BAB II TINJAUAN PUSTAKA
G. Sistem Pengolaan (Proses) Data
Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahap tertentu. Jika sistem informasi akuntansi diproses secara manual(tanpa mesin), proses pengolahan data dapat dilakukan dalam suatu siklus seperti dalam gambar berikut ini:
Siklus Pengolaan Data Secara Manual
Gambar 2.1
Siklus Pengolaan Data Dengan Komputer
Gambar 2.2
Input Proses Output
Origination Input Processing Output Distribution
Storage
Tabel 2.1 H. Desain Dan Perancangan Sistem
PERBEDAAN SISTEM SAAT INI SISTEM BARU
Sistem Baru Sistem pendataan yang digunakan adalah pencatatan secara manual
Sistem pendataan dilakukan secara terkomputerisasi Informasi Informasi yang dihasilkan
memakan waktu lebih lama
Informasi yang dihasilkan lebih akurat dan lebih cepat
Bukti Transaksi
Menggunakan nota 1. Penjualan 2 rangkap
Tidak diterbitkannya cash.
2. Register Bagian kasir tidak.
3. Membuat rekap penerimaan harian
Menggunakan nota 1. Penjualan rangkap 3
diterbitkannya cash akurat, cepat dan bisa mencetak laporan sehingga tidak ada back up data
Dapat mengarsip
dokumen secara on-line dalam database computer
I. Komputer Sebagai Alat Bantu
Proses pengolahan data akuntansi akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila menggunakan bantuan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan komputer untuk mengolah data yang jauh melebihi kecepatan manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer yang semakin maju, semakin banyak perusahaan yang menggunakan jasa komputer untuk
21
memproses data akuntansinya. Di satu pihak, komputer merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat dalam sistem informasi akuntansi.
Tetapi di lain pihak, diperlukan teknik-teknik pengawasan yang berbeda dengan yang digunakan dalam cara manual untuk menjamin ketelitian dan keamanan dalam memproses data danmenjaga harta milik perusahaan.
Beberapa tahapan dalam proses pengolahan data yang memperoleh manfaat yang besar dari penggunaan komputer antara lain adalah:
1. Verifikasi Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan kelayakan jumlah rupiah dari transaksi dan lain-lainnya.
2. Sortir komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran data kedalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat. Misalnya kumpulan faktur penjualan dapat disortir kedalam klasifikasi langganan, jenis produk, daerah penjualan dan sebagainya.
3. Transmission komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat ketempat lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file dipindahkan ke file lainnya.
4. Perhitungan dengan komputer, perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening sesudah adanya postingan, menghitung jumlah sekelompok (batch) transaksi dan sebagainya.
Tabel 2.2 J. Penelitian Terdahulu
Berikut ini penelitian terdahulu yang dijadikan referensi oleh peneliti:
No Nama Hasil penelitian yang Diperolaeh
1 Astuti Handaiyani siregar (2009)
Pemanfaatan teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual pada pelayanan balai kesehatan mata masyarakat Makassar.
2 Tutut Wijayanti (2013)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan atara kepuasan pengguna teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual pada pegawai rumah sakit kota makassar. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual pada pegawai rumah sakit kota Makassar.
3 Maria M Ratnasari (2009)
Semakin tinggi signifikan penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi, maka semakin tinggi pula kinerja individual. Semakin tinggi kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi maka semakin tinggi kinerja individual. Ini berarti terdapat hubungan yang searah atara efektifitas penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem akuntansi.
K. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan suatu pencatatan informasi yang menggunakan sistem teknologi computer yang mengandalkan tenaga manusia dengan teknologi komputer.Berikut adalah gamaran mengenai siklus akuntansi.
bukti
23
Siklus akuntansi komputerisasi di era globalisasi ini sudah banyak digunakan karena pertumbuhan teknologi yang cepat.Seperti namanya, siklus akuntansi ini memang berbasis komputer.Secara garis besar, siklus akuntansi komputerisasi ini lebih memiliki keunggulan dibandingkan sistem manual dalam hal kecepatan.akurasi dan ketepatan pelaporan hasil.
Siklus dari suatu sistem informasi terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Analisis, yaitu menganalisa masalah informasi yang dihadapi oleh perusahaan dan mengetahui kekurangan kekurangan dalam sistem yang sedang berlaku.Kegiatan analisis ini berguna sebagai dasar untuk merencanakan sistem baruatau untuk mengadakan perubahan-perubahan terhadap sistem lama agar dapatmemenuhi kebutuhan.
2. Perancangan (dasign), yaitu kegiatan menyusun sistem baru atau kegiatanmerubah sistem lama. Perancangan ini didasarkan pada data yang diperolehdari kegiatan analisis terhadap sistem lama.
3. Implementasi, yaitu penerapan sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama. Dalam kegiatan ini perlu juga dipertimbangan masalah-masalah yang timbul karena adanya perubahan sistem, seperti masalah tenaga kerja dan sebagainya.
4. Follow-up, yaitu kegiatan mengawasai pelaksanaan sistem baru untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan dalam sistem baru dan memperbaikinya.
Life cycle ini tidak mempunyai jangka waktu yang tetap, karena sangat tergantung pada perubahan berbagai macam faktor.Jika teknologi yang digunakan berkembang dengan pesat, maka dapat diperlukan perubahan
terhadap system yang berlaku.Begitu juga bila ada perubahan kebutuhan informasi, pengawasan dan lain-lainnya, sistem yang lama mungkin perlu diubah.
Dengan demikian dalam suatu perusahaan akan terus dilakukan kegiatan-kegiatan seperti di atas.
Kegiatan menyusun sistem informasi atau mengadakan perubahanterhadap sistem lama dapat dilakukan oleh karyawan perusahaan atau dilakukanoleh konsultan dari luar.yang perlu diperhatikan dalam melakukan perubahandalam sistem informasi adalah akibat dari perubahan itu terhadap subsistem-subsistem yang lainnya dalam entity itu Apabila dilakukan perubahan dalamsuatu subsistem maka akibat dari perubahan itu terhadap subsistem yang bersangkutan dan terhadap subsistem lainnya perlu diperhitungkan.Dengan demikian perbaikan di suatu subsistem tidak menimbulkan kerugian di dalam subsistem lainnya. Pendekatan seperti ini disebut dengan total systems approach.
L. Kerangka Pikir
Bagan Kerangka Konsep
Gambar 2.3
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
Perubahan dari sistem informasi akuntansi berbasis manual menjadi berbasis komputer.
Peroses perbaikan laporan keuangan dan pengambilan
keputusan.
Penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi
Kesimpulan dan Saran
25
M. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan maka yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah: “ Dengan perubahan sistem informasi akuntansi manual menjadi berbasis komputer akan sangat membantu dalam meningkatkan sistem oprasional menjadi lebih cepat, tepat dan akurat. Dengan dimunculknya aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akural ( SAIBA ), pihak rumah sakitpun kini menyediakan layanan registrasi online, pengaduan online dan survei kepuasan pelanggan. Sehingga perubahan sistem yang manual menjadi berbasis komputer sangat berpengaruh.
26 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif-kualitatif.
Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif karena didasarkan pada dua alasan pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemulihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dan tidak dapat dipisahkan oleh fakta alamiahnya.
Penelitian deskriptif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensi dalam memahami sesuatu. Tujuan dari penelitian deskritif adalah untuk menghasilkan pandangan-pandangan dan penjelasan tentang peristiwa sosial tertentu sehingga peneliti mampu mengungkap sistem interpretasi dan pemahaman (makna) yang ada dalam lingkungan sosial.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah balai kesehatan mata masyarakat (BKMM) Makassar yang bertempat di Jl.
Wijaya kusuma No.19 Banta-Bantaeng, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 (dua ) bulan yaitu terhitung Mei 2019.
27
B. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Kualitatif Deskriptif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara tertulis maupun secara lisan.
Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil
wawancara dengan pimpinan perusahaan.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen serta laporan-laporan yang tertulis dari perusahaan tersebut.
C. Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Lapang (Field Research), yaitu :Penelitian Lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti.
2. Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian untuk memperoleh data yang akurat.
3. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pimpinan dan pegawai.
4. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan serta arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
D. Metode Analisis
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka data tersebut akan dianalisis dengan mengunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata – kata , Bukan dalam bentuk angka. Data Kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, dukumentasi, dan observasi.
29 BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Perusahaan
Balai kesehatan mata masyarakat Makassar adalah salah satu rumah sakit yang sebelumnya berbentuk saksi mata di bawah koordinasi dan pengawasan kanwil Departemen Kesehatan Sulawesi Selatan, dikepalai oleh Prof. DR. dr Waraouw, DSM, yang awalnya berlokasi di jalan Lompobattang No.10, Makassar.
Dalam rangka pengembangan pelayanan kesehatan mata, maka pemerintah melalui SK melembagakan 12 UPT dibindang kesehatan masyarakat; salah satu diantaranya adalah BKMM Provinsi Sulawesi Selatan yang diresmikan oleh Dirjen Binkeasmas Depkes RI Dr.Leimena, MPH di gedung baru komp. Kesehatan banta-bantaeng. Jalan Wijaya Kusuma Raya No. 19, Makassar.
Tanggal 10 januari 2006, BKMM Sulawesi Selatan melakukan kerjasama dengan ilmu kesehatan dengan bagian THT Fakultas Kedokteran Univ.
Hasanuddin mengadakan uji coba kesehatan THT terpadu, dengan dukungan dari Depkes RI.Pada dikukuhkan secara resmi.
Sesuai peraturan Menkes No. 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang organisasi dan tata kerja balai kesehatan mata masyarakat, merupaka unit pelaksana Teknis Kementrian Kesehatan yang berda dibawah dan bartanggungjawab kepadda Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK).
BKMM Makassar meningkat dari Eselon IIIa dengan wilayah kerja meliputi 13 provinsi, menjadi 15 provinsi.
Sejak berubah dari seksi kesehatan mata sampai sekarang , telah terjadi beberapakali pergantian pimpinan, yaitu sebagai berikut;
1. Prof. DR. Dr.Waraouw, DSM. (1955 s.d. 1970) 2. Prof. dr.Umar,DSM. (1970 s.d. 1982)
3. Dr. Robert Sutjiadi, SDM. (1982 s.d. 1992) 4. Dr. Samuel R. Dundu,SDM, (1992 s.d. 1995) 5. Dr. Ny. Hj. Rahasiah Taufik, SDM (1995 s.d. 2003) 6. Dr. Hamzah, Sp.M. (2003 s.d. 2011)
7. Dr. dr.Noor Syamsu, Sp.M (K) MARS, M.Kes.Menjabat dari tahun 2011 hingga sekarang.
Berubahnya struktur organisasi dieselon I kementerian kesehatan, BKMM Makassar yang sebelumnya berada di bawah Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat . (BINKESMAS) akhirnya bergabung ke Direktorat Bina Upaya Kesehatan (BUK). Pada tanggal 28 januari 2011, berdasarkan SK Menteri keuangan No: 56/KMK.05/2011, menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dengan Status PK-BLU Penuh.
1. Wilayah kerja
Balai Kesehatan Masyarakat Makassar Memiliki Wilayah Kerja 15 Provinsi a. Sulawesi Selatan
b. Sulawesi Barat c. Sulawesi Tenggara d. Sulawesi Utara, e. Sulawesi Tengah, f. Gorontalo
g. Kalimantan barat,
31
h. Kalimantan tengah, i. Kalimantan Selatan, j. Kalimantan Timur, k. Kalimantan Utara, l. Maluku Utara m. Maluku n. Papua o. Papua Barat 2. Jaringan Kerja
Semenjak menempati gedung di kompleks kesehatan banta-bantaeng, BKMM Makassar telah menggembangkan diri dalam aspek organisasi maupun sarana dan perasarana. Untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dapat terjangkau dengan baik, maka BKMM Makassar telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Adapun unsur instansi maupun lembaga yang telah menjalin kerjasama dengan BKMM Makassar adalah sebagai berikut:
a. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sul-Sel.
b. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin c. Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
d. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UIN Alauddin Makassar e. BPJS Kesehatan
f. International Organization for Migration (IOM) Indonesia
3. Tugas Pokok
a. Pelayana Kesehatan Mata
b. Peningkatan Kementerian di Bidang Kesehatan Mata c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis
4. Fungsi
a. Pelayanan Kesehatan Mata Masyarakat
b. Pencegahan timbulnya gangguan Kesehatan Mata Masyarakat c. Pengobatan Mata Masyarakat
d. Pelayanan pengunjung di bidang Kesehatan Mata Masyarakat e. Pemulihan & peningkatan fungsi penglihatan & kebutuhan f. Pelaksanaan rujukan Kesehatan Mata Masyarakat
g. Diklat tenaga kesehatan
h. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna di bidang kesehatan mata masyarakat
i. Pelaksana kementerian dan sosialisasi kesehatan mata masyarakat j. Urusan Tata Usaha & Kerumahtanggaan
B. Struktur organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) MakassarProinsi Sulawesi Selatan
33
1. Tugas pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi balai kesehatan mata masyarakat provinsi Sulawesi selatan dijelaskan sebagai berikut :
a. Kepala mempunyai tugas memimpin bertugas Mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas balaikesehatan mata masyarakat Makassar sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan beserta ketentuan perundang-undangan.
b. Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melalakukan penyiapan bahan pengelolaan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan balai kesehatan mata masyarakat.
c. Seksi pelayanan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan mata didalam gedung dan luar gedung, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan.
d. Seksi penunjang mempunyai tugas mempersiapkan kebutuhan sarana dalam menjaga kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan mata masyarakat.
e. Kelompok jabata fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar sesuia dengan keahlian dan kebutuhan.
2. Sumber Daya Manusia a. Tenaga medis
1) Dokter Spesialis Mata – 8 Orang 2) Dokter Konsultan – 3 Orang 3) Dokter Sub, Spesialis – 2 Orang
4) Dokter Mata Umum – 3 Orang 5) Dokter Spesialis THT – 1 Orang 6) Dokter Umum – 3 Orang
b. Tenaga Kerja Masyarakat 1) S2 Kesmas – 6 Orang 2) S1 Kesmas – 2 Orang c. Tenaga Keperawatan
1) S1 Keperawatan – 17 Orang 2) D4 Keperawatan – 2 Orang 3) D3 Keperawatan – 10 Orang d. Tenaga Tambahan
1) Satpam ( Security) – 6 Orang 2) Cleaning Service – 5 Orang 3) Driver – 1 Orang
e. Tenaga Keteknisan Medis 1) S1 Farmasi – 2 Orang 2) D3 Farmasi – 1 Orang 3) D4 Laboratorium - 2 Orang 4) Refraksionis – 3 Orang 5) D3 Elektro Medik – 2 Orang 6) D3 Rekam Medis – 2 Orang 7) SMAK Labkes – 1 Orang 8) SAA – 1 Orang
f. Tenaga Non Kesehatan 1) S2 Administrasi – 1 orang
35
2) S1 Teknik Informatika – 1 Orang 3) D3 Akuntansi – 3 Orang
4) D3 Arsiparis – 1 Orang
5) D3 Teknik Informatika – 1 Orang 6) Administrasi – 8 Orang
3. Sarana dan Prasarana a. Gedung dan tanah
1) Luas tanah : 1.980 m2 2) Bangunan Lama : 557 m2 3) Bangunan Baru : 1,256 m2 b. Kendaraan Oprasional
1) Roda 4 : 6 Unit 2) Roda 2 : 2 Unit
c. Peralatan Kedokteran Mata 1) Tonometer Kontak : 6 buah 2) Tonometer non kontak : 2 unit 3) Slit lamp : 4 unit
4) Slit lap kamera : 2 unit 5) Genioskopi : 1 buah 6) Mikroskop Oprasi : 7 unit 7) Mesin Phaco : 5 unit 8) Katarak set : 16 set 9) Pterigium set : 4 set 10) Lenso meter : 1 buah 11) Trial lens set : 3 set
12) Loupe : 8 buah
13) Biometri A/B Scan : 3 unit 14) YAG Laser : 1 unit 15) Autorefraktometer : 2 unit 16) Keratometer : 1 unit 17) Snellen Proyektor : 2 unit 18) Humprey : 1 unit
19) Fundus kamera : 1 unit 20) Funduscopy Direct : 2 unit 21) Laser 532 : 1 unit
d. Peralatan Kedokteran Umum 1) Stetoscope : 6 buah 2) Tensimeter : 6 buah 3) Lampu Oprasi : 3 buah 4) Tabung 02 : 5 buah 5) Meja Moju : 10 buah 6) Meja Oprasi : 6 buah 7) Autoclave : 2 buah
8) Sterilisator kering : 3 buah 9) Sterilisator basah : 4 buah 10) Tromol : 12 buah
11) Brancard : 1 buah 12) Hospital Bed : 1 buah 13) Ultra Violet Lamp : 3 buah 14) Rostur : 1 buah
37
e. Peralatan Dokter THT
1) Mobile section unit : 1 unit 2) Lampu kepala : 2 buah 3) Audiometer : 1 unit
4) Sound proof chamber : 1 unit 5) Alat poli THT : 1 set
6) Timpanometer : 1 unit 7) Laryngoscopy : 1 unit
f. Peralatan penyuluhan dan diklat 1) LCD Proyektor : 2 buah 2) Laptop : 3 buah
3) Scanner : 1 buah 4) Toa : 1 buah
5) DSLR Camera : 1 buah 6) Handycam : 1 buah 4. Peralatan Diaknostik
Jenis pelayanan yang diberikan dengan menggunakan peralatan diagnostic di BKMM sebagai berikut :
a. Snellen proyektor adalah untuk memeriksa pasien dengan kelainan refraksi dan mengukur besar speris pasien
b. Yag Laser adalah untuk pengobatan pasien dengan katarak sekunder c. Keratometri adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengatur
radius kelengkungan kornea
d. Tonometer nonkontak adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan bola mata
e. Biometri A – B scan
1) A scan ; alat yang digunakan untuk mengukur panjang bola mata, ketebalan lensa dan panjang axial.
2) B scan ; alat yang digunakan untuk menilai bagian belakang bola mata seperti corpus vitreum dan retina.
a) Mesin Fakoemulsifikasi adalah alat untuk melakukan oprasi katarak teknik fakoemulsifikasi, terhadap pasien katarak dengan indikasi semua stadium, insisi luka kecil 3 mm dan luka tidak di jahit, dengan masa penyembuhan luka 1 minggu, serta kualitas penglihatan bisa maksimal 1 – 3 hari
b) Perimeter adalah alat untuk pemeriksaan lapang pandang. Yakni dipakai pada subdivisi glaucoma maupun neurofthalmologi
c) Foto Fundus adalah alat untuk dokumentasi kondisi retina. Alat ini juga dapat digunakan untuk fluorescein angiography ( FA) dan Indocyanine Angiography
d) Autorefraktometer berfungsi untuk mengatur refraksi kornea secara otomatis
e) Slit Lamp adalah instrumen yang digunakan untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, mata pasien akan diberi sumber cahayaintensitas tinggi yang difokuskan kemata.
5. Kegiatan Pelayanan
a) Loket Pelayanan : loket yang melayani pasien umum, akses, askin dan BPJS
39
b) Poliklinik mata : poli spesialis yang melayani pemeriksaan mata, baik katarak, glaucoma maupun penyakit mata lainnya.
c) Poliklinik THT : pusat layanan konsultasi, diaknosa dan terapi bagi pasien dengan permasalahan telinga, hidung dan sinus paranasal, serta tenggorokan.
d) Pemerikasaan Spesialis Mata : pemeriksaan medic mata yang lengkap dan komprehensif yang dilakukan oleh dokter spesialis mata dan sub spesialis.
e) Pemerikasaan Diagnostik adalah semua pemeriksaan dlam upaya menegakkan diagnosa terhadap masalah kesehatan mata dilakukan dengan menggunakan alat dengan tehnologi canggih dibidang kesehatan mata.
f) Pemeriksaan Laboratorium Sederhana, pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan Gula darah (GDS), pemeriksaan darah (hemoglobin, hitung lekosit, trombosit, dll) Urine dll
g) Apotik tempat dilakukannya pekerjaan kefermasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
h) Gudang Farmasi tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya
i) Kamar Operasi fasilitas bagi pasien mata yang memerlukan tindak opersi.
Melayani berbagai jenis opersi seperti : phocoemulsifikasi, ECCE, vitrektomi, trabekulotomi dll
j) Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak yang paling canggih saat ini, dimana alat fakoemulsifikasi digunakan untuk mencairkan
(emulsifikasi) dan menghisap keluar katarak dari dalam kantong lensa pada saat yang bersamaan. Setelah itu, lensa intra-okuler (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan kedalam kantong lensa kosong. Teknik fakoemulsifikasi ini pada umumnya tidak memerlukan jahitan, sehingga pasien dapat kembali mengerjakan aktivitas normal dalam waktu singkat.
Jika berjalan dengan normal, operasi ini memakan waktu perlu menginao dirumah sakit dan dapat segera kembali beraktivitas pada esok harinya.
k) Layanan Optik adalah tempat pelayanan kacamata
l) Rekam Medis adalah tempat penyimpanan catatan medis/rekam medis pasien yang telah berkunjung ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.
41 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Dan Kebijakan Teknis Kantor Bkmm Makassar
Balai kesehatan mata masyarakat Makassar (BKMM) didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan PMK 2005/ PMK.011/ 2012 tentang organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal. Berkedudukan dijalan wijaya kusuma raya No.19 makassar, BKMM Makassar adalah unit pelaksana teknis (UPT) di bidang kesehatan mata dalam lingkungan kementerian kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Melalui peran balai kesehatan mata masyarakat Makassar diharapkan kualitas laporan K/L dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya laporan keuangan pemerintah pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan.
Untuk mewujudkan tujuan diatas balai kesehatan mata masyarakat Makassar berkomitmen dengan visi dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dangan kinerja dan perannya serta untuk memberikan gambaraan tentang kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh BKMM Makassar ditetapkan visi untuk priode 2015-2019 yaitu; “Menjadi Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A Unggulan Pada Tahun 2019”
Perumusan visi BKMM Makassar priode tahun 2015-2019 ditunjukkan untuk meningkatkan peran BKMM Makassar dalam pencapaian dan penanganan kesehatan mata masyarakat dalam rangkat bertransformasi menjadi rumah sakit khusus mata. Pada rumusan visi ini ada terkandung kehendak kuat untuk mewujudkaan BKMM Makassar yang bermartabat, kompetitip, unggul ditingkat
nasional dan segenap insan BKMM Makassar akan dilandasi oleh peran yang lebih kuat dalam menyelenggarakan dan pengelolaan kesehatan mata masyarakat.
Sejalan dengan visinya untuk menjadi rumah sakit khusus mata unggulan pada tahun 2019, maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang akan dicapai. Adapun misi untuk periode 2015-2019 adalah: menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata yang paripurna
1. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan mata 2. Menyelenggarakan pelayanan unggulan katarak, gloukoma dan kelainan
refraksi
Berdasarkan pernyataan misinya, sebuah organinasi didorong untuk mewujudkan visi organisasinya melalui tugas-tugas yang diembannya sesuai dengan uraian tugas pokok dengan fungsi kelembagaannya. Pernyataan misi organisasi yang harus memampukan segenap insan sebuah organisasi untuk focus pada tugas-tugas kedinasannya yang menagntarkan pada perwujudan pencapaian visi organisasi. Pernyataan misi organisasi direkomendasikan tidak sering mengalami perumusan ulang dalam setiap penyusunan atau peninjauan kembali rencana strategis organisasi, kecualimemang telah terjadi perubahan mendasar terhadap kebijakan keberadaan suatu organisasi, proses, produk/jasa, target segmen masyarakat yang dituju bagi produk/jasanya.
Tata nilai yang dipilih untuk mengawali penerapan misi dan visi BKMM Makassar periode tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: “ MATA” (Melayani dengan Adil, Tulus dan Akurat)
43
Tata nilai ini harus dijadikan rujukan bagi BKMM Makassar dalam memutuskan dan bertindak dalam setiap proses kegiatan yang dilakukan di lingkungan BKMM Makassar. Tata nilai ini dikemudian hari selayaknya diturunkan menjadi code of conduct (panduan perilaku ditingkat individu) yang
Tata nilai ini harus dijadikan rujukan bagi BKMM Makassar dalam memutuskan dan bertindak dalam setiap proses kegiatan yang dilakukan di lingkungan BKMM Makassar. Tata nilai ini dikemudian hari selayaknya diturunkan menjadi code of conduct (panduan perilaku ditingkat individu) yang