• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES DIKLAT

VII. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan kadang kala luput dari perhatian panitia/penyelenggara diklat. Hal tersebut, karena masalah kesehatan peserta diklat tidak hanya menyangkut kepentingan kelangsungan pelaksanaan diklat, tetapi lebih

kepada kepentingan masing-masing peserta. Artinya, tanpa adanya perhatian dari panitia/penyelenggara, masing-masing peserta diklat tentunya memiliki kepentingan lebih besar akan kesehatan dirinya sendiri.

Pada unsur pelayanan kesehatan ini hanya ada sub unsur/item tentang ketersediaan obat-obat generik.

Tabel 43. Ketersediaan Obat-obat Generik

Nilai Sekor Indikator F %

>90 A Sangat Baik/Sangat Setuju 2 6,67

80 – 89 B Baik/Setuju 12 40,0

70 – 79 C Cukup/Ragu-ragu 14 46,7

60 - 69 D Kurang/Tidak Setuju 2 6,67

Total 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Selama pelaksanaan diklat di BP-PNFI Regional I Medan, panitia/penyelenggara memang sudah mempersiapkan obat-obat generik, yang diperuntukkan bagi peserta diklat yang sakit sebagai bentuk pertolongan pertama. Jenis-jenis obat yang tersedia, seperti obat sakit kepala, obat sakit perut, obat luka, vitamin/suplemen, dan beberapa jenis oabat-obat generik lainnya. Namun walaupun demikian, jawaban responden atas pertanyaan ketersediaan obat-obat generik masing beragam dan berbeda, ada yang menjawab sudah baik dan sebagian menjawab masing kurang dan perlu perbaikan dan penambahan jenis obat-obatan. Dari tabel 43 di atas diketahui, bahwa sebanyak 2 orang responden (6,67 %) menjawab ketersediaan obat-obat generik untuk keperluan peserta diklat di BP-PNFI regional I Medan sudah baik dan ada 12 orang responden (40,0) yang menjawab baik. Kemudian 14 orang responden (46,7 %) menjawab cukup dan ada 2 orang responden

(6,67 %) yang menjawab kurang. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa masalah ketersediaan obat-obat generik untuk peserta diklat tidak menjadi perhatian panitia, penyelenggara dan juga peserta diklat. Dari jawaban beberapa responden dapat disimpulkan, bahwa masalah kesehatan lebih menjadi tanggung jawab diri masing-masing, karena memang para responden mengangggap tidak mungkin orang lain, dalam hal ini panitia/penyelenggara diklat lebih peduli terhadap kesehatannya daripada dirinya sendiri. Oleh karena itu, dianjurkan atau tidak, diperhatikan atau tidak oleh panitia, yang pasti para peserta diklat sudah tentu memperhatikan dan menjaga kesehatannya. Namun walaupun demikian, beberapa responden memberi saran dan masukan, agar panitia/penyelenggara diklat dapat mempersiapkan suplemen vitamin dan obat-obat generik yang berkualitas agar kesehatan peserta diklat selama mengikuti kegiatan dapat terpelihara dengan baik.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di BP-PNFI Regional I Medan terutama yang ditujukan kepada tenaga pendidik dan kependidikan nonformal (PTK-PNF) masih sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas dan kompetensi PTK-PNF. Pelaksanaan diklat juga sangat diperlukan dalam rangka menyesuaikan pengetahuan, kompetensi, dan ketrampilan PTK-PNF dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama teknologi. Dengan mengikuti diklat, maka tenaga PNF dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru yang dapat diterapkannya di daerah kerjanya masing-masing. Dalam hasil analisis pelaksanaan diklat PTK-PNF yang diselenggarakan di BP-PNFI Regional I Medan, dapat diketahui dan diambil beberapa kesimpulan yakni:

a. Kesinambungan peserta dalam mengikuti diklat dengan program sejenis untuk tingkatan yang lebih tinggi tidak ada, sehingga banyak peserta diklat yang pernah mengikuti sebuah diklat untuk materi tingkat dasar, tidak lagi memperoleh diklat untuk materi tingkat berikutnya.

b. Perencanaan jadwal sebuah diklat terutama tenggang waktu surat undangan dengan pelaksanaan diklat sering terlalu berdekatan.

c. Jenis diklat yang diselenggarakan masih berbasis anggaran sesuai dengan ketersediaan anggaran dari pemerintah pusat, padahal sebaiknya

penyelenggaraan diklat harus didahului dengan survey/penilaian kebutuhan diklat (Training Need Assesment/TNA)

d. Secara umum, kemampuan fasilitator/NST dalam menyampaikan materi sudah bagus, walaupun masih perlu penyeleksian yang menyeluruh terhadap kemampuan mengajar para fasilitator/NST, karena masih ada Fasilitator/NST yang belum terampil untuk mengajar/mengelola kelas. e. Penyediaan bahan-bahan diklat mesti diperhatikan, banyak kegiatan diklat

yang tidak dapat mencapai tujuan, karena keterbatasan bahan-bahan pendukung (Seperti alat peraga, modul, media, dan Permendiknas).

f. Kebersihan asrama khususnya kamar tidur, kamar mandi, fasilitas air masih kurang baik, keluhan terbanyak terdapat pada bagian unsur pengelolaan asrama.

g. Secara umum ketersediaan ruang belajar sudah baik dan memadai, hanya sedikit keluhan peserta diklat/responden tentang pengaturan ruang belajar/diklat.

h. Sikap petugas konsumsi dan pengaturan makan dan snack belum maksimal, sangat banyak keluhan peserta diklat terhadap sikap petugas konsumsi di ruang makan.

i. Ketersediaan obat-obat generik belum baik dan kurang diketahui oleh peserta diklat. Banyak peserta/responden yang tidak mengetahui tentang ketersediaan obat-obatan selama pelaksanaan diklat.

5.2. Saran

Upaya peningkatan kualitas dan kompetensi PTK-PNF diharapkan akan kemudian berdampak secara langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan non formal dan kompetensi peserta didik. Setelah penelitian ini dilakukan dan data-data yang diperoleh diolah, dapat diperoleh informasi dan masukan, bahwa dalam pelaksanaan Diklat di BP-PNFI regional I Medan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan sekaligus dilakukan perbaikan, seperti:

a. Jenis diklat yang diselenggarakan agar menyesuaikan antara kebutuhan satuan-satuan PNF dilapangan dengan kebijakan Direktorat Jenderal PNFI (PAUDNI). Untuk mengetahui jenis diklat yang dibutuhkan, perlu dilakukan inventarisasi atau penilaian kebutuhan diklat (Training need assesment/TNA).

b. Jarak waktu antara pemanggilan peserta diklat dengan pelaksanaan diklat agar diperlebar, supaya pimpinan PNF dapat menunjuk calon peserta yang tepat dan calon peserta memiliki waktu untuk mempersiapkan diri.

c. Seleksi terhadap calon peserta diklat agar diperhatikan oleh panitia dan sebaiknya diupayakan yang peserta yang ikut adalah yang membidangi bagian yang didiklatkan, usia peserta, dan latar belakang/jabatan calon peserta diklat.

d. Fasilitator/NST dapat agar mampu menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan dinamis tanpa melupakan unsur ilmiah dalam penyampaian materi diklat.

e. Kompetensi fasilitator/nara sumber teknis (NST) supaya ditingkatkan dan sebaiknya agar menguasai materi yang disampaikan.

f. Fasilitator/NST agar memperhatikan disiplin penerapan waktu terutama dalam menggukanan jam penyampaian teori dan praktek.

g. Bahan-bahan pendukung langsung yang berhubungan dengan tujuan pelaksanaan diklat agar disediakan oleh panitia, seperti UU, PP, dan Permendiknas yang berhubungan dengan materi diklat. Untuk itu, sangat perlu diadakan rapat koordinasi antara panitia dengan fasilitator/NST untuk membicarakan jenis-jenis bahan diklat yang diperlukan demi tercapainya tujuan pelaksanaan diklat.

h. Panitia agar menyediakan dan menyerahkan Handout kepada peserta didik sebelum atau sewaktu pelaksanaan diklat.

i. Panitia bersama pihak keamanan melakukan sosialisasi peraturan diklat terutama pengawasan jam istrahat pada malam hari.

j. Penyelenggara diklat agar menyediaakan Televisi, air minum dan peralatan minum di ruang/kamar peserta diklat.

k. Panitia/penyelenggara sangat perlu memperhatikan kebersihan kamar tidur, kebersihan kamar mandi, dan ketersediaan air mandi selama pelaksanaan diklat.

l. Sikap petugas konsumsi agar diperbaiki, dan variasi makanan dan snack yang disajikan agar ditingkatkan.

m. Ketersediaan obat-obatan generik agar diperbanyak dan kemudian disosialisasikan kepada peserta diklat.

Dokumen terkait