• Tidak ada hasil yang ditemukan

(RAPAT: SETUJU) Silakan Bu Athari

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 61-84)

F-PAN (ATHARI GAUTHI ARDI):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan beserta seluruh Rekan-rekan Anggota Komisi V, Yang saya hormati Ibu Dirjen,

Bapak Kepala BPIW beserta seluruh jajarannya.

Pertama, saya ingin mengucapkan selamat kepada Bu Dirjen atas jabatan yang baru, semoga amanah dan bisa komunikasinya terjalin baik dan juga terjalin kerja sama yang baik dengan Anggota kami di Anggota Komisi V.

Saya langsung saja, saya mengucapkan terima kasih juga kepada Dirjen Cipta Karya atas program-programnya kemarin, ada PISEW, KOTAKU, dan PAMSIMAS, SANIMAS dan segala macamnya. Cuman yang sayangkan disini sama dengan Rekan-rekan Anggota Komisi V yang lain, program kami yang usulkan tetapi progress sampai ke peresmiannya saya tidak tahu.

Bahkan untuk Program PISEW di Sumatera Barat dan KOTAKU di Sumatera Barat, peresmiannya itu Tim saya yang bikin, diundang oleh

Walinagarinya. Walinagari itu Kepala Desa, tapi dari Balainya itu tidak ada info kepada saya waktu itu Balainya. Sebenarnya saya komunikasinya baik dengan Balai yang kemarin dengan Bundo. Bundo, orangnya sangat baik, saya sangat hormat dengan Beliau tetapi mungkin entah bagaimana komunikasinya terputus.

Jadi untuk program-program ini saya tidak tahu, progress-nya sudah sampai mana, pengerjaannya sudah berapa persen, peresmiannya kapan itu saya tidak tahu, padahal yang mengusulkan titiknya itu kemarin kami. Jadi ini saya sayangkan sekali sebenarnya, juga banyak program-program kayak misalnya PISEW, KOTAKU itu yang meresmikan bukan kami, yang meresmikan malah Pemerintah Daerahnya begitu dan juga Balai entah bagaimana saya tidak tahu siapa yang meresmikan, sudah diresmikan atau belum saya juga belum tahu itu sampai sekarang.

Jadi ini tolong untuk kedepannya saya yakin tidak mau menambahkan lagi, tadi teman-teman saya, senior-senior saya yang lebih paham disini sudah menyampaikan semua dan saya sangat setuju sekali apa yang teman-teman saya sampaikan, intinya adalah kami mohon dengan sangat untuk kedepannya kerjasamanya lebih baik lagi, komunikasinya lebih baik lagi.

Sekarang Kepala Balai di Sumbar, Bundo sudah istirahat, sudah ada Kepala Balai yang baru tetapi saya belum dapat kontaknya. Disini saya bingung, ini kesannya jadi saya yang ngemis-ngemis ke Balai ini begitu, padahal yang ngetok anggaran disini tapi yang ngemis-ngemis program itu kami juga begitu.

Nah ini bagaimana karena kami disini wakil rakyatnya yang langsung dipilih oleh masyarakat itu kami, yang dijadikan perpanjangan tangan oleh masyarakat itu kami yang duduk disini. Jadi kami mohon dengan sangat usulan dari kami tolong didengarkan. Sekarang Anggota semua protes begini, ini kritik membangun supaya kedepannya lebih baik lagi. Jadi kami-kami disini sangat mohon kepada Dirjen Cipta Karya dan juga segala pihak yang terkait agar itu kedepannya lebih baik lagi.

Bu Dirjen, selama saat ini di beberapa kabupaten di Sumatera Barat itu kegiatan-kegiatan seperti SANIMAS, PAMSIMAS dan segala macamnya itu saya rasa kurang efektif. Kenapa kurang efektif? Saat sudah dibangun tiba-tiba nanti setelah dibangun itu tidak ada follow up lagi, tidak ada kelanjutannya. Jadi proyek itu setelah selesai dibangun itu tidak ada kegiatan keberlanjutan.

Nah ini disampaikan oleh beberapa Wali-wali Nagari kepada Saya.

Jadi agar bantuan yang telah kami terima ini manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal dan kegiatannya ini bisa berlangsung lama, ya ga cuman kegiatan dibangun sebentar, sudah habis lagi, jadi minta dibangun lagi, tidak begitu. Kita mau kegiatan yang sudah dibangun itu ada umurnya, bisa berjangka panjang begitu.

Jadi kami mohon agar ini mungkin ada sosialisasi dan juga pemahaman serta bimbingan yang berkelanjutan kepada masyarakat penerima bantuan.

Tambahan 1 lagi Bu Dirjen. Di Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat itu ada destinasi wisata namanya Siloke Geo Park. Nah dimana kawasan ini masih butuh pengembangan agar dapat lebih dikenal di Nusantara. Destinasi wisata ini sudah menjadi icon baru di Kabupaten Sijunjung di Sumatera Barat.

Kami meminta sekali kepada Bu Dirjen agar dapat membantu pengembangan Kawasan Wisata Siloke Geo Park agar lebih cantik, lebih baik dan meningkatkan, tujuannya itu meningkatan perekonomian di masyarakat sekitar. Sebenarnya di Sumatera Barat itu Bu Dirjen banyak sekali kawasan-kawasan pariwisata yang sangat bisa dikembangkan.

Contohnya, kami ada kalau di tempatnya Bang Bob ada Danau Toba, kalau di kami di Solok saja, 1 kabupaten saja ada 2-3 danau sebenarnya yang sangat bagus yang bisa dikembangkan. Contohnya ada danau di atas, ada danau di bawah. Kalau di Solok namanya Danau Kembar. Saya video-in saat saya, saya selalu turun, reses saya selalu turun, saya videokan Danau Kembar itu. Kawan-kawan saya bilang, comment “Ibu, ini di Swiss ya”? Ini sebagus itu.

Nah ini butuh pengembangan. Jadi sama juga dengan rekan-rekan tadi bilang, kita menghitung Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke menjadi satu kesatuan. Tidak bisa ditinggalkan, tidak bisa ada yang lebih, ada yang kurang. Kami mohon perhatiannya untuk Sumatera Barat. Danau di atas, Danau di bawah, ada kampung saya, ada Danau Singkarak, dan sebagai macamnya.

Terkait dengan bidang Pendidikan, sarana dan prasarana Pendidikan Olahraga dan Pembangunan Pasar. Disini saya bertanya apakah dimungkinkan adanya akses yang lebih bagi kami Anggota Komisi V untuk menjangkau program-program ini. Karena seringkali keinginan kami untuk memfasilitasi program-program itu terhambat oleh entah kebijakan yang ada, entah juklak-juknisnya atau apa dan sebagai macamnya, bahkan juga terhambat oleh aturan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

Jadi kami mohon diberitahukan juklak-juknisnya yang dapat menimalisir pergesekan yang mungkin muncul karena entah ada muatan politik dan kepentingan-kepentingan lainnya, karena tidak semuanya kami di Komisi V ini dekat dengan Kepala Daerahnya.

Saya saja jujur saja karena saya Anggota baru, perempuan lagi, dari Sumatera Barat lagi, agak dipandang sebelah mata. Jadi Pemerintah Daerah semua tutup pintu sama saya, jujur saja, iya. Tidak banyak Bupati, Walikota yang berhubungan dengan saya, sedangkan saya banyak mendorong-mendorong program di daerah mereka.

Nah ini jadi perlu, jadi ini, itu mungkin saya tidak tahu mungkin belum, kan tak kenal maka tak sayang Pak Jhoni. Mungkin kalau kenal jadi sayang nanti ya. Jadi memang saya merasakan ini juga dengan kawan-kawan lain, program-program kami itu terhambat, kalaupun sekalinya lolos diakui oleh Pemda, tapi kalau ada hambatan atau ada ini, kami yang diprotes. Nah jadi ini mungkin butuh kebijakan baru.

Kalau kebijakan sebenarnya sudah ada ya, usulan dari Anggota DPR itu sebenarnya menangguhkan usulan dari Pemerintah Daerah, tapi ini di bawah tidak seperti itu. Ini yang saya rasakan di Sumatera Barat pada khususnya terutama Sumatera Barat karena sekarang kalau dulu ada 2 Anggota Dewan dari Sumatera Barat, kalau sekarang hanya saya sendiri, itu tadi perempuan lagi. Nah jadi mungkin cukup, mungkin cemburu istrinya ya kalau ngobrol sama saya. Itu saja.

Ini juga PR untuk Kepala BPIW dan Ibu Dirjen. Sekali lagi, tadi di bahan rapat yang sudah disampaikan kan BPIW ini fokus kepada Wilayah Pengembangan Strategis, tujuannya itu meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah, tapi dalam rencana pengembangan Kawasan strategis dari Tahun 2015 sampai Tahun 2020 itu tidak ada yang menyasar ke Sumatera Barat.

Pertanyaan saya, mengapa Sumatera Barat disini tidak tersentuh sebagai wilayah pengembangan strategis? Padahal lokasi-lokasi wisata di Sumatera Barat itu sangat banyak dan hampir seluruhnya memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata nasional. Nah saya mau tanya apa saja syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan yang dibutuhkan agar Sumatera Barat mendapatkan akses sebagai salah satu wilayah pengembangan strategis tersebut.

Jadi mungkin itu saja sedikit banyaknya yang saya sampaikan. Sekali lagi, kami mohon usulan kami ini bukan hanya dicatat dan didengar tetapi juga diberikan jalan keluar dan solusinya yang terbaik, karena kami disini itu memperjuangkan kepentingan rakyat kami di masing-masing dapil kami.

Kalau disumpah, saat kami disumpahkan pertama kali yang disumpah itu harus memperjuangkan dapilnya masing-masing. Jadi inilah tugas yang sedang kami jalankan.

Terima kasih Bapak/Ibu. Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Mohon sekali lagi ingat waktu. Mudah-mudahan keluhan kita sudah diwakili sama Thari tadi.

Berikutnya, Pak Eddy Santana.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA , M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya cintai, Ibu Dirjen yang baru selamat Bu beserta jajaran dan Kepala BPIW.

Pertama yang ingin saya sampaikan, nah ini ada Pak Kusuma juga Pak, masalah KOTAKU di Kota Palembang. Saya ada, kalau tidak salah ada 5 di Kota itu, Palembang tetapi yang saya tahu cuman 1, dikasih tahu, diajak oleh Pak Kusuma dan jajarannya di belakang Polresta Jakabaring, itu sudah hampir jadi juga, baru diajak saya.

Yang lain, saya belum melihatnya begitu, cukup tahu, dan tidak dikasih tahu. Tolong ini, kerja sama saya baik dengan Pak Kusuma tapi seperti itu kondisinya, apakah di bawah Bapak Kusuma ini yang kurang kondusif ya kondisinya seperti itu. Jadi ke depan saya inginkan, inikan usulan, kita tahu dari awal, kita lakukan ini, usulan dimana, disepakati baru dijalankan, ternyata kejadiannya seperti itu. Kalau PISEW okelah, saya sudah banyak melihatnya begitu di daerah-daerah.

Nah kemudian masalah KOTAKU ini yang diusulkan untuk 2021. Ini terkait kendalanya dengan SK KUMUH Bu. SK KUMUH ini tadi teman-teman menyampaikan, Bupati atau Walikotanya, … (rekaman terputus) tidak perlu SK itu. Nah usulan kami pada batal semua, padahal itu menurut saya kumuh.

Kumuh tapi tidak ada SK KUMUH. Nah harus kita kumuh-kumuhkan dulu apa itu, ya kan? Jadi ya, ini jadi masalah begitu.

Nah tolong ada, seperti dulu kan ada itu program perbaikan lingkungan skala kecil, skala wilayah, itu harusnya seperti itu bahasanya. Jadi tidak perlu SK KUMUH. Masih banyak kok yang kumuh. Palembang itu sampai sudut-sudutnya saya tahu Bu, 10 tahun saya disitu, ngerti saya. Jadi yang ngitung owner estimate siapa Bu? Ibu kan dengan jajarannya maksudnya, atau konsultan perencanaan disahkan, disahkan oleh jajaran Ibu kan? HPS itu.

Nah misalnya HPS Ibu 100, Ibu dibawa ini, dibuatkan surat ke BP2JK di bawahnya ini, di Bina Konstruksi, ditawar 60, dijalankan Ibu senang tidak?

Jelas Ibu tidak senang tetapi ini yang terjadi sekarang. Ini yang terjadi begitu, apa bisa begitu? Berarti Ibu salah, Ibu mark-up, membuat owner estimate-nya atau tidak bisa membuat owner estimate tetapi tidak mungkin tidak bisa, sekolah semua itu. Itu adalah pelajaran dasar di Tehnik sipil itu, menghitung itu Bu.

Jadi Analisa harga satuan, upah, bahan ditentukan Bupati, Walikota.

Kemudian Analisa harga satuan Ibu, ini tidak jauh-jauh melesetnya, tapi yang terjadi begitu.

Nah jangan sampai kami nanti melakukan fungsi pengawasan kami.

Kok bisa 60 itu Bu, 60%, kok bisa 50%, dijalankan. Nah bisa saja kita panggil konsultan independen, ukur itu ya kan? Kualitasnya bagaimana, betonnya bagaimana, K berapa yang di itu, spek-nya, kejadiannya berapa yang terpasang. Pasti repot Ibu. Ini yang akan kita lakukan nanti kalau ini masih terjadi begitu.

Saya sudah sepakat kita cari konsultan independen untuk memeriksa itu pekerjaan yang sedang berlaku yang dilakukan. Nah ini jadi tolong kedepan ada koordinasi yang baik antara Dirjen, karena tidak BP2JK, Pembina konstruksi itu bubarkan, tidak perlu ada lagi. Jadi masing-masing itu, ada tanggung jawabnya dan kenapa APBD bisa Bu? Harga 100 paling-paling 90, 95 bisa, berani mereka melakukan itu tapi di APBN hancur-hancuran tawarannya. Nah ini akan saya evaluasi ini setiap saat yang di dapil saya khususnya.

Nah kemudian masalah SANIMAS, Bu. Tidak usah jauh-jauh ya, di Bogor saja, Kabupaten Bogor itu dari Puncak ke bawah di-upstream, itu kalau di pinggiran-pinggiran sungai atau sekitarnya Wilayah DAS itu tidak ada sama sekali septic tank, Bu. Tolong ini dibuatkan suatu program ya. Jadi ada wish water management di hulu-hulu sungai di-upstream. Itu airnya ke Jakarta Bu, jadi air baku itu yang diminum Teman-teman di Jakarta itu, dari Kabupaten Bogor itu. Kalau tidak percaya, mari, sama saya nanti lihat situ, semua itu dibuang ke Ciliwung dari sungai-sungai kecilnya. Nah ini ya.

Saya kira ini saja yang ingin saya sampaikan, tapi ke depan tolonglah apa yang disampaikan Teman-teman Komisi V ini itu diakomodir. SPAM, (Sistem Penyediaan Air Minum) tidak ada itu Palembang Banyuasin tidak ada yang masuk, dapil saya tidak ada yang masuk. Nah tolong ke depan ini diperhatikan juga. Saya akan terus menerus untuk mengusulkan itu. Karena bupati-bupati mengharapkan, saya ada duduk disini, malu saya, sampai tidak ada sama sekali, akhirnya tidak ditoleh saya, ketemu di pesawat tidak mau negor lagi saya sekarang.

Terima kasih. Ini saja Pimpinan.

Untuk selanjutnya, mohon ada komunikasi yang baik antara Balai juga dan kalau ini dilakukan ke depan, fungsi pengawasan, kontrol dari Anggota DPR, hak saya sebagai Anggota DPR akan saya lakukan betul-betul itu dan saya tahu itu, karena saya orang PU juga.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Izinkan saya harus membatasi ini, waktu kita tinggal setengah jam Pak, terpaksa 3 menit masing-masing Pak.

Saya persilakan Pak Ruslan. Silakan Pak Ruslan 3 menit.

F-PKB (RUSLAN M. DAUD):

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Ketua dan seluruh Anggota yang kami banggakan, Kepala BPIW yang kami hormati dan seluruh para jajaran yang kami banggakan.

Secara khusus Ka. Balai Aceh Bu yang sangat luar biasa, mungkin saat ini masih mengikuti acara kita sebab beliau-beliau ini sangat luar biasa.

Sebab kami selalu ke lapangan setiap ada mungkin barangkali hal-hal yang perlu kami sinkronisasi, komunikasi dan alhamdulillah, beliau-beliau ini sangat luar biasa, tidak memandang waktu apakah siang atau malam, alhamdulillah kami apresiasi.

Nah untuk menghematkan waktu sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Pak Ketua tadi, kami masuk saja Bu, sudah beberapa kali Bu kami sampaikan, kami mohon di sini kemarin itu Pasar Pidie, mungkin barangkali belum muncul. Kalau memang ada kekurangan-kekurangan, bisa disampaikan kepada kami sehingga kami bisa menyampaikan ataupun menyempurnakan itu proposal kami yang sudah disampaikan oleh Pak Bupati di Aceh Timur Bu.

Yang kedua adalah kami sudah dengar tadi dan juga sudah masuk dalam DIPA yaitu rehab ataupun MCK untuk Pesantren. Nah kita ingin tahu skema apa yang digunakan, apakah tender ataupun ini adalah swakelola?

Sebab tadi belum muncul, sebab kalau memang ini terjadi tender, apa yang disampaikan oleh Pak Eddy Santana tadi ini sangat merugikan, mungkin barangkali pesantren-pesantren itu sendiri dikarenakan sistem tender itu sendiri sangat amburadul, sangat luar biasa, main hantam-hantaman, maka alangkah baiknya ini skema yang digunakan adalah skema yaitu swakelola.

Akhirnya, skema ini bisa tertampung tenaga kerja, yaitu anak-anak pesantren itu tempat yang semestinya yang kita buat ataupun yang kita mau programkan.

Yang kedua adalah rehabilitasi yaitu madrasah ataupun sekolah. Ini baru kita lihat muncul disini adalah 196 sekolah Bu. Nah untuk ini mohon untuk ke depan kalau memang juga ada terjadi APBNP Bu mungkin bisa ditambah itu titik-titiknya sebab masih banyak yang membutuhkan perhatian kita dari Sabang sampai Merauke.

Nah selanjutnya Bu apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi mungkin sudah banyak segi keluh kesahnya dikarenakan tidak tersampaikan yaitu kantor keadilan, dalam rangka adalah untuk kita lihat, untuk kita data yaitu tempat-tempat wisata dari Sabang sampai ke Merauke. Nah jangan luput Bu coba kita lirik juga Aceh, Aceh banyak juga tempat wisata-wisata, apalagi ada danau ataupun sering disebut disana adalah Laut Tawar di Aceh Tengah yang sangat luar biasa di Takingwan itu, yang sangat luar biasa.

Mungkin Ibu sudah memahami dan juga Sabang Bu bisa kita lihat.

Mungkin barangkali itu Bu banyak program-program yang sudah disampaikan oleh teman-teman tadi. Ini sudah sangat luar biasa. Mengenai padat karya, apakah bisa ditambah untuk ke depan ditambah Bu, supaya anggota-anggota ini jangan banyak, ya biasalah Bu, biasa Bu Dirjen.

Nah khusus untuk Kepala, saya mau nanya ini Kearun ini bagaimana ini Pak, apakah hanya selepas penetapan saja ini untuk ceremonial saja ataupun bagaimana ini Pak? Saya itu saja Kearun ini, ini perlu penjelasan apakah dilanjutkan, ataupun bagaimana, apakah mau dibekukan, apakah mau dibekukan, atau apakah untuk menyenang-nyenangkan saja Masyarakat Aceh, tidak tahu ini Pak. Jadi sekian Pak Ketua dengan waktu yang sangat terbatas.

Sekali lagi, saya apresiasi Bu dan terima kasih ada kerja sama Ka.

Balai di Aceh ini sangat luar biasa.

Wallahumma Fiq Illa Aquamitoriq,

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Pak Irwan 3 menit.

F-PD (Dr. H. IRWAN, S.IP., M,P.):

Singkat saja Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V beserta Anggota yang saya banggakan,

Yang saya hormati Bu Dirjen beserta Bapak-bapak Direktur, Bu Direktur serta jajaran Kementerian PUPR.

Salam Kenal Bu Dirjen, Saya Irwan Anggota DPR RI Komisi V Dapil Kalimantan Timur. Pada kesempatan ini juga mungkin beberapa Direktur juga belum kenal. Mari Pak kita saling harmoni integrasi demi pembangunan yang berkeadilan. Status sudah menikah.

Karena saya melihat apa yang disampaikan seluruh teman-teman sebenarnya itu seadanya dan Pimpinan pada kesempatan ini saya meminta

ini tidak berhenti seperti ini tapi harus ada kemudian langkah konkrit pasca rapat ini. Ada rapat antar Pimpinan dengan jajaran Dirjen Cipta Karya beserta para Kapoksi untuk kita sepakati karena beragam begitu, tidak semua juga artinya permasalahan itu yang disampaikan itu ada di beberapa dapil juga sebenarnya di saat kemudian ada standar yang disepakati bersama dalam sifatnya koordinasi bekerja terutama padat karya sampai ke bawah itu saya melihat juga ada beberapa yang cukup berhasil.

Mungkin pada kesempatan ini saya memperkenalkan mitra saya yang di Dapil mungkin lagi rapat, Pak Sandi ya, ada Pak Sandi, mungkin bisa di zoom-lah biar kenal. Ini saya sangat baik, jadi saya sangat mengenal Balai sampai di level staf pun saya kenal dan dalam bekerja saya memang melibatkan relawan Pimpinan. Jadi kita membantu kawan-kawan birokrasi ini sampai di, karena banyak permasalahan yang kita temui, PISEW itu contohnya.

Kalau di Kaltim itu permasalahannya karena kita pasti prioritaskan yang sangat tertinggal, tapi kalau di Kaltim desa sangat tertinggal itu sudah pasti jalan pun mungkin tidak bisa dijangkau, bagaimana dengan material dan yang lain-lain sehingga kita juga kemudian mengembangkan kesepakatan, eh kita prioritaskan yang berkembang dulu. Kalau berkembang sudah bagus desanya ya mungkin baru kita tertinggal, desa sangat tertinggal.

Menurut saya Pimpinan ini yang harus kemudian ada konkrit, ada hasil dari rapat ini yang berupaya standar yang bisa turun sampai ke bawah begitu loh, karena saya memahami posisi mitra. Kita jelas kok juga dijamin sebuah Undang-undang MD3 bahkan setiap rapat kita ada kesimpulan yang mana kemudian kesimpulan itu juga memuat kewajiban mitra kita untuk memperhatikan aspirasi kawan-kawan dan ini ada tindak lanjutnya di Pasal 74 juga jika itu tidak dilaksanakan.

Jadi menurut saya lebih baik kita duduk bersama, karena menurut saya sih kalau kemudian kita ada standar, ya semacam SOP-lah yang prosedural sampai ke bawah, saya pikir ini bisa diatasi. Mungkin itu Pimpinan.

Terima kasih banyak.

Mungkin pada kesempatan ini saya sampaikan juga terima kasih untuk rehab sekolah di Kaltim, kemudian SPAM dan yang lain-lain yang memang infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat terus kita kembangkan semuanya karena beberapa di Kaltim juga tentu kalau kita kaitkan dengan dukungan untuk IKN nanti, jangan sampai kemudian IKN-nya bagus,

Mungkin pada kesempatan ini saya sampaikan juga terima kasih untuk rehab sekolah di Kaltim, kemudian SPAM dan yang lain-lain yang memang infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat terus kita kembangkan semuanya karena beberapa di Kaltim juga tentu kalau kita kaitkan dengan dukungan untuk IKN nanti, jangan sampai kemudian IKN-nya bagus,

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 61-84)