• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Metode analisis data

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka data tersebut akan dianalisis dengan mengunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata – kata , Bukan dalam bentuk angka. Data Kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, dukumentasi, dan observasi.

29 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Perusahaan

Balai kesehatan mata masyarakat Makassar adalah salah satu rumah sakit yang sebelumnya berbentuk saksi mata di bawah koordinasi dan pengawasan kanwil Departemen Kesehatan Sulawesi Selatan, dikepalai oleh Prof. DR. dr Waraouw, DSM, yang awalnya berlokasi di jalan Lompobattang No.10, Makassar.

Dalam rangka pengembangan pelayanan kesehatan mata, maka pemerintah melalui SK melembagakan 12 UPT dibindang kesehatan masyarakat; salah satu diantaranya adalah BKMM Provinsi Sulawesi Selatan yang diresmikan oleh Dirjen Binkeasmas Depkes RI Dr.Leimena, MPH di gedung baru komp. Kesehatan banta-bantaeng. Jalan Wijaya Kusuma Raya No. 19, Makassar.

Tanggal 10 januari 2006, BKMM Sulawesi Selatan melakukan kerjasama dengan ilmu kesehatan dengan bagian THT Fakultas Kedokteran Univ.

Hasanuddin mengadakan uji coba kesehatan THT terpadu, dengan dukungan dari Depkes RI.Pada dikukuhkan secara resmi.

Sesuai peraturan Menkes No. 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang organisasi dan tata kerja balai kesehatan mata masyarakat, merupaka unit pelaksana Teknis Kementrian Kesehatan yang berda dibawah dan bartanggungjawab kepadda Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK).

BKMM Makassar meningkat dari Eselon IIIa dengan wilayah kerja meliputi 13 provinsi, menjadi 15 provinsi.

Sejak berubah dari seksi kesehatan mata sampai sekarang , telah terjadi beberapakali pergantian pimpinan, yaitu sebagai berikut;

1. Prof. DR. Dr.Waraouw, DSM. (1955 s.d. 1970) 2. Prof. dr.Umar,DSM. (1970 s.d. 1982)

3. Dr. Robert Sutjiadi, SDM. (1982 s.d. 1992) 4. Dr. Samuel R. Dundu,SDM, (1992 s.d. 1995) 5. Dr. Ny. Hj. Rahasiah Taufik, SDM (1995 s.d. 2003) 6. Dr. Hamzah, Sp.M. (2003 s.d. 2011)

7. Dr. dr.Noor Syamsu, Sp.M (K) MARS, M.Kes.Menjabat dari tahun 2011 hingga sekarang.

Berubahnya struktur organisasi dieselon I kementerian kesehatan, BKMM Makassar yang sebelumnya berada di bawah Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat . (BINKESMAS) akhirnya bergabung ke Direktorat Bina Upaya Kesehatan (BUK). Pada tanggal 28 januari 2011, berdasarkan SK Menteri keuangan No: 56/KMK.05/2011, menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dengan Status PK-BLU Penuh.

1. Wilayah kerja

Balai Kesehatan Masyarakat Makassar Memiliki Wilayah Kerja 15 Provinsi a. Sulawesi Selatan

b. Sulawesi Barat c. Sulawesi Tenggara d. Sulawesi Utara, e. Sulawesi Tengah, f. Gorontalo

g. Kalimantan barat,

31

h. Kalimantan tengah, i. Kalimantan Selatan, j. Kalimantan Timur, k. Kalimantan Utara, l. Maluku Utara m. Maluku n. Papua o. Papua Barat 2. Jaringan Kerja

Semenjak menempati gedung di kompleks kesehatan banta-bantaeng, BKMM Makassar telah menggembangkan diri dalam aspek organisasi maupun sarana dan perasarana. Untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dapat terjangkau dengan baik, maka BKMM Makassar telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Adapun unsur instansi maupun lembaga yang telah menjalin kerjasama dengan BKMM Makassar adalah sebagai berikut:

a. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sul-Sel.

b. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin c. Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

d. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UIN Alauddin Makassar e. BPJS Kesehatan

f. International Organization for Migration (IOM) Indonesia

3. Tugas Pokok

a. Pelayana Kesehatan Mata

b. Peningkatan Kementerian di Bidang Kesehatan Mata c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

4. Fungsi

a. Pelayanan Kesehatan Mata Masyarakat

b. Pencegahan timbulnya gangguan Kesehatan Mata Masyarakat c. Pengobatan Mata Masyarakat

d. Pelayanan pengunjung di bidang Kesehatan Mata Masyarakat e. Pemulihan & peningkatan fungsi penglihatan & kebutuhan f. Pelaksanaan rujukan Kesehatan Mata Masyarakat

g. Diklat tenaga kesehatan

h. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna di bidang kesehatan mata masyarakat

i. Pelaksana kementerian dan sosialisasi kesehatan mata masyarakat j. Urusan Tata Usaha & Kerumahtanggaan

B. Struktur organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) MakassarProinsi Sulawesi Selatan

33

1. Tugas pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi balai kesehatan mata masyarakat provinsi Sulawesi selatan dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepala mempunyai tugas memimpin bertugas Mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas balaikesehatan mata masyarakat Makassar sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan beserta ketentuan perundang-undangan.

b. Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melalakukan penyiapan bahan pengelolaan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan balai kesehatan mata masyarakat.

c. Seksi pelayanan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan mata didalam gedung dan luar gedung, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan.

d. Seksi penunjang mempunyai tugas mempersiapkan kebutuhan sarana dalam menjaga kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan mata masyarakat.

e. Kelompok jabata fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar sesuia dengan keahlian dan kebutuhan.

2. Sumber Daya Manusia a. Tenaga medis

1) Dokter Spesialis Mata – 8 Orang 2) Dokter Konsultan – 3 Orang 3) Dokter Sub, Spesialis – 2 Orang

4) Dokter Mata Umum – 3 Orang 5) Dokter Spesialis THT – 1 Orang 6) Dokter Umum – 3 Orang

b. Tenaga Kerja Masyarakat 1) S2 Kesmas – 6 Orang 2) S1 Kesmas – 2 Orang c. Tenaga Keperawatan

1) S1 Keperawatan – 17 Orang 2) D4 Keperawatan – 2 Orang 3) D3 Keperawatan – 10 Orang d. Tenaga Tambahan

1) Satpam ( Security) – 6 Orang 2) Cleaning Service – 5 Orang 3) Driver – 1 Orang

e. Tenaga Keteknisan Medis 1) S1 Farmasi – 2 Orang 2) D3 Farmasi – 1 Orang 3) D4 Laboratorium - 2 Orang 4) Refraksionis – 3 Orang 5) D3 Elektro Medik – 2 Orang 6) D3 Rekam Medis – 2 Orang 7) SMAK Labkes – 1 Orang 8) SAA – 1 Orang

f. Tenaga Non Kesehatan 1) S2 Administrasi – 1 orang

35

2) S1 Teknik Informatika – 1 Orang 3) D3 Akuntansi – 3 Orang

4) D3 Arsiparis – 1 Orang

5) D3 Teknik Informatika – 1 Orang 6) Administrasi – 8 Orang

3. Sarana dan Prasarana a. Gedung dan tanah

1) Luas tanah : 1.980 m2 2) Bangunan Lama : 557 m2 3) Bangunan Baru : 1,256 m2 b. Kendaraan Oprasional

1) Roda 4 : 6 Unit 2) Roda 2 : 2 Unit

c. Peralatan Kedokteran Mata 1) Tonometer Kontak : 6 buah 2) Tonometer non kontak : 2 unit 3) Slit lamp : 4 unit

4) Slit lap kamera : 2 unit 5) Genioskopi : 1 buah 6) Mikroskop Oprasi : 7 unit 7) Mesin Phaco : 5 unit 8) Katarak set : 16 set 9) Pterigium set : 4 set 10) Lenso meter : 1 buah 11) Trial lens set : 3 set

12) Loupe : 8 buah

13) Biometri A/B Scan : 3 unit 14) YAG Laser : 1 unit 15) Autorefraktometer : 2 unit 16) Keratometer : 1 unit 17) Snellen Proyektor : 2 unit 18) Humprey : 1 unit

19) Fundus kamera : 1 unit 20) Funduscopy Direct : 2 unit 21) Laser 532 : 1 unit

d. Peralatan Kedokteran Umum 1) Stetoscope : 6 buah 2) Tensimeter : 6 buah 3) Lampu Oprasi : 3 buah 4) Tabung 02 : 5 buah 5) Meja Moju : 10 buah 6) Meja Oprasi : 6 buah 7) Autoclave : 2 buah

8) Sterilisator kering : 3 buah 9) Sterilisator basah : 4 buah 10) Tromol : 12 buah

11) Brancard : 1 buah 12) Hospital Bed : 1 buah 13) Ultra Violet Lamp : 3 buah 14) Rostur : 1 buah

37

e. Peralatan Dokter THT

1) Mobile section unit : 1 unit 2) Lampu kepala : 2 buah 3) Audiometer : 1 unit

4) Sound proof chamber : 1 unit 5) Alat poli THT : 1 set

6) Timpanometer : 1 unit 7) Laryngoscopy : 1 unit

f. Peralatan penyuluhan dan diklat 1) LCD Proyektor : 2 buah 2) Laptop : 3 buah

3) Scanner : 1 buah 4) Toa : 1 buah

5) DSLR Camera : 1 buah 6) Handycam : 1 buah 4. Peralatan Diaknostik

Jenis pelayanan yang diberikan dengan menggunakan peralatan diagnostic di BKMM sebagai berikut :

a. Snellen proyektor adalah untuk memeriksa pasien dengan kelainan refraksi dan mengukur besar speris pasien

b. Yag Laser adalah untuk pengobatan pasien dengan katarak sekunder c. Keratometri adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengatur

radius kelengkungan kornea

d. Tonometer nonkontak adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan bola mata

e. Biometri A – B scan

1) A scan ; alat yang digunakan untuk mengukur panjang bola mata, ketebalan lensa dan panjang axial.

2) B scan ; alat yang digunakan untuk menilai bagian belakang bola mata seperti corpus vitreum dan retina.

a) Mesin Fakoemulsifikasi adalah alat untuk melakukan oprasi katarak teknik fakoemulsifikasi, terhadap pasien katarak dengan indikasi semua stadium, insisi luka kecil 3 mm dan luka tidak di jahit, dengan masa penyembuhan luka 1 minggu, serta kualitas penglihatan bisa maksimal 1 – 3 hari

b) Perimeter adalah alat untuk pemeriksaan lapang pandang. Yakni dipakai pada subdivisi glaucoma maupun neurofthalmologi

c) Foto Fundus adalah alat untuk dokumentasi kondisi retina. Alat ini juga dapat digunakan untuk fluorescein angiography ( FA) dan Indocyanine Angiography

d) Autorefraktometer berfungsi untuk mengatur refraksi kornea secara otomatis

e) Slit Lamp adalah instrumen yang digunakan untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, mata pasien akan diberi sumber cahayaintensitas tinggi yang difokuskan kemata.

5. Kegiatan Pelayanan

a) Loket Pelayanan : loket yang melayani pasien umum, akses, askin dan BPJS

39

b) Poliklinik mata : poli spesialis yang melayani pemeriksaan mata, baik katarak, glaucoma maupun penyakit mata lainnya.

c) Poliklinik THT : pusat layanan konsultasi, diaknosa dan terapi bagi pasien dengan permasalahan telinga, hidung dan sinus paranasal, serta tenggorokan.

d) Pemerikasaan Spesialis Mata : pemeriksaan medic mata yang lengkap dan komprehensif yang dilakukan oleh dokter spesialis mata dan sub spesialis.

e) Pemerikasaan Diagnostik adalah semua pemeriksaan dlam upaya menegakkan diagnosa terhadap masalah kesehatan mata dilakukan dengan menggunakan alat dengan tehnologi canggih dibidang kesehatan mata.

f) Pemeriksaan Laboratorium Sederhana, pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan Gula darah (GDS), pemeriksaan darah (hemoglobin, hitung lekosit, trombosit, dll) Urine dll

g) Apotik tempat dilakukannya pekerjaan kefermasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

h) Gudang Farmasi tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

i) Kamar Operasi fasilitas bagi pasien mata yang memerlukan tindak opersi.

Melayani berbagai jenis opersi seperti : phocoemulsifikasi, ECCE, vitrektomi, trabekulotomi dll

j) Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak yang paling canggih saat ini, dimana alat fakoemulsifikasi digunakan untuk mencairkan

(emulsifikasi) dan menghisap keluar katarak dari dalam kantong lensa pada saat yang bersamaan. Setelah itu, lensa intra-okuler (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan kedalam kantong lensa kosong. Teknik fakoemulsifikasi ini pada umumnya tidak memerlukan jahitan, sehingga pasien dapat kembali mengerjakan aktivitas normal dalam waktu singkat.

Jika berjalan dengan normal, operasi ini memakan waktu perlu menginao dirumah sakit dan dapat segera kembali beraktivitas pada esok harinya.

k) Layanan Optik adalah tempat pelayanan kacamata

l) Rekam Medis adalah tempat penyimpanan catatan medis/rekam medis pasien yang telah berkunjung ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.

41 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Dan Kebijakan Teknis Kantor Bkmm Makassar

Balai kesehatan mata masyarakat Makassar (BKMM) didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan PMK 2005/ PMK.011/ 2012 tentang organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal. Berkedudukan dijalan wijaya kusuma raya No.19 makassar, BKMM Makassar adalah unit pelaksana teknis (UPT) di bidang kesehatan mata dalam lingkungan kementerian kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Melalui peran balai kesehatan mata masyarakat Makassar diharapkan kualitas laporan K/L dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya laporan keuangan pemerintah pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan.

Untuk mewujudkan tujuan diatas balai kesehatan mata masyarakat Makassar berkomitmen dengan visi dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dangan kinerja dan perannya serta untuk memberikan gambaraan tentang kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh BKMM Makassar ditetapkan visi untuk priode 2015-2019 yaitu; “Menjadi Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A Unggulan Pada Tahun 2019”

Perumusan visi BKMM Makassar priode tahun 2015-2019 ditunjukkan untuk meningkatkan peran BKMM Makassar dalam pencapaian dan penanganan kesehatan mata masyarakat dalam rangkat bertransformasi menjadi rumah sakit khusus mata. Pada rumusan visi ini ada terkandung kehendak kuat untuk mewujudkaan BKMM Makassar yang bermartabat, kompetitip, unggul ditingkat

nasional dan segenap insan BKMM Makassar akan dilandasi oleh peran yang lebih kuat dalam menyelenggarakan dan pengelolaan kesehatan mata masyarakat.

Sejalan dengan visinya untuk menjadi rumah sakit khusus mata unggulan pada tahun 2019, maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang akan dicapai. Adapun misi untuk periode 2015-2019 adalah: menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata yang paripurna

1. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan mata 2. Menyelenggarakan pelayanan unggulan katarak, gloukoma dan kelainan

refraksi

Berdasarkan pernyataan misinya, sebuah organinasi didorong untuk mewujudkan visi organisasinya melalui tugas-tugas yang diembannya sesuai dengan uraian tugas pokok dengan fungsi kelembagaannya. Pernyataan misi organisasi yang harus memampukan segenap insan sebuah organisasi untuk focus pada tugas-tugas kedinasannya yang menagntarkan pada perwujudan pencapaian visi organisasi. Pernyataan misi organisasi direkomendasikan tidak sering mengalami perumusan ulang dalam setiap penyusunan atau peninjauan kembali rencana strategis organisasi, kecualimemang telah terjadi perubahan mendasar terhadap kebijakan keberadaan suatu organisasi, proses, produk/jasa, target segmen masyarakat yang dituju bagi produk/jasanya.

Tata nilai yang dipilih untuk mengawali penerapan misi dan visi BKMM Makassar periode tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: “ MATA” (Melayani dengan Adil, Tulus dan Akurat)

43

Tata nilai ini harus dijadikan rujukan bagi BKMM Makassar dalam memutuskan dan bertindak dalam setiap proses kegiatan yang dilakukan di lingkungan BKMM Makassar. Tata nilai ini dikemudian hari selayaknya diturunkan menjadi code of conduct (panduan perilaku ditingkat individu) yang akan menjadi pedoman segenap insan BKMM Makassar untuk mengingatkan dan mengarahkan seluruh SDM tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat berhubungan dengan stakeholders intinya.

B. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan tahhun 2018 ini merupakan laporan yang mencangkup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh kantor BKMM Makassar. Laporan keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akural (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).SAI dirancang untuk menghasilkanlaporan keuangan satuan kerja yang terdiri dari laporan Realisasi Anggar, Neraca, Laporan Oprasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi asset tetap, persediaan, dan asset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik Negara serta laporan manajerial lainnya.

C. Basis Akuntansi

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar merupakan basis akural dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, Laporan

Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Laporan Saldo Anggaran Lebih, serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.

Berbasis Akural adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memerhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.Sedangkan berbasis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansu Pemerintah

D. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah perose penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan.Dasar pengukuran yang diterapkan BKMM Makassar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran / penggunaan sember daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut.Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupian.Transaksi yang menggunkan mata uang asiing ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

E. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 telah mengacuh pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)

45

13.Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntasi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari BKMM Makassar. Disamping itu, dalam penyusunanya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan kauangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebujakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BKMM Makassar adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA

a. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

b. Akuntansi Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)

c. Pendapatan-LRA disajikan menurut Klasifikasi sumber pendapatan.

2. Pendapatan-LO

1) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

2) Pendapatan-LO yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:

1) Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan.

2) Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.

3) Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan

3) Akuntansi Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikomposasikan denga pengeluaran).

4) Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

F. Belanja

1. Belanja adalah semua pengeluaran dari rkening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

2. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN

3. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh kantor pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN)

4. Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

47

G. Beban

1. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurun ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau komsumsi asset atau timbulnya kewajiban.

2. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya komsumsi asset;

terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

3. Beban disajikan menurut klarifikasi ekonomi/ jenis belanja dan selanjutnya klarifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan.

H. Asset

Asset diklarifikasi menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

1. Aset Lancar

a. Kas disajikan dineraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan dineraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca

b. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam berbentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

c. Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Piutang yang timbul dari Tuntutan pembendaharaan/ Ganti Rugi apabila didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan / atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

2) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan dukungan dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

d. Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Piutang penyisihan adalah sebagai berikut:

1) Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/

Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagian Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

2) Nilai persediaan dicatat berdasarkan hasil invertarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

3) Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

4) Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

5) Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

2. Aset Tetap

a. Aset tetap mencangkup seluruh asset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan public yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

b. Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

49

c. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

3) Pengeluaran yang tidak tercangkup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut diatas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/ irigasi/ jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

d. Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan atara lain karena harus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke aset lain-lain pada pos aset lainnya.

e. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari etitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

3. Penyusutan Aset Tetap

a. Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubung dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

b. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap;

1) Tanah

2) Kontruksi dalam pengerjaan (KDP)

3) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/ atau usang yang telah diusulkan kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.

c. Penghitungan dan pencatatan Pernyataan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

d. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

d. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

Dokumen terkait