• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RESMI RAPAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI V DPR RI DENGAN DIRJEN CIPTA KARYA

DAN KEPALA BPIW KEMENTERIAN PUPR Tahun Sidang : 2020-2021

Masa Persidangan : III

Rapat ke- : 4

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Selasa, 26 Januari 2021 Waktu : Pukul 10.00 s.d. 15.40 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta

Ketua Rapat Rapat : Ir.Ridwan Bae/Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-PG Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.

Acara : 1. Membahas Program Kerja Ditjen Cipta Karya dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR RI Tahun 2021

2. Lain-lain

Hadir Mitra : Dirjen Cipta Karya dan Kepala BPIW (Turut menghadirkan secara virtual Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Seluruh Indonesia)

Hadir Anggota : 43 Anggota hadir dari 52 Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut

(2)

A. Anggota DPR RI:

PIMPINAN :

1. Lasarus, S.Sos., M.Si 2. Ir. Ridwan Bae

3. H. Andi Darmawan Aras.,SE.,M.Si 4. H. Syarif Abdullah Alkadrie.,SH.,MH 5. H. Moh.Arwani Thomafi

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

6 orang Anggota dari 10 Anggota:

1. H. Herson Mayulu,S.IP

2. H.M.Rifqinizamy Karsayuda.,SH.,MH 3. Mochamad Herviano

4. Bob Andika Mamana Sitepu.,SH 5. Sarce Bandaso Tandiasik.,SH 6. H.Irmadi Lubis

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR:

4 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Drs. Hamka B Kady.,M.S 2. Cen Sui Lan

3. Bambang Hermanto.,SE 4. H. Tubagus Haerul Jaman, SE 3. FRAKSI PARTAI GERINDRA:

2 4 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Sudewo,ST, MT

2. Iis Edhy Prabowo.,S.Hum.,MM 3. Ir. Eddy Santana Putra.,M.T 4. Ir. Sumail Abdullah

4. FRAKSI NASDEM:

4 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Drs.H.Soehartono.,M.Si 2. Drs.H.Tamanuri.,MM 3. Sri Wahyuni

4. Roberth Rouw

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 6 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. H. Ruslan M Daud

2. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz.,S.Th.I 3. Sofyan Ali.,SH

4. H. Syafiuddin.,S.Sos 5. H.Sukamto.,SH

6. H. An’im Falachuddin Mahrus

(3)

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT:

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. Dr.H. Irwan, S.IP, MP 2. Willem Wandik.,S.Sos 3. Drh. Jhoni Allen Marbun 4. Lasmi Indaryani.,SE 5. Ir. H.Ishak Mekki.,MM

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA:

3 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Ir.H.Sigit Sosiantomo

2. H. Suryadi Jaya Purnama.,ST 3. H. Syahrul Aidi Maazat.,Lc.,MA

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H.A.Bakri H,M.,SE 2. Athari Ghauthi Ardi 3. Hj. Hanna Gayatri.,SH 4. H. Boyman Harun.,SH 5. H. Sungkono

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN:

1 orang Anggota dari 1 Anggota:

1. Dr.H.Muh Aras.,S.Pd.,MM

B.

B. PEMERINTAH :

1. Dirjen Cipta Karya (Diana Kusumastuti) 2. Kepala BPIW (Hadi Sucahyono)

3. Kapuswil 1 BPIW (Tris Raditian) 4. BPIW-Ses(Iwan Nurwanto)

(4)

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE):

…(suara rekaman tidak ada).. pada masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat serta lamanya pelaksanaan rapat maksimal 2,5 jam. Apakah hal ini dapat kita setujui?

(RAPAT : SETUJU)

Kami ucapkan terima kasih kepada Dirjen Cipta Kerja dan kepada Kepala BPIW Kementerian PUPR beserta jajaran yang telah memenuhi undangan kami dalam Rapat Dengar Pendapat pada hari ini secara fisik dan menghadirkan para Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah seluruh Indonesia secara virtual untuk membahas program kerja Ditjen Cipta Karya dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wila yah Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2021.

Saudara Dirjen, Kepala Badan, serta Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Kami ingin menyampaikan perubahan dan perpindahan Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB. Yang pertama adalah Pak H. Sukamto, S.H., Pak H. Sukamto ada? Di virtual? Pak H. Sukamto ada di virtual? Beliau ini adalah Nomor Anggota, ada? Dari Jogja ya.

Selamat Pagi Pak Sukamto.

Kemudian yang kedua menggantikan Saudara Irmawan yang pindah ke Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB.

Kemudian yang berikutnya adalah H. An’im Falachuddin Mahrus. Pak An’im, Gus An’im. Ada Pak? Nah ini. Sapa dulu Teman-teman Pak Gus An’im.

Selamat Pagi.

Nomor Anggota A-42, semula dari Komisi VIII mengganti Saudara Dedi Wahidi yang pindah ke Komisi VIII DPR RI. Sebelum memasuki Agenda Rapat kita hari ini yaitu, membahas Program Kerja Ditjen Cipta Karya dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Tahun 2021 perlu kami sampaikan bahwa Pagu Anggaran Ditjen Cipta Karya dalam APBN Tahun Anggaran 2021 adalah sebesar 26,56 triliun. Anggaran Ditjen Cipta Karya tersebut akan dialokasikan untuk mendukung program pembangunan infrastruktur PUPR dalam Tahun Anggaran 2021 yang antara lain sebagai berikut:

1. Pengelolaan Air Limbah untuk 131.342 KK;

2. Penanganan Kawasan Kumuh sudah 59 hektar;

3. Pengembangan Pos Lintas Batas Negara terpadu di 3 kawasan;

(5)

4. Pembangunan rehabilitasi prasarana dan sarana Pendidikan Olah Raga serta Pasar sebanyak 1.431 Unit.

Seanjutnya dari Anggaran Ditjen Cipta Karya tersebut juga dialokasikan untuk mendukung rencana program-program padat karya tunai di sub sektor permukiman yang meliputi antara lain PAMSIMAS.

ANGGOTA:

Pimpinan. Izin Pimpinan.

Sebentar Pimpinan, saya belum bisa mengikuti materi mana yang dibacakan oleh Pimpinan, yang halaman berapa?

KETUA RAPAT:

Ini skenario, Pak. Sudah boleh lanjut ya, Pak ya. 900 kecamatan dan 4 Kotaku di 261 Lokasi.

Sedangkan untuk Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Pagu Anggaran yang dialokasikan dalam APBN Tahun Anggaran 2021 adalah sebesar Rp206,17 miliar. Sesuai dengan tugas BPIW yaitu melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu program pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah, maka pagu anggaran ini dipergunakan untuk mendukung kegiatan Tahun Anggaran 2021 yang diantaranya adalah:

1. Rencana Terpadu Pembangunan Infrrastruktur PUPR Jangka Menengah pada Wilayah Nasional;

2. Rencana Induk Pulau Sumatera dan Kalimantan;

3. Rencana Induk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara;

4. Rencana Induk Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau-pulau Papua.

Namun demikian dengan masih meningkatnya penyebaran Covid-19, maka tidak tertutup kemungkinan akan ada refocusing, penghematan dalam Tahun 2021. Terkait dengan hal itu, perlu kami sampaikan kembali bahwa salah satu butir kesepakatan dalam Raker dengan Menteri PUPR tanggal 21 Januari 2021 adalah Komisi V DPR RI sepakat dengan Kementerian PUPR dalam melakukan refocusing, penghematan dan realokasi belanja program atau kegiatan Tahun Anggaran 2021 untuk tetap memperhatikan program prioritas nasional dan penambahan alokasi program kegiatan padat karya tunai yang memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam masa pandemi sesuai dengan saran dan masukan Komisi V DPR RI.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami minta penjelasan Dirjen Cipta Karya dan Kepala BPIW jika refocusing dilaksanakan bagaimana langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam mengantisipasi refocusing tersebut dan sejauhmana perkiraan defiasi target yang telah ditetapkan dalam

(6)

Tahun Anggaran 2021 serta keterkaitannya dengan realisasi rencana program padat karya tunai di sub sektor permukiman sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.

Saudara-saudara yang saya hormati.

Demikianlah pengantar kami. Selanjutnya, kami berikan kesempatan kepada Dirjen Cipta Karya dan Kepala BPIW Kementerian PUPR untuk menyampaikan penjelasannya terkait program kerja Ditjen Cipta Karya dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2021.

Mungkin kami persilakan dulu Bu Dirjen Cipta Kerja.

Silakan Bu.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Interupsi Pak Ketua, sebentar.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Sebelum Ibu Dirjen menyampaikan, alangkah baiknya juga mungkin Bu Dirjen menyapa atau mengecek Kepala Balai-Kepala Balai apa hadir atau tidak apalagi melalui virtual ya. Nah harapan kita ke depan ini, antara kawan- kawan dengan Kepala Balai itu terjalin komunikasi yang efektif.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kira sebelum dimulai, silakan Ibu Dirjen memperkenalkan sekaligus menyapa Teman-teman Kepala Balai kita di seluruh Indonesia.

Kami persilakan Ibu Dirjen.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik. Terima kasih yang muia.

Bismillahirrahmanirrahim.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi V DPR RI dan juga para Anggota Komisi V DPR RI, juga semua Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang hadir disini.

(7)

Ada beberapa perubahan Bapak di Direktorat Jenderal Cipta Karya seperti saya sendiri, nanti kami akan perkenalkan.

Dan juga yang saya banggakan seluruh Kepala Balai di Provinsi di seluruh Indonesia.

Selamat Pagi semuanya.

Ada Aceh, ada Pak Yosah, Aceh? Ada ya. Kemudian dari Jawa Tengah, ada Jawa Tengah? Pak Cakra, ya hadir. Kemudian dari Sulawesi Barat, Pak Nurman, ya hadir ya Pak ya. Kemudian dari Kalimantan Selatan, Pak Ajad Kalimantan Selatan, saya acak ya Bapak, mohon izin. Kalimantan Selatan? Ada? Ya Pak Ajad sudah ini. Kemudian dari Papua, Pak Konil Sargrim, ya. Baik.

Dari Balai-balai di 34 provinsi, InsyaAllah semuanya bergabung Bapak dalam Acara Rapat Dengar Pendapat pagi hari ini. Dari Kepri, Pak Albert, ada? Ada Ibu.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Jadi begini Pak Pimpinan, sebentar.

1 menit saja. Jadi begini Bu, diabsen saja Bu semuanya, diabsen semuanya termasuk juga di Ibu mungkin yang baru-baru diperkenalkan, diabsen saja supaya kawan-kawan ini bisa menjalin komunikasi yang baik dan efektif Bu. Kan tidak mungkin kawan-kawan selalu kayak Bu Dirjen, diabsen saja satu-satu Bu, mulai dari Aceh sampai ke Papua.

KETUA RAPAT:

Silakan Bu.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik terima kasih Pimpinan.

Mohon izin, Pak Yosah dari Aceh hadir. Sumatera Utara Pak Syafril, hadir Bapak. Sumatera Barat, Pak Kusworo, ini ada perubahan, Pak Kusworo menggantikan Gundo, Pak Kusworo Sumatera Barat, ya hadir Bapak Sumatera Barat. Kemudian Jambi, Ibu Hasna, Jambi, ya Bu Hasna hadir.

Kepulauan Riau Pak Albert, tadi sudah ada ya, Pak Albert Kepulauan Riau. Kemudian Riau Pak Hifanul, ya Riau juga ada. Kemudian Bengkulu, Pak Danil Kudu, ya Pak Danil Kudu ada. Kemudian Sumatera Selatan, Pak Kusuma Sumatera Selatan, ada, Kusuma ada. Kemudian Lampung Ibu Duni, Lampung Ibu Duni, ya Bu Duni sudah ada. Kemudian Bangka Belitung Ibu Miarka dari Bangka Belitung. Bu Miarka sepertinya kok tidak ada ya, mungkin nanti minta bantuan, Bu Miarka di Bangka Belitung. Kemudian di Banten Pak

(8)

Rojali, Indra ada. Kemudian di Jawa Barat, Pak Oscar. Ada perubahan Bapak di Jawa Barat Pak Oscar, Jawa Barat juga hadir. Kemudian dari Jawa Tengah tadi Pak Cakra. Jogja, itu Bu Tri, ya Bu Tri hadir. Kemudian Jawa Timur Pak Refa, ya hadir. Kemudian Kalimantan Barat Pak Defa, ya Pak Defa hadir Bapak. Kalimantan Timur, Pak Sandi, ya hadir ya Bapak ya. Kalimantan Selatan tadi Pak Ajad. Kalimantan Tengah Pak Yanuar Seto, hadir.

Kemudian, mohon maaf tadi Metropolitan, DKI, Metropolitan Pak Mujitahid, hadir juga. Kemudian Sulawesi, Kaltara ada Pak Nuris. Kaltara ada perubahan juga karena kemarin meninggal. Pak Nuris Kalimantan Utara, ya hadir Bapak Kalimantan Utara.

Kemudian selanjutnya Sulawesi Selatan Pak Asiri, ya hadir. Sulawesi Tengah, Pak Ferdi Kalalo, Pak Ferdi Sulawesi Tengah, hadir. Sulawesi Barat Pak Nurman juga hadir juga. Gorontalo Bu Nurdiana, Gorontalo hadir juga.

Sulawesi Utara Pak Rus’an, ya hadir juga. Kemudian Bali Pak Nyoman, oh Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tenggara Pak Mustabah, hadir Bapak. Bali, Pak Nyoman Sutrisna, hadir. NTB Bu Ika, hadir. NTT Pak Hermantobo, hadir juga. Kemudian Maluku Pak Halil, ada. Maluku Utara Pak Fasri, hadir.

Kemudian Papua, Papua Barat itu Pak Marsudi ada, dan Papua Pak Sagrim, ya.

Baik, itu kira-kira yang dari Balai. 34 Balai hadir dan perlu kami kenalkan Bapak ada perubahan-perubahan di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

KETUA RAPAT:

Sebelumnya ya Bu ya, saya ingatkan tolong itu nama-nama Ka. Balai itu diserahkan juga ke kita di Sekretariat.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik Bapak.

Baik, nanti kami akan serahkan nama-nama Balai 34 Provinsi.

Kemudian mohon izin, kami juga perkenalkan adanya perubahan- perubahan. Saya sebagai Dirjen Cipta Karya, kemudian Pak Ses. Dirjen adalah Pak Didit, Pak Didit mohon berdiri. Nah ini Bapak Ses. Dirjen Cipta Karya. Kemudian Direktur SSPI Pak Edward, kami mohon berdiri Pak Edward. Kemudian Direktur Kepatuhan Internal Bu Yuni, ini kepatuhan internal. Kemudian Direktur PT PP Bina Teknik Perumahan Permukiman Ibu Ira, ya Bu Ira hadir.

Kemudian Direktur Air Minum, Pak Yuda. Nah ini Pak Yuda, Direktur Air Minum. Direktur Sanitasi Pak Pras. Kemudian Direktur PKP ini ada perubahan Pak Wahyu. Kemudian Direktur BPD itu Pak Bobby Pak tapi mohon izin Pak Bobby tidak hadir karena dari Sulawesi Barat sepertinya hasilnya reaktif Bapak, jadi terpaksa tidak hadir disini Bapak.

(9)

Mungkin itu yang dari kami Direktur-Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Mohon izin kami akan menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan, oh astafigrullahalzim ya satu lagi Bapak Direktur Prasarana Strategis yang mengurusi masalah sekolah, pasar, ini Pak Iwan. Ya Pak Iwan mohon maaf Pak Iwan Supriyanto. Baik.

Bapak/Ibu yang kami hormati.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan,

Salam sejahtera untuk kita semuanya, Om swastiyastu namo buddhaya, Salam kebajikan.

Mohon izin kami akan menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan evaluasi pelaksanaan di Tahun 2020, kemudian kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan di Tahun 2021 serta beberapa program terkait dengan dukungan tematik untuk tahun 2021 padat karya serta kegiatan tanggap darurat.

Bapak/Ibu yang kami hormati.

Direktorat Jenderal Cipta Karya pada Tahun 2020 yang lalu progress kami adalah 89,07% Bapak dari total alokasi 16 triliun dan keuangan kami yang bisa terserap adalah Rp 14,965 triliun, fisiknya kami bisa mencapai 91,56% dan hal ini tentunya meningkat kalau dibandingkan dengan angka realisasi pencapaian di tahun 2019.

Beberapa hal yang menjadikan tidak terserap itu sebesar Rp 1,84 triliun, kira-kira 10,93% dari pagu ini terdiri dari dana-dana yang diblokir, kemudian juga sisa lelang yang belum bisa termanfaat, ada sisa belanja pegawai, belanja barang untuk operasional.

Karena banyak sekali rapat-rapat yang kita laksanakan tidak secara fisik namun secara virtual sehingga hal ini karena disebabkan karena pandemi Covid-19. Sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak bisa kita laksanakan dan perlu kami sampaikan juga capaian Direktorat Jenderal Cipta Karya pada Tahun 2020 terkait air minum, PAM, ini adalah 638.886 sambungan rumah dan liter per detiknya adalah sebesar 2.450 liter per detik.

Kemudian untuk air limbah, kita bisa melayani 378.355 KK. Sedangkan untuk persampahan kita.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pimpinan. Interupsi.

(10)

Dari bahan presentasi yang dikasih ke kita dengan yang dipresentasikan tidak sama. Jadi tidak bisa kita ikuti Bu. Ini coba Pak yang disini Bapak presentase tapi sudah realisasi per Desember sudah 100%.

Disini yang dibagi, bahan ini.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Itu yang di 2020 ya Bapak ya, mungkin kami belum sampai kesana Bapak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

2021 disini, tapi.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

2020 Bapak, kami masih bicara 2020 Bapak.

KETUA RAPAT:

Masih bicara 2020, Pak Jhoni Allen.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Mohon izin.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Bu, Pak. Dilihat dulu Pak.

KETUA RAPAT:

Sudah Pak Jhoni Allen, sudah?

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Masih di awal Bapak, mohon izin.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ini Pagu Anggaran dan realisasi 2021, yang mana sebab bahan II berubah-ubah, bagian awal sudah sama.

KETUA RAPAT:

Pak, yang ini sekarang dibacakan halaman 5 ini Pak, Tahun 2020.

Mungkin barangkali salah jilid barangkali disitu.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

(11)

Bukan, tadi kan tabulasi. Kalau ini benar tabulasi yang tadi yang pertama itu, kan tadi ada tabulasi. Presentase tabulasi yang tadi.

KETUA RAPAT:

Coba-coba Bu yang pertama tadi.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Jadi tidak matching kesini. Nah ini matching.

KETUA RAPAT:

Cocok? Pak Jhoni Allen cocok tidak?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Halaman berapa itu? Makanya harus sesuai dengan bahan yang Ibu sampaikan.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Halaman 4 Bapak.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan.

Ini juga barangkali karena Seketariat saja, bukan karena Pak Jhoni Allen atau yang lain, mengapa sampai tidak tajam melihat satu materi seperti ini termasuk saya juga. Oleh karena yang diberikan ini apa? Ini fotocopy hitam putih. Yang saya tanyakan di awal ketika Ketua berbicara itu tidak ada, tidak salah, karena apa? Ternyata disini juga tidak ada, memang belum sampai materi tetapi paling tidak apa yang disampaikan oleh Ketua sebagai pengantar dalam membuka rapat ini itu sudah ada, sedikit itu sudah ada, dari sini itu sudah ada, tapi nanti pada saat saya berbicara akan saya sampaikan.

Maka lain kali kepada Sekretariat jangan memberikan materi kepada kami yang berupa hitam putih, susah begitu loh. Coba bayangkan seperti ini, inikan suatu penonjolan Dirjen Cipta Karya. Kalau yang disampaikan oleh Bu Dirjen ini jelas, karena berwarna bahwa Dirjen Cipta Karya anggarannya itu 16,8 triliun digaris merah, tapi kalau disini hitam, ya kan? Bukan penonjolan kalau itu.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Coba lihat halaman 9, supaya, karena inikan kait mengkait.

KETUA RAPAT:

(12)

Ya artinya Bu Dirjen ini lagi membacakan sekarang, baru sampai di halaman 85.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Bukan Pak Ketua, judulnya 2020 tapi di dalam pojok progress di 2021 sampai …(suara tidak jelas).. sudah 82%. Itu yang kita bingung, halaman 9.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Mohon izin Bapak, nanti kami coba jelaskan ya Bapak ya, mohon maaf.

KETUA RAPAT:

Kalau boleh begini Pak, biarkanlah Ibu Dirjen berjalan, nanti kalau ada pertanyaan kita akan buka session untuk itu, kita akan buka. Kemudian yang menyangkut ini Pak Dewo, yang mau saya sampaikan ini, inikan sudah diberikan kepada, yang ini dari Kementerian Pak, bukan dari Sekretariat.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Begini, saya diberikan kesempatan untuk berbicara.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Kemarin memang rapat dengan Pak Menteri PUPR, ada materi itu yang diberikan oleh Kementerian PUPR kepada kami. Tapi kalau sudah berbicara dengan Dirjen, mestinya Dirjen juga menyampaikan itu sebagai awal untuk menyampaikan hal-hal berikutnya.

Inikan seolah-olah tidak sambung begitu loh. Seolah-olah tidak sambung, mestinya dari Pagu Anggaran Dirjen Cipta Karya Tahun Anggaran 2021 itu berapa di-breakdown ke Direktur-Direktur itu berapa, begituloh. Itu ada kalau dalam Kementerian PUPR kemarin justru dalam Dirjen Cipta Karya itu harus lebih detail. Itu harus ada, sekarang ini tidak ada, begitu loh kira-kira.

Itu tidak ada, mesti jangan putus. Itu justru awal dari materi yang diberikan oleh Dirjen Cipta Karya pada saat sekarang ini, tetapi itu tidak ada.

KETUA RAPAT:

Bu, lain kali agak hati-hati ya, karena teman-teman kita ini lagi corona, kan kritis-kritis semua Bu. Jadi tolonglah dibaca secara baik, kemudian nanti penjelasannya secara baik pada waktu diskusi. Ya kita berikan kesempatan kepada Beliau ya.

(13)

Silakan Bu Dirjen.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik. Mohon izin Bapak/Ibu yang terhormat dari Komisi V.

Pertama, kami mohon maaf apabila bahan yang kami sampaikan ternyata tidak berwarna dan hanya hitam putih. Mungkin kesempatan yang lain, kemudian hari akan kami perbaiki Bapak.

Jadi kami menyampaikan terlebih dahulu untuk 2020 adalah capaian- capaian yang kita laksanakan yaitu untuk air bersih, kemudian air minum, air limbah, persampahan, juga untuk penanganan kawasan kumuh serta untuk pengembangan PLBN Terpadu dan disini juga untuk penanganan pupuk itu sesuai dengan apa yang disampaikan Bapak Menteri kemarin adalah 1.686,31 hektar. Kemudian PLBN Terpadu di 11 kawasan serta untuk pembangunan rehabilitasi prasarana sarana Pendidikan olahraga ini juga termasuk untuk venue PON di Papua dan beberapa pasar di 463 unit.

Bapak/Ibu sekalian.

Mungkin beberapa hal yang mungkin perlu kami sampaikan. Untuk TPA Regional, ini juga kita laksanakan di Tahun 2020 ini ada di beberapa selain di Denpasar, Pyungan juga ada di Mamitarang dan juga untuk Gorontalo. Kemudian juga kegiatan spam regional yang pada Tahun 2020 kita juga sudah dilaksanakan di unggulan, untuk unggulan yaitu untuk Surabaya, Gresik dan Sidoardjo dan ada beberapa spam regional juga yang kita lakukan yaitu untuk spamdurolis, spam mojolabang, kemudian Petanu dan juga Gurana di Bali dan ada juga ada spam Banjar Bakula di Kalimantan Selatan serta spam regional di Bandar Lampung.

Kemudian untuk fasilitasi PON Papua, ini kita juga melaksanakan di 7 venue. Ada 4 paket, 7 venue itu adalah berupa Istora, kemudian aquatic, kemudian juga untuk Hockey dan Grip catch. Itu yang Tahun 2020.

Nah kemudian untuk progress pelaksanaan yang telah kita lakukan, untuk KSPN yaitu 5 KSPN super prioritas di Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado Bitung. Nah alokasinya, kita sudah laksanakan dan ini adalah MWC sampai dengan 2021 yang diharapkan ini bisa selesai semuanya, namun, super prioritas ini adalah sebesar 78,65%.

Nah ini mudah-mudahan Tahun 2021 di Bulan Agustus ini sudah bisa selesai.

Kemudian ini boleh kita sampaikan untuk KSPN Danau Toba.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Sebentar Pimpinan, ini tanya sebentar.

KETUA RAPAT:

(14)

Silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

24 Januari, progress Danau Toba itu sudah fisiknya 83% benar?

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Karena itu MWC Bapak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Sudah 83%?

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Dari yang dilaksanakan dengan menggunakan MWC 2020-2021.

KETUA RAPAT:

Pak Jhoni Allen, bisa tidak nanti, biarkan saja Ibu biar jalan, nanti tiba diskusi baru dipertanyakan Pak.

Silakan Bu.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Mohon izin.

Untuk Borobudur, ini juga ada 9 paket. Untuk progress keuangannya 87,65 dan progress fisiknya 85,45%. Mandalika ini alokasinya di Tahun 2020 sampai dengan 2021 ini 38,53 miliar, jumlah paketnya ada 6 dan realisasi keuangannya adalah sebesar 62,46%, fisiknya 39,90%.

Kemudian Labuan Bajo. Labuan Bajo ini juga alokasinya sebesar 217,64 miliar. Jumlah paketnya ada 22 dan realisasi untuk keuangan 84,99%

serta progress fisiknya 98,65%.

Dan yang terakhir adalah Manado Bitung di Kupang, ini alokasinya 75,08 miliar, jumlah paketnya ada 9 dan realisasinya sampai dengan Januari ini 73,72% untuk keuangan dan fisiknya 55,38%. Ini untuk yang di Kupang.

Mungkin gambar-gambarnya bisa disampaikan, tadi sudah diperlihatkan.

Kemudian untuk Program Padat Karya. Program Padat Karya disini ada 5 hal yaitu terkait dengan Pamsimas. Pamsimas ini adalah untuk spam pedesaan padat karya, ini alokasinya sebesar 470, 98 lokasinya.

INTERUPSI F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan, interupsi Pimpinan.

(15)

Mohon maaf Bu Dirjen, saya tidak bermaksud melakukan pendalaman di tengah-tengah Ibu menyampaikan materi. Ini yang saya persoalkan.

Mestinya sebelum sampai ke materi realisasi penyerapan program padat karya, status 25 Januari 2021 itu berarti adalah Tahun Anggaran 2021.

Ya kan? Tahun Anggaran 2021. Harusnya sebelum Ibu menyampaikan materi tentang realisasi penyerapan program padat karya, Dirjen Cipta Karya harusnya menyampaikan materi tentang anggaran yang berada di Cipta Karya terlebih dahulu. Cipta Karya Kementerian PUPR ada berapa, masing- masing Direktur ada berapa?

Jadi kita tidak melompat. Karena apa yang akan kami lakukan pendalaman, yang ingin kami tahu tidak hanya masalah padat karya saja, adalah masalah secara keseluruhan yang berada di Cipta Karya. Inilah Ketua yang tadi tidak sambung dengan apa yang disampaikan Ketua. Begituloh Bu.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Mohon izin Bapak.

Kita belum sampai 2021, tapi program-program ini adalah kegiatan selama 2020 dan progress ini sampai dengan Januari sekarang ini Bapak mohon izin, 2021-nya masih di belakang Bapak.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Mohon maaf.

Kalau progress Tahun Anggaran 2020 harusnya berakhir di akhir Bulan Desember 2020. Kalau sampai 25 Januari itu menyampaikan laporan fisik, laporan keuangan, ini melanggar aturan. Ini tidak pas.

KETUA RAPAT:

Pak Dewo, bisa tidak saya minta tolong nanti di pendalaman sekaligus Pak.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Mohon maaf, ini karena terkait dengan yang di depan tadi saya bicara Ketua. Jadi ini saya harapkan nanti Ibu dalam hal menyampaikan atau RDP lagi dengan kami, hati-hati dengan materi yang akan disampaikan, lebih teliti begitu. Saya kira itu.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pak Ketua.

(16)

Saya kira ini harus kita sepakati Pak. Jadi kita bukan berarti tidak setuju, tetapi mekanisme yang kita dari semua mitra kerja adalah Laporan Penjelasan katakanlah realisasi di tahun sebelumnya, 2020.

KETUA RAPAT:

Yang dibacakan ini 2020, bukan 2021 dia ini. Nanti dikoreksi pada waktu diskusinya, nanti diskusi pada waktu itu. Biarkan dulu Ibu Diana berjalan.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pak Ketua.

Saya begini saja Pak Ketua, serahkan saja ke seluruh kawan-kawan.

Kalau begini terus, mungkin nanti ini bisa-bisa bukan 2,5 jam ini, bisa-bisa 5 jam, serahkan kawan-kawan apakah diterangkan dulu, disampaikan dulu, baru kita bertanya. Disepakati saja sekarang ini.

KETUA RAPAT:

Ya kita sepakat biarkan Ibu Diana berjalan dulu, nanti ada pertanyaan- pertanyaan sebentar baru diskusi, supaya kita bisa berjalan sempurna.

Setuju Pak ya?

(RAPAT : SETUJU) Silakan.

DIRJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PUPR (DIANA KUSUMASTUTI):

Baik terima kasih Bapak.

Ini mohon izin memang ini realisasi adalah realisasi sampai dengan akhir Tahun 2020, namun ini kita bacakan di tanggal 25 saat ini mohon izin.

Ini adalah kegiatan-kegiatan yang tadi saya sampaikan terkait dengan progress padat karya untuk 2020 baik untuk Pamsimas, Sanimas, TPS3R dan juga PISEW serta KOTAKU. Secara keseluruhan progress untuk program padat karya Tahun 2020 itu adalah sebesar 99,57% untuk keuangan dan fisiknya adalah 99,58%.

Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati.

Kami sekarang menginjak di 2021, 2021 perlu kami sampaikan bahwa usulan Pagu Indikatif kita adalah 27 triliun dan Pagu Indikatif kita akhirnya mengalami pengurangan sebesar 22,3 triliun tetapi kemarin kami menerima tambahan, tambahan ini sebesar 4,2 triliun.

(17)

Itu adalah untuk kegiatan infrastruktur penugasan sebesar 2,7 triliun, ini untuk PLBN … traffic health, kumuh, dan juga pasar serta dukungan untuk World Cup untuk U20, serta MCK untuk Pondok Pesantren yang sebesar 4.000 lokasi dan juga ada dukungan Kawasan industri yaitu di Batang dan Subang, sehingga total alokasi kegiatan Direktorat Cipta Karya di Tahun 2021 itu adalah sebesar 26,56 triliun.

Nah mungkin perlu kami sampaikan kira-kira target prioritas di 2021 itu apa saja. Nah ini ada, mungkin bisa kami sampaikan terkait dengan air minum sebesar 7 triliun. 7 triliun ini antara lain adalah untuk pengembangan spam 1.279 liter. Ini untuk spam IKK di Garot, Pidi, kemudian juga pembangunan spam regional mebidang Sumatera Utara, Spam Industri Terpadu di Subang dan Batang, Spam Regional untuk Wososukas, kemudian Megaluh di Jombang, kemudian juga di Teluk Kramat Sambas, Watasia, Kabupaten Morowali Utara serta Waymase di KSBN Labuan Bajo, serta di Spam District Popuboga, di Jayawijaya.

Kemudian peningkatan spam. Peningkatan Spam ini sebesar 1.055 liter per detik. Ini untuk peningkatan Spam IKK Cilawi di Oki, kemudian Spam IKK Sungai Bengkal itu di Tabo dan juga Spam IKK Palasari di Bogor, Spam Kahol di Samarinda, serta Spam Seiambawang itu di Kabupaten Kuburaya dan Spam Regional Banjar Bakula Tahap II.

Kemudian perluasan spam itu untuk 51.525 SR, ini untuk pembangunan JDU Spam Regional Durolis di Riau, kemudian juga Bandar Lampung, Desa Rawan Air di Temanggung dan juga JDU Spam Semarang Barat, JDU untuk Pulau Laut Utara, optimalisasi untuk Spam IKK Bola’ang Hulu dan IKK Yelumo, serta untuk Muna Barat dan Cigar Penjalit di KSBN Dili dan juga ada spam berbasis masyarakat itu sebesar 400.200 sambungan rumah di 4.396 desa, itu berupa kegiatan pamsimas.

Kemudian Sanitasi. Sanitasi ini sebesar 5,9 triliun. Ini adalah untuk kegiatan spam limbah air domestik untuk 131.342 KK. Ini berupa perpipaan IPA Air Limbah Kota Jambi, IPLT Kabupaten Lebak, IPLT Kabupaten Landak, Bintan dan juga Ipart di Kawasan industri Subang dan Batang, serta untuk pembangunan sanitasi di 4.000 pesantren.

Kemudian untuk sistem pengelolaan drainase. Ini juga melayani 3.315 KK. Ini untuk Kabupaten Jembrana, Kabupaten Jailolo dan di Majene.

Kemudian untuk sistem pengelolaan persampahan, ini melayani 642.224 KK, antara lain untuk TPA Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bone Bulango, TPST di Kawasan Industri Batang dan Subang.

Kemudian untuk penyehatan lingkungan berbasis masyarakat. Ini ada Sanimas di 1.290 Lokasi, TPS 3R itu di 162 Lokasi.

Kemudian untuk penataan Kawasan Permukiman. Penataan Kawasan Permukiman sebesar 3,3 triliun, ini untuk permukiman kumuh perkotaan yang ditangani secara terpadu. Ini seluas 1.216 hektar, ini untuk perkotaan kode,

(18)

Kota Jogjakarta, kemudian untuk pasar sungai durian Sintang, kemudian perkotaan Kolakasih di Kolaka, kemudian juga perkotaan 29 hilir, Palembang, dan juga perkotaan logi dan di Kota Pekalongan.

Kemudian untuk penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), itu ada Danau Toba, di Desa Sigapiton, kemudian juga di penataan Kucun Borobudur 3 Gili dan juga penataan waterfront Labuan Bajo dan Pulau Rica. Kemudian untuk pembangunan infrastruktur permukiman yang berbasis masyarakat melalui Program PISEW di 900 kecamatan dan Kotaku di 261 Kelurahan dan untuk bangunan Gedung itu sebesar 1,9 triliun. Ini terkait dengan pengembangan untuk penyelenggaraan bangunan gedung, di masjidnya Sandang Lamno, ini di Aceh Jaya, kemudian Pasar Aksara Kota Medan, Pura Besakih Bali dan Yodkratihap di Jayapura.

Kemudian juga ada pengembangan penataan bangunan dan lingkungan di 24 kawasan. Ini termasuk juga PLBN, Benteng Pendem, kemudian juga Kawasan Pusaka … (rekaman terputus) Madrasah dan Sekolah Keagamaan 196 Sekolah, kemudian pembangunan Nanjatan Perguruan Tinggi Negeri 46 gedung, itu termasuk juga UGM, ITB, Universitas Brawijaya, kemudian Politeknik Negeri Pontianak dan juga Politeknik Negeri Malang. Kemudian pembangunan lanjutan PT KIN di 7 gedung, ini antara lain UI, kemudian Rumah Sakit Pendidikan UIN Alaudin, kemudian Unu dan Universitas Wahab Hasbullah.

Kemudian untuk renovasi sarana olahraga dan pasar, ini prasarana olahraga di 22 gedung ini termasuk stadion Kapten I Wayan Dipta …(suara tidak jelas), kemudian Manahan, Gelora Bangkalan, kemudian juga Lapangan IPDN, ini untuk Piala Dunia FIFA, U20, serta lanjutannya di Venue Panahan Sepatu Roda, Dayung untuk PON XX di Papua.

Kemudian rehabilitasi 16 pasar dan juga yang baru ini di Sibolga Naoli, Pasar Legi Surakarta, Legi Ponorogo, dan Sukawati, Pasar Wajo Tempe, dan juga Mardika Ambon.

Bapak/Ibu sekalian.

Kalau kita lihat pagu dari masing-masing dari Direktorat, ini bisa kita lihat untuk Cipta Karya ini 26,56 triliun dan rinciannya, mohon maaf ini rinciannya mungkin nanti ditayangkan untuk rinciannya ya, saya mohon bantuannya untuk ditayangkan.

Rinciannya per direktorat. Kemudian sampai dengan saat ini, kemarin kita juga sudah melaksanakan tender dini dan berdasarkan dari kegiatan ini dari pagu 26,56 tadi ada kegiatan committed yang harus kita laksanakan sebesar 9,6 triliun dan untuk infrastruktur berbasis masyarakat itu sebesar 2,3 triliun dan secara regulernya sebesar 14,56 triliun dan tender dini sudah dilaksanakan 6,29 triliun dan lelang regular ini dan swakelola itu sebesar 8,29 triliun.

(19)

Nah dukungan untuk kawasan perbatasan, mungkin nanti juga bisa kita lihat di 8 PLTN termasuk yang di Kalimantan Utara ada Long Bidang, Sepacang, kemudian Labang dan juga Long Nawang dan yang di Kepulauan Riau itu ada PLTN Serasan dan di Nusa Tenggara Timur, ini yang sedang kita bangun ada PLTN Napan dan juga untuk yang di Papua adalah PLTN Pietetkun. Kemudian di Tahun 2021 ini juga kami masih menyelenggarakan untuk PON Papua XX.

Ya tadi yang kami sampaikan ada 4 yang kita laksanakan di 2021, kemudian Piala Dunia U20 dan juga beberapa Stadion yang lainnya dan juga perlu kami sampaikan di Istora Bangkit kita juga sudah mendapatkan rekor MURI. Beberapa perdagangan di 20 pasar tadi, kemudian juga untuk sarana Pendidikan sebesar 1.627 sekolah itu sebesar 3,4 triliun. Ini sekolah-sekolah yang sudah kita lakukan. Madrasah di 190 Madrasah, totalnya 582 miliar.

Kemudian juga PT KIN ada di 7 PT KIN 671 miliar, kemudian juga PTN itu 28 PTN 842, kemudian untuk KSPN Super Prioritas disini ada Mandalika, Borobudur, Danau Toba dan Likupang ini merupakan lanjutan dari kegiatan- kegiatan di Tahun 2020.

Kemudian Padat Karya selain untuk Sanimas, Pamsimas, Kotaku, dan PISEW serta TPS3R, total alokasinya adalah sebesar 3,382, mohon maaf, ini 2,3826 ya untuk Sanimas, Pamsimas, Kotaku, PISEW dan TPS3R dan ada untuk Pondok Pesantren, ini ada, next mungkin untuk yang Pondok Pesantren kita alokasikan sebesar 1 triliun untuk 4.000 lokasi pondok pesantren.

Kemudian di samping itu, kami juga melaksanakan untuk tanggap darurat. Tanggap darurat ini setiap ada bencana, di awal tahun 2021 ini kita juga sudah mengantisipasi terutama untuk Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, juga Sumedang, di Jawa Tengah, kemudian juga di DIY serta Sulawesi Utara. Nah ini juga beberapa kita sudah langsung mengirimkan beberapa unit HU kemudian juga Mobil Toilet dan juga untuk genset serta beberapa HU untuk keperluan pengungsi.

Kemudian penanganan tanggap darurat yang kita lakukan sampai dengan saat ini untuk Sulawesi Barat, kita juga sudah menyediakan sarana prasarana air bersih dan sanitasi serta kita melaksanakan audit bangunan- bangunan yang rusak di Sulawesi Barat dan sampai dengan saat ini kita bisa laporkan bahwa rusak berat di Sulawesi Barat itu ada 23, rusak sedang 20, rusak ringan 59 bangunan. Ini beberapa droping di Mamuju itu juga kami ambilkan dari Sulawesi Selatan dan juga Sulawesi Tengah.

Kalimantan Selatan kemarin kami juga meninjau bersama Bapak Menteri kesana, ini juga ada beberapa hal yang kita lakukan untuk penanganan banjir di Kalimantan Selatan berupa mobil toilet, truk tinja dan juga pengontrolan pada 2 toilet portable untuk di kecamatan di Setabu Kabupaten Banjar dan juga pengisian hydrant umum di desa Banuaraya serta Tanah Laut di 4 titik pengungsian.

(20)

Mungkin itu yang bisa kami sampaikan Pimpinan. Kurang lebihnya, kami mohon maaf dan nanti kita bisa lanjutkan di dalam diskusi.

Sekian dari kami. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Terima kasih Bu Dirjen penjelasannya.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pak Ketua.

Sebelum lanjut, karena sudah selesai.

KETUA RAPAT:

Sekarang saya kasih waktu Pak, sebentar Pak.

Jadi Bu Dirjen tadi sudah selesai, maka kita persilakan berikutnya kepada Bapak Kepala BPIW.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Interupsi Bapak Ketua, ini interupsi.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pertama, tolong dilihat apa yang diberikan kepada kita. Judulnya, bahan informasi. Kita tidak membahas bahan informasi, kita tidak mendengar bahan informasi. Yang kita dengar adalah Rapat Dengar Pendapat terhadap Evaluasi Penyerapan Rincian Kegiatan Anggaran PUPR Dirjen Cipta Karya.

Yang kedua, Dengar Pendapat Pembahasan Rincian Kegiatan Tahun Anggaran 2021 PUPR Dirjen Cipta Karya. Itu judulnya Pak, ini saja bahan ini sudah, makanya semua presentase yang ada disini adalah visualisasi karena sifatnya informasi sehingga kita tidak bisa tahu. Bayangkan hanya 1 lembar kotak-kotak untuk menjelaskan kegiatan di 2021, kita mau jadi apa ini?

Itu, jadi itu interupsi saya. Oleh karena itu, menurut hemat saya silakan ini wajar dibetulkan dulu, baru kita bisa bahas, ini tidak bisa dibahas.

(21)

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik. Nanti tiba pada waktunya kita akan sampai kesana.

Saya persilakan Pak Kepala BPIW, nanti Ibu anu siap-siap kalau misalnya ada sedikit kelemahan-kelamahan segera bisa diperbaiki. Tadi saya pikir mungkin salah tulis atau apalah barangkali. Kalau sudah diperbaiki saja.

Silakan Pak.

KEPALA BPIW KEMENTERIAN PUPR (HADI SUCAHYONO) : Terima kasih Bapak Pimpinan Komisi V.

Yang terhormat Bapak Pimpinan Komisi V,

Yang terhormat Bapak/Ibu Anggota Komisi V serta, Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Izinkan kami pada kesempatan yang mulia ini menyampaikan bahan untuk Rapat Dengar Pendapat DPR RI mengenai Program Kerja BPIW Tahun 2021 yang nanti didahului sedikit mengenai Tahun 2020.

Yang pertama, kami sampaikan adalah Tugas dan Fungsi BPIW ini sebagai remainder buat kami. Ini kami ditugaskan untuk menyusun kebijakan teknis dan rencana terpadu serta program pembangunan infrastruktur PUPR berdasarkan pengembangan wilayah. Kemudian kami informasikan disini struktur organisasi yang baru kami. Jadi sekarang kami mempunyai struktur organisasi berdasarkan wilayah.

Kami kenalkan disini yang pertama adalah Sekretaris Badan Pak Iwan Nurwanto, ada? Yang kedua adalah Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional Pak Beni, kemudian Kepala Pusat Infrastruktur PUPR Wilayah I menangani Sumatera dan Kalimantan, Pak Tris. Kemudian Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II menangani Jawa dan NTB, NTT Pak Kuswardono. Kemudian Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III Pak Rudi, menangani Sulawesi, Maluku, Papua, Papua Barat. Ini struktur baru kami Pak berdasarkan Wilayah dan kami juga mempunyai di bawahnya struktur baru diantaranya bidang kepatuhan internal.

Pak Rudi izin orangtuanya sedang di rumah sakit Pak. Jadi agak kritis orangtuanya.

Kami selama ini melakukan kegiatan kami. Jadi kami tentunya banyak berkoordinasi dan bersinergi, contohnya di tingkat pusat kami banyak berkoordinasi, sinergi dengan Kementerian lain, misalnya Kementerian

(22)

Pariwisata, Kementerian Perindustrian, Perhubungan dan lain-lain, kemudian juga dengan daerah. Nah ini kalau dengan daerah kami berkoordinasi sinergi ada forum, namanya konsultasi regional yang kami laksanakan setiap tahun pada awal tahun untuk membahas usulan-usulan program pada tahun berikutnya.

Jadi kami melaksanakan penyusunan perencanaan dan program dilakukan dengan memadukan pendekatan top down dari atas ke bawah dan juga pendekatan dari bawah ke atas dengan mendengarkan aspirasi dari tiap daerah yang diwakili oleh Bappeda dan dinas-dinas terkait. Jadi kami disini selalu melaksanakan tiap tahun mekanisme ini dan juga kami tentunya melihat juga aspek-aspek lain, misalnya aspek tata ruang juga kami perhatikan, kemudian kebijakan-kebijakan pusat tentunya, ada kebijakan dari Pimpinan, kebijakan nasional dan juga kebijakan yang bersifat sektoral. Jadi kami perhatikan semua.

Kemudian kami sampaikan keterpaduan ini adalah keterpaduan sektor dan keterpaduan aspek. Ada aspek teknis, aspek sosial, lingkungan dan sebagainya. Jadi di slide berikutnya bisa kami sampaikan dengan Kementerian lain misalnya Perhubungan, kami mendengarkan dimana rencana bandara, dimana rencana Pelabuhan dan sebagainya. Di Kementerian Pariwisata kami mendengarkan dimana rencana pengembangan destinasi pariwisata dan sebagainya, dengan Kementerian Perindustrian kami mendengarkan dimana rencana Kawasan-kawasan industri dan sebagainya.

Nah ini kami padukan melalui penyusunan yang terpadu ya secara aspek maupun secara sector, termasuk sektor-sektor di dalam PUPR sendiri, ada SDA, Bina Marga, Cipta Karya, Perumahan yang kami sebut sebagai ABJP. Kemudian kami sampaikan kawasan-kawasan yang menjadi sasaran kami, bisa kami sampaikan ada 15 indikator Kawasan. Misalnya, Kawasan Strategis Tematik, ada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kawasan Ekonomi Khusus Kawasan Industri, kemudian juga tentunya ada Kawasan metropolitan, kemudian ada kawasan-kawasan lain, ada Kotabaru, ada Kota Kecil dan juga perdesaan termasuk daerah tertinggal dan Pulau Terkecil.

Jadi intinya kami melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur secara menyeluruh, tidak hanya perkotaan tapi juga perdesaan dan juga perbatasan maupun daerah-daerah lainnya. Jadi kami harapkan ini sudah dapat mencakup dukungan perencanaan dan program untuk bisa dilaksanakan di lapangan secara komprehensif.

Kemudian kami sampaikan disini beberapa sebaran yang menjadi acuan kami. Misalnya, Kawasan Industri. Ini acuan kami dari RPJMN yang menjadikan nanti prioritasi penanganan setiap tahun kami, ada sebaran Kawasan industri, kemudian ada sebaran Kawasan Ekonomi Khusus. Ini juga nantinya kami lakukan prioritasi penanganan setiap tahun untuk setiap Kawasan Ekonomi Khusus.

Berikutnya, ada Kawasan destinasi pariwisata di slide berikutnya. Jadi ini juga menjadi acuan kami untuk kegiatan per tahun kami dan disini kami

(23)

sampaikan ada rekapitulasi ya penanganan dari 2015 sampai Tahun 2020 yang kami lakukan setiap tahun dengan menyasar setiap kawasan-kawasan strategis tersebut.

Kemudian terkait dengan bencana alam, kami juga melakukan mitigasi dan adaptasi bencana di dalam rencana-rencana kami. Jadi disini ada beberapa kami sampaikan yang sudah kami selesaikan, perencanaan untuk daerah-daerah yang termasuk rawan bencana.

Kemudian kami juga menyusun Renstra (Rencana Strategis). Yang terakhir adalah Renstra untuk Tahun 2020 sampai 2024. Ini tidak hanya mencakup sektor ABCP yang besar tetapi juga untuk semua unit organisasi di PUPR seperti Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan BPSDM, dan BPIW sendiri. Jadi kami menyusun Renstra ini.

Kemudian inti dari 2020, kami sampaikan sekilas ya. Kami di 2020 mempunyai anggaran sebesar 205 miliar yang itu merupakan perjalanan adanya revisi-revisi hingga terakhir dan ini progress-nya 2020 kami sampaikan sekilas kami bisa mencakup fisik 99,53%. Jadi dari segi output saya kira ini suatu hal yang optimal kami telah lakukan di Tahun 2020.

Ini ada contoh sedikit yang kami lakukan juga pada Tahun 2020 adalah Pelaksanaan Konsultasi Regional yang kami lakukan 2, kunjungan fisik di lapangan dan juga secara conference, virtual, virtual conference dan dihadiri oleh Gubernur dan Bapak Menteri sendiri untuk bisa menyampaikan arahan pada konsultasi nasional. Kemudian kami melakukan desk dengan para Bappeda dan juga dengan Kepala Dinas terkait disitu untuk menyempurnakan program-program tahun depan untuk tahun berikutnya.

Kemudian disini kami juga melakukan produk-produk kami melalui virtual. Misalnya, kami lakukan di Expo 2020 secara virtual. Ini alhamdulillah lebih efektif dibandingkan dengan melakukan Expo secara fisik karena secara virtual kemarin ada 120 ribu kunjungan yang masuk ke Expo kami menanyakan mengenai produk-produk kami dan klarifikasi perencanaan- perencanaan yang kami lakukan di Tahun 2020. Kemudian kami masuk di 2021 dapat postur anggaran 206 miliar yang terdiri dari Belanja Pegawai 28 sekian, Belanja Barang 176 dan Belanja Modal 1,2.

Ini di perinciannya tiap Pusat juga kami sampaikan disini dari Pusat Nasional, Pusat Wilayah I, Wilayah II, Wilayah III dan Sekretariat Badan. Jadi intinya di Wilayah Nasional akan menangani rumusan rencana jangka panjang nasional, kemudian rencana jangka menengah nasional termasuk Renstra dan up dating Renstra dan juga pelaksanaan …

Kemudian Pusat Wilayah I untuk menangani Sumatera dan Kalimantan. Itu masuk ke dalam lagi, mendetailkan untuk rencana dan program yang ada di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Pusat Wilayah II mencakup Jawa, Bali, Nusa Tenggara, ini akan mendetailkan Rencana dan Program yang berada di Wilayah II tersebut. Untuk Wilayah III, ini mendetailkan Rencana dan Program untuk Pulau Sulawesi, Maluku, Papua

(24)

Barat dan Papua. Sekretariat, melakukan dukungang manajemen termasuk untuk pembinaan kepegawaian.

Kemudian kami sampaikan disini kawasan-kawasan yang menjadi sasaran 2021. Ini mohon izin apabila kawasan ini masih bersifat mungkin belum bisa mencakup sangat luas karena adanya keterbatasan pendanaan yang ada di kami, tapi kami akan berupaya optimal untuk melakukan optimasi pendanaan yang ada di 2021 untuk tentunya bisa mencakup kawasan- kawasan yang lebih banyak lagi. Ini sudah disesuaikan juga dengan masukan dari Bapak/Ibu yang terhormat dari Komisi V yang akan kami lakukan juga di tahun depan. Jadi dari Sumatera, dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Papua Barat.

Kemudian untuk dana ya. Di Tahun 2021, kami mendapat alokasi 200 miliar itu tadi yang rencananya memang akan dilakukan refocusing, tapi disini yang kami sampaikan belum refocusing. Jadi progress sampai hari ini masih relatif rendah tapi bisa dilihat memang secara umum unit organisasi lain juga penyerapannya masih rendah.

Kami sampaikan juga rincian kegiatan 2021, mohon juga masukan Bapak/Ibu yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V bahwa disini kami sudah berupaya optimal untuk mencakup wilayah-wilayah Kawasan yang juga merupakan masukan Bapak/Ibu di rapat-rapat sebelumnya. Jadi di wilayah nasional, kita mencakup untuk rencana jangka panjang-rencana jangka menengah, dan Renstra dan juga di-planning di Wilayah I, II, III, kami sampaikan disini detail dari pekerjaan yang akan kami lakukan Tahun 2021.

Misalnya, 2021 Wilayah I kami akan fokus di beberapa Kawasan Industri misalnya Kemengking, Tanjung Enim, Tanggamus dan sebagainya, daerah tertinggal juga, termasuk yang ada di pesisir barat sumatera, kemudian juga untuk pulau-pulau kecil terluar ya yang ada di Sumatera dan Kalimantan, itu untuk Wilayah I. Sedangkan untuk Wilayah II itu juga kami fokus di wilayah besar disitu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan juga ada beberapa yang merupakan kelanjutan untuk penyiapan perencanaan program untuk destinasi pariwisata. Jadi disini ada untuk Lokasi Bromo Tengger- Semeru, Labuan Bajo, dan Wakatobi.

Papua Barat dan Maluku termasuk juga untuk kawasan-kawasan khusus yang ada disana, misalnya Morotai, Ambon, kemudian Maminasata sebagai Metropolitan yang ada disana. Di Papua juga ada, Biak, dan Teluk Cendrawasih.

Untuk Sekretariat Badan, saya kira ini dukungan manajemen dari monitoring, evaluasi, pengelolaan BMN, maupun peningkatan kapasitas pegawai termasuk ada untuk publikasi dan advokasi hukum. Jadi saya kira demikian Bapak Pimpinan, Bapak/Ibu yang terhormat Komisi V.

Terima kasih atas kesempatan yang mulia ini.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(25)

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Terima kasih Pak Kepala BPIW dan juga Dirjen Cipta Karya.

Sebenarnya adalah agar tidak boleh terulang lagi, apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi itu semua ada benarnya, Bu. Contohnya begini, misalnya Pak Jhoni Allen misalnya, rapat ini memang adalah rapat resmi tentunya, itu Presiden dalam hal ini diwakili oleh Menteri PUPR, kemudian Menteri PUPR dilaksanakan oleh Dirjen Cipta Karya. Biasanya itu memang bahan RDP Dirjen Cipta Karya dengan Komisi V DPR RI itu tentang apa, itu judulnya biasanya tapi ini Ibu mengatakan Bahan Informasi, kalau informasi tidak perlu kita tidak perlu rapat seperti ini, dikirim saja ke kita, nanti kita pelajari, terus kita baca-baca informasinya begitu. Itu kira-kira.

Kemudian Ibu Dirjen juga pada halaman 36 itu, itu jelas juga disitu ada.

Harusnya lebih ditekankan atau diterangkan Ibu Dirjen itu adalah menyangkut angka dan alokasinya disitu tapi di angka, Bu Dirjen juga menulis itu 382,6 triliun disitu sementara paparan Menteri PUPR itu 3,36 triliun. Itu ada perbedaan disitu. Ini contoh-contoh yang ada di dalam, tapi mau dibilang apa ya Bu Dirjen? Karena Bu Dirjen juga ini mungkin baru pertama kali kita ini kalau tidak salah ya Bu Dirjen ya.

Ya melalui Pimpinan barangkali saya betul-betul mari kita beri kesempatan kepada Bu Dirjen untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan tapi untuk kali ini biarlah kita berjalan karena kalau kita misalnya kita tunda, re-schedule kembali, waktu kita sangat padat Pak. Tapi namun demikian ya tergantung Anggota-lah, Pimpinan kan Pimpinan Rapat hanya tergantung Anggota, tapi harapan saya bahwa Bu Dirjen ini kita berikan kesempatan dalam rangka memperbaiki hal-hal yang masih kurang terhadap perjalanan ini. Kira-kira itu. Oleh karena itu, kami persilakan pertama sebagaimana yang terdaftar disini Pak Sudewo.

Kami persilakan Pak Sudewo.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan seluruh Kawan Anggota Komisi V yang saya hormati, Bu Dirjen dengan seluruh jajarannya,

Kepala BPIW dengan seluruh jajarannya yang saya hormati.

Pertama, saya akan ke BPIW terlebih dulu. Saya sangat heran dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BPIW. Mengapa saya heran? Karena ternyata begitu banyak sekali yang akan dirancang, direncanakan, dilakukan oleh BPIW mencakup seluruh sektor dan wilayah dari sabang sampai Merauke. Sampai saya dalam hati, ini merupakan sesuatu yang terkonsep ataukah ini hanya sekedar materi kuliah di kampus ya? Pertanyaan saya

(26)

sampai kesitu. Oleh sebab apa? Karena BPIW ini tidak jelas apa yang harus dilakukan, tetapi seolah-olah semua diurus dengan BPIW. BPIW ini dibentuk berdasarkan surat keputusan apa Pak? Mohon dijawab lebih dulu Pak.

KEPALA BPIW KEMENTERIAN PUPR (HADI SUCAHYONO) :

Gabungan 2 Kementerian, Kementerian PU dan Perumahan pada Tahun 2015.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Jadi SK Menteri PU? Baik.

Inilah yang membuat saya menjadi bertanya, SK-nya dari SK Menteri Pekerjaan Umum tetapi koordinasinya dengan Kementerian-kementerian yang lain, dengan Pariwisata, dengan yang lain, dengan yang lain. Ini apakah sesuai dengan Tupoksi yang diberikan kepada BPIW? Logikanya tidak, mengapa? Karena ini Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum mestinya ini dibentuk adalah dalam rangka mendukung kinerja Kementerian PUPR, tapi ini melebar sampai kemana-mana ya kan?

Maka yang ingin saya tanyakan bagaimana sih sebenarnya BPIW ini koordinasinya dengan internal Kementerian Pekerjaan Umum, kalau tadi ada area I, area II, area III dan seterusnya, bagaimana mereka koordinasi dengan balai-balai, Balai Cipta Karya, Balai Perumahan, Sumber Daya Air, Bina Marga. Bagaimana koordinasinya di Tingkat Pusat dengan Direktur, dengan Dirjen? Sehingga apa yang dikoordinasikan antara BPIW dengan jajaran struktural di Kementerian PUPR ini ada suatu rekomendasi yang diberikan.

Rekomendasi dari BPIW ini mestinya adalah untuk melakukan evaluasi kebijakan yang berjalan di Kementerian PUPR dan untuk memberikan rekomendasi penyempurnaan kebijakan di tahun anggaran berikutnya.

Apakah seperti ini merupakan tugas BPIW atau bukan? Jadi fungsi BPIW ini jelas, output-nya jelas, outcome-nya jelas. Jangan merupakan suatu lembaga yang berdiri sendiri, berdasarkan improvisasinya sendiri, melakukan suatu perencanaan tanpa ada koordinasi.

Saya melihat item yang begitu banyaknya yang dipaparkan oleh BPIW ini, saya tidak yakin bahwa BPIW ada suatu sinkronisasi, koordinasi dengan Cipta Karya, Bina Marga maupun dengan Sumber Daya Air, dalam rangka memberikan suatu masukan supaya Kementerian PUPR dalam hal mengambil suatu kebijakan untuk masing-masing direktoratnya itu akan menjadi lebih tepat ya kan? Kalau ini dikatakan pengembangan suatu wilayah, pengembangan wilayah yang mana yang ditangani oleh BPIW? Itu kan yang menangani adalah Cipta Karya, yang menangani … (rekaman terputus) dari berbagai aspek.

Apakah aspek ekonomi, apakah aspek potensi daerah, apakah aspek budaya, apakah aspek kondisi infrastruktur, apakah aspek pertahanan keamanan, sehingga tepatlah nanti bilamana Cipta Karya mengambil suatu

(27)

kebijakan, menelurkan sebuah program-program begitu juga Bina Marga dan Sumber Daya Air akan menjadi lebih tepat. Tetapi kalau Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah ini membuat improvisasi sendiri, merencanakan sendiri, lantas harus berkoordinasi dengan Kementerian yang lain, sebenarnya sesuai tidak dengan anggaran yang diberikan, sesuai tidak dengan tupoksi yang diberikan? Ini menjadi tidak jelas, kabur.

Maka ini perlu ada suatu jawaban pasti dari BPIW, sejauhmana koordinasi yang dilakukan BPIW dengan Cipta Karya, dengan Bina Marga, dengan Sumber Daya Air dan bagaimana pelaporan dan pertanggungjawabannya kepada Kementerian PUPR, kalau dalam postur anggaran di PUPR, BPIW memang bukan anggaran yang besar, hanya 200 miliar tapi 200 miliar bukan anggaran yang sedikit jika saya melihat Kementerian Pedesaan, Pak. Sampai 2 miliar saja ada program disitu di Kementerian Pedesaan. Jangan dianggap ini 200 miliar merupakan angka yang kecil jika dibandingkan dengan Kementerian dan Lembaga yang lain, ada 65 miliar swakelola, ada tunjangan operasional dan tetek bengek, totalnya sampai 200 miliar.

Ini mestinya oleh BPIW tolong dijawab, ini saya sampai kabur ini materi segini banyaknya dengan tulisan yang segini banyaknya tidak sistematis ini, cara berpikirnya tidak sistematis. Sampai saya bingung menjawab, ini seolah- olah kata-katanya sama semua seolah-olah tapi, tapi setelah saya cermati betul, memang beda. Tapi perbedaannya itu bukan sesuatu yang substansional, hanya pendekatan berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah, berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah.

Pengembangan wilayah itu sendiri saja perlu ada pendekatan khusus, apakah itu pendekatan sosial, apakah pendekatan ekonomi, apakah pendekatan pertahanan keamanan, apakah pendekatan kondisi infrastruktur daerah. Ini terlalu makro, makro yang dibuat makro. Ini tidak jelas pekerjaan BPIW ini. Maka memang perlu harus ditinjau juga ini, bisa saja seperti yang Suramadu Pengembangan itu dibubarkan, oleh karena Suramadu saja mestinya jelas ada suatu progress ya kan? Dan memang diharapkan oleh provinsi siri, Provinsi Madura itu katanya oleh kawan kami, itu saja dibubarkan, kalau ini tidak jelas, 200 miliar lebih baik dialokasikan ke tempat lain.

Ini saya minta tolong dijelaskan tupoksinya apa, alur koordinasinya seperti apa dan tanggung jawabnya bagaimana? Betul-betul Bapak BPIW ini hadir akan memberikan suatu dukungan kepada Kementerian PUPR supaya tepat dalam membuat suatu kebijakan, karena semua yang melakukan semuanya itu bukan BPIW. Saya kira itu. Terima kasih untuk yang BPIW.

Yang koordinasi yang Cipta Karya. Cipta Karya ini memang Bu Diana, ini memang awal Ibu rapat dengan kami. Tidak jadi masalah, tapi semua masukan dari kawan-kawan termasuk dari saya itu, tolong secara ikhlas legowo diterima sebagai masukan, supaya ada suatu penyempurnaan kedepan. Seperti yang saya sampaikan tadi, Ibu menyampaikan materi untuk

(28)

Tahun Anggaran 2021 itu tiba-tiba langsung masuk pada target prioritas 2021 bidang Cipta Karya.

Harusnya diawali dengan postur anggaran yang berada di Cipta Karya, sebagaimana kalau kami Raker dengan Pak Menteri PUPR, Kementerian PUPR itu ada Anggaran 149 triliun, kemudian ter-background dalam Dirjen, dalam direktorat-direktorat. Dirjen Cipta Karya sekian, Bina Marga sekian, Air sekian, Perumahan sekian, Cipta sekian, BPIW sekian dan seterusnya tapi kalau Dirjen Cipta Karya RDP dengan kami mestinya sampaikan dulu postur anggaran di Cipta Karya, Dirjen Cipta Karya sebesar 56 koma sekian triliun.

Kemudian Direktur Sanitasi berapa, Direktur apa itu yang Pak Iwan itu berapa, yang Direktur yang Pak Wahyu itu berapa, begitu Bu. Jangan langsung lompat dan saya tidak berani keras karena Dirjennya Ibu, perempuan begitu kan? Padahal bisanya kerja kalau keras.

Jadi saya, ini juga Bu, seperti Ibu dikasih judul “Target Prioritas 2021 Bidang Cipta Karya”. Ini dari judul sudah salah, mengapa harus ada prioritas untuk sesuatu yang harus dilaksanakan di Cipta Karya? Semua anggaran, program yang ada Cipta Karya adalah prioritas, karena semuanya itu harus dilaksanakan. Targetnya, semuanya harus terserap tapi Ibu kasih judul

“Target Prioritas 2021 Bidang Cipta Karya”, sementara yang akan Ibu lakukan adalah sebesar 26,56 triliun, berarti semuanya.

Tidak ada yang diprioritaskan, semuanya adalah priorias. Jadi jangan memilih judul yang akhirnya menjadi suatu blunder. Jadi bukan prioritas, memang Tahun Anggaran 2021 Bidang Cipta Karya itu semua disampaikan.

Kalau Ibu mengatakan target prioritas 2021 di Cipta Karya, berarti ada yang tidak diprioritaskan kan begitu logikanya, padahal semua dilaksanakan. Nah itu perlu dibetulkan juga.

Ingin saya tanyakan lagi kepada Ibu, inikan dari beberapa program di Cipta Karya misalnya pengolahan limbah, sanitasi atau spam ya kan, namanya apa treatment air kotor menjadi air bersih ya kan? Yang saya tahu di Cipta Karya itu ada suatu program yang tidak ditangani oleh APBN secara langsung tetapi itu melalui G to G, memang kembalinya kepada APBN, G to G.

Jadi pinjaman luar negeri. Kalau sudah masuk dalam proses pinjaman luar negeri, tarolah ini prosesnya sampai kepada Bappenas, Kementerian PUPR sudah menyampaikan kepada Bappenas, lantas di tengah perjalanan proses itu, ada pihak yang mau berinvestasi, investasi murni, bagaimana kebijakan Ibu?

Apakah itu tetap diteruskan untuk kebijakan pinjaman luar negeri ataukah bisa diubah ke investasi murni, apakah karena semata-mata ini mekanisme atau proses yang sudah berjalan sehingga tidak bisa diubah, sementara kalau diteruskan tetap menjadi G to G, juga memberikan beban kepada Pemerintah, memberikan kepada beban rakyat ya? Ini apakah tidak ada suatu koreksi, tidak ada suatu evaluasi mumpung ada yang berminat

(29)

taruhlah semacam itu. Kita mencari investor-investor untuk menangani program-program di Kementerian PUPR susahnya bukan main, tapi kalau ada apakah dengan alasan sepele mekanisme, proses yang sudah berjalan ini kemudian tidak bisa dilakukan evaluasi.

KETUA RAPAT:

Pak.

Sudah 13 menit lewat, kalau bisa dipersingkat.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Saya minta 10 menit lagi Ketua. Ini ada Pak Lasarus mesti begini.

Sorry Ketua. Pak Lasarus ini teman saya 2009 Bu, dulu masih duduk begini tegak tapi sekarang duduk di depan ngatur kita. Tapi apapun saya pastikan tidak mungkin Beliau marah sama saya.

Kemudian saya lanjutkan Ketua. Saya lanjutkan, refocusing.

Refocusing di Cipta Karya tadi belum disinggung oleh Bu Dirjen. Refocusing ini kena berapa di Cipta Karya rencananya? Dan apakah ada upaya dari Cipta Karya atau Kementerian PUPR sebagaimana yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan? Kemarin, Kementerian Perhubungan itu dengan pagu anggaran 45 triliun kemudian dipotong 12 triliun, tinggal sekian itu sangat signifikan sehingga Kementerian Perhubungan bersama kami Komisi V akan berupaya supaya ada suatu keringanan refocusing tidak sebesar itu.

Bagaimana dengan Cipta Karya?

Kemudian padat karya yang kami harapkan kepada Cipta Karya itu semua anggaran yang masing-masing, Direktur masing-masing program itu kami harapkan ada yang diberikan melalui Komisi V.

Yang terakhir, apakah memang merupakan suatu hal yang baku, hal standar bahwa program-program Cipta Karya itu harus melalui usulan dari Kabupaten/Kota begitu kan? Saya harap ini tidak menjadi hal yang baku Bu ya kan? Karena Komisi V itu berada misalnya pada suatu kabupaten tersebut ya berikan keleluasaan kepada Komisi V. Karena Komisi V juga diberikan amanat oleh undang-undang untuk memperjuangkan pembangunan dapil.

Atas dasar ini kan tidak harus bahwa yang mengusulkan itu adalah Pemerintah Daerah. Karena kami di Dapil juga sangat tahu detail, tahu kondisi riil yang terjadi di daerah.

Kalau hubungan kami dengan Bupati atau Walikota itu cukup bagus, tidak jadi masalah. Kalau tidak bagus, ini mohon maaf, bagus/tidak bagus ini memang perlu kami kemukakan, karena kami sebagai Anggota DPR ini juga dalam ranah politik, dia juga dalam ranah politik. Jadi hal-hal yang semacam ini perlu dimaklumi. Yang terpenting basisnya adalah bahwa program tersebut betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi jangan sampai dibuat standar yang baku Bu mekanisme ini. Saya kira itu.

(30)

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Kira-kira hanya 7 menit.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Ketua, 16 menit Pak Dewo.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Baik.

Walaupun ngomongnya kelamaan, ada yang mau saya pertegas ini Bu soal tadi, saya pikir kami disini sepakat ini perlu dicatat Bu ya, sampai hari ini Dirjen Cipta Karya ini basisnya itu masih usulan kabupaten Mas Dewo, masih usulan kabupaten. Nanti kita undang saja Bupati Mas Dewo kesini, terus kita keluar biar mereka bahas dengan Bupati disini.

Bagaimana? Menurut undang-undang boleh tidak mas? Tidak boleh toh? Nah oleh karenanya, kita inikan harus taat azas. Disini, saya pikir kita harus sepakati. Ya kalau tidak, kita undang saja Bupati kesini, terus kami Anggota DPR keluar begitu loh, biar rapat dengan Bu Dirjen, Bu Dirjen putuskan kepada Bupati, kepada Gubernur misalnya begitu, kita tidak usah.

Saya ngomong begini karena sudah sekian tahun, Pak.

Jadi menurut saya ini harus kita sinkronkan. Nanti Ibu tolong sampaikan kendalanya dimana ini, sehingga kita harus basisnya tetap berangkat dari sana. Itu kendalanya dimana dikemukakan begituloh, sampaikan secara terbuka kepada kami disini, sehingga kita ada titik temu seperti yang Pak Dewo tadi sampaikan, masalah politik itu tidak bisa dihindari Pak, tidak bisa dihindari, Bu. Fungsi pengawasan, fungsi anggaran ada di kami kalau yang domain APBN. Yang domain APBD, ya tidak mungkin, kita tidak ikut campur Pak. Nanti jangan APBN rasa APBD begitu loh kan begini ini. Ini APBN tapi rasa APBD. Ini membuat kita tidak terhormat di daerah Pak.

Saya jujur saja bahwa banyak PPK Bapak, saya tidak kenal di dapil saya sendiri, tidak kenal saya Pak. Saya kemarin ada suatu cerita, saya tidak perlu cerita secara detail Pak Jhoni. Tiba-tiba ada pungutan Pak di kegiatan itu, ya kan? Bawa-bawa nama saya pula, saya bilang polisikan, tangkap itu, karena saya kenal pun tidak PPK-nya, Bu. Bayangkan PPK di Kabupaten saya, saya tidak kenal.

Setelah ribut, baru cari kita. Bisa tanya terakhir sama Kepala Balai masalahnya sudah selesai, ya sudah selesai, ya alhamdulillah begitu. Ini salah satu contoh Bu akibat dari buruknya komunikasi, kan kami tidak berhenti jajahin kue, lalu cari-cari teman-teman di bawah, inikan … (rekaman

(31)

terputus) ada masalah tidak kegiatan di lapangan, sesuai tidak dengan volumenya, sesuai tidak? Kemudian belum lagi dalam-dalamnya, sesuai tidak?

Ini saya rasa ke depan Bu Dirjen yang baru, ya mumpung Ibu baru juga ini kita benahi bersama. Kalau ada kendala, dimana sampaikan sehingga tidak perlu bahasa ini keluar di ruangan ini. Kasih tahu kita Pak, jangan kita kucing-kucingan disini. Saya bicara begini, Bapak ribut di belakang sana, entah ributnya mengiyakan atau tidak sependapat dengan saya, saya pun tidak tahu. Ini saya ingatkan dengan tegas Pak, Ibu sekalian untuk supaya ini diperbaiki ke depan.

Kami dengan posisi kami disini punya otoritas Pak, diamanatkan oleh undang-undang. Kita juga semua yang ada di ruangan ini, semua melalui legalitas yang sah menurut undang-undang. Pijakan kita ini Undang-Undang Dasar Pak, walaupun di undang-undang pembahasan anggaran sekarang sudah tidak boleh masuk ke satuan tiga, kan begitu. Padahal di Undang- Undang Dasar itu tidak menyebutkan demikian, kita taat azas.

Jadi saya rasa komunikasi ini jadi penting supaya pasti hubungan kemitraan kita ini jadi nyaman. Ini kita bermitra tapi serasa bukan bermitra begitu. Ini saya perlu tegaskan, karena memang saya mengalami apa yang terjadi seperti ini di tempat kita sendiri.

Jadi saya rasa demikian barangkali penegasan dari saya. Untuk yang satu ini, saya pikir tidak perlu nanti diulangi lagi supaya rapatnya tidak panjang Pak Ridwan. Tinggal nanti kita tunggu penjelasan komitmen dari Bu Dirjen bagaimana kita menata hubungan kemitraan kita ini ke depan supaya tidak lagi APBN ini rasa APBD.

Kalau aturannya disana, aturannya mana? Tunjukkan, kita bahas disini Pak, pijakannya undang-undang, undang-undang mana? Pijakan sini, kita ngobrol disini Pak. Saya bicara ini atas pijakannya adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia itu yang mengatur, mari kita buka pasal ayatnya. Jangan kita berargumen dengan hal-hal yang tidak jelas dudukan pijakannya, itu kita argumenkan disini. Saya rasa demikian Pak Ridwan.

Terima kasih sudah interupsi ini.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Terima kasih Ketua.

Referensi

Dokumen terkait

Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkaan di atas yang meliputi wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data dikumpulkan

278 7P0282 Rizkita Kusumaningtyas MTsN Pare Kediri - Seleksi Kompetisi Deltasari. 279 7P0257 Rofif Tyo Zaidan Fajar SMPN

LEGENDA KI AGENG BANYI^IRU dan JOKO TINGKIR 13.. karena Sultan Trenggana tidak menyetujui hubungan tersebut dimana seorang putri raja memadu kasih dengan seorang tamtama yang hanya

Bila sudah terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi atau sudah terjadi manifestasi penyakit alergi, maka harus diberikan susu sapi yang dihidrolisis sempurna atau pengganti

Pengaruh takaran Pupuk Kandang dan Interval Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis.. Teknologi Produksi

Pengukuran linear yaitu jarak antara Age 18 Vertical Arc.. terhadap menton menurut

(3) LPSK menyampaikan salinan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Korban, Keluarga, atau kuasanya dan kepada pelaku tindak pidana dan/atau pihak

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya telah memberi kemudahan dan juga kelancaran sehingga