperasikan sistem yang diusulkan.

e. Kelayakan Penjadwalan (Schedule)

Kelayakan penjadwalan mempertimbangkan persyaratan sistem dari perspektif jadwal atau kerangka waktu untuk mengimplementasikan sistem yang diusulkan. Sistem informasi akuntansi persediaan dapat dipasang dalam jangka waktu yang ditentukan oleh pemilik usaha, yaitu awal Januari 2022.

64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut studi PIECES, Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku yang dibuat tidak praktis dan mengandung kekurangan, sehingga memerlukan peningkatan sistem. Dari enam bidang analisis PIECES, khususnya dalam hal efisiensi dan ketepatan waktu penyajian informasi persediaan bahan baku. Sebuah desain sistem informasi persediaan baru ditawarkan berdasarkan temuan studi fungsional dan non-fungsional kebutuhan sistem. Menurut temuan studi TELOS, sistem persediaan bahan baku yang disajikan dalam analisis kebutuhan sistem secara teknis, ekonomis, legal, operasional, dan penjadwalan layak untuk diterapkan.

B. Keterbatasan Peneliti

1. Sulitnya peneliti bertemu pemilik CV. Anugrah Pratama dan kurang terbukanya para pegawai terhadap informasi data yang diteliti.

2. Sulitnya mendapatkan dokumen terkait persediaan dikarenakan perusahaan tidak menyimpan atau memback-up data terkait persediaan.

C. Saran

1. Saran bagi praktisi penelitian menemukan bahwa perusahaan yang diteliti memiliki banyak kelemahan dan perlu adanya pembaruan sistem supaya informasi terkait persediaan bahan baku dapat diakses secara real time.

2. Saran untuk akademisi sistem informasi akuntansi memberikan banyak pengetahuan, kesempatan, dan peluang untuk dilakukannya penelitian

selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada usaha kecil menengah bahkan perusahaan besar sekalipun. Desain penelitian dapat dikembangkan dengan pendekatan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Devi. (2014). Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Dalam Rangka Menunjang Kelancaran Proses Produksi PT. Armindo Caturpratama [Skripsi]. Bogor (ID); Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.

Arafah, S. H. (2019) Perancangan Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada CV. Fashion Shoes Sidoarjo [Skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Azhar Susanto. (2004). Sistem Informasi Manajemen.Bandung: Linggar Jaya.

Anastasia Diana, Lilis Setiawati (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1 Yogyakarta: ANDI

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Deviana, J. A. (2017). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada CV. Gepuk NY. Ong Jakarta [Skripsi]. Jakarta (ID): Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika.

Jogiyanto. (2009). Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi, Konsep Dasar Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan.Yogyakarta:

Andi Offset.

Krismiaji. (2015). Sistem informasi akuntansi (Ed. Ke-4). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Lanastriani, Indah, dan Rika Kharlina Ekawati. (2017). Analisis Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada UMKM Pempek dan Kerupuk Beringin.

McLeod, Raymond, & Schell, P. (2015). Management Information System: New Jersey: Pearson Education.

Mujilan, Agustinus. (2013). Handbook Analisis dan Perancangan Sistem. Edisi 1.

Universitas Widya Mandiri.

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi 3: Salemba Empat. Jakarta.

Mustofa, A. J, Tri Lestari, dan Sitti Rosyafah. (2015). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Dalam Kelancaran Proses Produksi pada UD. Bintang Serang Surabaya. Universitas Bhayangkara Surabaya.

Nugraha, M.S. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada Loh Jinawi Coffee and Bean Semarang [Skripsi]. Yogyakarta (ID):

Universitas Sanata Dharma Yogyakrta.

Permana, Dhika (2015). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada UD. Utama Jati Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta (ID):

Universitas Negeri Yogyakarta.

Prakasti, D. N. (2015). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Persediaan di Central Steak and Coffee Boyolali [Skripsi]. Yogyakarta (ID):

Prakasti, D. N. (2015). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Persediaan di Central Steak and Coffee Boyolali [Skripsi]. Yogyakarta (ID):

Dokumen terkait