• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES DIKLAT

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

4.2.1.2. Analisis Variabel Penelitian I. Stuktur program

Struktur program diklat menjadi bagian yang sangat menentukan dalam pelaksanaan diklat. Dengan melaksanakan semua item dalam bagian ini, maka persiapan diklat untuk kemudian dilanjutkan ke tahap pelaksanaan akan semakin lebih mudah. Beberapa item dalam bagian struktur program antara lain perencanaan jadwal diklat, Kesesuaian materi dengan tujuan kegiatan, Kesesuain waktu yang disediakan untuk masing-masing materi dengan tujuan kegiatan, dan manfaat praktis materi kegiatan. Masing-masing jawaban responden pada setiap item akan ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Perencanaan Jadwal Pendidikan dan Pelatihan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 7 23,3

80 – 89 B Baik/Setuju 15 50,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 5 16,7

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 3 10,0

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari data pada tabel 7 diketahui bahwa sebanyak 7 responden (23,3 %) menyatakan bahwa perencanaan jadwal pelaksanaan diklat yang dilakukan oleh BP-PNFI regional I Medan, sudah sangat bagus, dalam arti bahwa tenggang waktu yang dimiliki oleh para peserta pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti diklat sudah

sangat memadai. Menurut beberapa responden bahwa surat undangan kegiatan diklat sudah sampai di tempat atau kantor tujuan antara 10 sampai 14 hari sebelum kegiatan. Responden yang menjawab sangat puas terhadap perencanaan jadwal diklat umumnya adalah yang berdomosili di sekitar Provinsi Sumatera Utara dan berada di kota – kota besar dimana akses informasi dan surat sudah sangat memadai. Responden yang setuju sebanyak 15 responden (50,0 %), yang berarti tenggang waktu yang dimiliki peserta diklat untuk mempersipkan diri sudah memadai, dimana menurut responden waktu yang memadai antara 7 sampai 10 hari. Kemudian sebanyak 5 orang responden (16,7 %) menyebutkan bahwa surat undangan yang mereka terima, memiliki waktu yang cukup yakni antara 4 sampai 7 hari, dan sebanyak 3 responden (10,0 %), menyebutkan bahwa tenggang waktu surat undangan yang mereka terima dengan pelaksanaan diklat sering terlambat atau waktu kurang memadai. Para responden mengeluhkan jika waktu yang dimiliki hanya berkisar 3 sampai 5 hari sebelum kegiatan diklat.

Tabel 8. Kesesuaian Materi dengan Tujuan Kegiatan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 4 13,3

80 – 89 B Baik/Setuju 12 40,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 6 20,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 8 26,6

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 8 diatas sebanyak 4 responden (13,3 %) menyatakan bahwa materi yang disampaikan ketika diklat dengan tujuan diklat sudah sangan baik, ini berarti bahwa materi yang mereka dapat sangat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

oleh PTK-PNF dilapangan. Sebanyak 12 responden (40,0 %) menyatakan baik, 6 orang responden (20,0 %) menyatakan cukup sesuai, dan 8 responden (26,7 %) menyatakan bahwa materi yang disampaikan ada yang tidak sesuai dengan tujuan kegiatan. Ketidaksesuaian tersebut antara lain pada diklat pendidikan anak usia dini (PAUD), dimana materinya sering tidak dapat diterapkan dilapangan dikarenakan karena ketidaksesuaian karakteristik anak dan budaya masyarakat di daerah. Pada diklat Pendidikan kesetaraan, responden memberi masukan, agar materi diklat yang disampaikan fasilitator pusat dengan daerah tidak tumpang tindih. Misalnya ada materi diklat tentang penyusunan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), kemudian terdapat lagi materi tentang Silabus, dan RPP, padahal materi silabus dan RPP, merupakan bagian dari materi tentang KTSP. Dengan demikian materi yang disampaikan oleh fasilitator dan yang diperoleh peserta diklat menjadi berulang. Tabel 9. Kesesuaian Waktu yang Disediakan untuk Materi dengan Tujuan

Kegiatan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,6

80 – 89 B Baik/Setuju 10 33,3

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 4 13,3

60 – 69 D Kurang/Tidak Setuju 14 46,6

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Data dari tabel 9 dapat diketahui bahwa hanya 2 responden (6,67 %) yang mengatakan bahwa waktu yang disediakan untuk materi diklat sangat mencukupi, dan 10 responden (33,3 %) yang menyatakan baik. Dilain pihak ada 4 responden (13,3 %) yang menyatakan waktu yang tersedia cukup, dan bahkan ada 14 responden (46,0 %)

yang menyebutkan bahwa waktu yang tersedia tidak sesuai atau waktu kurang untuk materi yang disampaikan. Masukan dari para responden dapat disimpulkan bahwa waktu untuk materi, terutama jam pelajaran praktek sangat tidak memadai. Beberapa responden yang pernah mengikuti diklat teknis tentang penyusunan bahan-bahan ajar mengatakan bahwa mereka memerlukan waktu yang banyak agar dapat memahami penyusunan bahan ajar ataupun media pembelajaran, karena dari jam praktek tersebutlah dapat mengukur tingkat penguasaan peserta diklat dengan materi yang didapatkan. Dari pengalaman yang mereka peroleh, banyak waktu pertemuan dalam kegiatan diklat yang terlalu fokus pada jam pelajaran teori, padahal banyak diantara peserta yang sudah memahami secara teori, namun belum mampu dalam praktek, atau ada peserta yang sulit menerima secara teoritis, namun dapat menangkat materi melalui jam praktek. Pertemuan praktek tentunya mesti didampingi oleh fasilitator/NST dan bahan-bahan yang berhubungan dengan materi diklat dapat dipenuhi.

Tabel 10. Manfaat Praktis Materi Kegiatan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,67

80 – 89 B Baik/Setuju 16 53,3

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 8 26,6

60 – 69 D Kurang/Tidak Setuju 4 13,3

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari data tabel 10 diketahui bahwa 2 responden (6,67 %) mengatakan bahwa materi kegiatan pada pelaksanaan diklat di BP-PNFI regional I Medan memiliki manfaat praktis yang sangat baik, bahkan salah seorang responden asal Provinsi

Sumatera Barat menyebutkan bahwa materi diklat yang pernah diterimanya bisa langsung digunakan di tempat kerja yakni pada satuan PNF. Sebanyak 16 orang responden (53,3 %) mengatakan baik atau setuju dengan materi diklat, kemudian sebanyak 8 responden (26,6 %) mengatakan bahwa materi diklat cukup, dan 4 responden (13,3 %) mengatakan bahwa materi kegiatan tidak memiliki manfaat praktis untuk diterapkan pada satuan PNF di daerah. Pernyataan tersebut muncul karena menurut responden ada materi diklat yang tidak dapat diterapkan di daerahnya, dikarenakan adanya perbedaan tradisi, budaya, keterbatasan dana, dan sarana dan prasarana. Beberapa jenis diklat yang memiliki keterbatasan penerapan misalnya diklat-diklat bidang Pendidikan anak usia dini (PAUD), seperti kebiasaan bermain sambil belajar yang sangat tergantung dengan adat dan budaya masing-masing daerah, bernyanyi sambil belajar juga tidak selalu dapat diterapkan pada setiap daerah. Untuk mengatasi hal-hal tersebut memang bisa diatasi melalui peningkatan kreativitas pendidik agar dapat penyesuaikan materi diklat yang diperolehnya dengan karakteristik daerah masing-masing. Dengan demikian penyeleksian terhadap tenaga pendidika PAUD mesti dilakukan, agar materi yang diperoleh memiliki manfaat praktis yang tinggi untuk diterapkan kepada peserta didik.

II. Fasilitator

Unsur ketenagaan yang terdiri atas fasilitator atau nara sumber teknis (NST) sangat menentukan keberhasilan tujuan sebuah diklat. Dengan memiliki tim fasilitator yang handal dan sangat menguasai bidangnya masing-masing, serta mampu

meningkatkan kualitas dan kompetensi peserta diklat, maka pelaksanaan diklat akan mampu memenuhi tujuan diklat. Tenaga fasilitator yang menyampaikan materi diklat di BP-PNFI Regional I Medan, ada yang berasal dari tenaga fungsional pamong belajar dan sebagian kecil dari luar seperti Unimed, lembaga mitra, dll. Sub unsur fasilitator yang dinilai yakni penguasaan materi, kemampuan menyajikan materi, pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran, penggunaan alat bantu/media mengajar, kemampuan menggunakan bahasa dan berkomunikasi, penampilan, dan disiplin.

Tabel 11. Penguasaan Materi

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 8 26,6

80 – 89 B Baik/Setuju 12 40,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 4 13,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 6 20,0

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel 11 diketahui bahwa sebanyak 8 responden (26,6 %) mengatakan bahwa para fasilitator/NST yang mengajar pada diklat yang dilakukan di BP-PNFI regional I Medan sangat baik dalam penguasaan materi, kemudian sebanyak 12 orang responden (40,0 %) menyebut penguasaan materi oleh fasilitator/NST baik, lalu sebanyak 4 responden (13,3) mengatakan bahwa penguasaan materi fasilitator/NST hanya kategori cukup dan 6 orang responden (20,0) menyebutkan bahwa fasilitator/NST kurang menguasai materi diklat yang disampaikannya. Banyaknya responden yang mengatakan bahwa tingkat penguasaan fasilitator/Nst yang mengajar di BP-PNFI regional Medan pada kategori kurang atau rendah dikarenakan

banyaknya fasilitator yang berasal dari luar atau lembaga lain yang kadang kala kurang atau tidak menguasai materi yang disajikannya atau ada fasilitator/NST yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pengetahuannya atau belum pernah ikut TOT (Training of trainer). Untuk itu diharapkan, setiap fasilitator/NST yang memberi materi hendaknya memiliki latar belakang pendidikan dan kompetensi yang sesuai dengan materi yang disajikannya. Penguasaan materi diklat dapat diketahui dari adanya ijazah dan/atau sertifikat kompetensi para fasilitator/NST.

Tabel 12. Kemampuan Menyajikan Materi

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 6 20,0

80 – 89 B Baik/Setuju 22 66,6

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 1 3,33

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel 12 diketahui bahwa sebanyak 6 responden (20,0 %) mengatakan kemampuan fasilitator/NST dalam menyajikan materi diklat sangat baik, kemudian sebanyak 22 orang responden (66,6 %) mengatakan penyajian materi dalam kategori baik, sebanyak 1 responden (3,33 %) mengatakan cukup dan hanya 1 orang responden (3,33 %) mengatakan bahwa fasilitator/NST yang mengajar pada diklat di BPPNFI regional I Medan yang masuk kategori kurang baik.

Tabel 13. Pengelolaan Kelas

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,66

80 – 89 B Baik/Setuju 18 60,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 6 20,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 4 13,3

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 13 diketahui sebanyak bahwa sebanyak 2 orang responden (6,66 %) menyebutkan bahwa kemampuan fasilitator/NST dalam pengelolaan kelas adalah sangat baik. Kemudian sebanyak 18 orang (60,0 %) mengatakan baik, 6 orang (20,0 %) mengatakan cukup, dan ada sebanyak 4 orang responden (13,3 %) yang menilai kurang baik. Beberapa responden menyebutkan bahwa ada atau pernah mereka mengalami dimana fasilitator/NST tidak mampu mengendalikan kelas sehingga sesama peserta diklat terlibat debat kusir yang tidak berakhir dan fasilitator tidak mampu untuk memberi solusi atau ada keadaan dimana fasilitaor terlalu monoton dan kaku dalam penyajian materi sehingga peserta diklat kurang tertarik untuk mengikuti materi yang berdampak terhadap rendahnya penguasaan dan pemahaman peserta diklat terhadap materi yang kemudian berakibat terhadap rendahnya kualitas pelaksanaan program di lapangan.

Tabel 14. Penggunaan Metode Pembelajaran

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 4 13,3

80 – 89 B Baik/Setuju 16 53,3

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 8 26,6

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 2 6,6

Total 30 100

Dalam kegiatan belajar – mengajar pada satuan PNF, ada beberapa metode atau pendekatan yang sering digunakan atau dapat diterapkan. Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan seperti pendekatan konstruktif, koperatif, konstektual, interaktif, berbasis masalah, peta konsep, penugasan, eksperimen, diskusi, simulasi, dan pendekatan kajian mandiri. Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden (13,3 %) yang mengatakan bahwa fasilitator/Nst sudah menggunakan metode pembelajaran dengan baik,sesuai, dan menarik. Ada 16 responden (53,3 %) yang berpendapat bahwa metode yang digunakan sudah baik, lalu ada 8 orang (26,6 %) yang mengatakan cukup atau ragu-ragu terhadap efektifitas metode yang digunakan, dan sebanyak 2 responden (6,67 %) yang berpendapat metode yang digunakan kurang baik atau kurang sesuai.

Tabel 15. Penggunaan Alat Bantu/media Mengajar

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 3 10,0

80 – 89 B Baik/Setuju 18 60.0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 8 26,6

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dalam kegiatan pembelajaran materi diklat PNF, diketahui bahwa penggunaan alat bantu/media oleh fasilitator/Nst pada kegiatan diklat/worshop di BP-PNFI Regional I Medan, pada tabel 15 terlihat bahwa sebanyak 3 responden (10,0 %) mengatakan sangat baik, lalu sebanyak 18 orang responden (60,0 %) mengatakan baik, kemudian ada 8 responden (26,6 %) yang berbendapat bahwa penggunaan media mengajar oleh fasilitator cukup, dan ada 1 responden (10,0 %) yang

berbendapat tingkat kemampuan menggunakan alat bantu/media mengajar kurang baik. Penggunaan alat bantu/media mengajar yang biasanya digunakan di BP-PNFI regional I Medan seperti OHP, Infokus, white board, Laptop, APE, dll. Kemampuan fasilitator/Nst dalam menggunakan alat bantu mengajar sangat bermanfaat dalam menunjang efektifitas pelaksanaan diklat. Karena itu, memang diharapkan setiap fasilitator/Nst memiliki kemampuan di bidang teknologi informatika.

Tabel 16. Kemampuan Menggunakan Bahasa dan Berkomunikasi

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 5 16,7

80 – 89 B Baik/Setuju 21 70,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 4 13,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 16 dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan menggunakan bahasa dan berkomunikasi dari para fasilitator/nst yang membawakan materi pada diklat – diklat yang diadakan oleh BP-PNFI regional I Medan adalah baik. Para responden memberi jawaban positif terhadap item pertanyaan instrumen, dimana sebanyak 5 orang responden (16,7 %) menjawab sangat baik, sebanyak 21 responden (70,0 %) menjawab baik, dan hanya 4 orang responden (13,3 %) yang memberi jawaban cukup atau ragu-ragu, sedangkan yang memberi jawaban kurang tidak ada.

Tabel 17. Penampilan Fasilitator/NST

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 5 16,7

80 – 89 B Baik/Setuju 20 66,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 4 13,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel 17 diketahui ada sebanyak 5 orang responden (16,7 %) mengatakan bahwa penampilan fasilitatot/nst sangat baik, 20 responden (66,7 %) menjawab baik, 4 responden (13,3 %) menjawab cukup, dan hanya 1 responden (3,33 %) yang menjawab kurang. Dengan demikian dapat dirangkumkan, bahwa mayoritas responden mengatakan penampilan fasilitator/Nst yang tampil pada kegiatan diklat di BP-PNFI regional I Medan adalah baik.

Tabel 18. Disiplin Fasilitator/NST

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,67

80 – 89 B Baik/Setuju 14 46,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 8 26,6

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 6 20,0

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 18 tersaji data tentang tingkat disiplin fasilitator/Nst ketika menjadi nara sumber diklat di BP-PNFI regional I Medan. Tingkat disiplin fasilitator/Nst antara lain diukur dan dilihat dari ketepatan waktu memulai dan mengakhiri materi diklat, kedisiplinan ketika memberi tugas dan kemudian mengumpulkannya kepada panitia, dan kedisiplinan menggunakan waktu istrahat. Dari tabel 4.16 tersebut di atas disimpulkan, sebanyak 2 orang responden (6,67 %) mengatakan sangat baik,

kemudian 14 orang responden (46,7 %) menjawab baik, lalu ada 8 orang responden (26,6 %) yang menjawab cukup, dan 6 orang responden (20,0 %) menjawab kurang.

Dokumen terkait