• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 90-93)

Ketua, kalau ada yang bisa direvisi, menurut saya revisi begituloh, beberapa program yang bisa.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan.

Izin saya tambahkan.

KETUA RAPAT:

Silakan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Saya hanya ingin menambahkan 1 argumentasi saja yang sesungguhnya saya sangat sependapat dan memang berharap supaya sistem yang berjalan selama ini harus dilakukan perubahan sebagaimana yang disarankan oleh kawan-kawan.

Argumentasi saya begini untuk memperkuat Ibu untuk dalam mengambil positioning. Bahwa di Kementerian PUPR setiap Direktorat itukan ada Balai ya kan? Balai Bina Marga bekerja sesuai porsinya, dia melakukan inventaris mana yang akan diusulkan pada tahun anggaran berikutnya. Itu hasil kerja Balai Bina Marga, Sumber Daya Air begitu, perumahan begitu, mengapa Cipta Karya tidak begitu? Cipta Karya kan punya Balai, lakukan saja ke bawah, berkoordinasi dengan kami atau dengan siapa saja tidak harus tergantung kepada Pemerintah Daerah.

Kalau memang personilnya kurang oleh karena banyaknya program ditambah, tapi tidak harus berdasarkan Surat Keputusan Bupati atau usulan Bupati, Pemerintah Daerah. Balai yang ada di Cipta Karya yang ada di daerah-daerah itu dioptimalkan, diberdayakan, ditingkatkan. Supaya sinergitas kami dengan Cipta Karya itu tidak hanya kepada tataran pusat tetapi sampai pada tingkat bawah.

Kalau memang nanti ada yang perlu diakomodir dari kawan-kawan Anggota DPR RI, akomodir, tidak ambil banyak kok, sedikit, yang penting bisa membina konstituen, memperjuangkan daerah pemilihan, tetapi di luar itu tidak harus juga tergantung pada Pemerintah Daerah. Itu hasil kerja Balai.

Begitu Bu, berdayakan Balai.

Kemudian yang kedua Pimpinan. Jadi Pimpinan menyampaikan ini ada baiknya Pimpinan dan Kapoksi dengan Dirjen Cipta Karya bertemu, cari waktu yang pas. Saya mengusulkan kalau bisa sekarang saja Pimpinan.

Sekarang saja, mumpung semuanya ada. Jadi sebelum ditutup agar menjadi kesimpulan nanti apa yang kita bahas bersama. Saya kira itu.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Izin Pimpinan.

Ibu Dirjen, tadi kan beberapa teman menanyakan ini, tapi jawaban Ibu seolah-olah ada pembenaran begitu, padahal membuat laporan itu tidak seharusnya begitu. Contoh ini ya. Realisasi 24 Januari, saya dengar kan oh ini dibuat untuk 25 Januari. Tidak bisa Bu, realisasi progress keuangan fisik itu per 31 Desember kalua untuk 2020, dibuatnya di bawah sini, dibuat tanggal sekian, boleh saja begitu.

Nah kemudian progress keuangan itu tidak boleh melebihi progress fisik. Nah disini jauh dan yang ditanyakan oleh Pak Jhoni Allen tadi, Mandalika 62% progress keuangan, progress fisiknya 39%, berarti ada uang lebih yang dibayar tanpa ada kerjaan. Nah mungkin dari situ. Ibu bisa saja ini salah begitu.

Terima kasih.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik.

KETUA RAPAT:

Baik. Cukup ya? Pak Willem cukup ya? Sudah jelas kan? Sudah jelas.

Baik.

Silakan Bu, lagi dipersingkat saja ya.

Ya tetapi sebelum begini tadi Pak ya, tadi tawaran Pak Sudewo saya kira baik ya, bahwa kalau bisa dapat sekarang. Cuma kalau sekarang kita lebik baik kita tampilkan pada kesimpulan saja Pak Dewo. Kita tawarkan saja kesimpulannya, daripada kita ketemu lagi, lebih bagus di kesimpulan saja kita tuangkan dalam perbedaan ini. Ya bisa begitu Pak ya. Tolong dicatat ya.

Silakan Bu Lanjut.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik terima kasih.

Apa-apa yang disampaikan oleh Anggota dan Pimpinan Komisi V akan kami perhatikan Bapak supaya hal tersebut akan menjadi.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Pak Ketua, interupsi.

KETUA RAPAT:

Silakan, cepat sedikit kalau begitu.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Bukankah kita harus lakukan Rapat Kapoksi dulu sebelum kesimpulan? Sekian.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Tadi kan kita sudah sepakat bahwa kita sampaikan bahwa tidak perlu rapat sekarang, kita munculkan saja di satu kesimpulan disini Pak.

Baik, silakan diperpendek saja Bu.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Ya baik.

Jadi kami akan memperhatikan apa yang menjadi masukan dan arahan dari Anggota Komisi V dan juga Pimpinan Komisi V DPR RI Pak, kami akan mencoba merumuskan apa yang harus kita lakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau usulan yang dari daerah itu akan menjadi, usulan dari dapil itu akan menjadi perhatian kita dan saya mohon nanti Kepala Balai-Kepala Balai untuk tetap berkoordinasi dengan Komisi V terhadap usulan-usulan kegiatan di Tahun 2021 dan tahun selanjutnya.

Kemudian terkait dengan apa yang disampaikan tadi masalah refocusing. Refocusing untuk Tahun 2020 kemarin kami mendapatkan refocusing sebesar 8,5 tetapi di Tahun 2021 ini kami sudah diminta untuk melakukan refocusing sebesar 3,08 triliun Bapak. Itu yang refocusing yang kita lakukan.

Kami sedang menyusun kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan untuk penghematan. Tahun 2020 yang kemarin refocusing sebesar 8,5 itu kita lakukan dengan melakukan relaksasi dengan terhadap kegiatan-kegiatan yang kita lakukan baik untuk KSPA dan kegiatan yang lainnya sehingga dampaknya seperti KSPN tadi ada beberapa kegiatan yang tidak bisa 100%

sehingga harus dilakukan dengan MWC, dengan porsi 20% di Tahun 2020 dan 80% di Tahun 2021, sehingga laporan dari KSPN tadi mengakibatkan bahwa kegiatan fisik yang kecil tapi angkanya yang sudah besar. Nah itu mungkin yang harus kami sampaikan.

Kemudian terkait dengan masalah Perpres 43, itu kami mohon maaf bahwa mohon izin juga terkait dengan Perpres 43 itu tadi adalah berdasarkan dari kegiatan yang dari Kementerian Pendidikan namun demikian ada kegiatan-kegiatan yang lainnya yang bisa diakomodir itu melalui DAK, dan juga untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya yang mungkin masih bisa kita

lakukan, sehingga yang kita lakukan hanya negeri saja. Untuk swasta, nanti kita bisa lakukan melalui DAK dan yang lainnya.

Kemudian terkait dengan usulan-usulan dari masing-masing dapil tadi kami akan sampaikan secara tertulis bahwa misalnya untuk di sanitasi desa di Papua misalnya itu memang sudah ada masing-masing 10 desa di Kelurahan.

Masing-masing adalah 50 KK, yaitu misalnya di Merauke, Jayapura, Mimira, Mapi, Sarmi dan Waropen, serta Jayapura.

Nah ini mungkin kegiatan-kegiatan, kegiatan yang lainnya mungkin nanti akan kami sampaikan secara tertulis saja ya Bapak ya karena cukup banyak sekali dan masing-masing dapil yang disampaikan tadi termasuk dari Kepri, termasuk dari Cilacap, Banyumas, Kalimantan Selatan, kemudian Riau itu ada beberapa yang memang masuk dan beberapa yang masih perlu verifikasi Bapak, sehingga kita masih ada kesempatan untuk melakukan verifikasi tersebut dan menunggu hasil survei dari teman-teman Balai Bapak, ya kami minta untuk teman-teman Balai untuk melakukan survei tersebut.

Mungkin itu Bapak yang bisa kami sampaikan. Kami nanti akan merumuskan bagaimana kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan untuk mengakomodir semua usulan. Mungkin demikian Bapak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Dirjen.

Selanjutnya Pak Kepala BPIW.

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 90-93)