• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4. Analisis Tingkat Kepuasan Peternak

Analisis tingkat kepuasan peternak dihitung dengan Importance Performance Analysis (IPA). IPA bertujuan untuk mengetahui keadaan setiap atribut dari faktor yang ditinjau dari segi kinerja dan kepentingannya. Penilaian tingkat kinerja yang mempengaruhi kepuasan diwakili oleh ‘X’ sedangkan penilaian kepentingan ditunjukkan oleh ‘Y’. Perhitungan IPA dilakukan dengan menggunakan skor rata-rata tiap atribut. Selanjutnya, hasil penilaian tersebut diposisikan pada empat kuadran diagram kartesius dengan garis tengah pembagi 3,14 pada sumbu x (skor rata-rata tingkat kinerja) dan 2,98 pada sumbu y (skor rata-rata tingkat kepentingan). Skor rata-rata hasil penilaian kepentingan dan kinerja atribut pakan Cargill dapat dilihat pada Tabel 46.

Tabel 46. Rata-Rata Penilaian Kinerja dan Penilaian Kepentingan

No Atribut

Atribut X Y

1 Peningkatan volume produksi susu 3,1 3,8

2 Peningkatan protein susu 3,2 3,78

3 Perubahan warna susu 2,34 2,32

4 Kekentalan susu 2,78 2,72

5 Kesehatan sapi 3,44 3,22

6 Tingkat reproduksi 3,12 3,2

7 Palatabilitas 3,1 3,18

8 Kemudahan penggunaan pakan 3,66 2,98

9 Daya tahan pakan 3,98 2,9

10 Harga pakan 1,84 3,18

11 Ketersediaan pakan 3,6 3,06

12 Kemudahan distribusi pakan 3,66 3

13 Sistem pembayaran pakan 3,42 3

14 Pemberian informasi penggunaan pakan 3,26 3,06

15 Merek pakan 2,74 1,28

16 Kemasan pakan 3,56 3,1

17 Ukuran volume pakan 2,9 2,92

18 Peningkatan pendapatan 2,84 3,04

Total Rata-rata 56,54 53,74

Berdasarkan Tabel 46, total rata-rata tingkat kinerja lebih besar daripada tingkat kepentingan. Hal ini mengindikasikan bahwa setelah penggunaan pakan Cargill responden menilai tingkat kinerja telah memenuhi harapan yang diinginkan. Akan tetapi, terdapat beberapa atribut yang tingkat kinerjanya lebih rendah dibandingkan dengan nilai tingkat kepentingannya. Atribut harga pakan dan peningkatan pendapatan, sehingga peternak mengalami ketidakpuasan tingkat kinerja.

Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja selanjutnya diplotkan pada diagram kartesius empat kuadran seperti terlihat pada Gambar 3.

Keterangan :

1. Perubahan volume produksi

susu

2. Peningkatan protein susu

3. Perubahan warna susu

4. Kekentalan susu

5. Kesehatan sapi

6. Tingkat reproduksi

7. Palatabilitas (kesukaan)

8. Kemudahan penggunaan pakan

9. Daya tahan pakan

10.Harga pakan

11.Ketersediaan pakan

12.Kemudahan distribusi pakan

13.Sistem pembayaran pakan

14.Pemberian informasi

penggunaan pakan

15.Merek pakan

16.Kemasan pakan

17.Ukuran volume kemasan pakan

18.Peningkatan pendapatan

Kuadran I (Prioritas Utama)

Atribut pada Kuadran I dalam diagram kartesius dianggap sangat penting (tingkat kepentingan tinggi) oleh peternak, namun tingkat kinerja dianggap rendah atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga tingkat kinerja pada kuadran ini menjadi prioritas utama untuk diperbaiki guna meningkatkan kepuasan peternak.

Atribut dalam kuadran ini adalah peningkatan volume produksi susu (A1), tingkat reproduksi (A6), palatabilitas (A7), harga pakan (A10) dan peningkatan pendapatan (A18). Atribut yang tingkat kinerja lebih rendah dari tingkat kepentingan adalah harga pakan dan peningkatan pendapatan.

Harga pakan Cargill relatif mahal, sehingga peternak menilai bahwa tingkat kinerja rendah. Harga pakan yang digunakan sebelumnya Rp 1.450/kg, sedangkan harga pakan Cargill Rp 3.100/kg. Peternak menyadari kualitas pakan Cargill memang lebih baik, namun harga susu menjadi permasalahan. Harga susu tidak sebanding harga pakan yaitu Rp 2.700/liter. Oleh karena itu, walaupun pakan Cargill dapat meningkatkan produksi dan kualitas susu, tetapi harganya mahal menyebabkan peternak mempertimbangkan kembali untuk membelinya. Harga pakan Cargill harus diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan peternak, diharapkan harganya lebih rendah dibandingkan dengan harga susu.

Pendapatan yang diterima masih rendah dibandingkan yang diharapkan peternak. Berdasarkan penelitian, sebagian besar pendapatan diterima peternak setelah 15 hari adalah < Rp 500.000,-. Peternak mengharapkan ketika menggunakan pakan Cargill, pendapatan mereka pun meningkat seiring dengan peningkatan produksi dan kualitas susu. Namun kenyataannya tidak berdampak pada peningkatan pendapatan secara signifikan. Hal ini disebabkan biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan harga penjualan susu. Selain itu skala usaha yang masih kecil pun ikut berpengaruh.

Pengkajian usaha pemeliharaan sapi perah menunjukkan bahwa harga susu yang diterima peternak umumnya sangat tidak sebanding dengan biaya produksi (Kusnadi dan Juarini, 2006). Harga pakan Cargill lebih mahal dibandingkan harga susu. Menurut Siregar (1996), usaha pemeliharaan sapi perah akan menguntungkan apabila harga per liter susu 2,1 kali harga per kg pakan

konsentrat. Dengan demikian, penggunaan pakan Cargill tidak akan memberikan dampak peningkatan pendapatan selama harganya lebih tinggi dibandingkan harga susu.

Skala usaha juga mempengaruhi pendapatan. Sebagian besar peternak berada pada skala kepemilikan sapi produktif 1 – 2 ekor, padahal skala usaha dinilai efisien jika memiliki sapi produktif 5 – 7 ekor. Oleh karena itu, peternak belum merasakan peningkatan pendapatan setelah menggunakan pakan Cargill.

Atribut peningkatan produksi susu berada pada garis tengah sumbu x diagram kartesius, sehingga berada diantara garis tengah kuadran I dan II. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kinerja yang dihasilkan pakan Cargill dalam meningkatkan produksi susu berada pada batas minimal yang diinginkan, sehingga akan mempengaruhi kepuasan peternak. Berdasarkan tingkat kepentingan, atribut peningkatan produksi susu mendapat penilaian paling tinggi. Namun pengamatan di lapangan menunjukkan peningkatan produksi yang terjadi belum sesuai diharapkan. Peternak mengharapkan setelah menggunakan pakan Cargill, peningkatan produksi yang terjadi adalah 4 liter/hari. Kenyatannya hanya berkisar antara 1 – 3 liter/hari. Dengan demikian, perlu perbaikan kinerja pada atribut ini untuk meningkatkan kepuasan peternak.

Atribut tingkat reproduksi dan palatabilitas (tingkat kesukaan) pun berada pada garis tengah diantara kuadran I dan II. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja yang dihasilkan belum maksimal, sehingga perlu ada peningkatan kinerja untuk meningkatkan kepuasan peternak.

Atribut reproduksi berdasarkan tingkat kepentingan termasuk yang penting dipertimbangkan. Menurut peternak, kandungan nutrisi dalam pakan konsentrat dapat mempengaruhi reproduksi sapi perah. Nutrien dalam pakan harus seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan dan komposisi tubuh ternaknya.

Berdasarkan tingkat kinerja pada atribut reproduksi (Tabel 46), 19 responden merasakan pakan Cargill sangat baik, dilihat dari indikator selang beranak sapi perah selama 12 bulan. Mengacu pada Sudono (1999) yang menjelaskan efisiensi reproduksi sapi perah dapat diukur dari selang beranak (calving interval), Service per conception (SC), dan calving rate. Selang beranak yang baik adalah 12 – 13 bulan, sedangkan yang lebih dari 13 bulan tidak

ekonomis karena produksi rata-rata susu per hari didasarkan atas per Calving Interval (CI) yang mempunyai kecenderungan menurun.

Namun, 13 reponden menilai kinerja pakan Cargill terhadap reproduksi tidak baik (Tabel 46). Indikator tidak baik adalah selang beranak sapi perah 15 bulan. Dengan demikian, belum seluruhnya peternak merasakan selang beranak yang baik sehingga reproduksi sapi perah belum efisien. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sapi tersebut ternyata mengalami masa laktasi yang panjang, karena tidak terjadi tanda-tanda birahi, umur sapi yang telah tua yaitu lebih dari 10 tahun, sehingga produktivitasnya menurun. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar makanan dipakai untuk pertumbuhan sapi perah.

Palatabilitas (kesukaan) merupakan salah satu tujuan dalam pemberian pakan. Palatabilitas mempengaruhi sapi perah dalam mengkonsumsi pakan. Apabila palatabilitas rendah maka sapi tidak akan memakan pakan konsentrat dan akan berdampak pada produksi dan kualitas susu serta kesehatan sapi yang menurun. Berdasarkan tingkat kinerja pada atribut palatabilitas (Tabel 46), 17 responden menilai sangat baik, 24 responden menilai baik, 6 responden menilai tidak baik dan 3 responden menilai sangat tidak baik. Indikator penilaian ini dengan cara melihat berapa lama selang waktu sapi beradaptasi untuk memakan pakan Cargill. Penilaian terbanyak adalah baik yaitu sapi beradaptasi 1 - 7 hari. Sebaliknya penilaian bisa sangat tidak baik yaitu jika sapi beradaptasi lebih dari satu bulan untuk memakan pakan Cargill.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, hal ini disebabkan kebiasaan dalam memberi makan pada sapi perah. Sebelumnya peternak menggunakan pakan HBM yang berbentuk serbuk, sedangkan pakan Cargill berbentuk padat. Kebiasaan inilah yang menyebabkan beberapa sapi tidak langsung memakan pakan Cargill. Peternak harus mencampurkan kedua pakan tersebut dan mengurangi porsi pakan HBM sedikit demi sedikit agar sapi perah terbiasa dengan pakan Cargill. Dengan demikian, perlu adanya perbaikan bentuk pakan yang disukai sapi secara keseluruhan agar mengurangi pengeluaran peternak.

Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Atribut pada Kuadran II diagram kartesius dianggap penting dan kinerjanya dianggap sesuai dengan yang diharapkan sehingga harus dipertahankan.

Atribut dalam kuadran ini adalah peningkatan protein susu (A2), kesehatan sapi (A5), kemudahan penggunaan pakan (A8), ketersediaan pakan (A11), kemudahan distribusi pakan (A12), sistem pembayaran pakan (A13), pemberian informasi penggunaan pakan (A14), dan kemasan pakan (A16).

Kinerja pada atribut peningkatan protein susu dinilai sesuai dengan yang diharapkan, yaitu terjadi peningkatan protein dari 2,5 persen menjadi 2,8 persen bahkan ada yang mencapai tiga persen. Oleh karena itu, peningkatan protein susu harus dipertahankan agar konsisten dengan tetap menggunakan pakan Cargill.

Kesehatan sapi dinilai sangat penting. Pemberian pakan dapat mempengaruhi kesehatan sapi dan kinerja pakan Cargill dinilai sangat baik. Hal tersebut dilihat dari bobot yang ideal dan kesehatan sapi yang membaik. Pakan Cargill tidak memberikan efek samping pada pencernaan. Dengan demikian, penggunaan pakan Cargill memberikan dampak positif pada kesehatan sapi dan harus tetap dipertahankan.

Kemudahan penggunaan pakan dinilai kinerjanya sangat baik. Hal ini dikarenakan cara penggunaan pakan Cargill lebih praktis dibandingkan dengan pakan sebelumnya. Pemberian pakan Cargill pada sapi 6 kg/hari diberikan secara kering tanpa dicampur air. Selain itu, bentuknya yang padat membuat peternak lebih mudah dan ringan dalam memberikan pada sapi. Hal ini harus dipertahankan karena sangat membantu dalam bekerja. Peternak dapat menghemat waktu dalam memberi pakan, selain itu juga menghemat tenaga sehingga dapat dialokasikan untuk pekerjaan yang lain (mencari rumput).

Menurut peternak, kinerja ketersediaan pakan Cargill dinilai baik karena pasokannya selalu ada di koperasi. Apabila terdapat keterlambatan, biasanya karena pihak koperasi yang terlambat menghubungi PT Cargill. Namun, sampai saat ini belum terjadi keterlambatan pasokan dalam jangka waktu lama. Hal ini harus tetap dipertahankan untuk menjaga kepuasan sehingga peternak tidak beralih menggunakan pakan yang lain.

Pakan Cargill dipasok dari PT Cargill Indonesia melalui koperasi yang kemudian dilanjutkan pada kelompok peternak. Peternak mendapatkan pakan Cargill dengan mudah sehingga tidak perlu datang ke koperasi. Kemudahan tersebut memberikan penilaian kinerja yang memuaskan.

Sistem pembayaran pakan menjadi hal penting untuk dipertimbangkan. Pada umumnya sistem pembayaran pakan adalah mengambil terlebih dahulu pakan konsentrat untuk jangka waktu 15 hari, kemudian pembayaran akan dipotong langsung dari hasil penerimaan susu pada hari ke 15. Hal tersebut mempermudah peternak, sehingga tidak perlu memberikan uang tunai kepada koperasi. Kendala yang mungkin dihadapi adalah hasil penerimaan susu tidak mencukupi untuk membiayai pengeluaran pakan Cargill.

Informasi penggunan pakan harus dipahami sebelum memberikannya pada sapi agar efisien, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Pemberian informasi dinilai memuaskan. Pakan Cargill merupakan pakan yang pertama kali diuji cobakan oleh PT Cargill Indonesia, sehingga peternak diberikan pengetahuan agar pemahaman mereka tepat dan sesuai dengan aturan. Pemberian informasi dilakukan secara intensif terlebih bagi peternak yang sapinya menjadi salah satu uji coba dalam penggunaan pakan Cargill.

Kemasan atau karung pakan Cargill dinilai sangat memuaskan. Hal tersebut dilihat dari karungnya yang kuat dan dilapisi plastik sehingga tidak perlu khawatir pakannya terkena air. Selain itu terdapat merek Cargill dan kandungan nutrisi pakan pada kemasan serta terdapat date expired, sehingga peternak mengetahui kapan batas akhir penggunaan pakan. Karung yang tidak terpakai dapat dijual lagi dengan harga Rp 750,- hingga Rp 1.000,- tiap karung sehingga memiliki nilai ekonomis. Harga tersebut dinilai cukup tinggi bila dibandingkan dengan yang lama yaitu Rp 300,- hingga Rp 500,-.

Kuadran III (Prioritas Rendah)

Atribut pada Kuadran III diagram kartesius dianggap kinerjanya kurang penting dan kurang memuaskan sehingga belum perlu dilakukan perbaikan. Atribut yang termasuk adalah perubahan warna susu (A3), kekentalan susu (A4), merek pakan (A15), dan ukuran volume kemasan pakan (A17).

Peternak menilai pakan Cargill tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan warna susu dan dianggap tidak penting serta kinerjanya pun tidak memberikan hasil yang memuaskan, sehingga tidak diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Secara umum, warna susu adalah putih kekuningan.

Kekentalan susu tidak terlalu dipertimbangkan dalam membeli pakan. Namun, pemberian pakan Cargill meningkatkan kekentalan susu. Kekentalan susu yang bagus adalah jika berat jenisnya 27. Berdasarkan Tabel 46, 37 responden menilai baik pada atribut kekentalan susu. Indikator penilaian baik adalah susu terlihat agak kental dengan berat jenis 24 – 25. Hal inilah yang harus diperbaiki karena belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu kekentalan susu yang mencapai berat jenis 27. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, namun hal tersebut tidak terlalu diprioritaskan.

Peternak tidak menilai pakan dari segi merek, namun kualitas pakan. Tingkat pendidikan rendah menjadi salah satu penyebab peternak tidak mengetahui informasi lebih luas mengenai merek pakan yang bagus. Selain itu, kurangnya akses informasi yang diberikan oleh koperasi mengenai berbagai merek pakan yang beredar dipasaran. Peternak lebih mempercayai informasi yang langsung diberikan orang terdekat atau yang berhubungan langsung dengan mereka.

Isi kemasan pakan Cargill 40 kg/karung. Pada umumnya isi untuk satu karung pakan adalah 50 kg. Hal tersebut belum menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Peternak mengharapkan isi kemasan pakan Cargill 45 kg/karung. Hal ini agar penggunaannya lebih efisien. Secara umum, peternak membeli 2 karung (80 kg) untuk penggunaan 15 hari. Pakan diberikan 6 kg setiap hari per satu ekor sapi, sehingga selama 15 hari pakan yang dibutuhkan adalah 6 kg x 15 hari = 90 kg. Ada indikasi peternak tidak memberikan pakan sesuai takaran. Peternak membagi pakan Cargill sedemikian rupa sehingga pakan Cargill sebanyak 2 karung habis dalam jangka waktu 15 hari walaupun terjadi kekurangan 10 kg. Akan tetapi, bobot karung pakan Cargill 40 kg dapat mengurangi beban peternak apabila mengangkut pakan Cargill ke kandang sapi mereka.

Kuadran IV (Berlebihan)

Atribut pada Kuadran IV diagram kartesius dianggap kurang penting karena kinerjanya dianggap berlebihan. Peternak tidak mengharapkan lebih, namun kinerjanya memuaskan. Atribut kuadran ini hanya daya tahan pakan (A9).

Berdasarkan Tabel 46 hampir seluruh responden menilai kinerja pakan Cargill sangat baik. Hal ini sangat memuaskan dan melebihi harapan peternak. Pakan yang digunakan sebelumnya hanya mampu bertahan selama 3 hari saja, padahal pakan tersebut dibeli untuk jangka waktu 15 hari. Selain itu, kinerja yang dihasilkan sangat baik yaitu hingga jangka waktu 15 hari kualitas pakan Cargill masih baik, tidak menggumpal ataupun busuk.

Dokumen terkait