• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES DIKLAT

V. Ruang Belajar

Ruang belajar merupakan salah satu sarana diklat yang sangat diperlukan, karena tanpa ruang belajar yang memadai, maka kenyamanan dan keberhasilan diklat juga akan terganggu. Beberapa bagian ruang belajar yang menjadi kebutuhan diklat seperti sisi kebersihan, kenyamanan, kelengkapan, dan luas ruang belajar. Sub unsur dalam unsur ruang belajar antara lain penataan ruang belajar, kebersihan ruang belajar, kenyamanan dan ketenangan ruang belajar, kelengkapan ruang belajar (papan tulis, OHP, infokus, meja belajar, dan kursi belajar). Berikut ini akan ditampilkan deskriptif seluruh jawaban responden berdasarkan bagian atau sisi dalam ruang belajar diklat.

Tabel 30. Penataan Ruang Belajar

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 4 13,3

80 – 89 B Baik/Setuju 15 50,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 10 33,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Penataan ruang belajar berhubungan dengan seni dan keindahan yang dimiliki ruang tersebut. Setiap peserta diklat umumnya akan memberi respon berbeda jika melihat tata kelola sebuah ruangan belajar. Dari kesimpulan atas jawaban responden dalam penelitian ini, bahwa tingkat kepuasan umumnya baik walaupun ada juga jawaban yang berbeda. Dari tabel 30 diketahui, sebanyak 4 responden (13,3 %) mengaku puas atau sangat baik terhadap penataan ruang belajar diklat, ada 15 responden (50,0 %) menjawab baik, kemuadian sebanyak 10 orang responden (33,3 %) menjawab cukup, dan 1 responden mengatakan bahwa penataan ruang belajar diklat masih kurang baik.

Tabel 31. Kebersihan Ruang Belajar

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 8 26,6

80 – 89 B Baik/Setuju 17 56,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 5 16,6

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel 4.29 di atas diketahui, bahwa mayoritas responden yang sudah mengikuti diklat di BP-PNFI regional I Medan menjawab sangat baik dan baik terhadap pertanyaan tentang kebersihan ruang belajar. Kebersihan ruangan belajar

tentunya sangat mendukung kenyamanan peserta diklat dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Sebanyak 8 responden (26,6 %) mengatakan, kebersihan ruangan diklat sangat baik, kemudian 17 orang responden (56,7 %) mengaku baik, dan hanya 5 orang responden (16,6 %) yang menjawab cukup, sedangkan yang menjawab kurang baik tidak ada. Kebersihan ruangan belajar diklat di BP-PNFI regional I Medan, memang sangat terpelihara karena didukung tenaga atau petugas kebersihan yang banyak yakni berjumlah 6 orang dan selalu mendapat perhatian dari unsur pimpinan dan panitia penyelenggara diklat. Harapan para responden/peserta diklat yang pernah mengikuti diklat di BP-PNFI regional I Medan agar kebersihan ruang belajar tetap dipertahankan dan kalau dapat ditingkatkan demi peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat pendidikan non formal dimasa yang akan datang.

Tabel 32. Ketenangan dan Kenyamanan Ruang Belajar

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 8 26,6

80 – 89 B Baik/Setuju 16 53,3

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 6 20

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Jawaban responden terhadap unsur ketenangan dan kenyamanan ruang belajar sewaktu pelaksanaan diklat di BP-PNFI regional-I cenderung mendekati baik. Kesimpulan tersebut juga berhubungan dengan unsur pertanyaan penelitian sebelumnya yakni kebersihan ruangan belajar.

Kedua item pertanyaan dari unsur ruang belajaryakni kebersihan dengan ketenangan dan kenyamanan ruang belajar adalah saling behubungan dan saling mempengaruhi.

Dari tabel 32 tentang ketenangan dan kenyamanan ruangan belajar, diketahui bahwa 8 orang responden (26,6 %) menjawab sangat baik, kemudian 16 orang responden (53,3 %) menjawab baik, dan 6 orang mengatakan cukup, sedangkan yang menjawab kurang tidak ada. Dengan demikian secara umum responden mengaku puas terhadap ketenangan dan kenyaman ruang belajar yang digunakan di BP-PNFI regional I Medan. Tingkat ketenangan dan kenyamanan diklat di BP-PNFI regional Medan, memang sudah sangat. Selain tempatnya tidak ramai, juga karena ruangan belajar diklat berada di dalam ruangan yang jauh dari keramaian.

Tabel 33. Kelengkapan Ruang Belajar (papan tulis, OHP, Infocus, meja, dan kursi)

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 8 26,6

80 – 89 B Baik/Setuju 18 60,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 4 13,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 33 di atas dengan jelas terlihat, terhadap pertanyaan tentang kelengkapan ruang belajar (papan tulis, OHP, Infocus, meja belajar dan kursi), 8 orang responden (26,6 %) menjawab sangat baik, kemudian 18 orang (60,0 %) menjawab baik, kemudian sebanyak 4 orang responden (13,3 %) menjawab cukup, dan tidak satu orang dari responden yang menjawab kurang. Kelengkapan ruang belajar yang digunakan selama pelaksanaan diklat di BP-PNFI regional I Medan, diakui peserta diklat sudah baik. Hanya kualitas pencahayaan infokus yang oleh

beberapa responden perlu ditingkatkan agar tampilan power point dari fasilitator atau NST dapat dibaca secara lebih jelas.

Tabel 34. Luas Ruang Belajar

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 7 23,3

80 – 89 B Baik/Setuju 17 56,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 6 20,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Mayoritas jawaban responden atas pertanyaan tentang luas ruang belajar yang digunakan pada saat diklat di BP-PNFI regional I Medan adalah baik. Dari tabel 34 dapat terlihat, sebanyak 7 orang responden (23,3 %) menjawab sangat baik, kemudian ada 17 orang responden (56,7 %) yang menjawab baik, dan 6 orang menjawab cukup, sedangkan yang menjwab kurang, tidak ada. Ruang belajar untuk kegiatan diklat yang dimiliki oleh BP-PNFI regional I Medan, memang sudah sangat memadai, yakni berjumlah 3 buah aula, yang terdiri dari 2 buah aula besar dan 1 buah aula kecil yang keseluruhan aula tersebut dilengkapi dengan peralatan kebutuhan diklat dan pendingin ruangan/AC

.

VI. Konsumsi

Salah satu kesimpulan atau hasil penelitian ini yang sebaiknya memiliki nilai toleransi adalah tentang konsumsi. Permasalahan konsumsi selalu berhubungan dengan selera peserta didik, kebudayaan dan daerah asalnya. Dengan asal daerah peserta diklat yang beragam dan berbeda, maka perbedaan selera juga berbeda-beda.

Pada bagian unsur konsumsi dalam penelitian ini, antara lain membahas tentang pengaturan makan dan snack, gizi makanan yang disediakan, kesegaran hidangan, variasi makanan dan snack, sikap petugas konsumsi, kebersihan ruang makan, ketenangan dan kenyamanan ruang makan, dan kelengkapan peralatan makan.

Untuk hasil penelitian masing-masing item dari unsur konsumsi tersebut, akan dibahas pada bagian deskritif data berikut ini.

Tabel 35. Pengaturan Makan dan Snack

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 1 3,33

80 – 89 B Baik/Setuju 14 46,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 14 46,7

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pengaturan makan dan snack yang disediakan oleh panitia diklat memiliki permasalahan tersendiri. Perbedaan daerah asal peserta diklat kemudian berpengaruh terhadap selera makanan dan snack. Ada peserta yang suka makanan pedas-pedas tapi banyak yang tidak, ada yang suka rasa asin namun sebagian tidak mau, dan perbedaan selera lainnya. Sering terjadi suatu jenis makan yang disediakan oleh penyelenggara diklat dianggap asing bagi peserta didik atau sesuatu menu makan kadang sangat disukai oleh sebagian peserta, namun tidak diinginkan oleh peserta lain. Perbedaan selera makan dan snack seperti yang disampaikan diatas, kemudian mempengaruhi juga jawaban responden yang juga sangat berimbang dan disertai dengan saran dan masukan. Bahkan salah satu peserta dari Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan keluhan tentang makanan yang sangat pedas yang pernah disantapnya yang kemudian

berdampak terhadap penyakit perut yang dialaminya. Dengan merangkum hasil penelitian pada unsur makanan ini, kemudian dapat dibuat peta selera makanan antara daerah asal peserta diklat. Peserta yang berasal dari wilayah provinsi NAD, SUMUT, SUMBAR, umumnya menginginkan makanan yang pedas, tetapi peserta dari daerah Riau, KEPRI, Jambi, dan SUMSEL, biasanya tidak menyukai makanan pedas dan bahkan cenderung menginginkan makanan yang manis.

Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa 1 orang responden (3,33 %) mengakui pengaturan makanan dan snack sudah sangat baik, sebanyak 14 responden (46,7 %) mengatakan baik, namun jawaban berbeda juga hampir berimbang, yakni 14 orang responden (46,7 %) mengatakan bahwa pengaturan makanan dan snack masih biasa-biasa atau cukup dan 1 responden (3,33 %) mengakui kecewa terhadap pengaturan makan dan snack yang disediakan oleh panitia atau penyelenggara diklat.

Tabel 36. Gizi Makanan yang Disediakan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju - -

80 – 89 B Baik/Setuju 18 60,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 12 40,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Jawaban responden terhdapap pertanyaan penelitian tentang kualitas gizi menu makanan yang disajikan kepada peserta diklat, memiliki kemiripan dengan jawaban responden terahadap pertanyaan sebelumnya yakni pengaturan makan dan snack. Perbedaan selera makanan seperti yang dideskripsikan pada tabel sebelumnya, kemudian juga terlihat pada jawaban tentang gizi makanan. Pada tabel 35 diketahui

ada sebanyak 18 responden (60,0 %) yang mengakui bahwa gizi makanan yang disajikan kepada peserta diklat di BP-PNFI Regional I Medan sudah baik dan sisanya sebanyak 12 responden (40,0 %) menjawab cukup. Dengan demikian, mayoritas responden mengatakan bahwa gizi makanan bagi peserta diklat sudah baik, walaupun menurut beberapa responden masih perlu ditingkatkan.

Tabel 37. Kesegaran Hidangan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,66

80 – 89 B Baik/Setuju 15 50,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 12 40,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 36 diketahui sebanyak 2 responden (6,66 %) mengakui bahwa tingkat kesegaran hidangan yang disajikan sudah sangat baik. Kemudian ada 15 responden (50,0 %) yang menjawab baik, kemudian 12 responden (40,0 %) mengatakan cukup dan ada 1 orang responden mengakui bahwa kesegaran makanan dan snack masih kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan secara umum makanan yang dihidangkan panitia/penyelenggara kepada para peserta diklat di BP-PNFI regional I Medan sudah baik.

Tabel 38. Variasi Makanan dan Snack

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 4 13,3

80 – 89 B Baik/Setuju 14 46,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 10 33,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 2 6,7

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 38 di atas, diketahui sebanyak 4 responden (13,3 %) mengatakan bahwa variasi makanan dan snack sudah sangat baik. 14 responden (46,6 %) menjawab baik, kemudian ada 10 responden (33,3 %) yang menjawab cukup, dan ada 2 responden (6,66 %) yang mengakui masih kurang. Untuk itu panitia atau penyelenggara diharapkan dapat meningkatkan variasi jenis makanan dan snack yang disajikan bagi para peserta diklat di BP-PNFI regional I Medan. Sama seperti jawaban terhadap pengaturan makanan dan snack yang sudah ditampilkan pada tabel sebelumnya yakni pada tabel 4.35, untuk pertanyaan variasi makanan yang disajikan, juga memiliki perbedaan selera yang dilatarbelakangi adanya perbedaan latar belakang budaya dan daerah asal peserta diklat. Untuk itu masukan responden adalah agar panitia dan penyelenggara dapat menambah jenis dan variasi makanan/snack yang disediakan.

Tabel 39. Sikap Petugas Konsumsi

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju - -

80 – 89 B Baik/Setuju 10 33,3

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 14 46,7

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 6 20,0

Total 30 100

Salah satu masukan terbesar lainnya yang disampaikan responden adalah menyangkut sikap petugas konsumsi yang perlu diperbaiki agar lebih ramah. Kritikan terbesar disampaikan, agar sikap petugas konsumsi sewaktu peserta diklat berada di ruang makan dapat lebih baik, misalnya senyum atau menegursalam terhadap peserta yang sedang makan. Menurut beberapa responden, sikap petugas konsumsi sering sekali bersikap kurang ramah atau bahkan cuek terhadap keluhan atau permintaan yang disampaikan oleh peserta diklat. Pada tabel 38 di atas diketahui, bahwa tidak satupun dari responden yang menjawab sangat baik tentang sikap petugas konsumsi. Kemudian sebanyak 10 responden (33,3 %) menjawab baik, namun jawaban yang kurang baik ternyata lebih banyak. Sebanyak 14 responden (46,7 %) responden memberi jawaban cukup dan 6 orang responden (20,0 %) mengatakan bahwa sikap petugas konsumsi masih kurang maksimal dan kurang memuaskan peserta diklat. Dengan banyaknya masukan dan saran yang disampaikan oleh responden menyangkut sikap petugas konsumsi, maka diharapkan dimasa yang akan datang dapat diperbaiki yakni agar lebih ramah dan sabar mengahadapi peserata diklat yang sedang menikmati makanan dan snack.

Tabel 40. Kebersihan Ruang Makan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 5 16,7

80 – 89 B Baik/Setuju 15 50,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 10 33,3

60 – 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Kebersihan ruang makan yang dimiliki oleh BP-PNFI regional I Medan, menurut responden yang pernah mengikuti diklat umumnya menjawab baik. Tingkat kepuasan responden tersebut tampak pada jawaban akan pertanyaan yang diajukan yang ditampilkan pada tabel 40 diatas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa 5 orang responden (16,7 %) mengaku sangat puas terhadap kondisi kebersihan ruang makanan. Lalu 15 orang responden menjawab baik, kemudian sebanyak 10 orang responden (33,3 %) menjawab cukup, dan tidak seorangpun dari responden yang memberi jawaban kurang.

Tabel 41. Ketenangan dan Kenyamanan Ruang Makan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 5 16,7

80 – 89 B Baik/Setuju 15 50,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 10 33,3

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju - -

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Jawaban responden terhadap pertanyaan tentang ketenangan dan kenyamanan ruang makanan umumnya baik. Karakteristik jawaban pada tabel 4.39 ini, memiliki kesamaan dengan jawaban pada tabel 41 Pada tabel 42 di atas diketahui bahwa ada 5 orang responden (16,6 %) yang menjawab sangat baik. Kemudian sebanyak 15 responden (50,0 %) menjawab baik, lalu ada 10 responden (33,3 %) menjawab cukup, dan tidak ada yang menjawab kurang. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, mayoritas responden mengakui bahwa ketenangan dan kenyamanan ruang makan di BP-PNFI Regional I Medan sudah baik.

Tabel 42. Kelengkapan Peralatan Makan

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 6 20,0

80 – 89 B Baik/Setuju 14 46,7

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 9 30,0

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 1 3,33

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Pada tabel 42 dapat diambil kesimpulan, bahwa kengkapan peralatan makan yang dimiliki oleh asrama/ruang makan BP-PNFI Regional I Medan sudah baik. Jawaban terhadap item tersebut, juga berbanding lurus dengan jawaban terhadap kebersihan dan ketenangan ruang makan. Antara ketiganya memiliki jawaban yang dominannya positif. Tabel diatas menampilkan ada 6 orang responden (20,0 %) yang menjawab sangat baik, kemudian 14 orang responden (46,6 %) menjawab baik, kemudian 9 orang responden (30, 0 %) mwnjawab cukup, dan hanya ada 1 orang responden (3,33 %) yang menjawab kurang baik. Kelengkapan peralatan makan itu antara lain dilihat dari ketersediaan bahan-bahan makan seperti piring makan, sendok/garpu makan, gelas, meja makan, kursi, kipas, dan peralatan-peralatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan makan dan minum. Sepertinya peralatan makanan yang tersedia sangat tergantung dengan jenis atau variasi makanan yang disediakan.

Dokumen terkait