• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN PENDIDIKAN

Pendidikan adalah variabel yang menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Maka menjadi tanggung jawab pemerintah untuk dapat menjamin terselenggaranya pendidikan dengan mutu/kualitas yang baik. Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.

Anggaran pendidikan yang dialokasikan Pemerintah dengan porsi 20 persen dari APBN, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, sejalan dengan peningkatan belanja negara. Namun demikian, peningkatan anggaran pendidikan tersebut perlu diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan, yang pada akhirnya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terdapat beberapa isu yang mendapatkan perhatian, antara lain: (1) kualitas dan distribusi guru yang perlu lebih dioptimalkan sejalan dengan berbagai kebijakan terkait sertifikasi guru; (2) pemanfaatan bantuan operasional sekolah (BOS) yang belum optimal; (3) ketepatan sasaran Program Indonesia Pintar (PIP) yang perlu ditingkatkan; dan (4) ketersediaan dan distribusi sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai.

Berdasarkan tantangan dan permasalahan tersebut, Pemerintah akan melakukan berbagai upaya langkah perbaikan dalam meningkatkan kualitas belanja bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Berbagai langkah yang akan ditempuh Pemerintah, antara lain mencakup: (1) penganggaran berbasis kinerja untuk beberapa komponen belanja pendidikan seperti TPG, BOS, dan DAK untuk mendorong sekolah/guru berupaya lebih optimal, dengan tetap memperhatikan aspek afirmatif; (2) peningkatan kualitas dan ketersediaan guru melalui pengaturan distribusi/redistribusi antardaerah, dengan memperhatikan kebutuhan guru dan pemenuhan kualitas layanan pendidikan; (3) peningkatan ketepatan sasaran Program Indonesia Pintar melalui optimalisasi basis data terpadu dan sinkronisasi dari instansi terkait; (4) mendorong pemda untuk dapat mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen khususnya untuk sarana dan prasarana pendidikan termasuk untuk perawatan dan pemeliharaan; dan (5) monitoring dan evaluasi secara komprehensif dan terkoordinasi dari instansi terkait (Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, sekolah, dan lainnya).

Guna mengatasi berbagai permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan bidang pendidikan tersebut, dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal, alokasi anggaran pendidikan dalam RAPBN tahun 2018 tetap dijaga 20,0 persen terhadap belanja negara sebagaimana yang diamanatkan Pasal 31 ayat 4 UUD 1945 Amandemen ke-4. Berkaitan dengan itu, dalam RAPBN tahun 2018 alokasi anggaran pendidikan direncanakan mencapai Rp440,9 triliun, yang berarti meningkat Rp21,1 triliun dari

outlook APBNP tahun 2017. Perkembangan alokasi anggaran pendidikan dalam tahun

Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2018 melalui alokasi anggaran fungsi pendidikan di antaranya yaitu: (1) meningkatnya akses layanan pendidikan dasar, dengan indikator banyaknya jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP sebanyak 19,7 juta siswa; (2) tercapainya mahasiswa penerima bantuan Bidik Misi sebanyak 401,5 ribu mahasiswa; (3) bantuan operasional sekolah untuk 8,8 juta siswa; (4) tunjangan profesi guru untuk 257,2 ribu guru PNS; (5) pembangunan dan rehabilitasi 30,7 ribu ruang kelas; (6) meningkatnya kualitas pembelajaran melalui revitalisasi 75 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK); serta (7) pengelolaan/pengembangan 72 PTN baru dan akademi komunitas.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-18

2017-2018 disajikan dalam tabel di bawah ini.

2017 2018

Outlook RAPBN I. Anggaran Pendidikan m elalui Belanja Pem erintah Pusat 147 ,4 146,6

A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 136,0 145,9

a.l. 1 . Kementerian Pendidikan dan Kebuday aan 37 ,8 40,1 2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 33,5 40,4

3. Kementerian A gama 53,0 52,7

B. A nggaran Pendidikan pada BA BUN 1 1 ,4 0,7 II. Anggaran Pendidikan m elalui T ransfer ke Daerah dan Dana Desa 261,9 27 9,3

a.l. 1 . DA U y ang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 147 ,4 153,1

Dana Transfer Khusus 109,7 1 21 ,4

a. DAK Fisik 7 ,7 9,1

b. DAK Non Fisik 1 02,1 112,3

a.l. i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 52,8 58,3

ii. Bantuan Operasional Sekolah 42,9 46,7 III. Anggaran Pendidikan m elalui Pengeluaran Pem biay aan 10,5 15,0 T otal Anggaran Pendidikan 419,8 440,9

T otal Belanja Negara 2.098,9 2.204,4

Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0 Sumber : Kementerian Keuangan

Kom ponen

2.

PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN PENDIDIKAN, 2017-2018

(triliun rupiah)

Alokasi anggaran pendidikan dalam RAPBN tahun 2018 tersebut akan diarahkan untuk: (1) meningkatkan kompetensi guru dan mengatur distribusi guru yang lebih baik antara lain melalui pemantauan data guru; (2) sinergi antarprogram yang dapat meningkatkan akses (BOS, PKH, PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk mencapai sustainable education; (3) meningkatkan akses pendidikan melalui reviu besaran bantuan PIP serta reviu besaran BOS antara lain dengan mempertimbangkan indeks kemahalan, spesialisasi sekolah (kejuruan) dan tingkat prestasi sekolah; (4) memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah; (5) meningkatkan sinergi antara Pemerintah Pusat dengan Pemda terutama terkait perbaikan akses dan kualitas sarana dan prasarana; (6) memperkuat pendidikan kejuruan dan sinkronisasi kurikulum SMK (link and match); (7) mengaitkan komitmen dan kinerja pendidikan daerah dengan kriteria dalam pengalokasian DAU/DAK, serta memperbaiki earmarking TKDD untuk pendidikan; dan (8) memperkuat peran BLU LPDP sebagai SWF pendidikan.

Adapun target/sasaran anggaran kesehatan dalam RAPBN tahun 2018 antara lain sebagaimana tercermin pada tabel di bawah ini.

No. Uraian Target/Sasaran

1 Program Indonesia Pintar (siswa) 19,7 juta

2 Bidikmisi (mahasiswa) 401,5 ribu

3 BOS (siswa) 56,2 juta

4 Pembangunan/rehab sekolah/ruang kelas 61,2 ribu

Sumber: Kementerian Keuangan

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-19 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

Fungsi Perlindungan Sosial

Fungsi perlindungan sosial bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan pembangunan yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Dalam RAPBN tahun 2018, anggaran untuk

fungsi perlindungan sosial direncanakan sebesar Rp161.957,6 miliar, meningkat sebesar 2,6 persen jika dibandingkan dengan perkiraan realisasi dalam tahun 2017 sebesar Rp157.841,7 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena meningkatnya target sasaran penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari 6 juta KPM di tahun 2017 menjadi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di tahun 2018.

Alokasi anggaran pada fungsi perlindungan sosial tersebut diarahkan untuk: (1) meningkatkan sinergi antara program beras keluarga sejahtera (Rastra), program bantuan pangan, dan PKH; (2) memperluas sasaran penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 10 juta KPM; (3) meningkatkan dan memperluas pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu; (4) meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan; (5) meningkatkan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan; (6) meningkatkan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan; serta (7) meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak yang optimal, perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya, serta efektivitas kelembagaan perlindungan anak.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pengalokasian anggaran pada fungsi perlindungan sosial pada tahun 2018, antara lain: (1) bantuan tunai bersyarat/PKH kepada 10 juta KPM berdasarkan basis data yang lebih valid dan akuntabel; (2) penyaluran subsidi pangan (Rastra) kepada 5.645.150 KPM dan pengalihan sebagian subsidi Rastra menjadi bantuan pangan dengan mekanisme nontunai/voucher kepada 10 juta KPM; (3) penyediaan bantuan kelompok usaha ekonomi produktif (KUBE) di wilayah perdesaan bagi 64.700 keluarga miskin; dan (4) rehabilitasi dan perlindungan sosial terhadap anak balita terlantar, anak terlantar/anak jalanan, anak berhadapan dengan hukum dan anak yang mendapatkan perlindungan khusus sebanyak 90.000 anak.

Dalam rangka menurunkan tingkat kemiskinan dan menjaga masyarakat dari kerentanan, salah satu yang menjadi perhatian utama Pemerintah adalah mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas program-program perlindungan sosial seperti PKH dan reformasi/ pengalihan subsidi pangan ke bantuan pangan non tunai. Tahun 2018, peserta penerima manfaat PKH meningkat dari 6 juta KPM menjadi 10 juta KPM di tahun 2018 sembari melakukan perbaikan terutama dalam penggunaan single database (BDT) untuk meningkatkan ketepatan sasaran. Sementara itu, dalam rangka perbaikan kualitas bantuan dan ketepatan target sasarannya, program Rastra yang sebelumnya diberikan dalam bentuk beras bersubsidi, secara bertahap sejak tahun 2017 disalurkan dalam bentuk bantuan langsung melalui mekanisme nontunai/voucher bantuan pangan. Sebagai tahapan awal, penyaluran voucher bantuan pangan tersebut telah dilakukan di 44 kota besar di tahun 2017. Untuk tahun 2018, penerima bantuan pangan nontunai meningkat menjadi 10 juta KPM dari 1,4 juta KPM di tahun 2017. Melalui skema tersebut, pelaksanaan dan penyaluran bantuan pangan diharapkan bisa lebih terarah, tepat sasaran, dan penerima bantuan mempunyai fleksibilitas, baik kualitas maupun bentuk pangan yang diinginkan.

157,8 162,0 0,0 30,0 60,0 90,0 120,0 150,0 180,0 2017 Outlook 2018 RAPBN GRAFIK II.4.11

FUNGSI PERLINDUNGAN SOSIAL, 2017-2018 (triliun rupiah)

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-20

4.1.2 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut

Organisasi

Anggaran belanja pemerintah pusat secara umum dikelompokkan dalam dua bagian besar yaitu: (1) anggaran yang dialokasikan melalui Bagian Anggaran (BA) Kementerian/Lembaga (K/L) dengan menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran (Chief Operational

Offcer/ COO); dan (2) anggaran yang dialokasikan melalui bagian anggaran Bendahara

Umum Negara (BUN) dengan Menteri Keuangan selaku BUN (Chief Financial Offcer/CFO) atau belanja non-K/L, yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban negara secara nasional.

Berdasarkan struktur kementerian yang berlaku sejak tahun 2015 (Kabinet Kerja periode 2014-2019), jumlah BA K/L adalah 87 bagian anggaran. Namun, mulai tahun anggaran 2018, jumlah BA K/L menjadi 86, dengan rincian: 38 kementerian (termasuk empat kementerian koordinator), dan 48 lembaga. Sementara itu, jumlah BA BUN belanja pemerintah pusat adalah lima, yang terdiri atas: (1) BA BUN Pengelolaan Utang Negara (BA 999.01); (2) BA BUN Pengelolaan Hibah (BA 999.02); (3) BA BUN Pengelolaan Belanja Subsidi (BA 999.07); (4) BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08); dan (5) BA BUN Pengelolaan Transaksi Khusus (BA 999.99).

Dari anggaran belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2018 sebesar Rp1.443.296,4 miliar, sebanyak 56,4 persen atau Rp814.078,8 miliar dialokasikan melalui BA K/L, sementara 43,6 persen lainnya atau Rp629.217,6 miliar dialokasikan melalui BA BUN (belanja nonK/L). Komposisi tersebut relatif sama dengan komposisi dalam outlook tahun 2017. Besaran belanja pemerintah pusat tahun 2017 dan 2018 disajikan dalam Tabel II.4.2.

Belanja K/L 769.208,0 814.078,8 44.870,7

Belanja Non K/L 573.865,6 629.217,6 55.352,0

a.l. Pembayaran Bunga Utang 218.575,7 247.584,0 29.008,3

Subsidi 168.876,8 172.407,9 3.531,1

1.343.073,6

1.443.296,4 100.222,8

-

- -

Sumber : Kementerian Keuangan

RAPBN 2018

TABEL II.4.2

BELANJA PEMERINTAH PUSAT, 2017 - 2018 (miliar rupiah)

JUMLAH

Outlook 2017 Selisih

Uraian

Penjelasan lebih lanjut atas rencana anggaran belanja K/L dan rencana anggaran belanja BUN akan diuraikan sebagai berikut.

Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga

Belanja K/L tahun 2018 disusun dengan mengacu pada kebutuhan pendanaan untuk menjalankan program-program pembangunan Pemerintah sebagaimana dijabarkan dalam RKP tahun 2018 yang mengusung tema “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”. Namun demikian, dalam hal alokasi, belanja pemerintah pusat diselaraskan dengan kebijakan fiskal yang mempunyai tema “Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan” yaitu pengalokasian anggaran tersebut diarahkan untuk hal-hal yang lebih produktif dan efisien melalui penguatan kualitas belanja.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-21

Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

Dalam kaitannya dengan penguatan kualitas belanja, strategi yang ditempuh Pemerintah pada tahun 2018 di bidang belanja K/L antara lain melalui (1) peningkatan kualitas belanja modal; (2) efisiensi belanja non prioritas terutama belanja barang; (3) sinergi antara program yang relevan di bidang perlindungan sosial; dan (4) menjaga serta refocusing

anggaran prioritas bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan efektivitas dalam mendanai prioritas pembangunan dan mengimplementasikan money follow program, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan yang memuat antara lain: (1) penguatan kendali program; (2) penguatan koordinasi antar instansi dan antar pusat dan daerah dengan menfokuskan pembahasan pada prioritas pembangunan; dan (3) pengintegrasian dokumen perencanaan, dokumen penganggaran serta penilaian kinerja dalam sebuah sistem terpadu.

Sementara itu, sejalan dengan tema RKP dan tema Kebijakan Fiskal, Pemerintah akan menjalankan kebijakan belanja K/L tahun 2018 sebagai berikut. (1) menjaga kesejahteraan aparatur Pemerintah dalam rangka efisiensi dan efektivitas birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik dengan tetap memperhitungkan pemberian gaji ke-13; (2) melanjutkan efisiensi belanja barang antara lain melalui review belanja barang berbasis realisasi 2016, penghematan perjalanan dinas, paket meeting, honor tim dan belanja bahan; (3) meningkatkan kualitas belanja modal untuk menstimulasi perekonomian dan efisiensi belanja pembangunan gedung baru, peralatan dan mesin, serta kendaraan bermotor; (4) sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam sasaran Bantuan Sosial (perluasan sasaran PKH menjadi 10 juta RTS dan perluasan bantuan pangan nontunai menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat yang berasal dari realokasi subsidi pangan) dalam rangka mengakselerasi pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan;

(5) refocusing anggaran prioritas terkait dengan K/L pendidikan (meningkatkan

akses, kualitas dan pemerataan pendidikan), kesehatan (peningkatan akses dan mutu layanan, supply side serta mendorong efektivitas dan keberlanjutan program JKN), dan infrastruktur (peningkatan kapasitas produksi dan daya saing konektivitas); serta (6) sinergi pembangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam melakukan efisiensi dan efektivitas, dalam penyusunan RAPBN tahun 2018 telah menampung perubahan nomenklatur untuk Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan Lembaga Sandi Negara (LSN). Terkait dengan BPLS, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2017 tentang Pembubaran Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Dalam Perpres tersebut BPLS telah dibubarkan dan pelaksanaan tugas dan fungsinya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu, untuk melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien Pemerintah juga melakukan penajaman fungsi LSN melalui transformasi dan revitalisasi LSN menjadi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam nomenklatur baru tersebut selain terdapat fungsi LSN juga ditambahkan fungsi keamanan informasi yang sebelumnya dilaksanakan oleh Direktorat Keamanan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Selanjutnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan operasional K/L dan program-program yang telah ditetapkan dalam RKP serta melaksanakan fungsi kebijakan fiskal, belanja K/L yang dialokasikan dalam RAPBN tahun 2018 mencapai Rp814.078,8 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai sumber pendanaan, sebagaimana disajikan dalam Tabel II.4.3.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-22

No. Sumber Dana RAPBN 2018

1 Rupiah Murni 692.506,9

2 Pagu Penggunaan PNBP 24.976,9

3 Pagu Penggunaan BLU 41.461,3

4 Pinjaman Luar Negeri 27.210,9

5 Hibah Luar Negeri 896,2

6 Pinjaman Dalam Negeri 4.500,0

7 SBSN PBS 22.526,6

814.078,8 Sumber : Kementerian Keuangan

TABEL II.4.3

BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA MENURUT SUMBER DANA TAHUN 2018

(miliar rupiah)

Total

Berdasarkan alokasi belanja K/L tahun 2018 tersebut, 80,7 persen dialokasikan pada 12 K/L, sementara sisanya terdistribusi pada 74 K/L lainnya. Tugas dan fungsi kedua belas K/L tersebut secara umum merepresentasikan fokus pembangunan Pemerintah, yaitu bidang (a) infrastruktur, (b) politik, pertahanan, dan penegakan hukum, (c) pendidikan, (d) kesehatan, serta (e) penanggulangan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah untuk melakukan penajaman prioritas nasional dari sebelumnya 23 Prioritas Nasional (PN) dan 88 Program Prioritas (PP) pada RKP tahun 2017 menjadi 10 Prioritas Nasional dan 30 Program Prioritas. Penajaman PN dan PP merupakan sebuah terobosan dalam upaya memperkuat RKP tahun 2018, dan menjadi kunci untuk mengintegrasikan pembangunan antar K/L dan daerah. Selain itu, khusus untuk tahun 2018, Pemerintah menetapkan prioritas khusus untuk pelaksanaan Asian Games dan Asian Para Games, mengingat event tersebut merupakan event internasional yang strategis.

Penjelasan secara garis besar mengenai program-program pada 12 K/L dengan pagu terbesar yang mencakup program, kegiatan, output, dan target adalah sebagai berikut. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam RAPBN tahun 2018 direncanakan sebesar Rp106.911,3 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang infrastruktur konektivitas, serta perumahan dan permukiman. Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan tersebut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan berbagai program antara lain: (1) program penyelenggaraan jalan; (2) program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman; (3) program pengelolaan sumber daya air; dan (4) program pengembangan perumahan.

Beberapa target output yang akan dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam tahun 2018 adalah sebagai berikut.

1. Program penyelenggaraan jalan dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional dengan output antara lain pembangunan jalan sepanjang 856 km dan pembangunan jembatan sepanjang 8.761 m. 2. Program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pembinaan dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman dengan output sistem pengelolaan air limbah sebanyak 853.286 KK. 3. Program pengelolaan sumber daya air dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-23 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, rawa dan tambak dengan output antara lain jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat yang dibangun sepanjang 497 km.

4. Program pengembangan perumahan dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pemberdayaan perumahan swadaya dengan output antara lain fasilitasi peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 174.000 unit.

Selanjutnya, dalam RAPBN tahun 2018 pagu anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah menampung realokasi seluruh anggaran BPLS. Realokasi tersebut dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2017 tentang Pembubaran Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Disamping itu, dalam RAPBN tahun 2018, pagu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah menampung anggaran untuk pembangunan perumahan PNS dan masyarakat lainnya sebesar Rp500,0 miliar.

Kegiatan prioritas dan output program-program pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selebihnya dapat dilihat pada Matrik II.4.1.

Kementerian Pertahanan

Anggaran Kementerian Pertahanan dalam RAPBN tahun 2018 direncanakan sebesar Rp105.727,9 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang pertahanan tahun 2018 yaitu meningkatkan penguatan pertahanan melalui: (1) peningkatan keselamatan dan kesejahteraan prajurit; (2) pemenuhan Minimum

Essential Force (MEF) tahap II; (3) pengembangan industri pertahanan; dan (4) penguatan

pertahanan wilayah perbatasan. Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang pertahanan tersebut Kementerian Pertahanan melaksanakan berbagai program antara lain: (1) Program Modernisasi Alutsista/non Alutsista/Sarpras Integratif; (2) Program Modernisasi Alutsista/non Alutsista/Sarpras Matra Darat; (3) Program Modernisasi Alutsista dan non Alutsista Serta pengembangan Fasilitas dan Sarpras Matra Laut; dan (4) Program Modernisasi Alutsista dan non Alutsista serta Pengembangan Fasilitas dan Sarpras Matra Udara.

Beberapa target output yang akan dicapai oleh Kementerian Pertahanan dalam tahun 2018 adalah sebagai berikut.

1. Program Modernisasi Alutsista/non Alutsista/Sarpras Integratif dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pengadaan Rantis, Sucad Ranpur, dan Sucad Rantis dengan output Dukungan Pengadaan Rantis, Ranpur, Sucad Ranpur, Sucad Rantis sebanyak 12 paket.

2. Program Modernisasi Alutsista/non Alutsista/Sarpras Matra Darat dengan salah satu kegiatan prioritas dan outputnya yaitu pengadaan/penggantian kendaraan tempur sebanyak 50 unit.

3. Program Modernisasi Alutsista dan non Alutsista Serta Pengembangan Fasilitas dan Sarpras Matra Laut dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu Peningkatan/pengadaan Alpung, KRI, KAL dan Ranpur/Rantis Matra Laut dengan output KRI, KAL, Alpung dan Ranpur/Rantis Matra Laut sebanyak 10 unit.

4. Program Modernisasi Alutsista dan non Alutsista serta Pengembangan Fasilitas dan Sarpras Matra Udara dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu peningkatan/ pengadaan radar, PSU dan alat komlek lainnya dengan output modernisasi command

center Kohanudnas sebanyak 1 (satu) paket.

Kegiatan prioritas dan output program-program pada Kementerian Pertahanan, selebihnya dapat dilihat pada Matrik II.4.1.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021 Bagian II

II.4-24

Kepolisian Negara Republik Indonesia

Anggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam RAPBN tahun 2018 direncanakan sebesar Rp77.751,5 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang keamanan yaitu penciptaan kondisi aman yang cepat dan tanggap serta penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang keamanan tersebut Polri melaksanakan berbagai program antara lain: (1) program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban; (2) program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat; (3) program peningkatan sarana dan prasarana Polri; dan (4) program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.

Beberapa target output yang akan dicapai oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam tahun 2018 adalah sebagai berikut.

1. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu penyelenggaraan strategi keamanan dan ketertiban bidang politik dengan output antara lain penggalangan informasi intelijen individu bidang politik sebanyak 411 informasi.

2. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pembinaan pelayanan fungsi Sabhara dengan output pengamanan aksi unjuk rasa sebanyak 120.000 personel.

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Polri dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pembangunan dan rehabilitasi perumahan dinas personel Polri sebanyak 3.500 unit.

4. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu penindakan tindak pidana narkoba dengan output kegiatan penyelesaian tindak pidana narkoba sebanyak 75 persen.

Kegiatan Prioritas dan output program-program pada Kepolisian Negara RI, selebihnya dapat dilihat pada Matrik II.4.1.

Kementerian Agama

Anggaran Kementerian Agama dalam RAPBN tahun 2018 direncanakan sebesar Rp62.154,7 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan di bidang kehidupan beragama antara lain: (1) meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama, (2) meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama, dan (3) meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang kehidupan beragama tersebut Kementerian Agama melaksanakan berbagai program antara lain: (1) program pendidikan Islam; (2) program bimbingan masyarakat Kristen; (3) program bimbingan masyarakat Katolik; (4) program bimbingan masyarakat Hindu; dan (5) program bimbingan masyarakat Buddha.

Beberapa target output yang akan dicapai oleh Kementerian Agama dalam tahun 2018 adalah sebagai berikut.

1. Program pendidikan Islam dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi RA/BA dan Madrasah dengan output antara lain penyediaan BOS Siswa MTs sebanyak 3,2 juta siswa.

2. Program bimbingan Masyarakat Kristen dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu pengelolaan dan pembinaan pendidikan Agama Kristen dengan output antara lain siswa Penerima KIP sebanyak 5.804 siswa dan Siswa Penerima BOS sebanyak 9.954 siswa. 3. Program bimbingan Masyarakat Katolik dengan salah satu kegiatan prioritas yaitu

peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan dengan output antara lain mahasiswa miskin penerima beasiswa sebanyak 2.000 siswa.

Nota Keuangan beserta RAPBN 2018

Bagian II

II.4-25 Bab 4 : Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN

Tahun 2018 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2019-2021

peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan tinggi Agama Hindu

Dokumen terkait