• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggaran Kedaulatan Pangan

ANGGARAN KEDAULATAN PANGAN

Prioritas pembangunan di bidang kedaulatan pangan memegang peranan strategis di dalam pembangunan nasional dalam kaitannya dengan penyediaan kebutuhan pokok (penyediaan pangan yang cukup, aman, beragam, bergizi, dan terjangkau) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu kedaulatan pangan juga menjadi salah satu dasar dari terciptanya stabilitas nasional sehingga harus senantiasa dilakukan peningkatan.

Pelaksanaan program di bidang kedaulatan pangan adalah salah satu bentuk implementasi dari agenda ke-7 Nawacita (mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik). Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri yang perlu didukung dengan: (i) ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (iii) mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Selanjutnya, dalam rangka kedaulatan pangan, ketersediaan air merupakan faktor utama untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitas produksi. Adapun sasaran utama pembangunan di bidang kedaulatan pangan pada tahun 2018 antara lain adalah sebagai berikut:

1. Produksi bahan pangan utama: padi 79,30 juta ton, jagung 23,40 juta ton, kedelai 2,30 juta ton, daging sapi 0,71 juta ton;

2. Produksi ikan sebesar 17,36 juta ton;

3. Tercapainya produksi garam rakyat 4,1 juta ton;

4. Rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier untuk 150.000 ha areal sawah. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran prioritas tersebut, maka pada tahun 2018 pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program/kegiatan di bidang kedaulatan pangan sebesar Rp99,1 triliun dalam RAPBN tahun 2018, di mana sebesar

Di dalam pelaksanaannya, pemberian VGF ini dialokasikan anggarannya oleh Pemerintah c.q. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) sesuai dengan

mekanisme APBN dengan memperhatikan beberapa hal yaitu kemampuan keuangan

negara, kesinambungan fiskal dan mendasarkan pada prinsip manajemen risiko fiskal

yang cermat.

SPAM Umbulan adalah salah satu proyek yang mendapatkan dukungan Pemerintah dalam bentuk VGF. Proyek ini sebenarnya telah direncanakan sejak 43 tahun yang lalu.

Pada tahun 2010 proyek tersebut ditetapkan sebagai salah satu showcase project dengan

skema KPBU, dan efektif perencanaan sejak 2015. Total investasi pada proyek SPAM Umbulan sebesar Rp 2,3 triliun, dukungan Pemerintah melalui alokasi VGF sebesar Rp818 miliar, dan proyek ini memperoleh penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

Kualitas air Umbulan telah teruji dan layak sebagai air baku untuk air minum, proyek

SPAM Umbulan bertujuan mengalirkan air dari mata air Umbulan dengan kapasitas

produksi sebesar 4.000 liter air per detik dengan jaringan sistem transmisi ke lima

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Provinsi Jawa Timur, yaitu masing-masing PDAM Surabaya, PDAM Kabupaten Pasuruan, PDAM Kota Pasuruan, PDAM Kota Sidoarjo, dan PDAM Kota Gresik. Hal ini membuat SPAM Umbulan akan mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 92.3 km melewati 16 titik pasokan.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-9 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

Rp52,3 triliun dialokasikan melalui belanja K/L dan Rp46,8 triliun dialokasikan melalui belanja non K/L.

Pencapaian prioritas bidang kedaulatan pangan, utamanya dilakukan oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Sosial, dengan dukungan dari instansi terkait lainnya. Alokasi Kementerian Pertanian pada tahun 2018 secara penuh diarahkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, antara lain melalui pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta upaya untuk meningkatkan produktivitas terutama untuk bahan pangan pokok. Anggaran kedaulatan pangan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diarahkan terutama untuk membangun/ meningkatkan jaringan irigasi untuk pertanian. Alokasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan diarahkan antara lain untuk meningkatkan produksi baik perikanan tangkap, perikanan budi daya, serta produk perikanan lainnya. Sedangkan alokasi pada Kementerian Sosial diarahkan untuk program beras sejahtera, sebuah kebijakan rastra dalam bentuk bantuan pangan non tunai. Selain itu, mulai tahun 2018 juga digulirkan kebijakan penghapusan subsidi benih, untuk dialihkan ke program bantuan langsung benih unggul (BLBU) kepada para petani melalui bantuan sosial K/L.

Untuk alokasi melalui belanja non K/L, dukungan pencapaian prioritas kedaulatan pangan antara lain melalui: (1) penyediaan subsidi pangan untuk 5,6 juta KPM dengan kuantum sebesar 15 kg/KPM/penyaluran yang disalurkan untuk 12 bulan, subsidi pupuk dengan total volume 9.550 ton, dan (2) alokasi transfer ke daerah melalui mekanisme DAK bidang irigasi yang diarahkan antara lain untuk rehabilitasi/peningkatan/pembangunan jaringan irigasi dan bidang pertanian yang diarahkan antara lain untuk pembangunan/ rehabilitasi/renovasi UPTD/Balai Diklat Pertanian, dan penyediaan sarana pendukung, serta (3) belanja lain-lain yang diarahkan antara lain untuk penyediaan cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan stabilisasi harga pangan guna mengantisipasi peningkatan harga pangan yang berpotensi meningkatkan beban hidup masyarakat, terutama masyarakat miskin. Adapun rincian anggaran kedaulatan pangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

2018 APBNP Outlook RAPBN

I. Kementerian Negara/Lembaga 43,0 42,2 52,3

1. 018 Kementerian Pertanian 24,1 23,7 23,8 2.032 Kementerian Kelautan Perikanan 6,4 6,2 4,3 3. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 10,7 10,6 10,7 4.027 Kementerian Sosial -1,7 -1,6 13,5- II. Non K/L 62,4 62,1 46,8 1. Subsidi 52,2 52,2 35,8 a. Subsidi Pangan 19,8 19,8 7,3 b. Subsidi Pupuk 31,2 31,2 28,5 c. Subsidi Benih 1,3 1,3 -

d. Subsidi bunga kredit resi gudang 0,0 0,0 0,0

2. Belanja Lain-lain 4,5 4,5 5,0

a. Cadangan Beras Pemerintah 2,5 2,5 2,5

b. Cadangan Stabilisasi Pangan 2,0 2,0 2,5

3. Transfer ke Daerah (DAK) 5,7 5,4 5,9 a. DAK Irigasi 4,0 3,8 4,2 b. DAK Pertanian 1,7 1,6 1,7

105,4

104,3 99,1

Sumber: Kementerian Keuangan

1 . Angka APBNP 201 7 bersifat sementara karena masih menunggu peny elesaian rincian APBNP 201 7 2. Outlook 201 7 bersifat perkiraan, dengan memperhitungkan pola peny erapan alamiah K/L

Total

ANGGARAN KETAHANAN PANGAN , 2017 - 2018 (triliun rupiah)

Uraian

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-10

Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup

Sebagai salah satu prioritas nasional, fungsi perlindungan lingkungan hidup terus mendapatkan perhatian dari pemerintah baik dari sisi anggaran maupun pelaksanaannya. Hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah terjadinya bencana alam dan menjaga kelestarian hutan. Dalam RAPBN tahun 2018, alokasi anggaran fungsi perlindungan lingkungan hidup direncanakan sebesar Rp15.428,4 miliar, atau menunjukkan peningkatan sebesar Rp4.301,3 miliar atau 38,7 persen apabila dibandingkan dengan perkiraan realisasi dalam tahun 2017. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan alokasi anggaran pada beberapa program utama pada fungsi perlindungan lingkungan hidup, yaitu antara lain: (1) Program pengelolaan hutan produksi lestari dan usaha kehutanan; (2) Program pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hutan lindung; (3) Program konservasi sumber daya alam dan ekosistem; (4) Program pengelolaan sampah, limbah, dan bahan beracun dan berbahaya; dan (5) Program pengendalian perubahan iklim.

Arah kebijakan dan langkah-

langkah yang ditempuh Pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi perlindungan lingkungan hidup pada tahun 2018 antara lain: (1) pengembangan agribisnis, produksi hasil hutan, produk perikanan, dan jasa lingkungan; (2) peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan; (3) peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana di pesisir dan laut serta kerjasama antarregional dan internasional dalam konservasi laut; (4) peningkatan kualitas lingkungan hidup, penanggulangan bencana, serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan; dan (5) peningkatan konservasi, pengelolaan DAS serta pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.

Sasaran umum pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dari fungsi perlindungan lingkungan hidup pada tahun 2018, diantaranya yaitu: (1) pemulihan kawasan konservasi yang terdegradasi secara kolaboratif bersama masyarakat, seluas 30 ribu ha; (2) pengembangan infrastruktur keagrariaan di daerah seluas 1,7 juta ha; (3) pengelolaan kolaboratif hutan konservasi bersama masyarakat di kawasan hutan konservasi taman nasional seluas 70 ribu ha; (4) perlindungan kawasan konservasi baru yang ditetapkan/ dicanangkan di tingkat nasional dan daerah seluas 700 ribu ha; (5) rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada DAS Rawan/Pasca Bencana secara vegetatif seluas 16.800 ha; dan (6) rehabilitasi hutan dan lahan kritis di DAS yang mendukung ketahanan pangan seluas 8.500 ha.

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Sebagai perwujudan dari prioritas nasional perumahan dan permukiman, program penyediaan rumah layak, serta program air bersih dan sanitasi tetap menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya alokasi anggaran untuk fungsi perumahan dan fasilitas umum dalam RAPBN tahun 2018 sebesar Rp31.264,7 miliar, yang berarti meningkat sebesar Rp2.745,9 miliar atau 9,6 persen jika dibandingkan dengan perkiraan realisasi dalam tahun 2017 sebesar Rp28.518,7 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan alokasi anggaran

11,1 15,4 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 2017 Outlook 2018 RAPBN GRAFIK II.4.5

FUNGSI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP, 2017-2018 (triliun rupiah)

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-11

Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

pada beberapa program utama pada fungsi perumahan dan fasilitas umum, yaitu antara lain: (1) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman; (2) Program Pengembangan Perumahan; (3) Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan; dan (4) Program Sumber Daya Air.

Alokasi anggaran pada fungsi tersebut utamanya dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian agenda prioritas pembangunan nasional di bidang perumahan dan pemukiman. Arah kebijakan dan langkah- langkah yang ditempuh pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi perumahan dan fasilitas umum pada tahun 2018 antara lain: (1) meningkatkan akses masyarakat

berpendapatan rendah terhadap hunian baru yang layak, aman, dan terjangkau melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, bantuan stimulan pembangunan rumah swadaya serta penciptaan iklim yang kondusif dalam penyediaan perumahan; (2) meningkatkan kualitas hunian dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui bantuan stimulan perumahan swadaya, penyediaan prasarana, sarana dan utilitas, penyelesaian rencana penanganan kawasan kumuh dalam rangka pencegahan dan penanganan permukiman kumuh; (3) meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui sinergi pembangunan infrastruktur, penerapan manajemen layanan terpadu, serta peningkatan keterlibatan dan perubahan perilaku masyarakat; dan (4) menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan pengelolaan infrastruktur air baku dan sanitasi, serta optimasi sistem air minum dan pelaksanaan bauran air yang telah ada.

Sasaran umum pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dari fungsi perumahan dan fasilitas umum pada tahun 2018, diantaranya yaitu: (1) pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan seluas 2.658 ha; (2) pembinaan dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman melalui sistem pengelolaan air limbah untuk 853.286 KK; (3) pembinaan dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman melalui sistem pengelolaan drainase di kawasan seluas 413 ha; (4) pembinaan dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman melalui sistem penanganan persampahan untuk 851.803 KK; (5) pembinaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum di 78 kawasan; dan (6) pembangunan baru rumah swadaya sebanyak 6.000 unit dan peningkatan kualitas rumah swadaya untuk 174.000 unit.

Fungsi Kesehatan

Salah satu upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terdapat dalam fungsi kesehatan. Oleh karenanya, Pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi alokasi anggaran kesehatan

sebesar 5 persen dari APBN, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang digunakan untuk pemenuhan pelayanan kesehatan baik dari supply side maupun demand side serta upaya kesehatan promotif dan preventif. Dalam RAPBN tahun 2018, alokasi anggaran untuk fungsi kesehatan ditetapkan sebesar Rp68.282,4 miliar. Jumlah tersebut menunjukkan

28,5 31,3 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 2017 Outlook 2018 RAPBN GRAFIK II.4.6

FUNGSI PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM, 2017-2018 (triliun rupiah)

Sumber: Kementerian Keuangan

60,8 68,3 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 2017 Outlook 2018 RAPBN GRAFIK II.4.7 FUNGSI KESEHATAN, 2017-2018 (triliun rupiah)

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-12

kenaikan sebesar 12,3 persen jika dibandingkan dengan perkiraan realisasi tahun 2017 sebesar Rp60.777,6 miliar. Kenaikan tersebut terutama ditujukan untuk (i) mendukung pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui penyediaan vaksin baru; dan (ii) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN melalui pengalihan penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB (PLKB) yang semula merupakan pegawai pemda menjadi pegawai pusat sebagai konsekuensi atas pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2018 antara lain: (1) akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak, termasuk pelayanan KB untuk mendukung penurunan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan dan pengendalian pertumbuhan penduduk; (2) mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat; (3) memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit; (4) mempercepat pelaksanaan upaya promotif dan preventif dengan “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”; (5) meningkatkan perluasan kepesertaan dan pengelolaan sistem pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); (6) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas; (7) meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan terutama di daerah tertinggal dan daerah perbatasan; dan (8) meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan, serta memperkuat pengawasan obat dan makanan termasuk penguatan regulasi dan kelembagaan.

Sementara itu, sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai melalui anggaran kesehatan tersebut antara lain: (1) persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 82 persen; (2) prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak bawah dua tahun (Baduta) sebesar 28,8 persen; (3) prevalensi HIV sebesar <0,5 persen; (4) jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) JKN/Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebanyak 92,4 juta jiwa; (5) persentase kab/kota yang mencapai 80 persen imunisasi lengkap pada bayi sebesar 92,5 persen; (6) jumlah puskesmas yang memiliki minimal lima jenis tenaga kesehatan sebanyak 4.200 puskesmas; (7) persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 86 persen; dan (8) persentase obat yang memenuhi syarat sebesar 93,5 persen.

Dokumen terkait